Anda di halaman 1dari 14

ALIRAN PERMANEN SERAGAM PADA ALIRAN LICIN DAN KASAR

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Aliran permanen seragam pada dasarnya jarang terjadi di alam dan hanya terjadi di laboratorium. Meskipun aliran ini jarang terjadi di alam, tetapi pada analisis aliran secara teoritis dipakai konsep aliran beraturan. Aliran dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kedalaman, luas tampang basah, dan debit pada setiap tampang disepajang aliran dimana hal tersebut sangat berpengaruh pada kecepatan aliran. Oleh karena itu, dilakukan analisis di laboratorium. 2. Rumusan Masalah Rumusan masalah percobaan aliran seragam permanen seragam pada saluran licin dan kasar adalah: a. Berapa besar koefisien kekasaran Chezy dan Manning pada saluran licin dan kasar? b. Bagaimana grafik hubungan kedalaman aliran dengan koefisien kekasaran? B. KAJIAN TEORI Pada umumnya tipe aliran melalui saluran terbuka adalah turbulen karena kecepatan aliran dan kekasaran dinding relatif besar. Aliran melalui saluran terbuka disebut seragam (uniform) apabila berbagai variabel aliran seperti kedalaman, tampang basah, kecepatan dan debit pada setiap tampang disepanjang aliran adalah konstan. Pada aliran seragam, garis energi, garis muka air dan dasar saluran adalah sejajar sehingga kemiringan ketiga garis tersebut adalah sama. Kedalaman air pada aliran seragam disebut dengan kedalaman normal sehingga besarnya debit yang lewat adalah: perlu

Q = U. A Dimana : Q U A = debit aliran (m3/dtk). = kecepatan rata-rata tampang (m/dtk). = luas tampang aliran (m2).

Aliran disebut tidak seragam atau berubah apabila variabel aliran seperti kedalaman, tampang basah dan kecepatan disepanjang saluran tidak konstan. Apabila perubahan aliran terjadi pada jarak yang panjang, maka disebut aliran berubah beraturan. Sebaliknya apabila terjadi pada jarak yang pendek maka disebut aliran berubah cepat. Sedangkan aliran disebut permanen apabila variabel aliran di suatu titik seperti kedalaman dan kecepatan tidak berubah terhadap waktu. Apabila berubah terhadap waktu maka disebut aliran tidak permanen. Zat cair yang mengalir melalui saluran terbuka akan menimbulkan tegangan geser pada dinding saluran. Tahanan ini akan diimbangi oleh komponen gaya berat yang bekerja pada zat cair dalam arah aliran. Didalam aliran seragam, komponen gaya berat da!am arah aliran adalah seimbang dengan tahanan geser dimana tahanan geser ini tergantung pada kecepatan aliran. Berdasarkan kesetimbangan gaya-gaya yang terjadi tersebut, maka dapat diturunkan Rumus Chezy maupun Manning sebagai berikut:

U = C U =
Dimana: U C n R Sw

R
2 3

S
1 w 2

1 R n

= kecepatan aliran. = koefisien Chezy. = koefisien Manning. = Radius hidraulik. = kemiringan muka air.

Apabila kecepatan aliran dapat diketahui, maka akan mudah bagi kita untuk menentukan harga koefisien Chezy tersebut.

C. ALAT YANG DIGUNAKAN 1. Multi purpose teaching flume Merupakan satu set model saluran terbuka dengan dinding tembus pandang yang diletakkan pada struktur rangka kaku. Dasar saluran ini dapat diubah kemiringannya dengan menggunakan jack hidraulik yang dapat mengatur kemiringan dasar saluran tersebut secara akurat sesuai dengan yang kita kehendaki. Terpasangnya rel pada bagian atas saluran tesebut memungkinkan alat ukur kedalaman (point gauge) dan tabung pitot dapat digeser-geser sepaniang saluran. Saluran ini dilengkapi dengan keran tekanan udara dan pada titiktitik tertentu terdapat lubang untuk pemasangan model bangunan air. Saluran ini dilengkapi pula dengan tangki pelayanan berikut pornpa sirkulasi air, dan alat pengukur debit.

Gambar 1. Multi-purpouse Teaching Hume 2. Point gauge (alat ukur tinggi muka air). 3. Mistar / pita ukur.

