Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini limbah merupakan masalah yang cukup serius, terutama dikota-kota besar.

Sehingga banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah, swasta maupun secara swadaya oleh masyarakat untuk

menanggulanginya, dengan cara mengurangi, mendaur ulang maupun memusnahkannya. Namun semua itu hanya bisa dilakukan bagi limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga saja. Lain halnya dengan limbah yang di hasilkan dari upaya medis seperti Puskesmas, Poliklinik, dan Rumah Sakit. Karena jenis limbah yang dihasilkan termasuk dalam kategori biohazard yaitu jenis limbah yang sangat membahayakan lingkungan, dimana disana banyak terdapat buangan virus, bakteri maupun zat zat yang membahayakan lainnya, sehingga harus dimusnahkan dengan jalan dibakar dalam suhu diatas 800 derajat celcius. Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan. Selain membawa dampak positif, rumah sakit juga membawa dampak negatif yaitu adanya sampah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit, yang jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan dampak terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan, pihak rumah sakit harus mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan aman dari penyakit, yang salah satu caranya adalah dengan melakukan pengelolaan sampah dengan baik. RS Ibnu Sina Makassar telah melaksanakan pengelolaan sampah meski dirasa belum optimal. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengelolaan sampah melalui pendekatan sistem di RS Ibnu Sina Makassar. Jenis penelitian ini adalah observasional, yaitu menggambarkan sistem pengelolaan sampah mulai dari input, proses, dan output untuk mengetahui masalah-masalah yang ada dalam sistem pengelolaan sampah di ruang UGD RS Ibnu Sina Makassar. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Data primer diperoleh dari observasi langsung. Kegiatan di Rumah sakit dapat berpotensi menurunkan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat, terutama dari aktivitas medis. Aktifitas ini menghasilkan sampah

rumah sakit baik medis maupun non medis. Sehingga penting dilakukan penanganan dan pemantauan lingkungan di rumah sakit. Sampah Medis adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien. Termasuk dalam kajian tersebut juga kegiatan medis di ruang UGD. Limbah padat medis sering juga disebut sampah biologis. Beberapa jenis sampah medis yaitu limbah benda tajam, limbah infeksious, limbah jaringan tubuh,, limbah farmasi, limbah kimia, dan limbah radioaktif.

BAB II TUJUAN PENULISAN A. Rumusan Masalah Setelah membahas pada latar belakang maka dapat dirumuskan Bagaimana Sistem Pengelolaan Sampah Medis di Rumah Sakit Ibnu Sina

B.

Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang Sistem Pengelolaan Sampah Medis di Rumah Sakit Umum Ibnu Sina

C.

Tujuan Khusus a. Untuk memperoleh gambaran tentang Pemilahan sampah di Rumah Sakit b. Untuk memperoleh gambaran tentang pewadahan sampah di Rumah Sakit c. Untuk memperoleh gambaran tentang pegumpulan di Rumah Sakit d. Untuk memperoleh gambaran tentang pengangkutan di Rumah Sakit e. Untuk memperoleh gambaran tentang penanganan sampah di Rumah Sakit f. Untuk memperoleh gambaran tentang pengelolaan sampah di Rumah Sakit

BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu 1. Lokasi Survei ini dilakukan di Rumah Sakit Ibnu Sina yang terletak di Jalan Urip Sumoharjo Makassar 2. Waktu Survei ini dilakukan pada Tanggal 22-25 Mei 2012 B. Bahan dan Cara 1. Bahan

a.

Alat tulis Pulpen Tipe-x Notes Spidol

b. Kamera digital c. Komputer dan printer d. Cek list 1. Pengelolaan Limbah Di Rumah Sakit Pengelolaan limbah Rumah Sakit harus dilakukan dengan benar dan efektif dan memenuhi persyaratan sanitasi. Adapun persyaratan sanitasi yang harus dipenuhi, antara lain:

1.

Limbah tidak boleh mencemari tanah, air permukaan, atau air tanah, dan juga udara

2.

Limbah tidak boleh dihinggapi lalat, tikus, dan binatang lainnya

3.

Limbah tidak menimbulkan bau busuk dan pemandangannya yang tidak baik.

4.

