Anda di halaman 1dari 4

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sayuran adalah salah satu komoditas yang paling mempunyai nilai ekonomis tinggi karena merupakan produk pertanian yang senantiasa dikonsumsi setiap saat. Kecenderungan produksi tanaman sayuran dari tahun ketahun terus meningkat dan jarang mengalami penurunan yang berarti. bahkan akhir-akhir ini ada kecenderungan dimasyarakat untuk mengurangi makanan yang berlemak tinggi, terutama dari bahan hewani dan beralih ke bahan nabati yang disebut vegetarian (hanya mengkonsumsi bahan makanan nabati) Masyarakat dunia menyebutkan dengan nama Yardlong Beans/Cow Peas. Plasma nutfah tanaman kacang panjang berasal dari India dan Cina. Adapun yang menduga berasal dari kawasan benua Afrika. Plasma nutfah kacang uci (Vigna umbellata) diketemukan tumbuh liar di daerah Himalaya India, sedangkan plasma nutfah kacang tunggak ( Vigna unguiculata) merupakan asli dari Afrika. Oleh karena itu, tanaman kacang panjang tipe merambat berasal dari daerah tropis dan Afrika, terutama Abbisinia dan Ethiopia. Perkembangan paling pesat di negara beriklim panas tropis seperti Indonesia. (Toyib Sutrisno, 2006) Tanaman kacang panjang (vigna sinensis L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang potensial untuk dikembangkan di indonesia. Selain mudah untuk dikembangkan sebagai usaha tani karena tidak membutuhkan modal yang besar, pangsa pasar juga cukup tinggi (haryanto et al. 1999). selain itu, kacang panjang termasuk sayuran buah yang sudah sangat populer. buah atau polong muda bermanfaat antara lain sebagai bahan makanan dan untuk pengobatan (terapi) yaitu pengobatan kangker payudara, anemia, antioksidan, antibakteri dan antivirus (cahyono 2006) Kacang panjang atau vigna sinensis, mudah ditemukan di ladang, di kebun, pekarangan rumah, di sawah atau sebagai selingan tanaman palawija lainnya.

Perawatan yang gampang, menjadikan tumbuhan yang satu ini mudah ditanam. Pada kacang panjang yang masih muda bila dimakan terasa renyah dan enak dilalap mentah. Sentra penanaman kacang panjang didominasi oleh Pulau Jawa terutama Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, DI Aceh, Sumatra Utara, Lampung dan Bengkulu. (Dwi Hartoyo,SP) Berdasarkan data BPS (2010), produksi kacang panjang selama lima tahun terakhir cenderung meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Tercatat tingkat produksi tanaman kacang panjang dari tahun 2006 sampai 2010 berturut-turut adalah 461,239 ton/tahun, 488,500 ton/tahun, 455,524 ton/tahun, 483, 793 ton/tahun, dan 488, 174 ton/tahun. hal ini menandakan bahwa petani yang berminat untuk menanam kacang panjang semakin banyak dan target untuk memenuhi permintaan konsumen akan sayuran kacang panjang yang terus meningkat setiap tahun dapat terpenuhi. salah satu kendala yang besar untuk penyediaan benih bermutu pada daerah tropik adalah sulitnya mempertahankan viabilitas dan vigor benih. Di Indonesia, benih bermutu yang diusahakan oleh para produsen benih belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh petani. Oleh karena itu masih diperlukan suatu teknologi penyimpanan benih yang mudah diterapkan oleh petani untuk menunjang kebutuhan benihnya dari satu musim tanam ke musim tanam berikutnya (Riani, Saenong, Tandiabang dan Pabbage, 1990). Proses penyimpanan merupakan tahap pasca panen yang penting. Pada tahap ini akan mengalami perubahan kualitas dan kuantitas yang dipengaruhi oleh fasilitas penyimpanan serta hama gudang. Hama adalah organisme yang berbentuk hewan yang mengganggu atau merusak tanaman, hewan atau benda yang kita miliki secara ekonomis salah satunya adalah hama gudang (Wagianto, 2008). Hama gudang mempunyai sifat yang khusus yang berlainan dengan hamahama yang menyerang dilapangan, hal ini sangat berkaitan dengan ruang lingkup hidupnya yang terbatas yang tentunya memberikan pengaruh faktor luar yang

terbatas pula. Walaupun hama gudang (produk dalam simpanan) ini hidupnya dalam ruang lingkup yang terbatas, karena ternyata tidak sedikit pula Janis dan spesiesnya, yang masing-masing memiliki sifat sendiri, klasifikasi atau penggolongan hama yang menyerang produk dalam gudang untuk lebih mengenalnya dan lebih mudah mempelajarinya telah dilakukan oleh para ahli taxonomi. Yang dimaksud dengan klasifikasi atau penggolongan ialah pengaturan individu dalam kelompok, penyusunan kelompok dalam suatu sistem, data individu dan kelompok menentukan hama itu dalam sistem tersebut. Letak hama hama dalam sistem sudah memperlihatkan sifatnya. Umumnya hama gudang yang sering dijumpai adalah dari golongan Coleoptera, misalnyaTribolium

castaneum, Sitophilus oryzae, Callocobruchus sp. , dll. Produk pasca penen merupakan bagian tanaman yang dipanen dengan berbagai tujuan terutama untuk memberikan nilai tambah dan keuntungan bagi petani maupun konsumen. Produk dalam simpanan ini tidak terlepas dari masalah organisme pengganggu tumbuhan terutama dari golongan serangga hama. Hama yang menyerang komoditas simpanan (hama gudang) mempunyai sifat khusus yang berlainan dengan hama yang menyerang tanaman ketika di

lapang. Menyerang produk yang baru saja dipanen melainkan juga produk industri hasil pertanian. Produk tanaman yangdisimpan dalam gudang yang sering terserang hama tidak hanya terbatas Hama yang terdapat dalam gudang tidak hanya pada produk bebijian saja melainkan produk yang berupa dedaunan (teh, kumis kucing, dan lain sebagainya) dan kekayuan atau kulit kayu misalnya kayumanis, kulit kina, dan lainnya (Wagianto, 2008).

1.2 Rumusan Masalah Masalah utama yang sering menimbulkan kemunduran benih kacang panjang (vigna sinensis) adalah serangan hama gudang callosobrocus maculates F. Hama primer pada kacang panjang ini dapat menyerang sejak tanaman dilapangan hingga digudang penyimpanan, dan selama ini kerugian terbesar yang

diakibatkan hama ini adalah pada saat benih disimpan. Selama ini usaha untuk menekan serangan hama biasanya dilakukan dengan menggunakan pestisida sintetik. Namun setelah diketahui bahwa pestisida sintetik mengakibatkan dampak negatif yang tidak sedikit, maka tindakan alternatif dengan menggunakan minyak atsiri yang berasaldari tumbuh tumbuhan dengan sifat yang mudah terurai sangat dibutuhkan.

1.3 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh penggunaan minyak atsiri terhadap viabilitas benih kacang panjang (vigna sinensis l.).

1.4 Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada produsen benih mengenai penggunaan minyak atsiri sebagai insektisida alternatif untuk mempertahankan viabilitas benih kacang panjang (vigna sinensis L.) selama periode penyimpanan. 1.5 Hipotesis Ho = Penggunaan minyak atsiri tidak menekan pertumbuhan serangga hama gudang callosbrochus maculates L. selama periode penyimpanan benih kacang panjang. H1 = Penggunaan minyak atsiri menekan pertumbuhan serangga hama gudang callosbrochus maculates L. selama periode penyimpanan benih kacang panjang.

Anda mungkin juga menyukai