Anda di halaman 1dari 17

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang, dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui Jalan lahir atau dengan jalan lain. (Rustam Muchtar, 1998). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 228 per 100.000 kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal karena berbagai sebab. Berdasarkan survei dari RSUD dr. Rasidin Padang Ruang Kebidanan tahun 2011, kejadian Ketuban Pecah Dini sebanyak 84 orang. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tandatanda persalinan dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda-tanda persalinan (Manuaba, 1998). Ketuban pecah dini kemungkinan besar menimbulkan resiko tinggi infeksi dan bahaya kompresi tali pusat, maka dalam penatalaksanaan perawatannya dianjurkan untuk pemantauan ibu

maupun janin dengan ketat. (Achadiat, 1995) KPD sering kali menimbulkan konsekuensi yang dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun bayi terutama kematian perinatal yang cukup tinggi. Kematian

perinatal yang cukup tinggi ini antara lain disebabkan karena kematian akibat kurang bulan, dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak maju, partus lama, dan partus buatan yang sering dijumpai pada pengelolaan kasus KPD terutama pada pengelolaan konservatif. Dilema sering terjadi pengelolaan KPD dimana harus segera pada

bersikap aktif terutama pada

kehamilan yang cukup bulan, atau harus menunggu sampai terjadinya proses persalinan sehingga masa tunggu akan memanjang berikutnya akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi. Sedangkan sikap konservatif ini sebaiknya dilakukan pada KPD kehamilan kurang 1 bulan dengan harapan tercapainya pematangan paru dan berat badan janin yang cukup. Ada 2 1

komplikasi yang sering terjadi pada KPD, yaitu: pertama, infeksi, karena ketuban yang utuh merupakan barier atau penghalang terhadap masuknya penyebab infeksi. Dengan tidak adanya selaput ketuban seperti pada KPD, floravagina yang normal ada bisa menjadi pathogen yang akan membahayakan baik pada ibu maupun pada janinnya. Oleh karena itu membutuhkan pengelolaan yang agresif seperti diinduksi untuk mempercepat persalinan dengan maksud untuk mengurangi kemungkinan resiko terjadinya infeksi: kedua, adalah kurang bulan atau prematuritas, karena KPD sering terjadi pada kehamilan kurang bulan. Masalah yang sering timbul pada bayi yang kurang bulan adalah gejala sesak nafas atau respiratory Distress Syndrom (RDS) yang disebabkan karena belum masaknya paru. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mampu menerapkan dan mengembangkan ilmu yang didapatkan di perkuliahan dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini. 2. Tujuan Khusus a. Mampu melaksanakan pengkajian dengan menganamnesa, observasi, pemeriksaan umum dan pemeriksaan penunjang pada ibu bersalin. b. Mampu menegakkan diagnosa, masalah dan kebutuhan dengan benar berdasarkan data. c. Mampu mengindentifikasi masalah dan diagnosa potensial yang mungkin terjadi. d. Mampu menentukan tindakan segera secara mandiri, dan kolaborasi. e. Mampu menentukan rencana asuhan kebidanan pada ibu bersalin sesuai kebutuhan. f. Mampu melaksanakan rencana asuhan ibu bersalin dengan baik. g. Mampu mengevaluasi asuhan yang telah diberikan.

C. Manfaat 1. Bagi Mahasiswa Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dalam memberikan pelayanan dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan pada ibu bersalin sesuai dengan standar profesi. 2. Bagi Pendidikan Makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan di perpustakaan STIkes Ranah Minang. 3. Bagi RSUD dr. Rasidin Padang Dapat berperan secara profesional, sehingga dapat memberikan pelayanan yang berkualitas pada klien dengan ketuban pecah dini sesuai dengan kebutuhan klien.

D. Ruang Lingkup Manajemen asuhan kebidanan dilakukan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini di RSUD dr. Rasyidin pada tanggal 17 Feberuari 2012.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut Ketuban Pecah Dini pada kehamilan prematur. B. Penyebab Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut. Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh, bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh. Terdapat keseimbangan antara sintesis dan degradasi ekstraselular matriks. Perubahan struktur, jumlah sel, dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas kolagen berubah dan

menyebabkan selaput ketuban pecah. Faktor resiko untuk terjadinya Ketuban Pecah Dini adalah: 1. Berkurangnya asam askorbik sebagai komponen kolagen. 2. Kekurangan tembaga dan asam askorbik yang berakibat pertumbuhan struktur abnormal karena antara lain merokok. Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda. Pada trimester ketiga selaput ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi rahim, dan gerakan janin. Pada trimester akhir terjadi perubahan biokimia pada selaput ketuban. Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm merupakan hal fisiologis. Ketuban Pecah Dini pada kehamilan prematur disebabkan oleh adanya faktor-faktor eksternal, misalnya infeksi yang menjalar dari vagina. Ketuban Pecah Dini prematur sering terjadi pada polihidaramnion, inkompeten serviks, solusio plasenta. 4

C. Komplikasi Komplikasi yang timbul akibat Ketuban Pecah Dini bergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal ataupun neonatal, persalinan prematur, hipoksia dan asfiksia, deformitas janin, meningkatnya insiden

resiko seksio sesarea, atau gagalnya persalinan normal. Hipoksia dan asfiksia Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dan derajat oligohidraamnion, semakin sedikit air ketuban, semakin gawat janin. Sindrom deformitas janin Ketuban pecah dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin, serta hipoplasi pulmonar. D. Penilaian Klinik 1. Tentukan pecahnya selaput ketuban. Ditentukan dengan adanya cairan ketuban di vagina, jika tidak ada dapat dicoba dengan gerakan sedikit bagian terbawah janin atau meminta pasien batuk atau mengedan. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus merah menjadi biru. 2. Tentukan usia kehamilan, bila perlu dengan pemeriksaan USG 3. Tentukan ada tidaknya infeksi 4. Tentukan tanda-tanda inpartu. Tentukan adanya kontraksi yang teratur, periksa dalam.

E. Penanganan 1. Konservatif a. Rawat di rumah sakit b. Berikan antibiotika (ampisilin 4 x 500mg atau eritromisin bila tak tahan ampisillin) dan metronidazol 2 x 500mg selama 7 hari c. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, tes busa negatif, beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan janin. 2. Aktif a. Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksi sesarea. Dapat pula diberikan misoprostol 50 mg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali. b. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi, dan persalinan diakhiri: bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea. Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam.

F. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Varney 1. Pengertian Asuhan Kebidanan Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggngjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebtuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999). 2. Pengertian manajemen kebidanan. Manajemen kebidanan adalah pendekataan yang dilakukan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dan pengkajia, interpretasi data, diagnosa potensial, diagnosa masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Depkes RI, 1999). 3. Konsep Kebidanan Menurut Varney

Proses manajemen yang memperkenalkan sebuah metode dengan mengorganisasikan pemikaran dan tindakan yang harus mengikuti urutan logis dan menbersihkan penelitian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan penelitian yang terpisah-pisah berfokus pada klien (Varney, 1997).

Proses manajemen terdiri dan 7 Iangkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara peiodik. Proses dimulai dengan

mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersehut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap Iangkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan itu bisa berubah sesuai dengan kebutuhan klien.

1). Pengumpulan Data Dasar Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu: a) Riwayat Kesehatan. b) Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya. c) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya. d) Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi. Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber ang berkaitn dengan kondisi klien.

2). Interpretasi Data Dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan

diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. 7

a. Masalah Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenaikeluhannya. b.kebutuhan Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang mernbutuhkan informasi dan arahan dan tenaga ksehatan.

3). Mengidentifikasi sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Pada langkah ketiga ini kita mengidentifikasi atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.

4).

Identifikasi

kebutuhan

yang

memerlukan

penanganan

segera

Megidentikasi perlunya tindakan segera oieh bidan atau dokter dan atau untuk dikosultasikan atau ditangani bersama dengan anggota team kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dan proses manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera, sementara yang lain, harus menunggu, intrepretasi dokter.

5). Rencana Manajemen Masing-masing jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar dan memasukkannya ke dalam antisipasi masalah atau merupakan kegiatan rutin manajernen wanita dalam antenatal visip.

