Anda di halaman 1dari 10

Obat Tradisional dan Simplisia BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masyarakat Indonesia telah lama mengenal serta menggunakan obat-obatan alami atau yang dikenal dengan obat tradisional dan juga Simplisia. Obat tradisional lebih mudah diterima oleh masyarakat karena obat tradisional kebanyakan obat yang telah di kenal secara turun temurun dan telah akrab dengan masyarakat, obat ini lebih murah dan mudah didapat. Terdapat berbagai macam obat tradisional yang berasal dari tanaman dan telah banyak diteliti kandungan kimia dan khasiat yang berada di dalamnya. Sedangkan Simplisia merupakan bahan alam yang digunakan sebagai obat, tetapi belum mengalami pengolahan apapun atau diolah secara sederhana. Simplisia yang berasal dari tanaman utuh, bagian tanaman (seperti daun, bunga, buah, kuli buah, biji, kulit, batang, kayu, akar, rimpang), atau eksudat tanaman disebut Simplisia Nabati. Eksudat tanaman bisa merupakan isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat nabati lain yang dengan cara tertentu dipisahkan dari selnya atau zat nabati lain yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanaman dan belum berupa zat kimia murni.

1.2

Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang obat tradisional dan simplisia.

Farmakognosi Dasar

Page 1

Obat Tradisional dan Simplisia BAB II PEMBAHASAN

II.1.

Obat Tradisional Menurut PerMenKes RI No. 246/Men.Kes/Per/V/1990 Tentang Izin Usaha IOT dan Pendaftaran OT dan Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan, yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh. Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet. Pola penyakit di Indonesia mengalami pergeseran dari penyakit infeksi yang terjadi sekitar tahun 1970 kebawah ke penyakit-penyakit metabolik degeneratif ysng terjadi sesudah tahun 1970 sampai sekarang.

Penyakit infeksi dalam pengobatannya memerlukan penanggulangan secara cepat dengan menggunakan antibiotika. Jika pengobatan menggunakan obat tradisional yang efeknya lambat tentunya kurang efektif.

Penyakit metabolik degeneratif penyakit baru yang ditimbulkan oleh gangguan metabolisme tubuh akibat mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang tidak terkendali serta gangguan faal tubuh sjalan dengan proses degenerasi.
Farmakognosi Dasar Page 2

Obat Tradisional dan Simplisia Yang termasuk penyakit metabolik antara lain : diabetes (kencing manis), hiperlipidermia (kolesterol tinggi), asam urat, batu ginjal dan hepatitis. Sedangkan yang termasuk penyakit degeneratif antara lain adalah : rematik (radang persendian), asma (sesak nafas), ulser (tukak lambung), haemorrhoid (ambeien/wasir) dan pikun (Lost of memory).

Untuk menanggulangi penyakit tersebut diperlukan pemakaian obat dalam waktu lama sehingga jika menggunakan obat modern dikhawatirkan adanya efek samping yang terakumulasi dan dapat merugikan kesehatan.

Oleh karena itu lebih sesuai bila menggunakan obat alam atau obat tradisional, yang mempunyai kelebihan yaitu meskipun penggunaannya dalam waktu lama tetapi efek samping yang ditimbulkan relatif kecil sehingga dianggap lebih aman.

Disamping berbagai keuntungan tersebut, obat tradisional juga memiliki berbagai kelemahan,yaitu : Efek farmakologisnya lemah Bahan baku belum standar Bersifat higroskopis serta volumines Belum dilakukan uji klinik Mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme

Walaupun demikian, efek samping obat tradisional tidak bisa disamakan dengan efek samping obat modern. Pada tanaman obat terdapat suatu mekanisme yang disebut penangkal atau dapat menetralkan efek samping tersebut yang dikenal dengan istilah SEES ( Side Effect Eleminating Subtanted)

Contohnya

- Didalam Kunyit terdapat senyawa yang merugikan tubuh, tetapi di dalam kunyit itu juga ada zat anti untuk menekan dampak negative tersebut.

Farmakognosi Dasar

Page 3

Obat Tradisional dan Simplisia - Pada perasan air tebu terdapat senyawa saccharant yang ternyata berfungsi sebagai anti diabetes. Maka untuk penderita diabetes (kencing manis) bisa mengkonsumsi air perasan tebu, tetapi dilarang minum gula walaupun gula merupakan hasil pemurnian dari tebu.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi kelemahan-kelemahan ini sampai ditemukannya bentuk obat tradisional yang telah teruji khasiat dan keamanannya, bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah serta memenuhi indikasi medis yaitu kelompok obat fitoterapi atau fitofarmaka.

II.2.