Limbah

cair

yang

beracun

harus

dipisahkan dari limbah cair lain dan harus memiliki tempat penampungannya sendiri

2. Tinjauan Umum tentang Pemilahan Secara umum Pemilahan adalah proses pemisahan Limbah dari sumbernya, dalam PERMENKES 1204/MENKES/SK/X/2004 menjelaskan bahwa pemilahan jenis limbah medis padat mulai dari sumber yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat 1. Pemilahan limbah medis dan non medis Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari 2. sumber yang menghasilkan limbah Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang tidak dimanfaatkan kembali. Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. Jarum dan syringes harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan kembali. Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses sterilisasi 3. Tinjauan Umum tentang Pewadahan Secara umum pewadahan sampah merupakan kegiatan menampung sampah sebelum sampah dikumpulkan dan dikelola lebih lanjut. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam pewadahan sampah, yaitu :

1.

Awet

2. 3. 4. 5. 6.

Tahan air Mudah diperbaiki Ekonomis Ringan Warna tidak mencolok

Khusus limbah medis rumah sakit, syarat pewadahan menurut PERMENKES 1204/MENKES/SK/X/2004 adalah : Memenuhi syarat jika : Tempat sampah anti bocor dan anti tusuk Memiliki tutup dan tidak mudah dibuka orang Sampah medis padat yang akan dimanfaatkan harus melalui Sterilisasi. Pewadahan sampah medis menggunakan label (warna kantong plastik/kontainer) Pewadahan sampah medis menggunakan label (warna kantong

plastik/kontainer) Pewadahan sampah medis menggunakan label (warna kantong plastik/kontainer) : 1) merah 2) Sampah sangat infeksius menggunakan Sampah radioaktif menggunakan warna

warna kuning 3) Sampah/limbah infeksius, patologi dan anatomi menggunakan warna kuning 4) ungu 5) Sampah/limbah kimia dan farmasi Sampah sitotoksis menggunakan warna

menggunakan warna cokelat

4. Tinjauan Umum tentang Pengumpulan. Pengumpulan sampah merupakan proses pengambilan sampah yang dimulai dari tempat penampungan sampah dari sumber sampah ketempat pengumpulan sementara atau langsung ketempat pembuangan akhir. Pengambilan sampah semakin sering akan semakin baik hanya saja bianya tidaklah sedikit dan tidak efektif serta efesien Limbah jangan sampai menumpuk di satu titik pengumpulan. Program rutin untuk pengumpulannya harus ditetapkan sebagai bagian dari rencana pengelolaan limbah layanan kesehatan. Berikut beberapa rekomendasi khusus yang harus dipatuhi oleh tenaga pendukung yang bertugas mengumpulkan limbah: Limbah harus dikumpulkan setiap hari (atau sesuai frekuensi yang ditetapkan) dan

diangkut ke pusat lokasi penampungan yang ditentukan. Jangan memindahkan satu kantong limbah pun kecuali labelnya memuat keterangan lokasi produksi (rumah sakit dan bangsal atau bagian-bagiannya) dan isinya. Kantong dan kontainer harus diganti segera dengan kantong dan kontainer baru dari jenis yang sama

Pengumpulan dan penyimpanan limbah media padat di lingkungan rumah sakit, yaitu :

1.

Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan penghasil limbah menggunakan troli khusus yang tertutup.

2.

Penyimpanan limbah medis padat harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim hujan paling lama 48 jam

dan musim kemarau paling lama 24 jam

5.

Tinjauan Umum tentang Pengangkutan

Kereta atau troli yang digunakan untuk pengangkutan sampah klinis harus didesain sedemikian rupa sehingga :

1. 2. 3. 4. 5.

Permukaaan harus licin, rata, dan tidak tembus Tidak akan menjadi sarang serangga Mudah dibersihkan dan dikeringkan Sampah tidak menempel pada alat angkut Sampah mudah diisikan, diikat, dan dituang kembali

Bila tidak tersedia sarana setempat dan sampah klinis harus diangkut ketempat lain:

1.

Harus disediakan bak terpisah dari sampah biasa dalam alat truk pengankut. Dan harus dilakukan upaya untuk mencegah kontaminasi sampah lain yang dibawa.

2.

Harus dapat dijamin bahwa sampah dalam keadaan aman dan tidak terjadi kebocoran atau tumpah

6.

Tinjauan Umum tentang Pembuangan dengan Penanganan Secara umum dalam tahap pembuangan dan pemusnahan menurut terdapat metode yang dapat digunakan antara lain :

1. 2. 3. 4. 5.

Sanitari Landfill Inceneration Composting Hot feeding Discharge to sewers

6. 7. 8. 9.

