Anda di halaman 1dari 10

IKHTISAR ANTROPOLOGI ANTROPOLOGI SEBAGAI ILMU

(disusun guna memenuhi UAS take home mata kuliah Antropologi)

OLEH: Muhammad Adi Gunawan (100210302004)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2012

Antropologi Sebagai Ilmu A. Definisi Antropologi Dewasa ini, terdapat banyak beberapa pendapat tentang antropologi bahkan dalam berbagai istilah tentang antropologi itu sendiri menurut ahli-ahli yang terdapat di berbagai Negara-negara antara lain: 1. Berdasarkan etimologinya, kata antropologi berasal dari kata yunani Antrophos yang berarti manusia dan logos berarti ilmu, dari pecahan kata diatas dapat di tarik devinisi antropologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dalam segi social dan budayanya. 2. Ethnography Yakni merupakan suatu deskripsi / penjelasan mengenai sebuah kebudayaan Dario suatu suku bangsa secara holistic (keseluruhan). Artinya sebuah budaya diteliti itu tidak hanya diteliti budayanya saja melainkan keseluruhannya misalkan kehidupan sosialnya, dan lain sebagainya. 3. Ethnology Yang berarti Ilmu Bangsa-Bangsa, istilah ini mulai ditinggalkan oleh Negara lain kecuali Amerika dan Inggris. Istilah ini dipakai untuk menyebut suatu bagian dari antropologi yang secara khusus mempelajari masalah yang berkaitan dengan sejarah perkembangan kebudayaan manusia. 4. Kulturkunde Yang berarti Ilmu Kebudayaan. Istilah ini pernah dipakai sarjana antropologi jerman L. frobenius. Istilah ini juga berarti sebagai ilmu yang mempelajari tentang sejarah kebudayaan manusia. 5. Antrophologi / ilmu tentang manusia Merupakan suatu istilah yang pada awalnya mempunyai makna yakni perkembangan manusia meliputi bagian-bagian fisik maupun sosialnya. Di Negara Eropa sendiri istilah antropologi hanya diartikan sebagai ilmu tentang ras-ras manusia yang dipandang dari ciri fisiknya.

6. Cultural antropologi Merupakan suatu ilmu yang mempelajari kebudayaan manusia. Istilah ini awalnya hanya diapakai Negara amerika namun kemudian dipakai pula oleh Negara-negara lain di dunia. 7. Social antropologi. Istilah ini dipakai dinegara Inggris, social antropologi dipakai guna memaparkan kehidupan social manusia baik dari segi kehidupan social secara pribadi maupun kehidupan social secara kelompok. B. Sejarah Perkembangan Antropologi. 1. Fase Pertama (sebelum 1800) Kedatangan bangsa Eropa di benua Afrika, Asia, dan Amerika selama sekitar 4 abad sejak akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, suku-suku bangsa penduduk pribumi sangat mendapatkan perubahan dari bangsa-bangsa di Negara Eropa Barat. Di kalangan kaum terpelajar eropa barat timbul 3 sikap yang bertentangan terhadap orang-orang afrika, asia, Oseania, dan Indiana tersebut, yaitu : 1. Anggapan bahwa bangsa-bangsa tersebut sebenarnya bukan manusia yang sebenarnya melainkan mabusia liar keturunan iblis, dan lain-lain. Sehingga muncullah istilah savage dan primitive yang mengacu kepada bangsa-bangsa pribumi itu. 2. Pandangan bahwa masyarakat-masyarakat pribumi tersebut merupakan masyarakat yang masih murni. Artinya masyarakat tersebut masih beluim mengenal sebuah kriminailitas dimana sikap kriminalitas ini sudah berekmbang dan sudah ada di masyarakat eropa pada saat itu. 3. Pandangan bahwa kebudayaan, adat istiadat, maupun hasil kebudayaannya merupakan khalayak untuk dipertunjukkan kepada masyarakat di eropa barat. Sehingga dibangun sebuah museum yang menggelarkan benda-benda tersebut. 2. Fase Kedua (kira-kira pertengahan abad ke-19) Terbitnya karangan-karangan sekitar abad ke-19 byang bahannya tersusun berdasarkan cara berpikir evolusi msyarakat, yaitu : masyarakat dan kebudayaan manusia telah mendapatkan evbolusi sangat lambat, yakni melalui berbagai tingkatan dan fase-fase dari yang sangat rendah sampai ke tingkatan seperti zaman

sekarang

ini.

Sekitar

tahun

1860

an

terdapat

beberapa

karangan

yang

mengklasifikasi bahan-bahan mengenai berbagai kebudayaan di dunia dalam berbagai tingkat evolusi, lahirlah sebuah ilmu yaitu antropologi. 3. Fase Ketiga (awal abad ke-20) Negara-negara penjajah di Eropa berhasil memantapkan ekspansinya di Negaranegara jajahan mereka. Antropologi menjadi kian sangat penting di bangsa eropa karena mereka menggunakan ilmu ini untuk mengahadapi masyarakat di Negara yang mereka jajah karena mereka tahu bahwa masyarakat yang mereka jajah merupakan masyarakat yang tidak sekompleks dengan bangsa eropa. Antropologi menjadi suatu ilmu yang prakltis, yang tujuannya adalah mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa diluar eropa guna

kepentingan pemerintah colonial dan guna mendapat sebuah pengertian tentang masyarakat modern yang bersifat kompleks. 4. Fase Keempat (kira-kira 1930) Pada fase ini antropologi berkembang sangat luas, baik dalam ketelitian bahan pengetahuan maupun ketajaman metode-metode ilmiah yang digunakan. Setelah berakhirnya Perang dunia II, antropologi seakan-akan kehilangan sebuah lapangan penelitian yang kemudian terdorong untuk mengembangkan lapangan-lapangan penelitiannya dengan pokok dan tujuan yang berbeda dengan sebelumnya. Pokok atau sasaran penelitian para ahli antropolgi sejak tahun 1930 bukan lagi meneliti suku-suku bangsa primitive bukanlah bangsa eropa lagi. Melainkan para penduduk pedesaan pada umumnya, baik dari segi keanekaranagaman fisiknya, masyarakatnya, dan juga kebudayaannya. Pada fase keempat ini antropologi memiliki dua tujuan utama: 1. Tujuan Akademis, untuk mencapai pemahaman tentang manusia berdasarkan bentuk fisiknya, masyarakatnya, maupun kebudayaannya. 2. Tujuan Praktis, untuk kepentingan pembangunan.

C. Sistematika Antropologi Tokoh-Tokoh Antropologi Para tokoh antropologi dalam fase pertama dari perkembangannya sudah tentu belum ada, Karena pada waktu itu belum ada ilmu antropologi. Namun ada penjelasan tentang manusia dan kebudayaan suku-suku bangsa yang tinggal diluar benua Eropa. Para pengarang etnografi kuno ada dari berbagai golongan antara lain: 1. Golongan musafir adalah A. Bastian, seorang dokter kapal berbangsa jerman yang telah keliling ke berbagai benua pada permulaan abad ke-19. diantara catatancatatan perjalanannya mengenai berbagai daerah tertentu di Afrika Barat, India. Cina, Australia, Kepulauan Osenia, Meksiko, dan Amerika latin. Ia pernah menulis tiga jilid etnografi mengenai kebudayaan suku-suku bangsa di Indonesia. 2. Golongan penyiar agama Nasrani sangat banyak jumlahnya, cukup disebut seorang saja sebagai contoh, ialah J.F. Lafitau, seorang pendeta agama Katolik bangsa perancis yang pernah berkerja di daerah sungai St. Lawrance (Amerika Utara dan Kanada Timur), sebagai penyiar agama dan menulis sebuah etnografi yang klasik (1724) tentang kebudayaan suku-suku bangsa India yang hidup didaerah sungai tersebut. 3. Golongan Eksplorasi adalah N.N. Miklukho-Maklai, seorang bangsa Rusia yang banyak mengenbara di daerah Oseania di Lautan Teduh, dan yang pernah mengunjungi Papua Nugini dan Irian Jaya. 4. Golongan pemerintah-pemerintah jajahan adalah T.S. Raffles, yang pernah menjabat sebagai Letnan Gubernur Jendral di Indonesia antara tahun 1811 dan 1815. 5. Tokoh dari sarjana antropologi pada abad ke-19 adalah L.H Morgan, seorang serjana hokum bangsa Amerika yang berkerja sebagai pengacara. 6. P.W. Schmidt, seorang serjana antropologi berbangsa Austria. Malinowski, yang telah menulis banyak buku antropologi. Banyak sekali tokoh-tokoh yang berperan penting dalam dunia perkembangan ilmu antropologi, karena antropologi tidak hanya berkembang di Negara-negara Eropa saja, akan tetapi ilmu ini berkembang ke Negara-negara Asia, Afrika, Amerika dan lain sebagainya. Sehingga dengan berkembangnya ilmu ini di Negara-negara tersebut 7. Tokoh sarjana antropologi dalam fase perkembangannya yang ketiga adalah B.

banyak tokoh-tokoh yang ikut campur dengan pemikiran-pemikiran mereka sehingga ilmu antropologi semakin lama semakin luas kajiannya.