D. LANGKAH PERCOBAAN

Adapun langkah percobaan aliran seragam yaitu sebagai berikut: 1. Alirkan air kedalam saluran dengan menjalankan pompa.
2. Apabila dasar saluran dimiringkan, catatlah kemiringannya sebagai So

dimana selang).

(beda tinggi bacaan pada selang air dibagi jarak

3. Ukurlah kedalaman di dua titik yang telah ditentukan jaraknya (L), satu di

bagian hulu sebagai h1 dan yang lain dibagian hilir sebagai h2 dan selidiki keseragaman alirannya.
4. Ukur debit aliran, kemudian ukur pula kecepatan aliran dengan pengapung

dan stopwatch.
5. Ukurlah kemiringan muka air yang terjadi yaitu:

6. Amati keadaan aliran yang terjadi. 7. Ulangi prosedur di atas untuk dasar saluran dengan kekasaran. 8. Dan hasil pengukuran tersebut tentukan besarnya koefisien kekasaran Chezy maupun Manning untuk dasar saluran licin maupun kasar, lalu bandingkan. 9. Gambarkan sketsa saluran dan letak titik-titik pengukurannya. 10. Gambarkan grafik hubungan kedalaman aliran dengan besarnya koeffisien kekasaran. E. PEMBAHASAN Percobaan yang dilakukan pada masing masing saluran sebanyak 3 kali dan perhitungan pada pembahasan hanya diwakili pada percobaan pertama. Perhitungannya sebagai berikut:
1. Kemiringan Saluran (So)

= =

Z 2 Z1 L 7.7 7.4 = 0.000725 414

Tabel 1. Saluran Licin

Percobaan Ke
1 2 3 4 5

Q l/det
2.81 2.61 2.59 2.46 2.36

h1 cm
9.5 9.25 9.2 9.05 8.9

h2 cm
9.5 9.27 9.15 9.02 8.85

h3 cm
9.4 9.2 9.1 9 8.85

h4 cm
9.4 9.25 9.1 9 8.82

h5 cm
9.39 9.05 8.95 9 8.75

h6 cm
9.4 9.2 9.05 9 8.88

h7 cm
9.4 9.2 9.15 9.05 8.9

h8 cm
9.3 9.15 9.05 9 8.85

L cm
414 414 414 414 414

Tabel 2. Saluran Kasar


Percobaan Ke
1 2 3 4 5

Q l/det
2.805 2.76 2.71 2.59 2.5

h1 cm
10.1 10.09 10.05 10 9.9

h2 cm
10.05 10.05 10 9.9 9.85

h3 cm
10 9.89 9.95 9.95 9.8

h4 cm
9.99 9.5 9 9.8 9.75

h5 cm
9.75 9.7 9.7 9.65 9.55

h6 cm
9.91 9.9 9.85 9.8 9.65

h7 cm
9.9 9.9 9.8 9.75 9.6

h8 cm
9.8 9.8 9.75 9.65 9.5

L cm
414 414 414 414 414

2. Analisis Data Rumus Hitungan :


a) Kemiringan Saluran (So)

= =

Z 2 Z1 L

7.7 7.4 = 0.000725 414 = B x h ( Rata-rata)

b) Luas Tampang Basah (A)

1) Saluran licin Percobaan ke-1 Percobaan ke-2 Percobaan ke-3 Percobaan ke-4 Percobaan ke-5 2) Saluran kasar Percobaan ke-1 Percobaan ke-2 Percobaan ke-3 Percobaan ke-4 Percobaan ke-5 = 10.3 x 9.926 = 10.3 x 9.866 = 10.3 x 9.762 = 10.3 x 9.812 = 10.3 x 9.7 = 120.50 cm2 = 109.63 cm2 = 113.50 cm2 = 116.75 cm2 = 118.38 cm2 = 10.3 x 9.41 = 96,935 cm2 = 10.3 x 9.19 = 10.3 x 9.01 = 94.721 cm2 = 92.854 cm2 = 10.3 x 9.03 = 93.665 cm2 = 10.3 x 8.85 = 91.2 cm2

c) Kemiringan Muka Air (Sw) 1) Saluran licin

h1 h8 + So L

9.5 - 9.3 + 0.000725 Percobaan ke-1= 414

= 0.00121

9.25 - 9.15 + 0.000725 = 0.0097 Percobaan ke-2= 414 9.2 - 9.05 + 0.000725 Percobaan ke-3= 414 9.05 - 9 + 0.000725 Percobaan ke-4= 414 8.9 - 8.85 + 0.000725 Percobaan ke-5= 414 2) Saluran kasar 10.1 - 9.8 + 0.000725 Percobaan ke-1= 414 10.09 - 9.8 + 0.000725 Percobaan ke-2= 414 = 0.00145 = 0.00143 = 0.00109 = 0.00085 = 0.00076