Dumping Individual inceneration Recycling Reduction

10. Salvaging

Tapi penganjuran untuk pemusnahan sampah medis yaitu : 1. Tidak membuang langsung ketempat

pembuangan akhir limbah domestik sebelum aman bagi kesehatan. 2. 3. Menggunakan Insenerator Menggunakan otoklaf

3.

CARA Cara yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara survei

keliling dalam lingkungan Rumah Sakit Ibnu Sina

C, Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah meliputi Semua ruangan medis yang ada di Rumah Sakit Ibnu Sina 2. Sampel Pengambilan sampel menggunakan sistem total sampel (Exhaustic sampling). Sampel dalam penelitian ini adalah semua ruangan yang termasuk dalam kategori ruangan medis : Unit Gawat darurat (UGD), Radiologi, Ruangan Bedah/operasi, Laboratorium, Fisioterapi, dan perawatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Peneilitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar ruang Unit Gawat Darurat ( UGD) pada tanggal 22 25 mei 2012 dengan menggunakan

survey langsung, maka keadaan sistem pengelolaan sampah medis di Rumah Sakit tersebut digambarkan sebagai berikut :

a.

Pemilahan Terdapat pemilahan antara sampah medis dan non medis dimana tempat sampah yang telah tersedia sudah difungsikan sesuai dengan fungsinya sebagai tempat sampah medis dan non medis, perilaku petugas kesehatan dalam membuang sampah dan perilaku tenaga pengumpul sampah sudah tidak langsung mencampur segala jenis sampah yang dihasilkan oleh ruangan UGD. Pengetahuan petugas kesehatan dan tenaga pengumpul sampah sudah cukup baik mengenai pemilahan sampah medis dan non medis. Namun untuk pengelompokkan jenis limbah masih belum sesuai karena 1. Pemilahan limbah medis dan non medis Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari 1. sumber yang menghasilkan limbah Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang tidak dimanfaatkan kembali. Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan v V V

terkontaminasi atau tidaknya. Jarum dan syringes harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan kembali. Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses sterilisasi

V V

b. Pewadahan Pewadahan sampah medis masih belum sesuai dengan syarat kesehatan, jumlah tempat sampah yang berada diruangan UGD sebanyak 5 Buah, dan semuanya tidak memenuhi syarat kesehatan, dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tempat sampah anti bocor dan anti tusuk Memiliki tutup dan tidak mudah dibuka orang V V

Sampah medis padat yang akan dimanfaatkan harus melalui V Sterilisasi. Pewadahan sampah medis menggunakan label sampah V medis/ non medis Pewadahan sampah medis menggunakan label (warna kantong plastik/kontainer) : 1) merah 2) Sampah sangat infeksius menggunakan X Sampah radioaktif menggunakan warna

warna kuning 3) Sampah/limbah infeksius, patologi dan anatomi menggunakan warna kuning 4) ungu 5) Sampah/limbah kimia dan farmasi Sampah sitotoksis menggunakan warna X

menggunakan warna cokelat

Tempat sampah medis yang berada diruangan Unit Gawat Darurat tidak mudah dibuka, tertutup rapat namun tulisan/tanda untuk tiap - tiap tempat sampah sudah pudar sehingga sulit untuk mengetahui masing masing fungsi dari tempat sampah, dan tidak adanya Pelabelan (warna tiap kantong palstik/kontainer) berdasarkan

sumbernya. Adapun jenis sampah medis yang dihasilkan diruangan UGD ini berupa sampah infeksius berupa kapas, kantong infus, dan perban, Benda tajam berupa jarum suntik, peralatan infus, pisau dan sampah kimiawi. c. Pengumpulan Pengumpulan sampah medis sesuai dengan syarat kesehatan, dimana pengumpulan sampah dikumpulkan setiap hari dalam kurung waktu 1 x 24 jam, dan sampah dikumpulkan jika pada tempat sampah sudah penuh dengan sampah yang dihasilkan oleh ruangan UGD. Dengan rata rata jumlah berat sampah yang dihasilkan setiap harinya 45 Kg/ hari. Sesuai pada tabel berikut ini : Limbah harus dikumpulkan setiap hari (atau V sesuai frekuensi yang ditetapkan) dan

diangkut ke pusat lokasi penampungan yang ditentukan. Pemindahan kantong limbah dengan labelnya memuat keterangan lokasi produksi (rumah sakit dan bangsal atau bagian-bagiannya) dan isinya. Kantong dan kontainer harus diganti segera V dengan kantong dan kontainer baru dari jenis yang sama V

Pengumpulan dan penyimpanan limbah medis padat di lingkungan rumah sakit, yaitu :

1.

