Anda di halaman 1dari 11

Tanah:

Himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yg relatif lepas (loose) yg terletak di atas batuan dasar (bedrock) Proses pelapukan batuan atau proses geologi lainnya yg tjd di permukaan bumi emmbentuk tanah Pembentukan tanah : - Proses fisika : Erosi ,Angin ,air,Es Manusia ,Perubahan suhu / cuaca. Proses kimia

(2). Tanah Non Kohesif : adaiah tanah yang tidak mempunyai atau sedikit sekali lekatan antara butir-butirny a. (hampir tidak mengandung lempung misal pasir). (3). Tanah Organik : adaiah tanah yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan organik. (sifat tidak baik).

Tanah Bermasalah : 1. Tanah Lempung Lunak (soft soil)


Definisi: Tanah lempung lunak (soft clay) didefinisikan sebagai tanah lempung yang memiliki

Tanah residual: Tanah hasil pelapukan yg msh berada di tempat asalnya Tanah terangkut (transported soil) : tanah yg sudah berpindah tempatnya Lempung: jenis tanah yg bersifat kohesif dan plastis Pasir : tanah yg tdk kohesif dan tdk plastis Lihat gbr klasifikasi butiran tanah pada Hardiyatmo (2006:2)

kuat geser undrained, Cu < 0.25 kg/cm2 , atau perkiraan nilai SPT, N < 5 blows/ft, atau nilai perlawanan konus qc < 15 kg/cm2

PERMASALAHAN Muka air banjir relatif tinggi Daya dukung sangat rendah Kompresibilitas tinggi Konsolidasi terjadi dalam waktu lama

Pengelompokan jenis tanah dalam praktek berdasarkan campuran butir: (1) Tanah berbutir kasar adaiah tanah yang tanahnya berupa pasir dan kerikil. sebagian besar butir-butir

(2) Tanah berbutir halus adaiah tanah yang sebagian besar butir-butir tanahnya bertipe lempung dan lanau. (3) Tanah organik adaiah tanah yang cukup banyak mengandung bahan-bahan organik. Pengelompokan tanah berdasarkan sifat lekatannya: (1) Tanah Kohesif: adaiah tanah yang mempunyai sifat lekatan antara butirbutirnya. (tanah lempungan = mengandung lempung cukup banyak).

TEKNIK PERBAIKAN TANAH Prakonsolidasi Penggunaan Vertical drain (Sand drain atau PVD) Geosintetis Pondasi tiang

2. Tanah Gambut (Peat Soils) Definisi: Tanah gambut (peat soil) merupakan tanah yang mengandung bahan organik dalam jumlah yang desar sehingga mempengaruhi sifat rekayasa tanah tersebut. Dengan demikian sistem klasifikasi tanah berbeda dengan tanah lempung. Sistem klasifikasi yang umum berlaku (USCBR, USCS yang kemudian digukana oleh ASTM, dan AASHTO tidak menyebutka klasifikasi tanah gambut) JENIS

Permasalahan Geoteknik Muka air tanah tinggi Daya dukung sangat rendah Kompresibilitas tinggi Konsolidasi sekunder berlangsung sangat lama Proses dekomposisis berlangsung lama Kestabilan dalam arah lateral Overall sliding

Fibrous Peat (berserat) bersifat nonplastis dan konsolidasi sekunder dominan (teori Terzaghi tidak berlaku) Amorphous Peat (Tak berserat, Lempung organik) bersofat plastis, dan perilaku pemampatan seperti pada tanah lempunglunak (Metode Terzaghi berlaku)

LANGKAH PENANGANAN Tentukan jenis tanah berdasarkan serat Tentukan metode prediksi pemampatan di lapangan Tentukan metode stabilisasi

Parameter penting Specific Garavity (Gs), Kadar air (w) Kandungan abu, kandungan organik, kandungan serat Parameter konsolidasi (tergantung jenis) Klasifikasi

METODE STABILISASI Penggunaan Material ringan Timbunan dengan perkuatan geotekstil Preloading Preloading + geotekstil Sand drain (Bukan PVD) Pemasangan cerucuk, dolken, minipile

Koefisien tekanan tanah lateral (Ko)

Hal yang perlu dihindari berkaitan dengan stabilisasi tanah gambut : Hindari metode stabilisasi secara kimiawi (kapur, semen, dll) Gambut tidak mengandung water insoluble gel dari CO3 yang berfungsi mengikat partikel Bahan organik masih mengalami proses dekomposisi Stabilisasi hanya dipermukaan tidak feasible untuk tanah gambut Ca

PERMASALAHAN Retak pada lantai dan dinding basement bangunan Retak memanjang pada perkerasan jalan Stabilitas dalam arah lateral Kembang susut terjadi terus menerus

TEKNIK PERBAIKAN TANAH Penggantian tanah atau rigid pavement untuk jalan Lantai bangunan dipisahkan dari tanah pondasi (plat wafel) Hindarkan pengaruh air Pondasi tiang Stabilisasi Kimia (kapur, semen, fly ash, ASP, dll)