D. Ruang Lingkup Studi Antropologi a. Antropologi Budaya/Sosial Dalam Antropologi budaya meliputi etnologi, linguistic, dan arkeologi. Yang ketiganya saling berhubungan secara langsung dengan kebudayaan manusia. 1. Etnologi Etnologi merupakan salah satu cabang ilmu antropologi yang membahas budaya yang memusatkan perhatiannya terhadap perkembangan kebudayaan masa kini (Haviland 1985:17). Sub disiplin ilmu ini banyak membahas dan memfokuskan dirinya terhadap sebuah perilaku manusia. Dengan kata lain etnologi mempelajari pola-pola kelakuan seperti adat istiadat perkawinan, struktur kekerabatan, sistem politik dan ekonomi, agama, cerita-cerita rakyat, kesenian dan musik. Serta bagaimana perbedaan diantara pola-pla itu dalam berbagai masyarakat masa kini. Selain itu etnologi juga mempelajari dinamika kebudayaan tersebut dan kebudayaan lain saling mempengaruhi termasuk juga interaksi antara berbagai kepercayaan dan cara-cara melaksanakannya di dalam suatu kebudayaan dan pengaruhnya terhadap kepribadian seseorang. 2. Linguistik Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa-bahasa. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu tentang bahasa ini agak lebih tua dibandingkan dengan antropologi. Kedua disiplin tersebut menjadi amat erat hubungannya, karena ketika para ahli antropologi melakukan penelitian lapangan, mereka meminta bantuan tenaga-tenaga ahli bahasa untuk mempelajari bahasa-bahasa primitive. Terdapat perbedaan antara ahli linguistic dengan ahli-ahli bahasa yang lain. Ahli linguistic lebih tertarik pada sejarah dan struktur bahasabahasa yang tidak tertulis. Pusat perhatian demikian memerlukan tekhnik

analisa dan penelitian yang lebih las jenisnya dibandingkan dengan yang digunakan oleh para ahli bahasa yang lain. Lebih jauh ahli linguistic juga tertarik untuk mempelajari timbulnya bahasa selama masa yang lalu dan juga pada variasi bahasa pada masa kini, sehingga dapat dikatakan bahwa ahli antropologi linguistic mempelajari timbulnya bahasa dan bagaimana terjadinya variasi dalam bahasa-bahasa selama dalam jangka waktu berabad-abad. Ketika antropologi linguistic tertarik mengenai bagaimana terjadinya perbedaan bahasa-bahasa sekarang, khusunya sehubungan dengan konstruksi dan cara penggunaannya, maka kemudian berkembang cabang ilmu bahasa deskriptif. Secara rinci, ilmu mengenai konstruksi bahasa disebut ilmu bahasa struktual, dan ilmu yang mempelajari bagaimana bahasa dipergunakan dalam logat sehari-hari disebut sosialinguistik atau etnolinguistik. 3. Arkeologi Arkeologi menurut Havilland (1985:14) adalah cabang antropologi budaya yang mempelajari benda-benda dengan maksud untuk menggambarkan dan menerangkan perilaku manusia. Sebagian besar perhatian dipusatkan kepada masa lampau, karena apa yang tertinggal di masa lampau seringkali hanya berupa benda dan bukan gagasan. Ahli arkeologi mempelajari alat-alat, tembikar, dan peninggalan lain yang tahan lama, yang masih ada sebagai warisan dari kebudayaan yang telah punah. Atau dengan kata lain menurut Ihromi (1994:7) berusaha mengkonstruksikan dan menyusun kembali cara hidup sehari-hari dan adat istiadat dari bangsa-bangsa masa prasejarah, serta menelusuri perubahan kebudayaan dan mengajukan keterengan tentang kemungkinan sebab dari perubahan kebudayaan itu. Pokok perhatiannya sama dengan ahli sejarah, hanya saja ahli arkeologi menelusuri masa lalu yang lebih jauh, karena para ahli sejarah hanya mempelajari kebudayaan yang mempunyai catatan-catatan tertulis dan hanya membatasi diri pada 5.000 tahun terakhir ini.

b. Metode ilmiah Metode ilmiah yang dipakai dalam antropologi budaya adalah semua cara yang dapat digunakan dalam ilmu tersebut untuk mencapai suatu kesatuan yang sama. Kesatuan pengetahuan itu dapat dicapai para ahli dalam ilmu bersangkutan melalui 3 hal yakni : (1) Pengumpulan fakta, (2) Penentuan ciri-ciri umum dan system, dan 3) verifikasi.