10.05 - 9.75 + 0.000725 = 0.00145 Percobaan ke-3= 414 10 - 9.65 + 0.000725 Percobaan ke-4= 414 Percobaan ke-5 = 0.00157 = 0.00169

9.9 - 9.5 + 0.000725 = 414

d). Keliling Tampang Basah (P) 1) Saluran licin Percobaan ke-1 Percobaan ke-2

= B + 2h

= 10.3 + ( 2 x 9.41) = 29.112 cm = 10.3 + ( 2 x 9.19) = 28.692 cm

Percobaan ke-3 Percobaan ke-4 Percobaan ke-5 2) Saluran kasar

= 10.3 + ( 2 x 9.05) = 28.487 cm = 10.3 + (2 x 9.015) = 28.33 cm = 10.3 + (2 x 8.854) = 28.008 cm

Percobaan ke-1= 10.3 + (2 x 9.926) Percobaan ke-2= 10.3 + (2 x 9.866)

= 30.152 cm = 30.032 cm

Percobaan ke-3= 10.3 + (2 x 9.762 ) = 29.825 cm Percobaan ke-4= 10.3 + (2 x 9.812 ) = 29.925 cm Percobaan ke-5= 10.3 + (2 x 9.7 ) A P = = = = = = = = = = 96.935 29.115 94.721 28.962 = 3.328 = 3.301 = 29.7 cm

e)

Radius Hidaulik (R)

1) Untuk saluaran licin (1)

Untuk saluaran licin (2) Untuk saluaran licin (3) Untuk saluaran licin (4) Untuk saluaran licin (5)
2) Untuk saluran kasar (1)

93.665 = 3,287 28.487 92.845 28.33 91.2 28 102.24 30.152 101.622 30.032 100.554 29.825 101.069 29.925 99.91 29.7 = 3.277 = 3.256 = 3.39 = 3.383 = 3.371 = 3.377 = 3.363

Untuk saluaran kasar (2) Untuk saluaran kasar (3) Untuk saluaran licin (4) Untuk saluaran licin (5)

f) + 0,01

Q nyata

= 0,9884 x Qterbaca

g)

Kec. Rata-rata Aliran (U) = = = = =

Qnyata A

1) Untuk saluaran licin (1)

2810 = 28.988 cm/det 96.935 2610 = 27.554 cm/det 94.721 2590 = 27.651 cm/det 93.665 2460 = 26.493 cm/det 92.854 2360 91.2 = 25.877 cm/det

Untuk saluaran licin (2) Untuk saluaran licin (3) Untuk saluaran licin (4) Untuk saluaran licin (5)

2) Untuk saluran kasar (1)

= = = = =

2805 = 27.435 cm/det 102.24 2760 = 27.159 cm/det 101.622 2710 = 26.95 cm/det 100.554 2590 = 25.626 cm/det 101.069 2500 99.91 = = 25.002 cm/det U R.Sw = 457.134

Untuk saluran kasar (2) Untuk saluran kasar (3) Untuk saluran kasar (4) Untuk saluran kasar (5)
h)

Koefisien Chezy =

1) Untuk saluaran licin (1)

28.988 3.328 x 0,00121

Untuk saluaran licin (2) Untuk saluaran licin (3) Untuk saluaran licin (4) Untuk saluaran licin (5)
2) Untuk saluran kasar (1)

= = = = = = = = =

27.554 3.301x0,00097 27.651 3.287 x0,00109 26.493 3.277 x0,00085 25.877 3.256 x0,00076 27.435 3.39 x0,00145 27.159 3..383 x 0,00143 26.95 3..371x0,00145 25.626 3..377 x0,00157 25.022 3.363 x0,00169

= 487.8 = 462.464 = 503.184 = 519.766 = 391.319 = 391.057 = 385.507 = 351.872 = 331.749

