Secara sederhana Akuaponik dapat digambarkan sebagai kombinasi dari akuakultur dan hidroponik. Dari sinilah nama akuaponik berasal. Fokus dalam Akuakultur adalah memaksimalkan pertumbuhan ikan di dalam tangki atau kolam pemeliharaan. Ikan biasanya ditebar pada tangki atau kolam dengan kepadatan yang tinggi. Tingkat penebaran yang tinggi ini berarti bahwa air untuk budidaya menjadi mudah tercemar oleh kotoran ikan. Kotoran ikan ini berbentuk Amonia yang beracun bagi ikan. Sementara itu, Hidroponik bergantung pada aplikasi nutrisi buatan manusia. Nutrisi ini dibuat dari ramuan bahan kimia, garam dan unsur-unsur mikro. Ramuan nutrisi dicampur dengan teliti untuk membentuk keseimbangan optimal untuk pertumbuhan tanaman. Aquaponik menggabungkan kedua sistem tersebut. Aquaponik menggunakan kotoran ikan yang berisi hampir semua nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Akuaponik juga menggunakan tanaman dan medianya untuk membersihkan dan memurnikan air. Jadi dalam akuaponik terjadi simbiosis antara tanaman dan ikan.
Kolam terpal adalah kolam yang biaya pembuatannya sangat murah. Kolam terpal cocok untuk daerah yang tanahnya tidak bisa menyimpan air. Bahan yang dibutuhkan hanya terpal, sekam dan batako/bata merah. Ukuran terpal yang dibutuhkan adalah: Panjang terpal = panjang kolam terpal+ (2x kedalaman kolam) + 10 cm. Lebar terpal = lebar kolam + (2x kedalaman kolam terpal) + 10 cm.
Kolam sebaiknya dibuat di tempat yang terkena sinar matahari langsung. Gali tanah dengan luas dan kedalaman sesuai dengan yang diinginkan. Tanah dari hasil galian kolam digunakan untuk membuat tanggul. Padatkan tanggul supaya tanggul tersebut kuat. Permukaan tanggul diberi batako/bata merah. Setelah penggalian selesai, dasar kolam diberi sekam setinggi kurang lebih 10 cm. Terpal di pasang dan sisa terpal (10 cm) ditutupi dengan batu bata atau batako. Kolam siap diisi air.
Kolam terpal bisa juga dibuat dengan tanpa melakukaan penggalian. Sebagai ganti galian kolam, bisa dibuat kerangka dari tumpukan batu bata atau batako. Cara pembuatan selanjutnya sama dengan cara di atas.
Air adalah kebutuhan utama dan penentu keberhasilan dalam budidaya ikan. Selain jumlahnya harus mencukupi, kualitas yang baik menghasilkan output yang baik pula. Parameter yang biasa digunakan untuk menentukan kualitas air adalah kadar oksigen, temperatur, derajat keasaman, kandungan amonia dan kekeruhan air. Kualitas air yang diperlukan berbeda untuk setiap jenis ikan. Seperti lele yang relatif tahan dengan kualitas air yang buruk. Kadar Oksigen Kadar oksigen untuk memperoleh hasil produksi optimal adalah diatas 5 ppm. Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan berkurang nafsu makannya dan pertumbuhannya terhenti. Untuk meningkatkan kadar oksigen dapat digunakan aerator atau mengalirkan air secara terus menerus. Temperatur Secara umum suhu air 25-32 0 C baik untuk budidaya ikan. Pada suhu rendah nafsu makan ikan akan turun yang mengakibatkan pertumbuhan ikan terganggu. Pada suhu tinggi ikan akan menunjukkan gejala kekurangan oksigen. Perubahan suhu secara tiba-tiba mengakibatkan ikan stress yang dapat mengakibatkan kematin. Derajat Keasaman Derajat keasaman (pH) yang baik untuk budidaya ikan adalah 5.5-9.0. Meskipun ikan masih dapat bertahan di luar kisaran pH tersebut namun produksi yang dihasilkan rendah. Jika pH terlalu rendah dapat dinaikkan dengan menggunakan kapur pertanian (CaCO3). Kekeruhan Kekeruhan melindungi ikan dari serangan predator. Selain itu kekeruhan dapat mempengaruhi pernafasan dan nafsu makan ikan. Kekeruhan 30-40 cm baik untuk budidaya ikan. Kadar Amonia
Amonia bersifat racun bagi ikan. Amonia dihasilkan dari sekresi/ kotoran ikan. Kadar amonia optimum untuk budidaya ikan adalah dibawah 1,4 ppm. Cara untuk menurunkan kadar amonia dalam air adalah dengan mengganti air sebagian atau seluruhnya atau dengan cara filterisasi. Untuk budidaya ikan hias dalam akuarium atau kolam kecil, filterisasi ini paling sering digunakan karena lebih praktis dan menghemat waktu. Klik link Filterini untuk melihat contoh filter untuk kolam. .