Pengumpulan limbah medis padat dari setiap V ruangan penghasil limbah menggunakan troli

2.

Penyimpanan limbah medis padat harus sesuai iklim V tropis yaitu pada musim hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam

d. Pengangkutan Alat angkut yang digunakan untuk sampah medis tidak sesuai dengan syarat kesehatan, yang sesuai dengan syarat kesehatan yakni Kereta atau troli yang digunakan untuk pengangkutan sampah klinis harus didesain sedemikian rupa. Dapat terlihat pada tabel berikut ini :

1. 2. 3. 4. 5.

Permukaaan harus licin, rata, dan tidak tembus Tidak akan menjadi sarang serangga Mudah dibersihkan dan dikeringkan Sampah tidak menempel pada alat angkut Sampah mudah diisikan, diikat, dan dituang kembali V

V V

V V

Harus disediakan bak terpisah dari sampah biasa dalam alat truk pengankut. Dan harus dilakukan upaya untuk mencegah kontaminasi sampah lain yang dibawa.

2.

Harus dapat dijamin bahwa sampah dalam keadaan aman dan tidak terjadi kebocoran atau tumpah

Tetapi yang terjadi diruangan UGD adalah alat angkut sampah untuk menuju ke tempat pembuangan sementara yakni kereta bekas tempat tidur yang terpisah

dengan tempat sampah yang berada di ruangan perawatan yang dijadikan kereta pengangkut, terkadang sampah menempel pada alat angkut tersebut,jarang dibersihkan, jarang dikeringkan, dan pengangkutannya terkadang tempat sampah diangkat langsung sendiri oleh petugas kebersihan rumah sakit menuju ketempat pembuangan sampah, ini dikarenakan kurangnya pengetahuan pihak rumah sakit tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit. c. Penanganan Penanganan sampah medis masih belum sesuai dengan syarat kesehatan, disebabkan sampah medis yang dihasilkan langsung diangkut ketempat pembuangan, sebagian limbah yang dimanfaatkan kembali melalui proses sterilasi atau otoklaf dan sampah medis lainnya dengan ditampung ke pembuangan medis utama dan kemudian dimusnahkan dengan cara pembakaran. Penanganan yang memenuhi syarat dapat dilihat pada tabel ini : 1. Tidak membuang langsung ketempat V

pembuangan akhir limbah domestik sebelum aman bagi kesehatan. 2. 3. Menggunakan Insenerator Menggunakan otoklaf V V

1. PENGELOLAAN LIMBAH Rumah sakit Pengelolaan limbah Rumah Sakit sudah dilakukan dengan benar dan efektif dan memenuhi persyaratan sanitasi, sesuai pada tabel berikut ini :

1.

Limbah tidak boleh mencemari tanah, air V permukaan, atau air tanah, dan juga udara

2.

Limbah tidak boleh dihinggapi lalat, tikus, V dan binatang lainnya

3.

Limbah tidak menimbulkan bau busuk V dan pemandangannya yang tidak baik.

4.

Limbah

cair

yang

beracun

harus V

dipisahkan dari limbah cair lain dan harus memiliki tempat penampungannya sendiri

B. Pembahasan 1. Pemilahan Berdasarkan hasil penelitian bahwa sudah ada pemilahan antara Sampah medis dan Non medis, hal ini terlihat dari fungsi tempat sampah yang berada di ruangan UGD ini sudah berfungsi sesuai dengan fungsinya namun belum maksimal karena masih belum dikelompokkan sesuai sumbernya. Sesuai dengan pengertian pemilahan dalam PERMENKES 1204/Menkes/SK/X/2004 yang menyebutkan bahwa secara umum pemilahan adalah proses pemisahan limbah dari sumbernya, pemilahan jenis limbah medis padat mulai dari sumber yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif. Masih diperlukn adanya perhatian dari tenaga pengelola untuk menyediakan sarana sehingga pemilahan berdasarkan sumbernya dapat dilakukan.

