Anda di halaman 1dari 16

EVALUASI PEMBELAJAAN A.

Latar belakang Pembelajaran Berbasis Kompetensi merupakan wujud pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi sebagai currculum in action. Salah satu rangkaian pembelajaran berbasis kompetensi pelaksanaan adalah evaluasi pembelajaran berbasis kompetensi. Mengacu pada asumsi bahwa pembelajaran merupakan sistem yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu masukan, proses dan keluaran/hasil; maka terdapat tiga jenis evaluasi sesuai dengan sasaran evaluasi pembelajaran, yaitu evaluasi masukan, proses dan keluaran/hasil pembelajaran. Evaluasi masukan pembelajaran menekankan pada evaluasi karakteristik peserta didik, kelengkapan dan keadaan sarana dan prasarana pembelajaran, karakteristik dan kesiapan dosen, kurikulum dan materi pembelajaran, strategi pembelajaran yang sesuai dengan mata kuliah, serta keadaan lingkungan dimana pembelajaran berlangsung. Evaluasi proses pembelajaran menekankan pada evalusi pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh pembelajar meliputi keefektifan strategi pembelajaran yang dilaksanakan, keefektifan media pembelajaran, cara mengajar yang dilaksanakan, dan minat, sikap serta cara belajar mahasiswa. Evaluasi hasil pembelajaran atau evaluasi hasil belajar antara lain mengguakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar sebagai prestasi belajar, dalam hal ini adalah penguasaan kompetensi oleh setiap mahasiswa. Terkait dengan ketiga jenis evaluasi pembelajaran tersebut, dalam praktek pembelajaran secara umum pelaksanaan evaluasi pembelajaran menekankan pada evaluasi proses pembelajaran atau evaluasi manajerial, dan evaluasi hasil belajar atau evaluasi substansial. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran kedua jenis evaluasi tersebut merupakan komponen 6 sistem pembelajaran yang sangat penting. Evaluasi kedua jenis komponen yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pelaksanaan dan hasil pembelajaran. Selanjutnya masukan tersebut pada gilirannya dipergunakan sebagai bahan dan dasar memperbaiki kualitas proses pembelajaran menuju ke perbaikan kualitas hasil pembelajaran. B. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Tujuan dilaksanakannya evaluasi proses dan hasil pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan pembelajaran dan pencapaian hasil pembelajaran oleh setiap mahasiswa. Informasi kedua hal tersebut pada gilirannya sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran 2. Manfaat Manfaat dilaksanakannya evaluasi proses dan hasil pembelajaran ada beberapa hal, diantaranya yang penting dalah: (1) Memperoleh pemahaman pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang telah berlangsung/dilaksanakan dosen, (2) Membuat keputusan berkenaan dengan pelaksanaan dan hasil pembelajaran, dan (3) Meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran dalam rangka upaya meningkatkan kualitas keluaran. 7 II. EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN A. Sasaran. Sasaran evaluasi proses pembelajaran adalah pelaksanaan dan pengelolaan pembelajaran untuk memperoleh pemahaman tentang strategi pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen, cara mengajar dan media pembelajaran yang digunakan oleh dosen dalam pembelajaran, serta minat, sikap dan cara/kebiasaan belajar mahasiswa. B. Tahapan pelaksanaan evaluasi Tahapan pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran adalah penentuan

tujuan, menentukan desain evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pengumpulan informasi/data, analisis dan interpretasi dan tindak lanjut . 1. Menentukan tujuan Tujuan evaluasi proses pembelajaran dapat dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan. Secara umum tujuan evaluasi proses pembelajaran untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: (1) Apakah strategi pembelajaran yang dipilih dan dipergunakan oleh dosen efektif, (2) Apakah media pembelajaran yang digunakan oleh dosen efektif, (3) Apakah cara mengajar dosen menarik dan sesuai dengan pokok materi sajian yang dibahas, mudah diikuti dan berdampak mahasiswa mudah mengerti materi sajian yang dibahas, (4) Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap materi sajian yang dibahas berkenaan dengan kompetensi dasar yang akan dicapai, (5) Apakah mahasiswa antusias untuk mempelajari materi sajian yang dibahas, (6) Bagaimana mahasiswa mensikapi pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen, (7) Bagaimanakah cara belajar mahasiswa mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen. 8 2. Menentukan desain evaluasi Desain evaluasi proses pembelajaran mencakup rencana evaluasi proses dan pelaksana evaluasi. Rencana evaluasi proses pembelajaran berbentuk matriks dengan kolom-kolom berisi tentang: No. Urut, Informasi yang dibutuhkan, indikator, metode yang mencakup teknik dan instrumen, responden dan waktu. Selanjutnya pelaksana evaluasi proses adalah dosen mata kuliah yang bersangkutan. 3. Penyusunan instrumen evaluasi Instrumen evaluasi proses pembelajaran untuk memperoleh informasi deskriptif dan/atau informasi judgemental dapat berwujud (1) Lembar pengamatan untuk mengumpulkan informasi tentang kegiatan belajar mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen dapat digunakan oleh dosen sendiri atau oleh mahasiswa untuk saling mengamati, dan (2) Kuesioner yang harus dijawab oleh mahasiswa berkenaan dengan strategi pembelajaran yang dilaksanakan dosen, metode dan media pembelajaran yang digunkan oleh dosen, minat, persepsi maha-siswa tentang pembelajaran untuk suatu materi pokok sajian yang telah terlaksana. 4. Pengumpulan data atau informasi Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan secara obyektif dan terbuka agar diperoleh informasi yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran. Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran untuk materi sajian berkenaan dengan satu kompetensi dasar dengan maksud dosen dan mahasiswa memperoleh gambaran menyeluruh dan kebulatan tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk pencapaian penguasaan satu kompetensi dasar. 9 5. Analisis dan interpretasi Analisis dan interpretasi hendaknya dilaksanakan segera setelah data atau informasi terkumpul. Analisis berwujud deskripsi hasil evalusi berkenaan dengan proses pembelajaran yang telah terlaksana; sedang interpretasi merupakan penafsiran terhadap deskripsi hasil analisis hasil analisis proses pembelajaran. Analisis dan interpretasi dapat dilaksanakan bersama oleh dosen dan mahasiswa agar hasil evaluasi dapat segera diketahui dan dipahami oleh dosen dan maha-siswa sebagai bahan dan dasar memperbaiki pembelajaran selanjutnya. 6. Tindak lanjut Tindak lanjut merupakan kegiatan menindak lanjuti hasil analisis dan interpretasi. Dalam evaluasi proses pembelajaran tindak lanjut pada dasarnya berkenaan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya dan evaluasi