Hindari penggunaan PVD untuk vertical drain karena pemampatan konsolidasi terjadi dalam waktu yang singkat dan organik content dapat memblok aliran Hati-hati dengan pemakaian beton sebagai pondasi karena sifat gambut yang korosif

3. Tanah Ekspansif (Swelling soils) Definisi: Tanah ekspansif adalah tanah yang memiliki sifat kembang susut yang besar dan perilakunya sangat dipengaruhi oleh air IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI TANAH EKSPANSIF : Berdasarkan kandungan mineralnya: Montmorillonite 4. Tanah Rentan Likuifaksi Likuifaksi adalah : proses atau peristiwa dimana tanah jenuh air berubah menjadi seperti benda cair (liquify) akibat beban dinamis (biasanya earthquake) sehingga menimbulkan bahaya terhadap konstruksi diatasnya. Potensi likuifaksi dari suatu lapisan tanah dapat ditentukan dari kombinasi sifatsifat tanah, faktor lingkungan dan karakteristik gempa Penyebab Likuifaksi :

dan bentonite merupakan mineral tanah ekspansif Berdasarkan kandungan unsur kimianya, makin tinggi

valensi dari unsur yang ada makin mudah partikel lempung menyerap air Berdasarkan konsistensi tanah (LL, PL, IP, SL) dan

Butiran tanah yang bergradasi dan mempunyai bitiran sedang Adanya air yang sangat banyak (masif) Ada getaran terutama earthquake

kandungan koloidnya

Potensi Likuifaksi

5. Tanah Runtuh (Collapsible soils) Tanah collapsible adalah jenis tanah yang akan mengembang pada saat ditambahkan air, namun apabila kadar air meningkat melebihi kondisi optimum sehingga kejenuhan melebihi 100%, tanah akan runtuh akibat hancurnya ikatan antar butiran tanah (tanah berperilaku seperti lumpur). Umumnya terjadi pada tanah yang mempunyai kohesi rendah seperti: Silt, tanah tak jenuh, tanah loess, tanah timbunan yang dipadatkan pada kondisi dry of optimum Identifikasi tanah collapsible Specific gravity antara 2,6 2,8 Sebagian besar partikel lolos saringan no 200 Kerapatan kering di lapangan antara 1 1,65 t/m3 Kerapatan kering pada kondisi optimum 1,55 1,75 t/m3 Batas Atterberg LL 25 55%; PL 15 30% Kadar air optimum 12 20% Angka pori 0,67 1,50

Bedasarkan sifat-sifat tanah: Modulus geser (G), damping (redaman, J), porositas (n), karakteristik butiran, dan kepadatan relatif (Dr). Faktor Lingkungan: Riwayat pembentukan tanah, riwayat geologis, koef tekanan tanah lateral (Ko), confining stress (so) Karakteristik gempa: Intensitas getaran, lama getaran, besar dan arah getaran

Perbaikan tanah rentan liquifaksi Meningkatan kerapatan (densifikasi) Perbaikan dengan cara kimiawi (Solidifikasi) Menurunkan derajat kejenuhan dengan dewatering Dissipasi tekanan air pori dengan drainase Kontrol deformasi (memasang dinding diafragma) Memperkuat pondasi Penggunaan flexible joint dalam struktur untuk mengurangi bahaya likuifaksi Penggunaan geogrid untuk memperkuat pondasi

PERMASALAHAN Penggunaan sheet-pile untuk embankment (timbunan) Penurunan yang berbeda (differentian settlement) Peneurunan terjadi secara tiba-tiba Penurunan yang besar (excessive settlement)

LANGKAH PENANGANAN Pengamatan yang teliti pada kondisi tanah Memampatkan atau menjenuhkan tanah sebelum kegiatan konstruksi Hindarkan pengaruh air

Pondasi tiang Stabilisasi Kimia (kapur, semen, fly ash, ASP, dll)

tinggi, suspensi koloidal mempunyai pH: 8,5-9,8, tidak dapat diaktifkan, posisi pertukaran diduduki oleh ion-ion sodium (Na+). Illite : tidak menyerap air, kristalin dan terdapat potassium Vermiculite : tidak menyerap air hanya pertukaran antara Ca,Mg

Clay Mineral Lempung dihasilkan dari kontak antara batu dan air, yang dekat dengan permukaan bumi. The contact of rock and water produces clays,either at or near the surface of the eart. Rock + Water Clay Lempung Kaolinit

KONSISTENSI TANAH Adalah derajad kohesi dan adhesi antara partikel-partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah. Konsistensi ditentukan oleh tekstur tanah dan struktur tanah. Cara penentuan: lapangan : memijit tanah dalam kondisi kering, lembab dan basah laboratorium : angka-angka Atterberg

Feldspar + Hydrogen + Water

Feldspar menjadi kaolinit pada pelapukan Granit Macam Clay Mineral :