2. Pewadahan Berdasarkan hasil penelitian bahwa wadah sampah medis yang berada di ruangan Unit Gawat Darurat (UGD), bentuk pewadahannya sudah hampir

memenuhi kriteria syarat kesehatan yakni tempat sampah yang ada anti bocor dan

anti tusuk , memiliki tutup, dan tidak mudah dibuka dan pewadahan sudah menggunakan label sampah medis namun tidak adanya wadah dan pelabelan

(warna tiap kantong palstik/kontainer) berdasarkan sumbernya. Adapun syarat kesehatan menurut permenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 yaitu Memenuhi syarat jika a. Tempat sampah anti bocor dan anti tusuk b. Memiliki tutup dan tidak mudah dibuka orang c. Sampah medis padat yang akan dimanfaatkan harus melalui Sterilisasi. d. Pewadahan sampah medis menggunakan label (warna kantong plastik/kontainer) : 2. Sampah radioaktif menggunakan warna merah 3. Sampah sangat infeksius menggunakan warna kuning 4. Sampah/limbah infeksius, patologi dan anatomi

menggunakan warna kuning 5. Sampah sitoksis menggunakan warna ungu 6. Sampah/limbah kimia dan farmasi menggunakan warna cokelat 3. Pengumpulan Berdasarkan hasil penelitian proses pengumpulan sampah di rumah sakit ini sudah memenuhi syarat kesehatan, sesuai dengan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan R.I yakni penyimpanan limbah medis padat harus sesuai dengan iklim tropis yaitu pada musim hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam, dan yang terjadi dirumah sakit sampah yang dihasilkan setiap harinya dalam jangka waktu 1 x 24 Jam akan dikumpulkan dan dibuang ketempat pembuangan sementara. Proses pengumpulan sampah biasanya dimulai pada pagi hari pukul 07.00 Wita sampai selesai. Dan sampah sampah yang sudah penuh ditempat sampah

langsung dikumpulkan kemudian dibuang ketempat pembuangan utama oleh petugas kebersihan rumah sakit.Kemudian dilakukan pemusnahan melalui pembakaran pukul 17.30 WITA. 4. Pengangkutan Berdasarkan hasil penelitian proses pengangkutan yang terjadi di rumah sakit tidak memenuhi syarat kesehatan dikarenakan dimana alat angkut sampah untuk menuju ke tempat pembuangan sementara yakni kereta dan tempat sampah yang berada di ruangan perawatan, terkadang sampah menempel pada alat angkut tersebut,jarang dibersihkan, jarang dikeringkan, dan pengangkutannya terkadang tempat sampah diangkat langsung menggunakan tenaga sendiri oleh petugas kebersihan rumah sakit untuk dibuang ketempat pembuangan sementara. Dampak negatif bisa saja terjadi pada petugas kebersihan rumah sakit, meskipun petugas kebersihan telah memakai alat pelindung diri contohnya kaos tangan, dan masker. Yang dimana harus sesuai dengan syarat kesehatan Adapun yang disarankan menurut syarat kesehatan yaitu Kereta atau troli yang digunakan untuk pengangkutan sampah klinis harus didesain sedemikian rupa sehingga : 1. Permukaaan harus licin, rata, dan tidak tembus 2. Tidak akan menjadi sarang serangga 3. Mudah dibersihkan dan dikeringkan 4. Sampah tidak menempel pada alat angkut 5. Sampah mudah diisikan, diikat, dan dituang kembali Bila tidak tersedia sarana setempat dan sampah klinis harus diangkut ketempat lain :

a. Harus disediakan bak terpisah dari sampah biasa dalam alat truk pengangkut. Dan harus dilakukan upaya untuk mencegah kontaminasi sampah lain yang dibawa. b. Harus dapat dijamin bahwa sampah dalam keadaan aman dan tidak terjadi kebocoran atau tumpah dimana.

5. Penanganan Berdasarkan hasil penelitian sampah sampah medis yang telah diangkut dari ruangan Unit Gawat Darurat (UGD), sampah medis melalui proses menggunakan otoklaf namun masih belum maksimal disebabkan tidak adanya alat incenerator tersebut meskipun pemusnahan sudah melalui metode pembakaran. dan pihak rumah sakit tidak ada kesadaran untuk memperhatian alat incenerator tersebut, ini dikarenakan sistem management yang ada dirumah sakit sedikit tidak berjalan baik, ntuk mencegah Di R dapat terjadi infeksi silang (nosokomial). Sebagai contoh,

limbah medis tajam seperti alat suntik. Karena berhubungan langsung dengan penderita, alat itu mengandung mikroorganisme, atau bibit penyakit. Bila pengelolaan pembuangannya tidak benar, alat suntik dapat menularkan penyakit kepada pasien lain, pengunjung RS, petugas kesehatan, maupun masyarakat umum. Adapun penanganan yag harus sesuai dengan syarat kesehatan yakni : a. Tidak membuang langsung ketempat pembuangan akhir limbah domestik sebelum aman bagi kesehatan. b.Menggunakan Insenerator c. Menggunakan otoklaf