Pengumpulan fakta, untuk antropologi budaya atau social,tingkat ini


adalah pengumpulan data mengenai kejadian dan segala gejala-gejala dalam masyarakat dan kebudayaan untuk diolah secara ilmiah. Dalam kenyataan, aktivitas pengumpulan fakta disini terdiri dari berbagai metode observasi, mencatat, mengolah dan mendskripsikan fakta-fakta yang terjadi dalam suatu masyarakat yang hidup.

Penentuan ciri-ciri umum dan system. Penentuan ciri-ciri umum serta


system merupakan suatu tahap dalam cara berfikir ilmiah, yang bertujuan untuk menentukan dan menganaliasa fakta-fakta yang telah terkumpul dalam sebuah penelitian.

Verivikasi. Metode-metode yang digunakan dalam verifikasi dilakukan


dalam kenyataan atau dalam masyarakat yang hidup terhadap kaidah-kaidah yang dimaksudkan guna memperkuat suatu penelitian yang sudah dilakukan. c. Antropologi fisik Antropologi fisik dalam arti khusus adalah bagian dari antropologi yang mencoba memahami sejarah terjadinya beragam makhluk manusia berdasarkan perbedaan ciri-ciri fisiknya, dengan bahan penelitian berupa ciri-ciri tubuhnya, dengan bahan penelitian berupa ciri-ciri tubuh yang tampak mulai sejak lahir hingga sampai dewasa sperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk muka dan lain sebagainya. d. Metode Metode yang dipakai dalam antropologi fisik adalah metode dengan menggunakan angket atau kuestioner.

E. Daftar Pustaka

Coleman, Simon dan Helen Watson, Pengantar Antropologi (Jakarta: Nuansa, 2005) Fedyani, Achmad Saifudin, Ph.D, Antropologi Kontemporer (Jakarta: Kencana, 2006) Koentjaraningrat, Pengantar ilmu Antropologi (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990)

Anda mungkin juga menyukai

  • Ipi 32303
    Ipi 32303
    Dokumen7 halaman
    Ipi 32303
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • Tugas Sejarah Eropa 5
    Tugas Sejarah Eropa 5
    Dokumen8 halaman
    Tugas Sejarah Eropa 5
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • Sejarah Indonesia (Buku Guru)
    Sejarah Indonesia (Buku Guru)
    Dokumen336 halaman
    Sejarah Indonesia (Buku Guru)
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • Tugas Sejarah Eropa 8
    Tugas Sejarah Eropa 8
    Dokumen9 halaman
    Tugas Sejarah Eropa 8
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • Tugas Sejarah Eropa 7
    Tugas Sejarah Eropa 7
    Dokumen13 halaman
    Tugas Sejarah Eropa 7
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • Tugas Sejarah Eropa 9
    Tugas Sejarah Eropa 9
    Dokumen15 halaman
    Tugas Sejarah Eropa 9
    Warid Fadlillah Faqih
    100% (1)
  • 4.2 Konstitusi
    4.2 Konstitusi
    Dokumen30 halaman
    4.2 Konstitusi
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • Napoleon
    Napoleon
    Dokumen10 halaman
    Napoleon
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • Lama Ran
    Lama Ran
    Dokumen4 halaman
    Lama Ran
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • IKHTISAR Bowo
    IKHTISAR Bowo
    Dokumen9 halaman
    IKHTISAR Bowo
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • Kwu Pwer Point
    Kwu Pwer Point
    Dokumen9 halaman
    Kwu Pwer Point
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • Pelatihan Kewirausahaan Berbasis Syariah
    Pelatihan Kewirausahaan Berbasis Syariah
    Dokumen5 halaman
    Pelatihan Kewirausahaan Berbasis Syariah
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • Ala Mat
    Ala Mat
    Dokumen1 halaman
    Ala Mat
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • KONFLIK-AGAMA
    KONFLIK-AGAMA
    Dokumen13 halaman
    KONFLIK-AGAMA
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat
  • BAB3 Asli
    BAB3 Asli
    Dokumen31 halaman
    BAB3 Asli
    Warid Fadlillah Faqih
    Belum ada peringkat