6). Pelaksanaan Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan harus berpedoman pada intervensi.

7). Evaluasi Pada langkah terakhir mi dilakukan evaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan

diagnosanya. Dalam evaluasi akan ditemukan perkembangan kesehatan klien, apakah membaik, memburuk atau tidak ada perubahan setelah dilakukan asuhan teori kebidanan (Vamey, 1997).

BAB III TINJAUAN KASUS MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY. Y G1 P0 A0 H0 Gravid 41-41 minggu DENGAN KPD KETUBAN PECAH DINI DI RSUD dr. RASYIDIN PADANG TANGGAL 17 FEBRUARI 2012

Pengumpulan Data Dasar A. Anamnesa (Data Subjektif) Pada tanggal Nama Umur Suku Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : 17 Februari 2012 : Eliza : 28 tahun : Minang : Islam : SMA : Ibu Rumah Tangga : Jln. Terpadu RT. 14/14 No. 16 Kapuk Kp. Lalang Pukul : 23.30 WIB

1. Alasan Masuk Kamar Bersalin: a. Ibu merasakan tanda-tanda akan melahirkan, keluar lendir bercampur darah dan sakit pinggang menjalar ke ari-ari. Keluar air-air sejak 4 hari b. Nyeri pinggang menjalar sampai ke ari-ari, keluar lendir bercampur darah dari kemaluan.

2. Riwayat Kehamilan a. HPHT 2 Mai 2011. b. ini kehamilan pertama dan tidak pernak keguguran c. Geralan janin : ada 20 kali dalam 24 jam d. Tanda bahaya : tidak ada e. Obat-obat yang dikonsumsi : tidak ada

10

3. Riwayat Obstetric Tanda-Tanda Bersalin a. Kontraksi b. Frekuensi c. Lamanya d. Kekuatan : Ada, sejak tanggal 13 Desember 2012 : 3 x 10 menit : 20-40 detik : Sedang

e. Lokasi ketidaknyamanan : Pinggang dan ari-ari 4. Pengeluaran Pervaginam a. Lendir bercampur darah : Ada b. Air ketuban c. Darah : Ada : Tidak ada

5. Masalah-masalah khusus tentang hal-hal yang berhubungan dengan faktor atau predisposisi maupun resiko tinggi yang dialami ibu: Tidak ada. 6. Psikologis: Ibu cemas menanti persalinan. 7. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir: ada, 24 x /hari 8. Nutrisi dan Hidrasi a. Makan terakhir jam b. Jenis makanan terakhir : 19.00 WIB : Nasi 1 piring sedang + 1 potong ikan goreng + 1 mangkok kecil sayur kangkung. c. Minum terakhir jam : 20.00 WIB : 1 gelas air putih : 16.00 WIB : 18.00 WIB

d. Jenis Minuman 9. Buang air besar terakhir 10. Buang air kecil terakhir

B. Pemeriksaan Fisik Data (Data Objektif) 1. Tafsiran persalinannya 9 Februari 2011 2. Keadaan umum 3. Keadaan emosional 4. Tanda-tanda vital a. TD : 120/80 mmHg 11 : Baik : Cemas menanti persalinan

b. Nadi c. Suhu d. Pernafasan

: 120 x/menit : 38 0C : 22 x/menit

1. Pemeriksaan dari kepala sampai kaki a. Mata, Conjungtiva Sklera b. Wajah, Oedema Cloasma gravidarum c. Payudara Pembesaran Kolostrum Retraksi Nyeri tekan Massa 2. Pemeriksaan Kebidanan a. Palpasi Leopold I : Tinggi Fundus Uteri 3 jari di bawah prossesus xypoideus, pada fundus teraba bagian tidak bundar, lunak dan tidak melenting, kemungkinan bokong janin. Leopod II : Pada perut ibu sebelah kiri teraba bagian yang luas, keras, datar, memanjang seperti papan kemungkinan punggung janin dan bagian kanan perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil : Simetris kiri dan kanan : Ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak pucat : Tidak kuning : Tidak oedema : Tidak ada

kemungkin-an ekstremitas janin. Leopod III : Pada bagian bawah perut ibu teraba bagian yang besar, bulat, keras, melenting kemungkinan kepala janin, tidak bisa digoyangkan lagi. Leopod IV Penurunan b. Mc. Donal : Posisi tangan sejajar : 2/5 : 33 cm 12