pembelajarannya. Pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya merupakan keputusan tentang upaya perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran; sedang tindak lanjut evaluasi pembelajaran berkenan dengan pelaksanaan dan instrumen evaluasi yang telah dilaksanakan mengenai tujuan, proses dan instrumen evaluasi proses pembelajaran.. 10 III. EVALUASI HASL BELAJAR. A. Pengantar Evaluasi Hasil Belajar antara lain mengunakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar. Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan dan/atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait, atribut pendidikan, psikologik atau hasil belajar yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Pengukuran diartikan sebagai pemberian angka pada status atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas. Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen test maupun non-test. Penilian dimaksudkan untuk memberi nilai tentang kualitas hasil belajar Secara klasik tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk membedakan kegagalan dan keberhasilan seorang peserta didik. Namun dalam perkembangannya evaluasi dimaksudkan untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik maupun kepada pembelajar sebagai pertimbangan untuk melakukan perbaikan serta jaminan terhadap pengguna lulusan sebagai tanggung jawab institusi yang telah meluluskan. Tes, pengukuran dan penilaian berguna untuk : seleksi, penempatan, diagnosis dan remedial, umpan balik, memotivasi dan membimbing belajar, perbaikan kurikulum dan program pendidikan serta pengembangan ilmu. B. Sasaran Evaluasi. Sasaran evaluasi hasil belajar mahasiswa adalah penguasaan kompetensi. Dalam hal ini kompetensi diartikan sebagai (1) Seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu 11 (SK. Mendiknas No. 045/U/2002); (2) Kemampuan yang dapat dilakukan oleh peserta didik yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan perilaku; (3) Integrasi domain kognitif, afektif dan psikomotorik yang direfleksikan dalam perilaku. Mengacu pengertian kompetensi tersebut, maka hasil belajar mahasiswa mencakup ranah kognitif, psikomotorik dan afektif yang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa setelah pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun oleh dosen. C. Tahapan Evaluasi Tahapan pelaksanaan evaluasi hasil belajar adalah penentuan tujuan, menentukan desain evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pengumpulan informasi/data, analisis dan interpretasi serta tindak lanjut. . 1. Menentukan tujuan Tujuan evaluasi hasil belajar yaitu untuk mengetahui capaian penguasaan kompetensi oleh setiap mahasiswa sesuai rencana pembelajaran yang disusun oleh dosen mata kuliah. Kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa mencakup koginitif, psikomotorik dan afektif. 2. Menentukan Rencana Evaluasi Rencana evaluasi hasil belajar berwujud kisi-kisi, yaitu matriks yang menggambarkan keterkaitan antara behavioral objectives (kemampuan yang menjadi sasaran pembelajaran yang harus dikuasai mahasiswa) dan course content

(materi sajian yang dipelajari mahasiswa untuk mencapai kompetensi) serta teknik evaluasi yang akan digunakan dalam menilai keberhasilan penguasaan kompetensi oleh mahasiswa. 12 3. Penyusunan Instrumen Evaluasi Instrumen evaluasi hasil belajar untuk memperoleh informasi deskriptif dan/atau informasi judgemantal dapat berwujud tes maupun non-test. Tes dapat berbentuk obyektif atau uraian; sedang non-tes dapat berbentuk lembar pengamatan atau kuesioner. Tes obyektif dapat berbentuk jawaban singkat, benarsalah, menjodohkan dan pilihan ganda dengan berbagai variasi : biasa, hubungan antar hal, kompleks, analisis kasus, grafik dan gambar tabel. Untuk tes uraian yang juga disebut dengan tes subyektif dapat berbentuk tes uraian bebas, bebas terbatas, dan terstruktur. Selanjutnya untuk penyusunan instrumen tes atau nontes, dosen harus mengacu pada pedoman penyusunan masing-masing jenis dan bentuk tes atau non tes agar instrumen yang disusun memenuhi syarat instrumen. yang baik, minimal syarat pokok instrumen yang baik, yaitu valid (sah) dan reliabel (dapat dipercaya). 4. Pengumpulan data atau informasi Pengumpulan data atau informasi dalam bentuknya adalah pelaksanaan testing/penggunaan instrumen evaluasi harus dilaksanakan secara obyektif dan terbuka agar diperoleh informasi yang sahih dan dapat dipercaya sehingga bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran. Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran untuk materi sajian berkenaan dengan satu kompetensi dasar dengan maksud dosen dan mahasiswa memperoleh gambaran menyeluruh dan kebulatan tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk pencapaian penguasaan satu kompetensi dasar 5. Analisis dan interpretasi Analisis dan interpretasi hendaknya dilaksanakan segera setelah data atau informasi terkumpul. Analisis berwujud deskripsi hasil evalusi berkenaan dengan hasil belajar mahasiswa, yaitu penguasaan kompetensi; sedang interpretasi 13 merupakan penafsiran terhadap deskripsi hasil analisis hasil belajar mahasiswa. Analisis dan interpretasi didahului dengan langkah skoring sebagai tahapan penentuan capaian penguasaan kompetensi oleh setiap mahasiswa. Pemberian skoring terhadap tugas dan/atau pekerjaan mahasiswa harus dilaksanakan segera setelah pelaksanaan pengumpulan data atau informasi serta dilaksanakan secara obyektif. Untuk menjamin keobyektifan skoring dosen harus mengikuti pedoman skoring sesuai dengan jenis dan bentuk tes/instrumen evaluasi yang digunakan. 6. Tindak lanjut Tindak lanjut merupakan kegiatan menindak lanjuti hasil analisis dan interpretasi. Sebagai rangkaian pelaksanaan evaluasi hasil belajar tindak lanjut pada dasarnya berkenaan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan dan berkenaan dengan pelaksanaan evaluasi pemebelajaran itu sendiri. Tindak lanjut pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya merupakan pelaksanaan keputusan tentang usaha perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran. Tindak lanjut berkenaan dengan evaluasi pembelajaran menyangkut pelaksanaan evaluasi dengan instrumen evaluasi yang digunakan meliputi tujuan, proses dan instrumen evaluasi hasil belajar.. D. Evaluasi Hasil Relajar Ranah Kognitif : Ranah kognitif sebagai ranah hasil relajar yang berkenaan dengan kemampuan pikir, kemampuan memperoleh pengetahuan, pengetahuan yang berkaitan dengan pemerolehan pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisai, penentuan dan penalaran dapat diartikani sebagai kemampuan