7. PENGELOLAAN LIMBAH Rumah sakit Berdasarkan hasil penelitian sampah sampah medis yang terdapat dari ruangan Unit Gawat Darurat (UGD ) Pengelolaan limbah nya sudah dilakukan dengan benar dan efektif dan memenuhi persyaratan sanitasi. Adapun persyaratan sanitasi yang harus dipenuhi, antara lain : 1) Limbah tidak boleh mencemari tanah, air permukaan, atau air tanah, dan juga udara 2) 3) 4) Limbah tidak boleh dihinggapi lalat, tikus, dan binatang lainnya Limbah tidak menimbulkan bau busuk dan pemandangannya yang tidak baik. Limbah cair yang beracun harus dipisahkan dari limbah cair lain dan harus memiliki tempat penampungannya sendiri

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Dari hasil analisis terhadap permasalahan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Proses pemilahan sampah medis dan non medis yang ada di Rumah Sakit Ibnu Sina Ruangan Unit Gawat Darurat (UGD) sudah ada proses pemilahan antara sampah medis dan non medis namun belum maksimal disebabkan belum adanya pemilahan berdasarkan sumbernya. 2. Pewadahan yang ada di Rumah Sakit Ibnu Sina Ruangan Unit Gawat Darurat (UGD) belum memenuhi syarat kesehatan. 3. Pengumpulan sampah yang ada di Rumah Sakit Ibnu Sina Ruangan Unit Gawat Darurat (UGD) sudah memenuhi syarat kesehatan. 4. Pengangkutan sampah yang ada di Rumah Sakit Ibnu Sina Ruangan Unit Gawat Darurat (UGD) menggunakan alat atau trolly yang tidak sesuai dengan syarat kesehatan. 5. Proses penanganan sampah medis yang ada di Rumah Sakit Ibnu Sina Ruangan Unit Gawat Darurat (UGD) tidak sesuai dengan syarat kesehatan disebabkan alat incenerator tidak ada.

6. Berdasarkan hasil penelitian sampah sampah medis yang terdapat dari Rumah Sakit Ibnu Sina ruangan Unit Gawat Darurat (UGD ) Pengelolaan limbah nya sudah dilakukan dengan benar dan efektif dan memenuhi persyaratan sanitasi

B. Saran Dengan melihatnya permasalahan yang ditemui maka perlu disarankan sebagai berikut : 1. Sebaiknya di setiap ruangan medis diadakan proses pemilahan berdasarkan sumbernya, dan memberikan pengetahuan tentang perlunya pemilahan terhadap para petugas kesehatan yang berada di rumah sakit Ibnu Sina. 2. Sebaiknya wadah sampah medis yang berada diruangan medis harus disesuaikan dengan syarat kesehatan yakni di sediakan Pewadahan sampah medis menggunakan label (warna kantong plastik/kontainer) berdasarkan sumbernya : a. Sampah radioaktif menggunakan warna merah

b. Sampah sangat infeksius menggunakan warna kuning c. Sampah/limbah infeksius, patologi dan anatomi menggunakan warna kuning

d. Sampah sitotoksis menggunakan warna ungu e. 3. Sampah/limbah kimia dan farmasi menggunakan warna cokelat Untuk pengumpulan sampah sudah baik, karena sampah dikumpulkan tiap 1 x 24 jam, dan pengumpulan dilakukan jika sampah medis sudah penuh dalam tempat sampah medis.

4. Untuk pengangkutan sebaiknya menggunakan Trolly atau alat khusus yang di desian sedemikian rupa, permukaan harus licin, rata, dan tidak tembus, tidak akan menjadi sarang serangga, mudah dibersihkan dan dikeringkan, sampah tidak menempel pada alat angkut atau trolly, sampah mudah diisikan, diikat, dan dituang kembali. 5. Untuk penanganan sampah medis sebaiknya melalui sterilasi, contohnya dimusnahkan dengan memakai alat incenerator, agar tidak menjadi bahan penyakit buat petugas kesehatan di rumah sakit, pasien, keluarga pasien, maupun masyarakat sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai