Disusun oleh:
L2C009096
BAB I PENDAHULUAN
Unit penukar kalor adalah suatu alat untuk memindahkan panas dari suatu fluida ke fluida yang lain dengan adanya perbedaan temperature. Karena panas yang dipertukarkan terjadi dalam sebuah sistem maka kehilangan panas dari suatu benda akan sama dengan panas yang diterima benda lain. Perlu diketahui bahwa untuk alat-alat ini terdapat suatu terminology yang telah distandarkan untuk menamai alat dan bagian-bagian alat tersebut yang dikeluarkan oleh Asosiasi pembuat Heat Exchanger yang dikenal dengan Tublar Exchanger Manufactures Association (TEMA). Standarisasi tersebut bertujuan untuk melindungi para pemakai dari bahaya kerusakan atau kegagalan alat, karena alat ini beroperasi pada temperature dan tekanan yang tinggi.
Begitu banyak jenis dari alat penukar kalor dalam industri, maka dalam pembahasan akan dibatasi pada alat penukar kalor jenis heat exchanger yaitu Shell and Tube Heat Exchanger . Sebagian besar dari industri-industri yang berkaitan dengan pemprosesan selalu menggunakan alat ini, sehingga alat penukar kalor ini mempunyai peran yang penting dalam suatu proses produksi atau operasi. Dalam bahasa Indonesia, Shell and Tube Heat Exchanger biasa disebut dengan alat penukar panas selongsong (shell) dan pipa (tube) dan ada yang menyebut alat penukar panas cangkang dan pipa.
Alat ini terdiri dari sebuah shell silindris di bagian luar dan sejumlah tube (tube bundle) di bagian dalam, dimana temperatur fluida di dalam tube bundle berbeda dengan di luar tube (di dalam shell) sehingga terjadi perpindahan panas antara aliran fluida di dalam tube dan di luar tube. Adapun daerah yang berhubungan dengan bagian dalam tube disebut dengan tube side dan yang di luar dari tube disebut shell side.
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Tipe Shell and Tube Heat Exchanger Shell and Tube merupakan jenis heat exchanger yang paling banyak digunakan dalam industri perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/slinder besar) dimana didalamnya terdapat suatu bandle (berkas) pipa dengan diameter yang relative kecil. Satu jenis fluida mengalir didalampipa-pipa sedangkan fluida lainnya mengalir dibagian luar pipa tetapi masih didalam shell. Keuntungan shell and tube heat exchanger merupakan heat
exchanger yang paling banyak digunakan di proses-proses industri karena mampu memberikan ratio area perpindahan panas dengan volume dan massa fluida yang cukup kecil. Selain itu juga dapat mengakomodasi ekspansi termal, mudah untuk dibersihkan, dan konstruksinya juga paling murah di antara yang lain. Untuk menjamin bahwa fluida pada shell-side mengalir melintasitabung dan dengan demikian menyebabkan perpindahan kalor yang lebih tinggi, maka didalam shell tersebut dipasangkan sekat/penghalang (baffles).
Gambar 2.1 Konstruksi alat penukar kalor jenis shell and tube
Berdasarkan konstruksinya, Heat exchanger tipe Shell and Tube dibedakan atas: Fixed Tube Sheet
Merupakan jenis shell and tube heat exchanger yang terdiri dari tube-bundle yang dipasang sejajar dengan shell dan kedua tube sheet menyatu dengan shell. Kelemahan pada tipe ini adalah kesulitan pada penggantian tube dan pembersihan shell.
Merupakan heat exchanger yang dirancang dengan salah satu tipe tube sheetnya mengambang, sehingga tube-bundle dapat bergerak di dalam shell jika terjadi pemuaian ataupenyusutan karena perubahan suhu. Tipe ini banyak digunakan dalam industri migas karenapemeliharaannya lebih mudah dibandingkan fix tube sheet, karena tube-bundlenya dapatdikeluarkan, dan dapat digunakan pada operasi dengan perbedaan temperatur antara shell dantube side di atas 200 oF. U tube/U bundle
Jenis ini hanya mempunyai 1 buah tube sheet, dimana tube dibuat berbentuk U yangujung-ujungnya disatukan pada tube sheet sehingga biaya yang dibutuhkan paling murah diantara shell and tube heat exchanger yang lain. Tube bundle dapat dikeluarkan dari shellnyasetelah channel headnya dilepas. Tipe ini juga dapat digunakan pada tekanan tinggi dan bedatemperatur yang tinggi. Masalah yang sering terjadi pada heat exchanger ini adalah terjadinya erosi pada bagian dalam bengkokan tube yang disebabkan oleh kecepatan alirandan tekanan di dalam tube, untuk itu fluida yang mengalir dalam tube side haruslah fluidayang tidak mengandung partikel-partikel padat
II.2 Komponen Shell and Tube Heat Exchanger Dalam penguraian komponen-komponen heat exchanger jenis shell and tube yang didesain berdasarkan pada standar TEMA akan dibahas beberapa komponen yang sangat berpengaruh pada konstruksi heat exchanger. Untuk lebih jelasnya disini akan dibahas beberapa komponen dari shell and tube heat exchanger (STHE): Shell Kontruksi shell sangat ditentukan oleh keadaan tubes yang akan ditempatkandidalamnya. Shell ini dapat dibuat dari pipa yang berukuran besar atau pelat logam yang dirol. Shell merupakan badan dari heat exchanger, dimana didapat tube bundle. Untuk temperatur yang sangart tinggi kadang-kadang shell dibagi dua disambungkan dengansambungan ekspansi. Bentuk-bentuk shell yang lazim digunakan ditunjukkan pada gambar berikut :
Tube (pipa) Tube atau pipa merupakan bidang pemisah antara kedua jenis fluida yang mengalir didalamnya dan sekaligus sebagai bidang perpindahan panas. Aliran di dalam tube sering dibuat melintas lebih dari 1 kali dengan tujuan untuk memperbesar koefisisen perpindahan panas lapiasan film fluida dalam tube. Ketebalan dan bahan pipa harus dipilih pada tekanan operasi fluida kerjanya. Selain itu bahan pipa tidak mudah terkorosi oleh fluida kerja. Adapun beberapa tipe susunan tube dapat dilihat dibawah ini :
a. Susunan Bujur sangkar (Square Pitch)
Gambar 2.2. Susunan Bujur sangkar (Square Pitch) Keuntungan : oBagus untuk kondisi yang memerlukan pressure drop rendah. oBaik untuk pembersihan luar tube secara mekanik. oBaik untuk menangani fluuida fouling. Kerugian : oFilm koeffisiennya relatif rendah
Keuntungan : oFilm koeffisien lebih tinggi daripada square pitch. oDapat dibuat jumlah tube yang lebih banyak sebab susunannya kompak.
Kerugian : oPressure drop yang terjadi antara menengah ke atas. oTidak baik untuk fluida fouling oPembersihan secara kimia
Gambar 2.4. Susunan Segitiga Diputar 30O(Rotated Triangular Pitch) Keuntungan : oFilm koeffisisennya tidak sebesar susunan triangular pitch, tetapi lebih besar dari susunan square pitch. oDapat digunakan pada fluida fouling Kerugian : oPressure drop yang terjadi antara menengah ke atas. oPembersihan secara kimia
O
Gambar 2.4. Susunan Bujur sangkar yang Diputar 45O (Diamond Square Pitch).
Keuntungan : oBagus untuk kondisi yang memerlukan pressure drop rendah. oBaik untuk pembersihan luar tube secara mekanik. oBaik untuk menangani fluuida fouling.
Tube pitch
Lubang yang tidak dapat dibor dengan jarak yang sangat dekat, karena jarak tube yang terlalu dekat akan melemahkan struktur penyangga tube. Clearance
Jarak terdekat antara 2 tube yang berdekatan Tube Sheet Suatu flat lingkaran yang fungsinya memegang ujung-ujung tube sehingga menjadi satu yang disebut tubebundle dan juga sebagai pembatas aliran fluida di shell & tube. HE dengan tube lurus pada umumnya menggunakan 2 buah tube sheet. Sedangkanpada tube tipe U menggunakan satu buah tube sheet yang berfungsi untuk menyatukan tube-tube menjadi tube bundle dan sebagai pemisah antara tube side dengan shell side Sekat (Baffle) Adapun fungsi dari pemasangan sekat (baffle) pada heat exchanger ini antara lain adalah untuk : 1. Sebagai penahan dari tube bundle. 2. Untuk mengurangi atau menambah terjadinya getaran pada tube. 3. Sebagai alat untuk mengarahkan aliran fluida yang berada di dalam tubes. 4. Mengatur aliran lewat shell sehingga turbulensi yang tinggi akan diperoleh
Ditinjau dari segi konstruksinya baffle dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu : 1. Sekat plat bentuk segmen. 2. Sekat bintang (rod baffle) 3. Sekat mendatar. 4. Sekat impingement
Gambar 2.7. Sekat mendatar Tie Rods Batangan besi yang dipasang sejajar dengan tube dan ditempatkan di bagian palingluar dari baffle yang berfungsi sebagai penyangga agar jarak antara baffle yang satu dengan lainnya tetap.
Tube Side Channel dan Nozzle Mengatur aliran fluida di tube Channel Cover Tutup yang dapat dibuka saat pemeriksaan dan pembersihan
II.3 Keuntungan shell & tube exchanger : Memiliki permukaan perpindahan panas persatuan volume yang lebih besar Mempunyai susunan mekanik yang baik dengan bentuk yang cukup baik untuk operasi bertekanan. Tersedia dalam berbagai bahan konstruksi Prosedur pengopersian lebih mudah Metode perancangan yang lebih baik telah tersedia Pembersihan dapat dilakukan dengan mudah
II.4 Penentuan fluida dalam shell atau tube : a. Fluida bertekanan tinggi dialirkan di dalam tube karena tube standar cukup kuat menahan tekanan yang tinggi. b. Fluida berpotensi fouling dialirkan di dalam tube agar pembersihan lebih mudah dilakukan. c. Fluida korosif dialirkan di dalam tube karena pengaliran di dalam shell membutuhkan bahan konstruksi yang mahal yang lebih banyak. d. Fluida bertemperature tinggi dan diinginkan untuk memanfaatkan panasnya dialirkan di dalam tube karena dengan ini kehilangan panas dapat dihindarkan. e. Fluida dengan viscositas yang lebih rendah dialirkan di dalam tube karena pengaliran fluida dengan viscositas tinggi di dalam penampang alir yang kecil membutuhkan energi yang lebih besar. Fluida dengan viskositas tinggi ditempatkan di shell karena dapat digunakan baffle untuk menambah laju perpindahan. f. Fluida dengan laju alir rendah dialirkan di dalam tube. Diameter tube yang kecil menyebabkan kecepatan linier fluida (velocity) masih cukup tinggi, sehingga menghambat fouling dan mempercepat perpindahan panas. g. Fluida yang mempunyai volume besar dilewatkan melalui tube, karena adanya cukup ruangan.
II.5 Langkah-langkah perancangan Shell & Tube Heat Exchanger Untuk merencanakan alat penukar panas khususnya STHE, dapat diikuti langkahlangkah sebagai berikut: a. Menghitung LMTD aktual. 1. Menghitung beban panas, yang dibutuhkan ataupun yang harus dilepaskan. Secara umum menggunakan rumus Q=M.Cp.(Thi-Tho)=M.Cp.(Tco-Tci). 2. Dari (1) berkaitan dengan menentukan suhu masuk atau keluar dari kedua fluida (Thi, Tho, Tco, Tci). 3. Menghitung harga LMTD single pass countercurrent. 4. Menghitung faktor koreksi Fc 5. Menghitung LMTD aktual (LMTD aktual = Fc x LMTD singlepass).
b. Menghitung Luas Perpindahan Panas. 1. Dengan menggunakan perkiraan harga U dari Buku Kern, ditrial harga U. Dengan harga U trial tersebut dapat dihitung A=Q/U. LMTD. 2. Dari tabel 10, buku D.Q. Kern didapat harga OD, BWG, ID, L, a,at*, susunan tube, Tube pitch. Hitung Nt=A/a*.L 3. Dari tabel 9, kita sesuaikan jumlah tubenya, diameter shell Ids, dan jumlah pass. 4. Hitung A terkoreksi= Nt.a*.L Ud terkoreksi= Q/Acor.LMTD. Hasil Ud terkoreksi harus mendekati Ud trial.
c.
1. Tentukan fluida yang masuk tube (tube side). 2. Tentukan at, Gt, sifat fisis fluida pada suhu rata-rata. 3. Hitung bilangan Re. 4. Baca harga JH dari Fig.24 Kern. 5. Hitung harga hi 6. Hitung harga hio= hi x ID/OD.
d. Menghitung ho pada shell side. 1. Tentukan baffle spacing B. 2. Hitung c*=Pt-Odt 3. Hitung as= Ids x c* x B/144 x Pt
4. Hitung Gs= Ws/as 5. Tentukan sifat-sifat fisis dari fluida pada suhu rata-rata. 6. Hitung bilangan Re. 7. Baca harga JH pada Fig.28 Kern. 8. Hitung ho
e. Menghitung Uc dan Rd. 1. Hitung Uc= hio x ho/ hio + ho 2. Hitung Rd= Uc-Ud/ Uc x Ud 3. Bandingkan harga Rd hasil perhitungan dengan harga yang ada di tabel Rd perhitungan > Rd yang diijinkan.
f. Menghitung Pressure drop. 1. Hitung Ps pada shell, dan bandingkan dengan Ps yang diijinkan. 2. Hitung PT= Pt + Pr. Bandingkan dengan PT yang diijinkan. 3. Dalam perhitungan ini sebelumnya harus disiapkan Tabel, Grafik data yang diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi, Indra Wibawa S. 2008. Heat Exchanger. Teknik Kimia.Universitas Lampung, Lampung. Eka, dkk. 2010. Laporan Praktikum Heat Exchanger . Ekstensi Teknik Kimia Universitas Indonesia, Jakarta. Kern, D.Q., 1958. Process Heat Transfer, International Student Edition, Mc Graw Hill Kogakusha, Ltd., New York. Sugiyanto. 2011. Analisis Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube dan Aplikasi Perhitungan dengan Microsoft Visual Basic 6.0. Jurnal Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma, Depok.