Kolam Taman
Oktober 12, 2009 in Kolam | Tags: Kolam, pond liner, taman, underlayment
Bayangkan sebuah tempat yang hijau dan sejuk dengan gemericik air terjun yang mengalir. Tentu anda merasa nyaman berada di tempat tersebut. Namun tidak mudah menemukan tempat seperti itu sekarang. Apalagi di kota besar yang semakin gersang dan bising. Tentu saja anda dapat sesekali melakukan perjalanan ke Puncak atau Bali. Tapi tentu saja tidak bisa setiap saat. Selain karena membutuhkan biaya juga membutuhkan waktu yang tentu saja sangat berharga. Salah satu solusinya adalah membuat kolam taman. Kolam kecil yang bisa di buat di halaman rumah bahkan di dalam rumah. Tidak sulit membuat kolam taman. Cara paling mudah adalah menggunakan jasa pembuat taman yang ada di sekitar anda. Jika ingin membuat yang lebih sesuai dengan selera anda dan mau sedikit repot, anda bisa membuatnya sendiri. Caranya secara garis besar sebagai berikut: Siapkan alat dan bahan-bahan yang diperlukan. Alat: Selang, tali, cangkul/skop, ember dan alat penggalian lainnya. Bahan: Pasir, Batu/bata, lapisan kedap air (plastik tebal/ terpal/ pond liner), pelindung lapisan kedap air (koran bekas/ karpet bekas/ underlayment), pompa air, hiasan lain. Tentukan tempat dimana anda akan membangun kolam. Pertimbangkan letak nya dengan colokan listrik dan sumber air yang tersedia. Tandai bentuknya dengan kapur atau tali. Gali kolam sesuai dengan bentuk dan kedalaman yang anda inginkan. Beri lapisan pasir setebal 5 cm di dasar kolam. Tambahkan lapisan underlayment untuk melindungi lapisan kedap air. Pasang lapisan kedap air, lalu isi dengan air. Tutupi lapisan kedap air yang tersisa dengan batu dan tanah sisa penggalian. Tambahkan pompa air untuk air mancur (!! hati-hati dengan aliran listrik). Tes pompa air dan kolam dari kebocoran dengan membiarkannya selama sehari. Jika air tidak berkurang maka kolam sudah jadi. Berikut Contoh Pond liner dan Underlayment. (ad) Pondgard Liner 10 X 15 Sunterra 300212 8 X 10 PVC Pond Liner, Black Pond Underlayment 5 x 15 DANNER Underlayment 15 x 6
Sistem Akuaponik
Juli 10, 2010 in Akuaponik | Tags: akuaponik, aquaponics, deep water culture, media tanam, nft
Dalam akuaponik umumnya tanaman ditanam di dalam media tanam yang terpisah dari tangki ikan. Air dipompa dari tangki ikan ke media tanam dan dialirkan kembali ke dalam tangki ikan. Ada tiga sistem dasar media tanam dalam akuaponik. Media tanam yang diisi kerikil, expanded clay, atau media lain yang mirip adalah bentuk paling sederhana dari akuaponik. Sistem ini dapat dilakukan dengan dua cara. Dengan aliran air terus menerus atau dengan siklus padang surut.
Deep Water Culture adalah salah satu metode yang sering digunakan secara komersial. Air dipompa dari tangki ikan melalui sistem filtrasi. Kemudian air dipompa ke saluran panjang di mana rakit terapung yang diisi dengan tanaman berada permukaan air. Nutrient Film Technique hanya cocok untuk jenis tanaman tertentu, biasanya sayuran berdaun hijau. Dalam sistem NFT, air yang kaya nutrisi dipompa ke dalam selokan kecil yang tertutup. Air mengalir dalam selokan dalam bentuk aliran yang sangat tipis. Tanaman diletakkan dalam wadah plastik kecil yang memungkinkan akarnya mengakses air. Salah satu elemen penting untuk sistem akuaponik adalah bakteri menguntungkan. Bakteri ini menguraikan unsur dalam air menjadi bentuk yang dapat diserap dan digunakan oleh tanaman. Ada dua jenis bakteri yang berbeda yaitu nitrosomonas dan nitrobacter. Nitrosomonas mengubah amoniak menjadi nitrit. Nitrit ini kemudian diubah menjadi Nitrat oleh bakteri Nitrobacter. Tanaman kemudian menyerap nitrat ini untuk pertumbuhannya.
Gambar Akuaponik Pasang Surut (ebb & flow) Sederhana 1. bak ikan 2. pompa air 3. bak tanam 4. auto siphon 5. media tanam 6. penyangga
Ikan adalah kunci dalam sistem akuaponik. Ikan menyediakan hampir semua nutrisi bagi tanaman. Ada berbagai jenis ikan yang dapat digunakan dalam sistem akuaponik. Jenis ikan ini tergantung pada iklim lokal dan jenis yang tersedia di pasaran.
Dalam prakteknya, ikan nila merupakan ikan yang paling populer dipilih untuk proyek komersial dan hobi rumahan. Tapi Barramundi, lele, ikan mas, Ikan Mas, Koi, Murray Cod, Silver Perch, Jade Perch, Trout juga digunakan juga Krustasea air tawar seperti Yabby dan Redclaw. Akuaponik tidak hanya baik untuk sayuran hijau. Aquaponics akan menumbuhkan hampir semua jenis sayuran. Beberapa varietas sayuran buah yang berkinerja baik adalah; terung (ungu), Capsicum (peper lonceng), kacang, kacang polong dan banyak lagi. Wortel dan Bit juga bisa tumbuh. Tanaman yang tumbuh dalam sistem aqiaponic hanya dibatasi oleh jenis sistem aquaponics, atau lebih tepatnya, jenis media tanam. Media tanam yang diisi kerikil atau semacamnya, tampaknya menjadi media tanam yang paling berhasil untuk berbagai jenis tanaman.
Kultur Rotifera Tubifex / Cacing Sutra Kultur Infusoria Pakan Buatan untuk Larva Ikan Pakan Alami untuk Larva Ika Kultur Kutu Air / Moina dan Daphnia Kultur Cacing Tubifex / Cacing Sutra
Pakan alami merupakan pakan terbaik bagi pertumbuhan ikan, baik itu bagi larva ikan maupun ikan dewasa. Pakan alami pada dasarnya sudah terdapat dalam air kolam. Namun agar jumlahnya melimpah perlu dilakukan pemupukan kolam.
Pemupukan kolam dapat menggunakan pupuk organik maupun pupuk anorganik. Pupuk organik yang biasa digunakan dalam pemupukan kolam adalah kotoran ayam atau kotoran puyuh. Sedangkan pupuk anorganik yang biasa digunakan adalah urea dan TSP. Pemupukan kolam dengan menggunakan pupuk organik, dosis yang digunakan adalah 200-500 gram pupuk per meter persegi luas kolam. Sedangkan jika kolam dipupuk dengan pupuk anorganik, dosis yang digunakan adalah 10 gram TSP dan 15 gram Urea per meter persegi luas kolam. Pemupukan kolam biasanya dilakukan pada saat persiapan kolam. Setelah kolam dikeringkan, pematang dan caren kolam diperbaiki. Tanah dasar kolam di cangkul dan di biarkan kering 2-3 hari. Pupuk organik atau pupuk anorganik lalu di tebarkan secara merata dan kolam digenangi air 30-40 cm. Kolam di biarkan 5-7 hari agar pakan alami tumbuh. Sebelum ikan dimasukkan, air kolam ditambah sampai kedalaman yang di inginkan. Untuk pemupukan pada kolam yang sedang dipergunakan, pemupukan sebaiknya menggunakan pupuk organik. Pupuk organik tersebut tidak langsung disebarkan ke dalam kolam karena di khawatirkan akan menurunkan kualitas air kolam. Pemupukan kolam dilakukan dengan cara memasukkan pupuk organik ke dalam karung, lalu karung tersebut dimasukkan ke dalam kolam. Pakan alami biasanya tumbuh melimpah setelah 5-7 hari.
Budidaya ikan lele selain biasa dilakukan di kolam tanah atau kolam semen juga bisa dipelihara di kolam terpal. Ikan lele yang dihasilkan dari budidaya kolam terpal relatif lebih bersih jika dibandingkan dengan ikan lele hasil budidaya kolam tanah. Selain itu, biaya membuat kolam terpal juga lebih murah dan cara nya mudah. Kolam terpal bisa dibuat dengan menggali tanah atau tanpa menggali tanah disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan. Setelah kolam terpal selesai dibuat dan diisi dengan air, ke dalam kolam terpal dimasukkan garam. Garam yang dimasukkan sebanyak 200 gram tiap 1 m3 air. Setelah itu kolam terpal didiamkan 3-7 hari. Bibit ikan lele ditebar pagi atau sore hari. Benih ikan lele dimasukkan ke dalam kolam terpal dengan wadahnya agar benih ikan lele bisa beradaptasi dengan suhu air kolam. Setelah kurang lebih 15 menit benih ikan lele dibiarkan keluar sendiri dari wadahnya. Pilihlah bibit ikan lele yang sehat dan berkualitas. Bibit lele yang sehat ditandai dengan gerakannya yang terlihat aktif, tidak memiliki kelainan fisik atau cacat dan tidak mempunyai luka. Bibit lele juga harus seragam ukurannya, seumur dan dari induk yang sama. Sebisa mungkin bibit lele berasal dari kolam terpal atau kolam semen. Padat tebar ikan lele di kolam terpal 100-300 ekor per meter kubik air. Untuk pemula disarankan menggunakan padat tebar yang rendah. Ikan lele mulai di beri makan pada hari ke-2 setelah tebar. Pakan diberikan 2 kali sehari. Pakan yang diberikan berupa pelet yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran mulut ikan lele . Pakan diberikan secukupnya saja. Pakan berlebih yang tersisa bisa memicu timbulnya penyakit. Ikan lele adalah ikan yang membutuhkan pakan berkadar protein relatif tinggi. Kadar protein terbaik untuk pertumbuhan lele adalah 35-24%.
Ikan lele yang mati selama pemeliharaan harus segera dibuang agar tidak membusuh dan menimbulkan penyakit. Air kolam terpal diganti sebagian jika kualitasnya sudah menurun. Air di bagian dasar kolam terpal yang mengandung lumpur dibuang dengan menggunakan selang sampai berkurang setengah atau sepertiganya. Air yang dibuang lalu diganti dengan air baru. Apabila berjalan lancar, setelah 2 3 bulan ikan lele akan berukuran 8-12 ekor per kilogram dan bisa dipanen.
Sumber:
Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih. Panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan, lensa mata tampak jernih. Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang pangkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal ekor. Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut: Betina: Badan bagian perut besar, buncit dan lembek. Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat. Jika perut istriping mengeluarkan cairan berwarna kuning. Jantan: Badan tampak langsing. Gerakan lincah dan gesit. Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih. Pembenihan/Pemijahan Luas kolam pemijahan 5 meter persegi dengan dasar kolam sedikit berlumpur. Kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari. Kolam pemijahan juga merupakan kolam penetasan. Untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air. Setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain. Setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan. Pemeliharaan Bibit/Pendederan Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan menetas dan berumur 5-7 hari. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan yang sudah disiapkan. Kolam dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Jumlah benih yang disebar mulanya=100-200 ekor/meter persegi. Setelah 1 bulan, ukuran benih menjadi 2-3 cm, lakukan penjarangan menjadi =50-75 ekor/meter persegi. Setelah 1 bulan, ukuran benih menjadi 3-5 cm lakukan penjarangan lagi menjadi =25-50 ekor/meter persegi. Setelah pemeliharaan 1 bulan, ukuran benih menjadi 5-8 cm, perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih. Lakukan Penjarangan menjadi =3-5 ekor/meter persegi. Setelah pemeliharaan 1 bulan, ukuran benih menjadi 8-12 cm sehingga perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih. Benih siap di besarkan sampai ukuran konsumsi.