intelektual; Bloom mengklasifikasi ranah hasil belajar kognitif atas enam tingkatan, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sntesis dan evaluasi. 14 Evaluasi hasil belajar kognitif dapat dilakukan dengan menggunakan tes objektif maupun tes uraian. Prosedur evaluasi hasil belajar ranah kognitif dengan menggunakan tes sebagai instrumennya meliputi menyusun tes, melaksanakan testing, melakukan skoring, analisis dan interpretasi dan melakukan tindak lanjut. 1. Menyusun tes hasil belajar Menyusun tes hasil belajar diawali dengan penyusunan kisi-kisi. Langkah berikutnya setelah kisi-kisi tersusun adalah menulis butir soal dengan mengacu pada pedoman penulisan soal untuk tipe tes obyektif atau tes uraian. 1. Melakukan testing Dosen melaksanakan testing harus tertib dalam arti mengikuti prosedur administrasi testing agar diperoleh informasi atau data hasil testing secara obyektif, sahih dan dapat dipercaya yang pada gilirannya memberi gambaran yang sebenarnya tentang. capaian kemampuan yang diungkap yang sesuai dengan jenis dan bentuk tes yang digunakan. 2. Melakukan skoring, analisis dan interpretasi Dosen dalam memberi skor pada hasiil testing harus mengikuti pedoman 16 scoring sesuai dengan jenis dan bentuk tes yang digunakan serta dilakukan secara obyektif. Skoring dilaksanakan dengan segera setelah pelaksanaan testing . Analisis dan interpretasi hasil testing dilaksanakan pada setiap kali dosen selesai melakukan skoring. Dengan analisis dan interpretasi dosen memperoleh gambaran tentang capaian penguasaan kompetensi bagi setiap mahasiswa, dan secara umum dapat memperoleh gambaran tentang keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Dalam hal ini kriteria keberhasilan pembelajaran adalah ketuntasan pencapaian hasil belajar atau penguasaan kompetensi yang direncanakan dapat dicapai oleh setiap mahasiswa; selanjutnya dapat ditentukan tindak lanjutnya. 3. Melaksanmakan tindak lanjut Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi hasil testing dosen melaksanakan tindak lanjut dalam bentuk melaksanakan kegiatan melanjutkan pembelajaran pokok materi sajian selanjutnya bilamana tingkat ketuntasan penguasaan kompetensi telah tercapai, dan melaksanakan pembelajaran/ pengajaran remedial apabila tingkat ketuntasan penguasaan kompetensi oleh mahasiswa belum tercapai. Pembelajaran/pengajaran remedial dlaksanakan secara individual, kelompok atau klasikal sesuai dengan hasil prosedur diagnosis ketidak mampuan mahasiswa mencapai tingkat ketuntasan yang diharapkan D. EVALUASI HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR 1. Sasaran Evaluasi Ranah ketrampilan motorik atau psikomotor dapat diartikan sebagai serangkaian gerakan otot-otot yang terpadu untuk dapat menyelesaikan suatu tugas. Sejak lahir manusia memperoleh ketrampilan-ketrampilan yang meliputi gerakangerakan otot yang terpadu atau terkoordinasi mulai yang paling sederhana misalnya berjalan, sampai ke hal yang lebih rumit ; berlari, memanjat, dan sebaginya. Akan 17 tetapi ketrampilan motor atau psikomotorik yang diperlukan oleh seorang tenaga profesional seperti mengemudi mobil, berenang, mengambil darah dari pembuluh vena, mengajar, harus dikembangkan secara sadar melalui suatu proses pendidikan Penilaian ketrampilan psikomotor memang lebih rumit dan subjektif dibandingkan dengan penilaian dalam aspek kognitif. Karena penilaian ketrampilan psikomotor memerlukan teknik pengamatan dengan keterandalan (reliabilitas) yang tinggi terhadap demensi-demensi yang akan diukur. Sebab bila tidak demikian unsur subjektivitas menjadi sangat dominan. Oleh karenanya