TBBJ c. Auskultasi 1) DJJ 2) Frekuensi 3) Irama 4) Tempat d. HIS 1) Frekuensi 2) Durasi 3) Kekuatan

: 3410 gr

: (+) positif : 188 x/menit : Teratur : Kuadran kiri 1/3 pusat-SIAS

: 3 x 10 menit : 20-40 detik : Sedang

e. Anogenetalia 1) Vulva vagina 2) Perineum : Tidak oedema dan varices : Tidak ada luka perut

3) Pengeluaran pervagina : Lendir bercampur darah dan air ketuban 4) Anus f. Pemeriksaan dalam 1) Atas indikasi : Untuk mengetahui apakah ada tanda inpartu pukul 18.00 wib 2) Dinding vagina 3) Serviks 4) Pembukaan serviks 5) Ketuban 6) Penurunan kepala 7) Presentasi 8) Promontorium 9) Spina Isciadika 10) Bagian terkemuka : Tidak ada benjolan : Tebal : 1 cm : (-) : H II-III : Kepala : Tidak teraba : Tidak menonjol kiri dan kanan : Tidak ada : Tidak ada haemoroid

13

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut Ketuban Pecah Dini pada kehamilan premature. Komplikasi yang timbul akibat Ketuban Pecah Dini bergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal ataupun neonatal, persalinan prematr, hipoksia dan asfiksia, deformitas janin, meningkatnya insiden resiko seksio sasarea, atau gagalnya persalinan normal. Yang terjadi pada NY. E G1 P0 A0 H0 yang ditakutkan adalah fetal distress di mana dapat diketahui dari denyut jantung janin yang tidak beraturan.

B. Saran 1. Untuk instansi pelayanan: Diharapkan kepada instansi pelayanan dapat menerapkan manajemen

kebidanan sesuai dengan asuhan dan masalah yang terjadi pada klien. 2. Untuk instansi pendidikan Untuk menambah referensi terbaru agar dapat menambah ilmu dan wawasan perserta didik sesuai dengan ilmu dan teknologi terkini. 3. Untuk mahasiswa Dengan adanya makalah kasus ini diharapkan mahasiswa dapat menerapkan asuhan sesuai dengan standar profesi kebidanan.

14

DAFTAR PUSTAKA

Prawihardjo, Sarwono, Ilmu Kebidanan, PT. Bina Pustaka, Jakarta, 2010 Prawihardjo, Sarwono, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta, 2006

15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Manajemen Asuhan Kebidanan pada NY. E G1 P0 A0 H0 Usia Kehamilan 41-42 Minggu dengan Ketuban Pecah Dini di RSUD dr. Rasidin Padang Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagian pembaca. Penulis berharap ada kritikan dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.

Padang, Februari 2012

Aswitha Darmayanti

i 16

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. DAFTAR ISI ................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ A. Latar Belakang .................................................................................. B. Tujuan ................................................................................................ 1. Tujuan Umum ............................................................................. 2. Tujuan Khusus ............................................................................. C. Manfaat ............................................................................................. D. Ruang Lingkup ................................................................................... BAB II Tinjauan Teoritis ........................................................................... A. Defenisi ............................................................................................. B. Penyebab ........................................................................................... C. Komplikasi ........................................................................................ D. Penilaian Klinik ................................................................................. E. Penanganan ....................................................................................... F. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Varney .............

i ii 1 1 2 2 2 3 3 4 4 4 5 5 6 6

BAB III TINJAUAN KASUS MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN. 10 A. Anamnesa (Data Subjektif) ................................................................ B. Pemeriksaan Fisik Data (Data Objektif) ............................................ BAB IV PENUTUP ...................................................................................... A. Kesimpulan ......................................................................................... B. Saran ................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA 10 11 17 17 17

17

ii

Anda mungkin juga menyukai