Untuk saluran kasar (2) Untuk saluran kasar (3) Untuk saluran kasar (4) Untuk saluran kasar (5)

i)

Koefisien Manning (n) =

1 2 / 3 1/ 2 .R .Sw U

1) Untuk saluaran licin (1)

1 3.3282/3 x0,001211/2 12,43

= 0,00267 Untuk saluaran licin (2) = 1 3.3012/3 x0,000971/2 13,85

= 0,0025 Untuk saluaran licin (3) = 1 3.2872/3 x0,001091/2 14,67

= 0,00263

Untuk saluaran licin (4)

1 x3.2772/3 x0,000851/2 15.46 1 x 3.2562/3 x0,000761/2 18,25

= 0,00242 Untuk saluaran licin (5) =

= 0,00234
2) Untuk saluran kasar (1)

1 x3.392/3 x0.001451/2 14,83

= 0,00313 Untuk saluran kasar (2) = 1 x3.3832/3 x0.001431/2 15,57

= 0,00313 Untuk saluran kasar (3) = 1 x3.3712/3 x0.001451/2 19,26

= 0,00317 Untuk saluran kasar (4) = 1 x3.3772/3 x0.001571/2 19,92

= 0,00348 Untuk saluran kasar (5) = 1 x3.362/3 x0.001691/2 19,82

= 0,00368 (j) Debit Aliran ( Q ) = U. A 1) Untuk saluran licin: Q1 = U. A = 28.988 x 96.935 = 2810 cm/det Q2 = U. A = 27.554 x 94.721 = 2610 cm/det Q3 = U. A = 27..651 x 93.665

= 2590 cm/det Q4 = U. A = 26.493 x 92.854 = 2460 cm/det Q5 = U. A = 25.877 x 91.2 = 2360 cm/det 2) Untuk saluran kasar: Q1 = U. A = 27.435 x 102.24 = 2805 cm/det Q2 = U. A = 27.159 x 101.622 = 2760 cm/det Q3 = U. A = 26.95 x 100.554 = 2710 cm/det Q4 = U. A = 25.626 x 101.069 = 2590 cm/det Q5 = U. A = 25.022 x 99.91 = 2500 cm/det

G. KESIMPULAN : Dari analisis data diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : So B = 0.000725 = 10.3 cm

1. Saluran licin:
h (cm) 9,4112 5 9,1962 5 9,0937 5 9,015 8,8543 75 A (cm) 96,935 88 94,721 38 93,665 63 92,854 5 91,200 06 P (cm) 29,122 5 28,692 5 28,487 5 28,33 28,008 75 U (cm/det) 28,9882 36 27,5544 99 27,6515 53 26,4930 62 25,8771 75 R (cm) 3,3285 56 3,3012 59 3,2879 55 3,2776 03 3,2561 28 Cd (Chezy) 457,134 37 487,799 64 462,464 2 503,184 28 519,765 77 n(Manning ) 0,0026729 99 0,0025015 27 0,0026367 94 0,0024221 39 0,0023423

Debit Aliran ( Q ) Q1 Q2 Q3 Q4 Q5

= U. A

= 2810 cm/det = 2610 cm/det = 2590 cm/det = 2460 cm/det = 2360 cm/det

2. Saluran kasar: Sw h (cm) A (cm) P (cm) U R (cm) (cm/det) 30,152 27,4353 3,3907 5 45 76 30,032 27,1593 3,3837 5 73 47 26,9507 3,3714 29,825 6 59 25,6261 3,3774 29,925 21 02 25,0225 3,3639 29,7 2 73 Cd (Chezy) 391,319 19 391,056 74 385,507 09 351,872 15 331,748 84 n (Manning) 0,0031322 18 0,0031332 37 0,0031764 15 0,0034810 66 0,0036897 7

9,9262 102,24 0,00145 5 04 0,00142 9,8662 101,62 5 5 24 100,55 0,00145 9,7625 38 101,06 0,00157 9,8125 88 0,00169 1 9,7 99,91

Debit Aliran ( Q ) Q1 Q2 Q3 Q4

= U. A

= 2805 cm/det = 2760 cm/det = 2710 cm/det = 2590 cm/det

Q5

= 2500 cm/det

Anda mungkin juga menyukai