upaya untuk menjabarkan ketrampilan psikomotor ke dalam demensi-demensinya melalui analisis tugas (Task analyisis) merupakan langkah penting sebelum melakukan pengukuran. Dengan analisis tugas itu akan dapat dipelajari ciri-ciri demensi itu dan dapat tidaknya demensi itu untuk diobservasi dan diukur. 2. Tujuan Penilaian a. Mengukur perilaku mahasiswa yang kompleks (kompetensi) setelah dia menjalani proses pendidikan. b. Pengukuran harus mewakili kemampuan keseluruhan yang jauh lebih besar (representativitas) c. Penilaian bagian-bagian dari keseluruhan perilaku yang berdiri sendirisendiri hanya mempunyai sedikit arti (kognitif , psikomotor, afektif) 3. Tahap penilaian ketrampilan psikomotor : E. EVALUASI HASIL BELAJAR AFEKTIF : 1. Sararan Evaluasi Ranah penilaian hasil belajar afektif adalah kemampuan yang berkenaan dengan perasaan, emosi, sikap/derajad penerimaan atau penilakan statu obyek, meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Menurut Bloom, aspek-aspek domain afektif dalah: 1) Menerima/mengenal, yaitu bersedia menerima dan memperhatikan berbagai stimulus yang mash bersikap pasip, sekedar mendengarkan atau memperhatikan. 2) Merespons/berpartisipasi, yaitu keinginan berbuat sesuatu sebagai reaksi terhadap gagasan, benda atau sistem nilailebih dari sekedar mengenal. 3) Menilai/menghargai, yaitu keyakinan atau anggapan bahwa sesuatu gagasan, benda atau cara berpikir tertentu mempunyai nilai/harga atau makna. 4) Mengorganisasai, yaitu menunjukkan saling berkaitan antara nilainilai tertentu dalam suatu sistem nilai, serta menentukan nila mana mempunyai prioritas lebih tinggi dari pada nilai yang lain. Seseorang menjadi commited terhadap suatu sistem nilai tertentu. 5) Karakterisasi/internalisasi/mengamalkan, yaitu mengintegrasikan nilai ke dalam suatu filsafat hidup yang lengkap dan meyakinkan, serta perilakunya selalu konsisten dengan filsafat hidupnya tersebut. b. Menurut Anderson (dalam Robert K. Gable), aspek-aspek afektif meliputi: attitude/sikap, self concept/self-esteem, interest, value/beliefs as to what should be desired. 2. Tujuan dan sasaran penilaian hasil belajar afektif Tujuan dilaksanakannya penilaian hasil relajar afektif dalah untuk 21 mengetahui capaian hasil belajar dalam hal penguasaan domain afektif dari kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh setiap peserta didik setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. 3. Teknik penilaian hasil belajar afektif Pemilihan Tenik penilaian hasl belajar disesuaikan dengan jenis dan karakteristik hasil belajar yang akan diungkap, yaitu (1) pemerolehan pengetahuan, (2) keterampilan koginitif, personal-sosial, psikomotorik dan pemecahan masalah, atau (3) perubahan sikap, perilaku dan tindakan. Pertimbangan-pertimbangan pemilihan dan pengembangan teknik penilaian hasil belajar, yaitu: (1) kualitas, baik dan benar secara teknis dan dapat memberikan hasil yang menunjukkan dan memperbaiki proses belajar peserta didik, (2) tepat untuk menunjukkan pencapaian kompetensi yang diungkap, (3) praktis, efisien, adil dan mampu membedakan kemampuan peserta didik dan layak digunakan, (4) dimengerti oleh peserta didik, (5) ada alternatif teknik

pengkuran lain, (6) tidak mempersulit peserta didik, dan (7) tersedia waktu, peralatan, sarana dan prasarana untuk pengadministrasiannya. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh pembelajar berkenaan dengan pemilihan teknik penilaian adalah (1) memilih teknik penilaian berdasarkan jenis dan karakteristik kompetensi yang akan diukur dan dinilai, (2) menyusun perangkat alat ukur dengan urutan menyusun kisi-kisi kemudian menyusun perangkat alat ukur, (3) menyusun petunjuk administrasi, dan (4) menetapkan cara/sistem penilaian. Teknik pengukuran dan penilaian hasil belajar afektif terdiri atas (1) Teknik testing, yaitu teknik penilaian yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya, dan (2) Teknik non-testing, yaitu teknik penilaian yang menggunkan bukan tes sebagai alat ukurnya. Termasuk dalam kategori teknik non-testing adalah observasi/ pengamatan yang dapat berbentuk rating scale, anecdotal record, atau rekaman, interview, questionaire, dan inventori. 4. Penyusunan instrumen/alat penilaian hail belajar afektif Langkah kerja penyusunan instrumen penilaian hasil belajar afektif adalah sebagai berikut: a. Menyusun Kisi-kisi dengan format berikut: 2. Menyusun perangkat instrumen Perangkat instrumen yang disusun sesuai dengan tipe iteknik pengukuran dan penilaian yang akan digunakan, yaitu: 1) Teknik testing dengan tes sebagai intrumennya dapat menggunakan tipe atau bentuk tes obyektif atau esai. 2) Teknik non-testing dengan bukan tes sebagai instrumennya dapat menggunkan tipe terbuka atau tertutup. Tipe terbuka berisi pertanyaan /pernyataan yang membutuhkan jawaban uraian dari perserta didik. Sedang tipe tertutup yang berisi pertanyaan/pernyataan diikuti dengan jawaban pendek dari peserta didik yang terdiri atas beberepa bentuk: a) Ya dan Tidak: pernyataan/pertanyaan dengan jawaban Ya atau Tidak. b) Persetujuan: pernyataan/pertanyaan dengan jalaban Setuju atau Tidak Setuju c) Frekuensi: pernyataan/pertanyaan dengan jawaban 23 Selalu Kadang-kadang Tidak Pernah d) Kepentingan: pernyataan/pertanyaan dengan jawaban Penting Tidak Penting.. e) Kemungkinan: pernyataan/pertanyaan dengan jawaban Mungkin Tidak Mungkin. f) Kualitas: pernyataan/pertanyaan dengan jawaban Baik Cukup Kurang/Tidak Baik. g) Skala Penilaian/Angka: pernyataan/pertanyaan dengan angka skala penilaian 5 , 4 , 3 , 2 , 1 . atau 5 ,4,2,1. IV. PENUTUP Demikian Panduan Evaluasi Pembelajaran ini disusun dengan bentuk yang sederhana, tentunya dengan harapan mudah dimengerti dan dipahami sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran bagi mahasiswa khususnya dilingkungan Universitas Sebelas Maret Surakarta atau mahasiswa perguruan tinggi pada umumnya. Kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung tersusunnya Panduan Evaluasi Pembelajaran ini diucapkan banyak terima kasih, semoga bermanfaat.