Simplisia Menurut Departemen Kesehatan RI, Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan (mineral). Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Banyak sekali contoh dari simplisia nabati ini, sebut saja simplisia rimpang kunyit (Curcumae domesticae rhizoma) yang berasal dari tumbuhan kunyit (Curcumae domesticae) yang biasa digunakan sebagai bahan dasar dari pembuatan jamu. Simplisia kunyit ini didapat dari mengeringkan rimpang kunyit yang telah dipotongpotong atau dirajang terlebih dahulu dan kemudian dihaluskan. Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh atau bagian hewan atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia. Sebagai contohnya madu Mel depuratum yang dihasilkan oleh hewan lebah. Madu ini sangat banyak sekali manfaatnya untuk kesehatan. Bukan hanya kesehatan bagian dalam tubuh tetapi madu juga banyak digunakan sebagai bahan untuk mempercantik kulit atau mengencangkan kulit. Simplisia pelikan (mineral) adalah simplisia yang berupa bahan pelikan (mineral) yang belum diolah dengan cara sederhana dan belum berupa kimia murni. Untuk menjamin keseragaman senyawa aktif, keamanan maupun kegunaannya, maka simplisia harus memenuhi persyaratan minimal. Untuk dapat memenuhi persyaratan minimal tersebut, ada beberapa faktor yang berpengaruh antara lain :

Farmakognosi Dasar

Page 4

Obat Tradisional dan Simplisia 1. Bahan baku simplisia 2. Proses pembuatan simplisia, termasuk cara penyimpanan bahan baku simplisia 3. Cara pengepakan dan penyimpanan simplisia Agar simplisia memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan, maka ketiga faktor tersebut harus memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan. Sebagai sumber simplisia, tanaman obat dapat berupa tumbuhan liar atau berupa tanaman budidaya. Tumbuhan liar adalah tumbuhan yang tumbuh dengan sendirinya di hutan atau di tempat lain, atau tanaman yang sengaja ditanam dengan tujuan lain misalnya sebagai tanaman hias, tanaman pagar, tetapi bukan dengan tujuan untuk memproduksi simplisia. Tumbuhan liar harganyapun relatif murah. Tanaman liar umumnya kurang baik untuk dijadikan sumber simplisia jika dibandingkan dengan tanaman budidaya, karena mutu simplisia yang dihasilkan mutunya tidak tetap. Hal ini terutama disebabkan oleh : a) Umur tumbuhan atau bagian tumbuhan yang dipanen tidak tepat dan berbedabeda. Umur tumbuhan atau bagaian tumbuhan yang dipanen berpengaruh pada kadar senyawa aktif. Ini berarti bahwa mutu simplisia yag dihasilkan sering tidak sama, karena umur pada saat dipanen tidak sama. b) Jenis (spesies) tumbuhan yang dipanen sering kurang diperhatikan, sehingga simplisia yang diperoleh tidak sama. c) Lingkungan tempat tumbuh yang berbeda, sering mengakibatkan perbedaan kadar kandungan senyawa aktif. Pertumbuhan dipengaruhi tinggi tempat, keadaan tanah dan cuaca. Perusahaan obat tradisional yag menggunakan simplisia yang berasal dari tumbuhan liar, selain mutu yang berbeda, seringpula menyebabkan harga yang bervariasi. usaha membudidayakan tanaman obat untuk memenuhi keperluan simplisia, diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.Tanaman budidaya adalah tanaman yang sengaja ditanaman untuk tujuan produksi simplisia. Keuntungan tanaman budidaya ini dapat dijadikan usaha oleh petani secara kecil kecilan berupa tanaman tumpangsari atau tanaman obat kelurga yaitu pemanfaatan tanaman obat, selain itu tanaman budidaya dapat diusahakan untuk meningkatkan mutu simplisia dengan jalan :
Farmakognosi Dasar Page 5

Obat Tradisional dan Simplisia Bibit dipilih untuk mendapatkan tanaman unggul, sehingga simplisia yang dihasilkan memiliki kandungan senyawa aktif yang tinggi. Pengolahan tanah, pemeliharaan, pemupukan dan perlindungan tanaman dilakukan dengan seksama dan bila mungkin menggunakan teknologi tepat guna. Kekurangan tanaman ini selain harganya yang relatif mahal, apabila cuaca sulit diprediksi dan atau petani kurang baik dalam menjaga tanaman ini akan gagal panen atau tanamannya rusak dan hasil panen tidak sesuai harapan. II.3. Dasar Pembuatan Simplisia Dasar pembuatan simplisia ini dibagi menjadi 4 yaitu : 1. Simplisia dibuat dengan cara pengeringan Pembuatan simplisia dengan cara pengeringan dilakukan dengan cepat tetapi pada suhu yang tinggi. Pengeringan yang dilakukan dengan waktu lama akan mengakibatkan simplisia yang diperoleh ditumbuhi kapang. Pengeringan yang dilakukan pada suhu terlallu tinggi akan mengakibatkan perubahan kimia pada kandungan senyawa aktifnya. 2. Simplisia dibuat dengan proses fermentasi Proses fermentasi dilakukan dengan saksama, agar proses tersebut tidak berkelanjutan kea rah yang tidak diinginkan. contohnya pada pembuatan the, ada beberapa the yang harus dilakukan fermentasi agar mendapatkan hasil simplisia yang baik. 3. Simplisia dibuat dengan proses khusus pembuatan simplisia dengan cara penyulingan, pengentalan eksudat nabati, pengeringan sari air dan proses khusus lainnya dilakukan dengan berpegang pada prinsip bahwa simplisia yang dihasilkan harus memiliki mutu sesuai dengan persyaratan. 4. Simplisia dibuat dengan menggunakan air Pati, talk dan sebagainya, pada proses pembuatannya memerlukan air. Air yang digunakan harus bebas dari pencemaran racun serangga, kuman patogen, logam berat dan lain lain.

Farmakognosi Dasar

Page 6

Obat Tradisional dan Simplisia II.4. Tahapan Pembuatan Simplisia Pada umumnya proses pembuatan simplisia melalui tahapan seperti : 1. Pengumpulan Bahan Baku Kadar zat aktif dalam simplisia berbeda-beda atau bervariasi, tergantung pada: a. Bagian tanaman yang digunakan b. Umur tanaman atau bagian tanaman pada saat panen c. Waktu panen d. Lingkungan tempat tumbuh 2. Sortasi Basah Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari simplisia, misalnya pada simplisia yang dibuat akar suatu tanaman obat, bhan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak serta pengotoran lainnya harus dibuang. 3. Pencucian Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotoran lainnya yang melekat pada bahan simplisia. 4. Perajangan Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses perajangan. Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan dan penggilingan. 5. Pengeringan Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatakan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatis akan dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia. 6. Sortasi Kering Sortasi adalah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuan sortasi untuk memisahkan benda benda asing seperti bagian bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran pengotoran lain ang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering. Proses ini dilakukan sebelum simplisia dibungkus untuk kemudian disimpan.
Farmakognosi Dasar Page 7

Obat Tradisional dan Simplisia 7. Pengepakan Cara pengemasan simplisia tergantung pada jenis simplisia dan tujuan penggunaan pengemasan. Bahan dan bentuk kemasan harus sesuai supaya dapat melindungi simplisia dari kemungkinan kerusakan dengan cara memperhatikan segi pemanfaatan ruang untuk keperluan pengangkutan maupun penyimpananya. 8. Penyimpanan Simplisia dapat rusak, berkurang atau berubah mutunya karena berbagai factor luar dan dalam , antara lain : a. Cahaya b. Oksigen udara c. Reaksi kimia intern d. Dehidrasi e. Penyerapan air f. Pengotoran g. Serangga h. Kapang 9. Pemeriksaan Mutu

Farmakognosi Dasar

Page 8

Obat Tradisional dan Simplisia BAB III KESIMPULAN Obat tradisional lebih mudah diterima oleh masyarakat karena obat tradisional kebanyakan obat yang telah di kenal secara turun temurun dan telah akrab dengan masyarakat, obat ini lebih murah dan mudah didapat Disamping berbagai keuntungan tersebut, obat tradisional juga memiliki berbagai kelemahan,yaitu : Efek farmakologisnya lemah Bahan baku belum standar Bersifat higroskopis serta volumines Belum dilakukan uji klinik Mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme

simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan, Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan (mineral)

Dasar pembuatan simplisia ini dibagi menjadi 4 yaitu : 1. Simplisia dibuat dengan cara pengeringan 2. Simplisia dibuat dengan proses fermentasi 3. Simplisia dibuat dengan proses khusus 4. Simplisia dibuat dengan menggunakan air

Pada umumnya proses pembuatan simplisia melalui tahapan seperti : 1. Pengumpulan Bahan Bakau 2. Sortasi Basah 3. Pencucian 4. Perajangan 5. Pengeringan 6. Sortasi Keri 7. Pengepakan 8. Penyimpanan 9. Pemeriksaan Mutu

Farmakognosi Dasar

Page 9

Obat Tradisional dan Simplisia BAB IV DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Kesehatan RI, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, Jakarta. 2. Muztabadihardja. Drs, Apt,2008 Farmakognosi Dasar, Universitas Pakuan, Jakarta.

Farmakognosi Dasar

Page 10

Anda mungkin juga menyukai

  • Document
    Document
    Dokumen7 halaman
    Document
    Ayu Sri Yuningrat Hs
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen7 halaman
    Latar Belakang
    Ayu Sri Yuningrat Hs
    Belum ada peringkat
  • Surat Ki Nestle
    Surat Ki Nestle
    Dokumen1 halaman
    Surat Ki Nestle
    Ayu Sri Yuningrat Hs
    Belum ada peringkat
  • 312 Fullteks
    312 Fullteks
    Dokumen18 halaman
    312 Fullteks
    Ayu Sri Yuningrat Hs
    Belum ada peringkat
  • Makalah Karangan
    Makalah Karangan
    Dokumen3 halaman
    Makalah Karangan
    Ayu Sri Yuningrat Hs
    Belum ada peringkat
  • 10 Tips Menjadi Pinter
    10 Tips Menjadi Pinter
    Dokumen2 halaman
    10 Tips Menjadi Pinter
    oneligam
    Belum ada peringkat
  • MOTIVASI
    MOTIVASI
    Dokumen21 halaman
    MOTIVASI
    Ayu Sri Yuningrat Hs
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    Ayu Sri Yuningrat Hs
    Belum ada peringkat