Ikan gurami banyak dikembangkan oleh petani. Selain karena permintaan pasar cukup tinggi, ikan gurami mudah dipelihara dan harganya relatif stabil. Ikan gurami pada dasarnya dapat memijah sepanjang tahun. Tapi produktifitasnya lebih tinggi pada musim kemarau. Kualitas air untuk pemijahan yang baik adalah bersuhu 25-30 oC dan pH-nya berkisar 6,5 8,0. Ketinggian air kolam 40 60 cm dengan laju pergantian air 10-15 % per hari. Induk jantan mempunyai ciri berupa benjolan di kepala bagian atas. Selain itu, rahang bagian bawah lebih tebal dan tidak ada bintik hitam pada kelopak sirip dada. Sedangkan induk betina bentuk kepala bagian atasnya datar. Rahang bawahnya tipis dan ada bintik hitam pada kelopak sirip dada. Pemijahan Induk ditebar dengan kepadatan 1 ekor tiap 5 m2. Perbandingan jumlah jantan dan betina 1:3-4. Induk betina dapat memproduksi 1500 sampai dengan 2500 butir telur tiap kg berat induk.
Sarang diletakkan 1-2 m dari tempat bahan sarang. Kedalaman sarang 10 -15 cm dari permukaan air. Sarang dipasang mendatar sejajar dengan permukaan air dan menghadap ke arah tempat bahan sarang. Bahan sarang berupa ijuk atau sabut kelapa. Tempat bahan sarang berupa anyaman kasar dari bambu atau bahan lain dan diletakkan di permukaan air. Pembuatan sarang dapat berlangsung selama 1 sampai dengan 2 minggu bergantung pada kondisi induk dan lingkungannya. Pemeriksaan sarang yang sudah berisi telur dilakukan dengan cara meraba dan menggoyang sarang secara perlahan. Dapat juga dengan menusuk sarang menggunakan lidi. Jika sarang sudah berisi, akan keluar minyak atau telur ke permukaan air. Jika sarang sudah dipastikan berisi, sarang diangkat. Telur lalu dipisahkan dari sarang dengan cara membukanya secara hati-hati. Telur yang baik akan berwarna kuning bening. Sedangkan telur yang jelek berwarna kuning keruh. Telur yang jelek harus dibuang karena tidak akan menetas. Penetasan Telur Telur ditebar dalam pasu atau ember hitam dengan kepadatan 4 sampai 5 butir tiap cm2. Ketinggian air dijaga 15 20 cm dan suhu 29 30 oC. Tambahkan aerasi kecil untuk mempertahankan kandungan oksigen terlarut. Telur akan menetas setelah 36 48 jam. Pemeliharaan Larva Setelah telur menetas, larva dapat terus dipelihara di tempat penetasan. Setelah 6 hari dipindahkan ke akuarium dengan padat tebar 15 20 ekor/liter . Pakan mulai diberikan pada saat larva berumur 5 sampai dengan 6 hari. Pakan berupa cacing Tubifex, Artemia, Moina atau Daphnia. Penggantian air hanya sudah banyak kotoran dan sisa pakan. Pendederan Pendederan dapat dilakukan di dalam akuarium atau kolam. dalam akuarium, perlakuannya sama seperti halnya memelihara larva. Hanya saja perlu dilakukan penjarangan. Sedangkan jika pendederan dilakukan di dalam kolam, sebelumnya perlu dilakukan persiapan kolam. Persiapan tersebut meliputi pengolahan tanah dasar kolam, pengeringan, pengapuran, pemupukan, pengisian air dan pengkondisian air kolam.