Evaluasi Diri Abstrak Persaingan lembaga pendidikan dalam era terakhir ini semakin ketat dengan sifat persaingan yang semakin meluas, tidak hanya lokal, tetapi juga nasional bahkan bersifat global. Untuk dapat tetap eksis dan berkembang dalam persaingan tesebut lembaga pendidikan dituntut memiliki nilai keunggulan yang bersifat berkelanjutan. Usaha untuk menuju ke arah tersebut upaya untuk selalu meningkatkan kualitas, baik institusi, proses, produk maupun outcome harus selalu dilakukan secara kontinyu dan berkelanjutan. Upaya tersebut akan dapat berjalan secara maksimal apabila didukung adanya evaluasi diri

1. A. Pengertian evaluasi diri,


Evaluasi diri (self evaluation) merupakan kegiatan refleksi terhadap keadaan diri sendiri berdasarkan data maupun fakta yang ada, baik itu kekuatan, keterbatasan, peluang/kesempatan dan ancaman (strength, limitation, opportunity and threat) yang dilaksanakan oleh para pelaksana program pada suatu lembaga ( misalnya dosen, pejabat fakultas dan para guru pada institusi pendidikan ). Evaluasi diri bertujuan untuk menilai segala situasi atau kondisi yang dihadapi lembaga saat ini dalam mencapai perkembangan yang dicita-citakan dan memetakan situasi perkembangan ideal yang dicita-citakan dan menetapkan strategi pengembangan program selanjutnya. Evaluasi diri juga merupakan usaha internal lembaga dalam meningkatkan efektivitas proses, memperbaiki input dan output serta meningkatkan mutu dan keterserapan outcomes. Dengan demikian evaluasi diri merupakan kegiatan evaluasi terhadap situasi dan kondisi suatu lembaga yang dilakukan oleh lembaga yang bersangkutan (internal evaluation). Sebagai internal evaluation, obyektivitas, akurasi dan validitas data terletak pada kejujuran dan kekritisan diri sendiri dalam menemukan titik titik krusial (keberhasilan maupun kegagalan) dalam perjalanan program lembaga sehingga dapat dirumuskan sendiri alternatif solusi perbaikan maupun pengembangan program ke depan berdasarkan analisis SLOT yang dilakukan. Bagi sustu lembaga pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, evaluasi diri biasanya menjadi bagian tahapan dari dan mendahului kegiatan akreditasi.

E. Kesimpulan Dalam untuk lebih memacu lembaga pendidikan agar selalu berusaha meningkatkan kualitas dalam berbagai aspeknya serta dalam rangka lebih meningkatkan akuntabilitas kepada masyarakat, maka upaya adanya akreditasi dan sertifikasi terhadap lembaga pendidikan merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Akreditasi maupun sertifikasi akan mencapai hasil yang maksimal apabila masingmasing lembaga pendidikan selalu melakukan evaluasi diri secara rutin dan berkelanjutan secara obyektif, jujur dan transparan. Ketidakjujuran dalam evaluasi diri selain menipu diri sendiri juga mengabaikan kepentingan masyarakat, karena secara formal administrative cukup bagus namun dunia nyata (real world) masih dipertanyakan. Daftar Pustaka : Astin, A.W. (1993). Assessment for Excellence. New York : American Counsil on Education, Oryc Press Gardiner, LF. (1994). Assessment anda Evaluation dalam Stark, J.S. & Thomas, A. Assessment and Program Evaluation. USA : Simon & Schuster Custom Publishing Millaard, RM. (1994). Accreditation dalam Stark, J.S. & Thomas, A. Assessment and Program Evaluation. USA : Simon & Schuster Custom Publishing Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendikan Nasional Wolf,RA. (1994). Assessment and Acredition dalam Stark, J.S. & Thomas, A. Assessment and Program Evaluation. USA : Simon & Schuster Custom Publishing

EVALUATION OF LEARNING A. Background Competency-based learning is a form of execution Competency-based curriculum as the curriculum in action. One of circuit implementation of competency-based learning is an evaluation competency-based learning. Referring to the assumption that learning is a system consisting of several elements, namely inputs, processes and outputs / outcomes; then there three types of evaluation in accordance with the evaluation of learning objectives, namely the evaluation inputs, processes and outputs / outcomes of learning. Evaluation emphasizes learning inputs to the evaluation of the characteristics learners, completeness and state of the learning infrastructure, characteristics and readiness of faculty, curriculum and learning materials, strategies learning according to the subjects, as well as the circumstances in which learning takes place. Evaluation of the learning process emphasizes the management evaluation learning undertaken by learners include the effectiveness of the strategy learning is implemented, the effectiveness of instructional media, how to teach implemented, and interests, attitudes and learning styles of students. Evaluation of learning outcomes or evaluation of learning outcomes such as uses the test to measure learning outcomes as the achievement learning, in this case is the mastery of competency by each student. Associated with all three types of evaluation of learning is, in practice education in general, the evaluation of learning emphasizes the evaluation of the learning process or managerial evaluation, and evaluation of learning outcomes or evaluation substantially. It is based on the premise that the implementation of both types of evaluation of learning is a component 6 learning system is very important. Evaluation of both types of components can be used to determine the strengths and weaknesses of the implementation and learning outcomes. Further input is in turn used as the base material and improve the quality of the learning process leading to the improving the quality of learning outcomes. B. Objectives and Benefits A. Purpose Purpose of implementation of the evaluation process and learning outcomes are to determine the effectiveness of the implementation of learning and achievement learning by each student. Explore both of these in turn as input to improve the quality of processes and outcomes 2. Benefit Benefits of the implementation of the evaluation process and learning outcomes have several things, including the important ones are: (1) Obtain an understanding of implementation and learning outcomes that have been held / lecturers implemented, (2) Make decisions regarding the implementation and outcomes, and (3) Improve the quality of processes and outcomes in an effort improve the quality of output. 7 II. EVALUATION OF LEARNING PROCESS A. Target. Evaluation of learning objectives is the implementation and management learning to gain an understanding of learning strategies conducted by faculty, teaching and learning media used by lecturers in teaching, as well as interests, attitudes and ways / study habits

students. B. Phase of the evaluation Evaluation phase of the learning process is the determination goals, determine the evaluation design, development of evaluation instruments, collection of information / data, analysis and interpretation and follow-up . A. Set goals Purpose of evaluating the learning process can be formulated in the form statement or question. The general objective evaluation of the learning process to answer the following questions: (1) Does the learning strategy selected and used by effective teachers, (2) Is the learning media used by effective teachers, (3) Is interesting way of teaching faculty and according to the subject matter covered dish, easy to follow and the impact students easily understand the material covered dish, (4) How do perceptions students on material covered dish with respect to the competence basis to be achieved, (5) Is a student eager to learn the material covered dish, (6) How can student learning mensikapi conducted by the lecturers, (7) How do students learn to follow study conducted by the lecturers. 8 2. Determine the evaluation design Design evaluation of the learning process includes a process evaluation plan and implementing evaluation. Plan evaluation matrix form of the learning process with columns containing about: No. Sequence, information is needed, the indicators, methods that include techniques and instruments, and the respondent. Further implementing the evaluation process is a lecturer in the concerned. 3. Preparation of evaluation instruments Learning evaluation instrument for obtaining information descriptive and / or judgmental information can be either (1) Sheet observations to gather information about student learning activities in follow the learning undertaken by teachers can be used by lecturers itself or by the students to observe each other, and (2) The questionnaire must be answered by the students regarding the learning strategies implemented a lecturer, teaching methods and media that digunkan by lecturers, interests, perceptions of students about the subject matter of learning to a dish that has been done. 4. The collection of data or information The collection of data or information held in an objective and open in order to obtain reliable information and benefits, quality of learning. The collection of data or information held on each end of the implementation presentation of learning material with respect to the basic competencies faculty and students with the intention of obtaining an overall picture and unanimity about the implementation of learning that have been implemented to achieving mastery of basic competencies. 9 5. Analysis and interpretation Analysis and interpretation should be performed immediately after the data or information collected. Analytical description of the tangible results of evaluation with respect to learning process that has been done; is the interpretation of the interpretation of the description of the results of the analysis results of the analysis of the learning process. Analysis and interpretation can be carried out jointly by faculty and students so that evaluation results can be known and understood by faculty and students as the base materials and further improve learning. 6. Follow-up

10

Follow-up is a follow-up activities and analytical results interpretation. In a follow-up evaluation of the learning process is essentially with respect to learning and evaluation will be conducted next learning. Learning to be executed next is decisions about learning improvement efforts that will be implemented as efforts to improve the quality of learning; is a follow-up evaluation of learning pleased with the implementation and evaluation instruments that have been implemented regarding the purpose, process and learning process evaluation instruments .. 10 III. EVALUATION OF LEARNING HASL. A. Introduction Evaluation of Learning Outcomes, among others, use the test to perform measurement of learning outcomes. The test can be defined as a set of questions and / or tasks that are planned to obtain information about the trait, attributes of education, psychological or learning outcomes of each item or question task has an answer that is considered right or provision. Measurement is defined as the provision of figures on the status of the attribute or certain characteristics possessed by a person, thing, or a particular object by or the formulation of clear rules. Assessment is a process to take decisions by using information obtained through the measurement good learning outcomes using test instruments and non-test. Judging intended to give the value of the quality of learning outcomes Classically objective evaluation of learning outcomes is to distinguish failure and success of a learner. But in development, evaluation is intended to provide feedback to learner and the learner as a consideration for improvement and assurance to users of graduates as the responsibility institution that has graduated. Test, measurement and assessment is useful for: the selection, placement, diagnosis and remedial feedback, motivate and guide learning, improvement of curricula and educational programs as well as the development of science. B. Target of Evaluation. Evaluation of student learning outcome objectives is the mastery of competencies. In this case competence is defined as (1) full set of intelligent action responsibility of a person as a condition to be able to by the public in carrying out tasks in a particular field of work 11 (No. SK. minister. 045/U/2002), (2) The ability to do the learners which includes knowledge, skills and behaviors, (3) Integration of the cognitive domain, affective and psychomotor which is reflected in behaviors. Referring to the sense of competence, then the student learning outcomes includes the cognitive, psychomotor and affective that must be mastered by every students after learning takes place in accordance with lesson plans prepared by the lecturer. C. Stages of Evaluation Phase of the evaluation of learning outcomes is the goal-setting, determine the evaluation design, development of evaluation instruments, collection information / data, analysis and interpretation and follow-up. . A. Set goals The purpose of evaluation is to determine the learning outcome achievements of mastery competence by each student according to a structured learning plan by a lecturer. Competencies to be mastered by students includes koginitif, psychomotor and affective. 2. Determining the Evaluation Plan

11

Tangible learning outcomes evaluation plan lattice, namely the matrix describe the relationship between behavioral objectives (capabilities the target of student learning must be controlled) and the course content (Presentation of material that students learn to achieve competence) as well as techniques evaluation to be used in assessing the success of the acquisition of competence by students. 12 3. Preparation of Evaluation Instruments Evaluation of learning outcomes instrument to obtain descriptive information and / or information can judgemantal tangible and non-test test. Tests can objective form or description; are non-test can be shaped sheet observation or a questionnaire. Objective tests can form the short answer, benarsalah, match and multiple-choice with a range of variations: regular, relationship between things, complex, case analysis, graphics and images table. To test the description which is also called a subjective test to the test description is free form, free limited, and structured. Subsequent to the preparation of test instruments or nontes, lecturers must refer to the preparation of guidelines for each type and form of test or tests to non-eligible instruments arranged instruments. A good, basic minimum requirement is a good instrument, which is valid (valid) and reliable (Credible). 4. The collection of data or information The collection of data or information in the form is the implementation of testing / evaluation instruments should be carried out objectively and open in order to obtain valid information and reliable so that beneficial to improving the quality of learning. The collection of data or information held on each end of the implementation presentation of learning material with respect to the basic competencies faculty and students with the intention of obtaining an overall picture and unanimity about the implementation of learning that have been implemented to achieving mastery of basic competencies 5. Analysis and interpretation Analysis and interpretation should be performed immediately after the data or information collected. Analytical description of the tangible results of evaluation with respect to student learning outcomes, the mastery of competencies; is the interpretation 13 an interpretation of the description of the results of the analysis of student learning outcomes. Analysis and interpretation of the scoring step is preceded by a stage mastery of the competency determination attainment by each student. Administration scoring of the task and / or student work to be carried out immediately after the implementation of data collection or information, and implemented objective. To ensure the objectivity of scoring teachers must follow the guidelines scoring according to the type and form of the test / evaluation instruments used. 6. Follow-up Follow-up is a follow-up activities and analytical results interpretation. As a circuit implementation of the follow-up evaluation of learning outcomes basically concerned with learning to be implemented further based on the evaluation of learning that have been implemented and pemebelajaran regarding the evaluation itself. Follow-up lessons will be held next the implementation of improved business decisions about learning will be implemented as an effort to improve the quality of learning. Follow-up regarding the evaluation of learning involves the evaluation the evaluation instruments used include the purpose, process and instrument evaluation of learning outcomes .. D. Evaluation results Relajar Cognitive Domains: As a result of the cognitive domains related relajar

12

thinking skills, ability to acquire knowledge, knowledge related to the acquisition of knowledge, recognition, understanding, konseptualisai, determination and the ability of reasoning can diartikani intellectual; Bloom classifying cognitive domain of learning outcomes for six levels: knowledge, comprehension, application, analysis, synthesis and evaluation. 14 Evaluation of cognitive learning outcomes can be performed using test objective and test descriptions. Evaluation procedures with the cognitive learning outcomes use the test as a test instrument includes preparing, implementing testing, do the scoring, analysis and interpretation and follow up. A. Compile the test results to learn Compile the test results to learn begins with the preparation of the lattice. The next step after the lattice is composed of items written about the refer to the guidelines for writing about the type of objective test or a test description. A. Conduct testing Lecturers carry out testing should be orderly in the sense of following the procedure administration of testing in order to obtain information or data in an objective testing results, valid and reliable, which in turn gives an overview of actually about. performance capabilities disclosed in accordance with types and forms of the tests used. 2. Do the scoring, analysis and interpretation Lecturer in to score at hasiil testing should follow the guidelines 16 scoring according to the type and form of the tests used and carried out objective. Scoring performed immediately after the implementation of testing. Analysis and interpretation of the results of testing conducted at each time lecturer completed the scoring. With the analysis and interpretation of lecturers gain overview of the achievements of every student mastery of competencies, and generally can get an idea of the success of learning implemented. In this case the criteria for successful learning is exhaustiveness achievement or mastery of learning outcomes competences planned to be achieved by each student; then be determined follow-up. 3. Melaksanmakan follow-up Based on the analysis and interpretation of the results of testing teachers conduct follow-up in the form of carrying out the activities to continue learning the subject matter when the next dish exhaustiveness mastery of competencies have been met, and implement learning / remedial instruction when the level of mastery of competencies by the thoroughness student has not been achieved. Learning / teaching the remedial dlaksanakan individual, group or classical according to the results of diagnostic procedures lack ability of students achieving the expected level of thoroughness D. EVALUATION OF LEARNING psychomotor A. Target Evaluation Domain of motor or psychomotor skills can be defined as series of muscle movements that can be integrated to complete a task. From birth humans acquire skills that include gerakangerakan integrated or coordinated muscle from the simplest example walk, down to the more complicated; running, climbing, and sebaginya. Will 17 but the motor or psychomotor skills needed by a labor professionals such as driving, swimming, taking blood from the veins vein, teaching, must be consciously developed through a process of education Psychomotor skills assessment is more complex and subjective compared with the assessment of the cognitive aspects. Because the assessment

13

psychomotor skills requires observation techniques with reliability (Reliability) to high-dimensional dimensions to be measured. Because when Thus no element of subjectivity becomes very dominant. Therefore attempts to describe the psychomotor skills into dimensions-demensinya through analysis of the task (Task Analyisis) is a necessary step before take measurements. By analysis of the task will be studied traits dimensions and whether or not it's dimensions to be observed and measured. 2. Objectives Assessment a. Complex measure student behavior (competence) after he undergo a process of education. b. Measurement should be representative of the overall capability of a much more large (representativeness) c. Assessment of the parts of the overall behavior of the standing sendirisendiri has little meaning (cognitive, psychomotor, affective) 3. Psychomotor skills assessment phase : E. EVALUATION OF LEARNING affective: A. Goal Evaluation Affective domain of learning outcomes assessment is the ability to respect with feelings, emotions, attitudes / degree of acceptance or statu penilakan object, includes the following aspects: a. According to Bloom, the aspect of the affective domain are: 1) Receive / know, is willing to accept and pay attention variety of stimuli that are still to be passive, simply listen or pay attention. 2) Respond / participate, namely the desire to do something as reaction to the idea, object or system of value-more than just know. 3) Assess / value, the belief or assumption that something ideas, objects or a particular way of thinking has a value / price or meaning. 4) Mengorganisasai, which indicates the values related to each other in a certain system of values, and determine where tilapia has higher priority than other values. One becomes commited to a particular value system. 5) characterization / internalization / practice, which integrates value into a philosophy of living a full and convincing, and its behavior is always consistent with the philosophy of life them. b. According to Anderson (in Robert K. Gable), the affective aspects include: attitude / behavior, self concept / self-esteem, interest, values / beliefs as to what should be Desired. 2. Goals and objectives of affective learning outcomes assessment Purpose of implementation of assessment results is to relajar affective 21 know the achievements of learning outcomes in terms of mastery of the affective domain competencies that are expected to be mastered by every student after the activity learning takes place. 3. Affective learning outcomes assessment techniques Selection of assessment refinement hasl learning tailored to the type and characteristics of learning outcomes which will be revealed, namely (1) acquisition of knowledge, (2)-koginitif skills, personal-social, psychomotor, and solving problem, or (3) changes in attitudes, behaviors and actions. Electoral considerations and the development of techniques assessment of learning outcomes, namely: (1) quality, technically good and true and can be gives results that demonstrate and improve the learning process of participants

