Anda di halaman 1dari 2

Hemofilia adalah penyakit keturunan, dengan manifestasi berupa gangguan pembekuan darah, yang sudah sejak lama dikenal

di belahan dunia ini termasuk juga di Indonesia, namun masih menyimpan banyak persoalan khususnya masalah diagnostik dan besarnya biaya perawatan penderita khususnya pemberian komponen darah sehingga sangat memberatkan penderita ataupun keluarganya. Penyakit hemofilia bila ditinjau dari kata demi kata: hemo berarti darah dan filia berarti suka, hemofilia berarti penyakit suka berdarah. Di daratan Eropa hemofilia ini sudah dikenal sejak beberapa ratus tahun yang lalu, penderitanya banyak dari keluarga bangsawan-bangsawan kerajaan di Eropa sedang di Amerika penyakit ini pertama kali ditemukan sekitar awal tahun 1800 pada seorang anak laki-laki yang diturunkan dari ibu dengan carier hemofilia. Dugaan adanya penurunan secara genetik hemofilia pertama kali dikenal pada massa Babylonia, ketika seorang pendeta memberikan izin untuk dilakukan sirkumsisi (sunatan) pada seorang anak lakilaki dari seorang wanita yang diketahui merupakan pembawa hemofilia (carier hemofilia), akibatnya terjadi perdarahan yang berat dan mengakibatkan kematian. Kemudian undang-undang bangsa Yahudi yang ditulis 1500 tahun yang lalu melarang dilakukan sirkumsisi pada anak laki-laki bila ada saudara laki-laki lainnya mempunyai tendensi mudah berdarah bila dilakukan sirkumsisi. Berdasarkan hal tersebut baru diketahui bahwa bila anak laki-laki dan saudara anak laki-laki tersebut mempunyai masalah perdarahan maka anak laki-laki tersebut juga akan mempunyai problem dan risiko perdarahan yang hampir sama. Kita kenal ada dua jenis hemofilia yaitu hemofilia A (klasik hemofilia) akibat kekurangan F VIII dan hemofilia B (christmast disease) akibat kekurangan F IX, nama christmast disease diberikan untuk mengenang seorang anak laki-laki yang diambil dari nama belakangnya yang pertama sekali menderita defisiensi F IX. Pada keadaan normal bila seseorang mengalami suatu trauma atau lukadi pembuluh darah besar atau pembuluh darah halus/kapiler yang ada pada jaringan lunak maka sistem pembekuan darah/koagulation cascadeakan berkerja dengan mengaktifkan seluruh faktor koagulasi secara beruntun sehingga akhirnya terbentuk gumpalan darah berupa benang2 fibrin yang kuat dan akan menutup luka, proses ini berlangsung tanpa pernah disadari oleh manusia itu sendiri dan ini berlangsung selama hidup manusia. Sebaliknya pada penderita hemofilia akibat terjadinya kekurangan F -VIII dan F-IX akan menyebabkan pembentukan bekuan darah memerlukan waktu yang cukup lama dan sering bekuan darah yang terbentuk tersebut mempunyai sifat yang kurang baik, lembek, dan lunak sehingga tidak efektif menyumbat pembuluh darah yang mengalami trauma, hal ini dikenal sebagai prinsip dasar hemostasis. SIFAT GENETIKA DAN PENURUNANNYA Hemofilia A merupakan contoh klasik dari penyakit gangguan koagulasi yang diturunkan, berdasarkan genetika sifat penurunannya adalah secara X - linked recessive. Gen F VIII berlokasi pada lengan panjang kromosom X yaitu pada region Xq 2.6 kromosom X, terdiri dari 26 exons protein F VIII, termasuk juga: triplicated region A1A2A3, duplicated homology region C1C2, dan heavy glycosylated B domain, kesemuanya menjadi aktif setelah adanya aktivasi trombin, gen F VIII berfungsi mengatur produksi dan sintese F VIII. Bila kromosom X laki-laki mengalami kelainan sitogenetik maka gen F VIII orang tersebut tidak akan mampu memproduksi/sintese F VIII/F IX, sehingga dia akan mengalami manifestasi klinis hemofilia (Gambar no: 2) (generasi I, nomor 1), namun penyakit hemofilia ini tidak akan diturunkan pada kedua anak laki-lakinya oleh karena masing-masing mempunyai 1 kromosom X normal dari ibunya dan 1 kromosom Y dari bapaknya (generasi II nomor 4 dan 5), tetapi dua anak wanitanya akan menderita carier hemofilia oleh karena keduanya masing-masing akan mendapat 1 kromosom X hemofilia dari bapaknya dan satu kromosom X normal dari ibunya (generasi II nomor 2 dan 3). Seorang wanita carier hemofilia akan menurunkan penyakit hemofilia pada 50% anak laki-laki (generasi ke III nomor 6 dan 7) dan 50% carier hemofilia pada anak perempuan (generasi III nomor 8 dan 9), perlu kita ketahui bahwa seorang anak perempuan bisa menderita hemofilia bila seorang wanita carierhemofilia kawin

dengan seorang laki-laki penderita hemofilia (generasi IV nomor 10) hal ini mungkin sangat jarang terjadi, kecuali bila ada perkawinan antar-keluarga. Berat ringannya manifestasi klinis penderita hemofilia sangat bergantung sekali dengan adanya kelainan sitogenetik dari X kromosom, kelainan sitogenetik kromosom X pada penderita hemofilia bisa berupa adanya mutasi, delesi, inversi dari gen F VIII. Mutasi akan melibatkan terutama pada CpG dinukleotides gen F VIII dan kira-kira 5% pasien hemofilia A akan mengalami delesi dengan jumlah lebih besar 50 nukleotides pada gen F VIII. Pada saat ini diperkirakan hampir 80 95% dari penderita hemofilia A telah dapat dideteksi adanya mutasi gen faktor VIII dan hanya 2% saja penderita hemofilia A yang tidak dapat dideteksi adanya mutasi kode region dari gen F VIII, dikatakan juga bahwa hampir 40% penderita hemofilia A berat terjadi oleh karena adanya inversi pada lengan panjang kromosom X, introne 22 gen faktor VIII. Perlu menjadi perhatian kita bahwa hampir 30% penderita hemofilia tidak mengetahui adanya riwayat keluarga yang menderita hemofilia atau adanya keluhan gangguan pembekuan darah, dan munculnya manifestasi hemofilia pada orang ini mungkin disebabkan terjadinya mutasi yang spontan pada kromosom X. Penurunan secara genetik penderita hemofilia dapat kita kenali dan pelajari dari sejarah masa lalu para bangsawan keluarga kerajaan di daratan Eropa yang banyak menderita hemofilia dan carier hemofilia, terutama yang merupakan garis keturunan langsung dari Queen Victoria Ratu Inggris (lihat Gambar no: 3), berdasarkan garis keturunan keluarga Kerajaan Inggris Ratu Victoria merupakan penderita carier hemofilia, dari hasil perkawinannya dengan Pangeran Albert mereka dikaruniai seorang anak lakilaki yang menderita hemofilia yaitu Pangeran Leopold (lahir tahun1853) dan dua orang anak perempuan dengan carier hemofilia yaitu Putri Alice (lahir tahun 1843) dan Putri Beatrice (lahir tahun 1857), kemudian banyak dari keturunanketurunan langsung Putri Alice dan Beatrice serta Pangeran Leopold yang pada saat itu tersebar di beberapa negara Eropa seperti di Rusia, German, dan Spanyol yang menderita hemofilia, carier hemofilia, namun ada juga yang normal

Anda mungkin juga menyukai