Bentonit Ca Bentonit Na Kaolinit Illite Smectite Chlorite Vermiculite Hallosyte Pyrophylite Monmorilonite

Atterberg (1911) Memberikan batas2 konsistensi dari tanah berbutir halus dgn mempertimbangkan kandungan air tanah Batas2 tsb : Batas cair (liquid limit) Batas plastis (plastic limit) Batas susut (shrinkage limit)

Sifat mineral Lempung

Montmorilonite : bentukmelembar, mampu menyerap air dan bersifat ekspansif Bentonite Na : (Swelling bentonite) Na bentonit memiliki daya
mengembang hingga delapan kali apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi beberapa waktu di dalam air. Dalam keadaan kering berwarna putih atau cream, pada keadaan basah dan terkena sinar matahari akan berwarna mengkilap. Perbandingan soda dan kapur

Transisi dari padat ke semi padat disebut batas susut (shrinkage limit) = SL=WS. Yaitu besar kadar air tanah dimana tanah tersebut mempunyai volume terkecil saat airnya mengering. Transisi dari semi padat ke plastis disebut batas plastis (plastic limit) = PL=WP. Yaitu besar kadar air dimana tanah apabila digulung sampai diameter 3.2 mm tanah akan retak-reatak. Transisi dari plastis ke cair disebut batas cair (liquid limit) = LL = WL yaitu kadar air dimana tanah akan mengalir akibat berat sendiri.

Batas Cair (Liquid Limit) Kadar air tanah pd batas antara keadaan cair dan keadaan plastis Batas cair tanah berbutir halus dapat ditentukan dengan pengujian Casagrande dan kerucut penetrasi (cone penetration)

Batas Atterberg Tanah kohesif Didasarkan pada kadar air Batas onsistensi : Batas cair, Batas Plastis, Batas Susut Guna Batas Atterberg :

Batas Plastis (Plastic Limit) Batas plastis (PL) didefinisikan sbg kadar air pd kedudukan antara daerah plastis dan semi padat, yaitu % kadar air dimana tanah dgn diameter silinder 3,2 mm mulai retak2 ketika digulung Batas plastis merupakan batas terendah dari kondisi plastis tanah. Batas plastis dapat ditentukan dengan pengujian yang sederhana dengan cara menggulung sejumlah tanah dengan menggunakan tanah secara berulang menjadi bentuk ellipsoidal. Kadar air contoh yang tanah yang mana tanah mulai retak-retak didefinisikan sebagai batas plastis.

Mengetahui jenis lempung ekspansif atau tidak Mengetahui jenis lempung

Batas susut (shrinkage limit) Adl: kadar air pd kedudukan antara daerah semi padat dan padat; % kadar air dimana pengurangan kadar air selanjutnya tdk mengakibatkan perubahan vol tanah

Kuat Geser Tanah

Penentuan uji kuat geser tanah : Uji tekan bebas Uji Triaxial Uji geser langsung Uji Geser Langsung / triaxial

SOIL EXPLORATION The methods to determine the sequence, thickness and lateral extent of the soil strata and, where appropriate the level of bedrock. The common methods include Test Pits The excavation of test pits is a simple and reliable method. The depth is limited to 4-5m only. The in-situ conditions are examined visually It is easy to obtain disturbed and undisturbed samples Block samples can be cut by hand tools and tube samples can be taken from the bottom of the pit. Test pits Shafts and audits Boring or drilling

Boring or Drilling Boring refers to advancing a hole in the ground. Boring is required for the following: To obtain representative soil and rock samples for laboratory tests. To identify the groundwater conditions. Performance of in-situ tests to assess appropriate soil characteristics.

Some of the common types of boring are as follows Auger boring

Wash boring Percussion boring Rotary drilling

SOIL SAMPLING

Hand Auger It is the simplest method of boring used for small projects in soft cohesive soils. For hard soil and soil containing gravels boring with hand auger becomes difficult. Hand-augered holes can be made upto about 20m depth, although depth greater than about 8-10m is usually not practical. The length of the auger blade varies from 0.3-0.5m. The auger is rotated until it is full of soil, then it is withdrawn to remove the soil and the soil type present at various depths is noted. Repeated with drawl of auger for soil removal makes boring difficult below 8-10m depth. The soil samples collected in this manner are disturbed samples and can be used for classification test. Auger boring may not be possible in very soft clay or coarse sand because the hole tends to collapse when auger is removed

Disturbed o In situ structure not retained o Water content, classification, compaction Undisturbed o Less disturbed o Shear strength, consolidation, permeability How many samples do we take? o At least 20 single samples per 10 000m2 must be taken with an earth boring tool (or spade) and combined to a mixed sample. To what depth do we sample? o The usual sampling depth is up to 20 cm in arable land or 10cm in pasture. Undisturbed soil samples are obtained with a cutting cylinder with minimum capacity of 100cm3 .

Anda mungkin juga menyukai