Anda di halaman 1dari 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Indonesia merupakan negara berpenduduk keempat terbesar dunia setelah Cina,

India dan Amerika Serikat. Penduduk Indonesia dianggarkan sebanyak 222 juta jiwa dan pecahan jumlah penduduk bagi provinsi Sumater Utara pada tahun 2000, mempunyai 11,7 juta jiwa (BPSI, 2010). Dan saat ini, tidak banyak penelitian epidemiologi tentang prevalensi infeksi saluran kemih pada penyakit ginjal kronik di Indonesia. Menurut Rahardjo (1996) dalam Lubis (2006), diperkirakan jumlah penderita gagal ginjal kronik terus meningkat dan diperkirakan pertumbuhannya sekitar 10 % setiap tahun. Di kotamadya Medan, angka penderita gagal ginjal yang menjalani dialisa diperkirakan sebanyak 100 kali pada tahun 1982, menjadi 1100 pada tahun 1990 (Lubis dalam Lubis, 2006). Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal akibat berbagai penyakit ginjal yang kronik, yang berkembang secara progresif dan irreversible. Gagal ginjal kronik dinyatakan apabila nilai tes klirens kreatinin (TKK) sama atau kurang dari 25 ml/menit (Prodjosudjadi, 2001). Menurut Price (1992) gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. Selain itu, akibat penyakit yang menahun ini, menimbulkan gejala klinis yang merugikan pada keseluruhan sistem tubuh yang lain dan antaranya adalah terkait penurunan fungsi imun tubuh dan leukosit. Sistem imunologi tubuh manusia berfungsi untuk mempertahankan tubuh dari serangan patogen (mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus dan bakteri) dan kekurangan fungsi tersebut akibat kelainan pada proses metabolisme tubuh pada pasien penyakit ginjal kronik akan meningkatkan resiko terkenanya infeksi (Kato et al, 2008). Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyakit infeksi yang kedua tersering pada tubuh sesudah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak 8,3 juta kasus dilaporkan per tahun (NKUDIC). Infeksi ini juga lebih sering dijumpai pada wanita dari pada laki-laki,

Universitas Sumatera Utara

pada wanita dapat terjadi pada semua tingkat umur, sedangkan pada laki-laki kasus di bawah umur 50 tahun jarang terjadi. Pada umumnya infeksi saluran kemih pada wanita terbatas pada saluran kemih bagian bawah yaitu uretra dan kandung kemih, akan tetapi dapat pula menyebar ke saluran kemih bagian atas sampai ke ginjal. Sebaliknya infeksi yang terjadi pada saluran kemih bagian atas hampir selalu disertai dengan infeksi saluran kemih bagian bawah (Junizaf, 1994). Hampir semua penelitian mengemukakan bahwa penyebab utama dari infeksi saluran kemih adalah E. Coli yang diperkirakan 50% dari bakteriuria nosokomial. Sedangkan Klebsiella-Enterobacter diperkirakan 3-13% dan Pseudomonas Aerogenosa, Serratia, Entero Cocci, Staphylococcus dan jamur sebagai penyebab lain. E.Coli dan Klebsiella-Enterobacter sering sebagai penyebab terjadinya infeksi pada pasien yang tidak mendapat pengobatan antimikroba (Junizaf, 1994).

1.2.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka saya sebagai peneliti ingin mengetahui

apakah insiden infeksi saluran kemih (ISK) pada penderita gagal ginjal kronik (GGK) di RSUP H. Adam Malik?

1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui insiden infeksi saluran kemih (ISK) pada penderita gagal ginjal kronik (GGK) di RSUP H. Adam Malik. 1.3.2. Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui tingkat insiden ISK pada penderita GGK. 2. Mengetahui distribusi penderita berdasarkan kelompok umur. 3. Mengetahui distribusi penderita berdasarkan lamanya menderita penyakit. 4. Mengetahui distribusi penderita berdasarkan jenis kelamin. 5. Mengetahui distribusi penderita berdasarkan jenis pekerjaan. 6. Mengetahui distribusi penderita berdasarkan alamat tempat tinggal.

Universitas Sumatera Utara

1.4.

Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan menfaat untuk :

1.4.1. Bagi Masyarakat Menambah pengetahuan masyarakat dan seterusnya meningkatkan kesadaran mengenai kemungkinan infeksi saluran kemih pada penderita penyakit ginjal kronik.

1.4.2. Bagi Petugas Kesehatan Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan semaksimal mungkin bagi

mengelakkan kemungkinan infeksi saluran kemih pada penderita penyakit ginjal kronik yang akan merugikan penderita.

1.4.3. Bagi Peneliti Peneliti dapat meningkatkan kemampuan dalam melakukan penelitian dan melatih keupayaan menganalisa data serta melengkapi pengetahuan pembuatan karya tulis ilmiah.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai