Anda di halaman 1dari 5

PROFIL KEPEMIMPINAN KEPALA DAERAH LIMA TAHUN KE DEPAN

Oleh
Ir. Usman Yassin, M.Si 1)

PENDAHULUAN
Dalam tahun 2005 di berbagai pelosok negeri ini akan digelar pemilihan kepala daerah
(PILKADA) secara langsung. Kesuksesan pemilihan presiden yang berlangsung secara damai
dan tanpa gejolak telah mendorong lahirnya Undang-undang No. 32/2004 yang merupakan
revisi terhadap Undang-undang No. 22/1999.
Sesuai dengan topik yang disajikan pada makalah ini `Profil Kepemimpinan Kepala
Daerah Lima Tahun Ke Depan`. Maka untuk menentukan profil kepemimpinan kepala
daerah, tidak cukup dipahami dengan terminologi kepemimpinan dan teori-teori tentang
kempemimpinan saja. Kita juga harus membedah secara cermat potensi dan permasalahan
yang ada di daerah. Karateristik wilayah dan permasalahan yang dihadapi, pada akhirnya akan
menentukan seperti apa profil pemimpin yang kita cari untuk memimpin daerah ini. Kita
dapat mengasumsikan bahwa satu daerah dengan daerah lain memerlukan seorang pemimpin
yang mempunyai karateristik yang berbeda dan atau ada persamaanya.
Salah pilih dalam pilkada mendatang akan merugi dalam jangka panjang (minimal lima
tahun ke depan). Untuk itu masyarakat diingatkan untuk berhati-hati. Berdasarkan
perundang-undangan, calon kepala daerah harus diakomodir atau dicalonkan dari parpol atau
gabungan parpol tertentu, akan membuka peluang majunya pemimpin semu.
Kebijakan calon kepala daerah harus melalui partai akan menyedot banyak biaya dari
calon yang diunggulkan partai. Karenanya tidak semua orang sanggup memenuhi ketentuan
tersebut. Kalaupun ada, pasti akan berpeluang tidak baik pada saat menjadi pemimpin.
Karena persyaratan tersebut orang mungkin jadi enggan mencalonkan diri dalam pilkada
mendatang. Akibatnya besar kemungkinan terjadinya kekosongan calon dari partai politik
tertentu. Nah kekosongan ini akan dimanfaatkan oleh pimpinan organisasi/parpol untuk
mencalonkan diri, karena secara struktural merekalah yang berhak menetukan.
Secara logis semestinya Pilkada yang secara langsung dipilih rakyat, dengan demikian
logikanya pemimpin yang dicalonkan memang mereka yang dipercaya oleh rakyat. Tetapi
karena terkendala oleh kendaraan politik, calon tersebut akan terjegal. Akhirnya saat
pemilihan, masyarakat terpaksa memilih calon-calon yang tidak diharapkan atau dipercaya
untuk membawa Bengkulu kearah perubahan. Kondisi seperti ini pasti sangat merugikan
perubahan. Kalau kondisi ini yang akan terjadi maka partai politik melakukan kebohongan
publik. Untuk antisipasnya maka partai politik harus menentukan indikator dan kriteria calon
yang bisa diakses publik.
Untuk mengajukan sebuah tesis tentang bagaimana profil Kepala Daerah di Propinsi
Bengkulu ini lima tahun kedepan, maka saya akan mencoba memaparkan terlebih dahulu
Bagaimana Propinsi Bengkulu saat ini dengan berbagai permasalahan dan potensi yang
dipunyai.

1) Direktur Yayasan Lembak Bengkulu, Dosen Universitas Muhammadiyah Bengkulu


2) Makalah disajikan pada Seminar Sehari Profil Kepemimpinan Kepala Daerah Lima Tahun Kedepan, pada Selasa, 8 Pebruari
2005, di Selenggarakan oleh DPD Propinsi Bengkulu Parliament Watch Indonesia (PWI)
PROPINSI BENGKULU SAAT INI
Propinsi Bengkulu memiliki luas 19.788,7 km2 (1.978.870 hektar), dengan jumlah
penduduk 1.570.645 jiwa (Tahun 2004), 504.424 jiwa berada dalam kemiskinan (Tahun
2002), dengan 9 Kabupaten/kota, 60 Kecamatan, 1164 Desa. Wilayah Propinsi Bengkulu
memanjang dari perbatasan Lampung hingga Sumatera Barat dengan rentang sekitar 567 km,
dengan waktu tempuh menggunakan jalan darat sekitar 10 jam.
Dari 9 Kabupaten/kota, hanya Kota Bengkulu yang tidak dikategorikan Kawasan
tertinggal, sehingga Propinsi Bengkulu dapat diaktegorikan Propinsi yang tertinggal.
Sebagai gambaran untuk menyatakan kemakmuran suatu wilayah adalah salah satu
indikatornya adalah PDRB per kapita. Berdasarkan data tahun 2002 PDRB Propinsi Bengkulu
hanya Rp. 3.284.863, sedangkan PDRB perkapita nasional sudah mencapai Rp. 7.592.019.
Artinya tingkat kesejahteraan/kemakmuran Propinsi Bengkulu jauh dibawah tingkat
kemakmuran propinsi lain.
Dari laporan dan Kajian Bank Indonesia tentang Ekonomi Regional Propinsi Bengkulu
terungkap beberap fakta bahwa:
• Dalam Tahun 2004 dari dana di APBD (APBD Propinsi + Kabupaten/Kota) sebesar
Rp. 1.358.321.000, yang dialokasikan untuk biaya rutin sebesar 81.98%, sedangkan untuk
biaya pembangunan hanya 18.02% (Rp. 244.769.444)
• Dari biaya rutin tersebut rata-rata 80% digunakan untuk belanja pegawai
• PDRB Propinsi Bengkulu 2004 ditentukan oleh sektor Pertanian sebesar 31.43%, ini artinya
perekonomian Bengkulu masih ditentukan oleh sektor primer (pertanian). Sedangkan
sektor jasa-jasa 17.39%, perdagangan dan hotel 17,36%, sektor pengangkutan dan
komunikasi sebesar 15.56%, yang lainnya hanya 18.27% (pertambangan, industri, listrik,
air minum, bangunan dan keuangan).
• Perkembangan PDRB berdasarkan jenis penggunaannya yang mencerminkan tingkat
permintaan daerah menunjukkan bahwa sebagian besar dana yang tersedia digunakan
untuk pengeluaran konsumsi Rumah Tangga 61.52%, konsumsi pemerintah 20.39%,
Investasi hanya 11.73% . Hal ini mengindikasikan perputaran ekonomi Bengkulu lebih
banyak digerakan oleh tingkat konsumsi dibandingkan investasi.
• Peninggkatan tingkat konsumsi sebagai penggerak roda perekonomian, namun
permasalahan utama ekonomi di daerah ini adalah sebagian besar produk yang
diperdagangkan berasal dari luar daerah sehingga trickle down effect dana sebesar itu
secara multiplier effect banyak mengalir ke daerah lain
• Perkembangan ekspor propinsi Bengkulu memperlihat peranan sektor pertanian adalah
karet dan minyak sawit (CPO), Karet dengan porsi 62.27% dari total ekspor. Dari 2003 s/d
2004 kegiatan import hampir nihil, artinya kebutuhan masih dapat dipenuhi dari dalam
negeri
PERMASALAHAN PROPINSI BENGKULU
Berapa hal yang mendasar yang hingga kini masih menjadi permasalahan di Propinsi
Bengkulu adalah:
• Isolasi (Transfortasi: darat, udara, laut dan Telekomunikasi)
• Sumber Daya Manusia masih rendah sehingga sulit di ajak/digerakkan; kultur/prilaku),
• Sumber Daya Alam (belum terindentifikasi secara detil baik posisi, defosit, menguntungkan
atau tidak)
• Potensi Unggulan belum teridentifikasi dan belum tercermin pada APBD (kalau Renstra
misalnya Agribisnis dan Agroindustri semesti APBD pun harus mencerminkan hal tersebut)
• Sektor Pertanian dan Perkebunan baru taraf berproduksi (belum pada industriÆ
Agroindustri, Agribisnis)
• Kemiskinan (miskin secara ekonomi, miskin informasi, miskin akses pada sumber
pendanaan, miskin keberanian (faktor budaya))
• Sumberdaya energi listrik yang sangat terbatas (banyak desa hingga umur republik ini
menginjak tahun ke 60, masih dalam Kegelapan)
• Penegakan hukum yang masih sebatas lip service
• Tidak adanya tranparansi dalam pengelolaan APBD
• Tingginya tingkat pengangguran (harus diatasi dengan penciptaan lapangan kerja baru)
• Bahkan disinyalir menjadi daerah terkorup (?)

POTENSI DAERAH
Sedangkan potensi daerah Propinsi Bengkulu, meliputi:
• Bahan tambang (tidak punyai data detail dan defosit yang dimiliki)
• Kekayaan laut mulai dari Perbatasan Sumbar sampai dengan perbatasan Lampung
• Perkebunan yang telah berproduksi (tapi belum ada industri)
• Iklim yang teratur antara musim hujan dan kemarau
• Jumlah penduduk yang sedikit dapat dijadikan potensi karena lebih mobil dan tingkat
permasalahan yang masih terbatas
• Punya historis dunia Æ dapat menjadi potensi wisata sejarah
• Potensi wisata budaya, wisata alam, dan sebagainya

KRITERIA PEMIMPIN SECARA UMUM


Secara faktual pemimpin adalah orang yang harus berjuang lebih dahulu dari pada
masyarakat yang dipimpinnya, dan yang terakhir ketika menikmati hasilnya. Dengan kata lain
kepentingan masyarakat diatas segalanya. Esensinya aktualisasi diri dan pengabdian, dan
ketika dia sudah berkerja dan memperlihat hasil yang signifikan adalah sesuatu yang wajar,
kemudian dia menikmati dan merasakan dari hasil dan buah kerjanya.
Sebelum dibahas tentang profil kepemimpinan Kepala daera lima tahun ke depan, saya
akan memamparkan terlebih dahulu beberapa kriteria kepemimpinan secara umum, yaitu
seorang pemimpin harus menjadi orang yang shidiq dan amanah, selanjutnya ia harus memiliki
kecerdasan, sehingga dengan kecerdasannya itu ia bisa menempatkan sesuatu dengan sangat
tepat di jalan yang disukai Allah SWT, dan disenangi rakyatnya.
Pemimpin yang shaleh dan jujur memang sangat dibutuhkan, tetapi tidak akan
sempurna jika tidak didampingi dengan kecerdasan. Paling tidak ada empat hal yang harus
dimiliki pemimpin masa depan.
Pertama, pemimpin yang cerdas dia harus bisa berfikir jauh ke depan. Artinya
seorang pemimpin yang cerdas dapat dilihat dari apakah ia memiliki visi atau tidak, juga sejauh
mana visi yang dicita-citakannya itu. Dia tidak hanya berfikir untuk hari ini saja, tapi harus
mampu membuat perencanaan, misalnya sampai 5-10 tahun ke depan, juga strategi jangka
panjang dan jangka pendek.
Kedua, pemimpin yang cerdas itu harus mampu membuat strategi, merencanakan dan
menentukan mana yang harus didahulukan. Jangankan memimpin sesuatu yang besar, untuk
mengatur hal yang sederhana saja memerlukan kemampuan berfikir. Membuat sesuatu yang
sederhana saja jika tidak memakai strategi tentu akan gagal, apalagi untuk memimpin sesuatu
yang besar. Jika seseorang tidak mampu menentukan mana yang harus didahulukan dan tidak
mampu merencanakan, itu ciri orang yang lemah kepemimpinannya
Ketiga, pemimpin yang cerdas harus terampil membaca, menggali dan mensinergikan
potensi. Pemimpin yang tidak pernah membaca potensi dan mensinergikannya, dia tidak akan
sukses karena tidak ada sukses tunggal, tidak pernah bisa sukses hanya dengan sendirian.
Keempat, pemimpin yang cerdas adalah pemimpin yang bisa memotivasi. Setelah
potensi dibaca dan digali, lalu mereka didorong agar bisa berbuat sesuatu. Seorang pemimpin
tidak cukup hanya pandai merencanakan dan bercita-cita, tetapi harus mampu memotivasi
agar masyarakat bisa bergerak, anak bisa belajar, istri bisa menghemat, tetangga bisa saling
menghargai, suasana di kantor bisa menjadi produktif, bahkan bangsa bisa berubah menjadi
lebih baik akhlaknya.
Sekarang di Bengkulu ini orang yang cerdas banyak, setiap kampus melahirkan sarjana
setiap tahun, tetapi mengapa Bengkulu masih menjadi daerah yang tertingkal dan bangkrut?
Cerdas yang baik adalah cerdas yang dibimbing oleh Allah SWT, karena kecerdasan yang tidak
tertuntun akan berpeluang merusak.
Kebatilan yang dilakukan oleh orang yang cerdas lebih berbahaya dibandingkan oleh
orang yang bodoh. Jika orang bodoh mencuri ayam, terkadang bukan ayamnya yang
tertangkap, justru dirinya yang tertangkap. Tetapi jika orang cerdas mencuri bisa sampai
miliaran atau triliunan rupiah, bahkan bisa membuat negara menjadi bangkrut.

PROFIL KEPEMIMPINAN DAERAH LIMA TAHUN KEDEPAN


Dari data yang dilaporkan oleh Bank Indonesia dimana lebih dari 80% APBD hanya
digunakan untuk biaya rutin, sekitar 20% untuk biaya pembangunan artinya tingkat
ketergantung Propinsi Bengkulu dengan pemerintah pusat sangat luar biasa, dapat kita
katakan Propinsi Bengkulu menuju kebangrutan, kalau saja kepala daerah yang terpilih
nanti tidak mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul, dengan
memanfaatkan potensi daerah yang sebesar-besarnya untuk kepentingan, kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat.
Dengan fakta tersebut, Profil Kepala Daerah ke depan, mau tidak mau, suku tidak suka
adalah koloborasi figur pemimpin yang mampu menjadi seorang negosiator ulung, supaya
mampu meyakinkan pusat kekuasaan mengucurkan dananya ke Propinsi Bengkulu, dengan
seorang pasangan pengusaha yang harus mampu menggerakan roda perekonomian dengan
meningkatkan PDRB perkapita, dengan cara memanfaat potensi yang ada untuk sebesar-
besarnya bagi kepentingan rakyat.
Sehingga dalam PILKADA 2005 ini kita membutuhkan nahkoda yang berpengalaman
mengelola dan menembus birokrasi untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat, dan
kita membutuhkan kombinasi yang mampu mengelola potensi Bengkulu secara revolusiner,
efisien dan profesional. Secara eksplisit kita membutuhkan pasangan Birokrat (?) yang
bersih & berpengalaman dengan pengusaha, yang sudah jelas-jelas telah berani
menceburkan dirinya menginvestasikan dana dan dirinya di Bengkulu.
Kita tidak ingin memiliki pemimpin yang hanya pada tingkat berjanji dengan statemen,
sementara semua denyut nadinya berada diluar propinsi Bengkulu. Hal ini membuktikan
mereka sendiri tidak tertarik untuk berinvestasi di Bengkulu.
Sesaat ketika ada PILKADA semua janji ditaburkan, padahal selama ini tidak ada upaya
keterlibatan secara langsung untuk berbuat memajukan Bengkulu. Propinsi Bengkulu bukan
quis berhadiah melalui media elektronik, bukan juga janji kosong melalui sms.
Disamping itu dari beberapa kali diskusi terdahulu juga teridentifikasi profil pemimpin
yang dibutuhkan untuk memajukan Propinsi Bengkulu, yaitu:
• Orang yang perlu pemikiran bukan hanya untuk dirinya tapi bagaimana mampu
mengiditifikasi masalah menjadi peluang (Bukan hanya tujuan kekuasaan)
• Orang yang kaya (Kaya hati, kaya pengalaman, kaya pemikiran, jika mungkin kaya harta
sehingga tidak punya tujuan untuk memperkaya diri lagi, kecuali untuk pengabdian dan
aktualisasi diri)
• Mempunyai empati (perasaan dalam bertindak), jika mungkin sudah terbukti dan sudah
teruji
• Perhatian pada masyarakat (tidak hanya pada saat mau merebut jabatan/kekuasaan saja,
ada track record jauh sebelumnya)
• Sosok yang peduli pada permasalahan sosial terutama berbuat untuk kesejahteraan
masyarakat, bukan catatan mercusuar (dan hal ini berproses)
• Mempunyai pemikiran yang revolusioner untuk melakukan perubahan
• Mempunyai peta yang jelas akan permasalahan daerah (sangat paham terhadap 1164
Desa, 60 Kecamatan dan 9 kabupaten/kota)
• Mempunyai perjalanan hidup yang jelas (by proses), bukan sosok yang disulap
• Mau mendengar
• Kreatif
• Batasan umur produktif
• Ada dukungan dari partai politik
• Dikehendaki dan dipilih oleh rakyat

PENUTUP
Dari data dan fakta diatas maka siapapun pimpinan daerah yang nanti terpilih, maka
kata kuncinya adalah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Mereka harus secara bertahap
mengurangi tingkat ketergantungan dengan pusat, yang pada akhirnya mampu mengelola
potensi daerah secara efisien dan profesional menuju masyarakat Bengkulu yang sejahtera.
Penulis dapat memberikan catatan penting dalam PILKADA secara langsung tahun 2005
ini, yaitu kita membutuhkan pemimpin yang dekat dengan pemerintahan pusat dan juga
merapat kerakyat, yaitu pasangan negositor ulung (Birokrat bersih dan
berpengalaman ?) dengan pengusaha telah membuktikan diri sudah berbuat memajukan
Bengkulu. Siapa orangnya? Tanyakan kepada hati nurani kita masing-masing.

Usman Yassin
ilahirkan di Bengkulu, 22 Oktober 1965, SD s/d SMA di Bengkulu, Diterima melalui PMDK di IPB Bogor 1985, Mendapat beasiswa
S2 di IPB Bogor 1994, Asisten Dosen di IPB 1986 s/d 1990, 1990 s/d 1999 Dosen Universitas Muhammadiyah Malang, Pembantu
Dekan I UMM, 1997 s/d 1999, Dosen Universitas Muhammadiyah Bengkulu 1999 s/d sekarang, Direktur Eksekutif Yayasan Lembak
Bengkulu, Anggota Senat Universitas Muhamamdiyah Bengkulu 2002 s/d sekarang, Ketua Bakom PKB Propinsi Bengkulu 2004 s/d
sekarang,

Anda mungkin juga menyukai