14

students, (2) the right to demonstrate achievement of competencies as expressed, (3) practical, efficient, fair and able to distinguish the ability of learners and fit for use, (4) understood by learners, (5) there is an alternative technique others taking the measurements, (6) does not complicate the learners, and (7) available time, equipment, facilities and infrastructure for their administration. Things that need to be done by the learners with regard to the selection assessment techniques are (1) selecting valuation techniques based on the type and characteristics of the competencies to be measured and assessed, (2) develop the measuring instruments in the order set the lattice then compile the tool measure, (3) preparing administrative instructions, and (4) define how to / system assessment. Measurement techniques and affective learning outcomes assessment consists of (1) Technique testing, the assessment techniques that use the test as a measuring tool, and (2) non-testing technique, which is not the valuation techniques that use the test as the measuring instrument. Included in the category of non-testing techniques are observation / observations that can be shaped rating scale, anecdotal records, or records, interview, questionaire, and inventory. 4. Preparation of instruments / assessment tools hail affective learning Preparation of the work steps affective learning outcomes assessment instruments are as follows: a. Develop grid with the following format: 2. Prepare the instrument The instrument is prepared in accordance with the type iteknik measurement and assessment that will be used, namely: 1) Mechanical testing with a test as can intrumennya using a type or form of objective or essay tests. 2) non-testing technique to test the instrument is not can use the type of open or closed. Open type contains questions / statements that need answers description of the participant students. Being closed type that contains question / statement is followed by a short answer from learners comprising beberepa form:) Yes and No: statement / question to the a Yes or No answer. b) Approval of: a statement / question with jalaban Agree or Disagree c) Frequency: statements / questions with answers 23 Always - Sometimes - Not Ever d) Interest: statements / questions with answers Important - Not Important .. e) Possible: statement / question to the Perhaps the answer - No. Maybe. f) Quality: The statements / questions with answers Good - Fair - Poor / No Good. g) Assessment Scale / Number: statement / question rating scale with the numbers 5, 4, 3, 2, 1. or 5 , 4, 2, 1. IV. CLOSING Similarly, Learning Evaluation Guide is organized by form simple, of course, the hope is easy to understand and be understood as one reference in the evaluation of learning for students particular environment of the University of March Surakarta or student higher education in general. To all those who have helped and supported formulated Learning Evaluation Guide is spoken many thanks, hope

15

useful. Self-Evaluation Abstract Educational institutions in the era of competition is getting tougher with the recent nature of competition is widespread, not only local but also national and even global. To be able to exist and thrive in the competitive proficiency level educational institutions are required to have the advantages that are sustainable. Effort to go toward the effort to constantly improve the quality of both institutions, processes, products and outcomes should always be carried out continuously and sustainably. Efforts will be able to run its full potential if supported by the self-evaluation A. A. Sense of self-evaluation, Self-evaluation (self evaluation) is an activity to a state of self-reflection based on data and facts, both the strengths, limitations, opportunities / opportunities and threats (strength, Limitation, opportunity and threat) is implemented by the executing program at an institution ( example, lecturer, faculty officials and teachers in educational institutions). Self-evaluation aims to assess all situations or conditions currently facing the agency in achieving the aspired progress and chart the development of the ideal situation aspired to establish a strategy and subsequent program development. Self-evaluation is also an effort to improve the effectiveness of internal agency processes, improving input and output and to improve the quality and outcomes absorption. Thus the self-evaluation is an evaluation of the situation and condition of an institute conducted by the agency (internal evaluation). As an internal evaluation, objectivity, accuracy and validity of the data lies in the honesty and self-critical in finding the point - a crucial point (success or failure) in the course of the program so that the institution itself can be formulated alternative repair solutions and program development in the future based on the analysis performed SLOT. For sustu educational institutions, particularly higher education, self-evaluation is usually a part of the stage and precedes the accreditation activities. E. Conclusion In a further spur to educational institutions in order to always strive to improve quality in its various aspects and in order to further enhance accountability to the community, the efforts of accreditation and certification of educational institutions is a necessity that can not be negotiable. Accreditation and certification will achieve maximum results when each institution has always perform regular selfevaluation and continuing in an objective, fair and transparent. Dishonesty in self-evaluation in addition to self-deception is also ignoring the interests of society, because formal administrative pretty good but the real world (real world) is still questionable. Bibliography: Astin, A.W. (1993). Assessment for Excellence. New York: American Counsil on Education, Oryc Press Gardiner, LF. (1994). Your Assessment Evaluation in Stark, J.S. & Thomas, A. Assessment and Program Evaluation. USA: Simon & Schuster Custom Publishing Millaard, RM. (1994). Accreditation in Stark, J.S. & Thomas, A. Assessment and Program Evaluation. USA: Simon & Schuster Custom Publishing Law - Law No. 20 of 2003 on National Education System Wolf, RA. (1994). Assessment and Acredition in Stark, J.S. & Thomas, A. Assessment and Program Evaluation. USA: Simon & Schuster Custom Publishing

16

Anda mungkin juga menyukai