Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu Ergon (kerja) dan Nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, dan desain/perancangan. Ergonomi berhubungan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah ataupun di tempat rekreasi. Ergonomi juga disebut sebagai human factor yang berarti menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun (desain) ataupun rancang ulang (redesain). B. FAKTOR-FAKTOR RISIKO ERGONOMI Faktor-faktor Risiko ergoomi adalah unsur-unsur tempat kerja yang berhubungan dengan ketidaknyamanan dialami pekerja saat bekerja, dan jika diabaikan, lama-lama bisa menambah kerusakan pada tubuh pekerja diakibatkan kecelakaan. ada beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan ergonomi, diringkas dalam pada tabel di bawah ini; FAKTOR RISIKO Pengaturan kerja yang buruk (Poor Work Organization) DEFINISI SOLUSI YANG MUNGKIN Aspek-aspek diamana Beban kerja yang suatu pekerjaan proporsional, jeda kerja diorganisasikan dengan yang cukup, penugasan buruk. Sebagai contoh yang bervariasi, otonomi tugas yang membosankan, individual. pekerjaan menggunakan mesin, jeda kerja yang kurang, batas waktu yang banyak. Melakukan gerakan yang Mendisain ulang pekerjaan sama secara terus menerus sehingga jumlah pergerakan yang berulang

Pengulangan Berkelanjutan

(Continual Repetition) Gaya Berlebih (Excessive Force)

Postur Janggal (Awkward Posture)

Posisi Tidak Bergerak (Stationary Positions)

Tekanan Langsung Berlebih (Excessive Direct Pressure) Pencahayaan yang inadekuat (Inadequate Lighting)

dapat berkurang, perputaran pekerjaan, Pergerakan tubuh dengan Kurangi gaya dalam penuh tenaga, usaha fisik menyelesaikan pekerjaan, yang berlebih-menarik, disain ulang pekerjaan, memukul, dan mendorong. tambah pekerja, gunakan bantuan mesin. Meperpanjang pencapaian Disain pekerjaan dan dengan tangan, twisting, peralatan yang dapat berlutut, jongkok. Postur menjaga posisi netral. janggal lawan dari posisi Posisi netral tidak netral. semestinya memberikan tekanan pada otot, tulang sendi, maupun syaraf. Terlalu lama diam dalam Disain pekerjaan untuk satu posisi, menyebabkan menghindari posisi tidak kontraksi otot dan lelah. bergerak; berikan kesempatan untuk merubah posisi. Tubuh kontak langsung Hindari tubuh berpijak dengan permukaan keras pada permukaan yang atau ujung benda, seperti keras seperti meja dan ujung meja atau alat. kursi. Perbaharui peralatan atau sediakan bantalan; seperti pulpen ergonomis, keset untuk berdiri. Sumber atau level dari Setel pencahayaan yang pencahayaan yang terlalu pas, hindari pencahayaan terang atau gelap. langsung dan tak langsung yang dapat mengakibatkan kerusakan mata. Gunakan sekat cahaya silau, tirai untuk jendela.

C. Tujuan dari ergonomi: Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek: teknis, ekonomis, antropologis, dan budaya dari setiap sistem kerja yang diberlakukan, sehingga tercipta kualitas kerja yang tinggi D. Dengan melakukan penilaian ergonomi di tempat kerja dapat diperoleh 3 keuntungan yaitu: 1. Mengurangi potensi timbulnya kecelakaan kerja 2. Mengurangi potensi gangguan kesehatan pada pekerja 3. Meningkatkan produktivitas dan penampilan kerja E. Contoh Alat kesehatan yang Ergonomis maupun tidak Ergonomis dilihat dari segi anatominya. 1. ROSTOOL (Kursi Roda) Rostool. Merupakan salah satu alat kesehatan yang sangat mendukung tugas seseorang dalam menjalankan aktifitasnya. Dengan adanya rostool banyak manfaat dan keuntungan yang di peroleh perawat diantaranya: a. menambah kecepatan kerja dan keselamatan kerja b. Mengurangi kelelahan yang berlebihan c. Mengoptimalkan pengggunaan sumber daya manusia melalui peningkatan pengetahuan yang dimiliki d. Meningkatkan kenyamanan dan keamanan perawat saat bekerja e. Menghindari terjadinya cidera pada perawat maupun pada pasien saat melakukan aktivitas misalnya disaaat perawat sedang mendorong pasien dengan menggunakan rostool yang ergonomis maka si pasien dan perawat merasa aman dan nyaman. 2. BED (Tempat Tidur) Kerugian dari penggunaan Bed yang tidak ergonomis dapat mengakibatkan terjadinya kelelahan pada perawat misalnya pada bagian otot obligus, dan rektus obdominis, humerus dan ulna.Contohnya penyediaan bet yang terlalu tinggi, pemutar bet yang macet, serta penggunaan bet yang tidak

di ketahui perawat karena kurangnya pengenalan penggunaan alat kepada perawat. 3. HANDSKUN (Sarung Tangan) Keuntungan penggunaan handskun oleh perawat sangatlah penting karena dapat memberi manfaat bagi perawat di antaranya: a. Mencegah infeksi pada bagian telapak tangan b. Mempermudah dan membantu perawat saat bertugas. Sebaliknya jika penggunaan handskun yang tidak ergonomis dapat memberi kerugian pada perawat seperti: a. Akan terjadi infeksi pada telapak dikarenakan handskun yang kekecilan. b. Terjadinya kesalahan kerja saat melakukan injeksi pada perawat. contoh,salah menusukkan jarum suntik ke tangan perawat sendiri karena handskun yang terlalu besar sehingga terlepas saat menyuntikkan obat. c. Menghambat kerja perawat saat merawat pasien karena perawat sering memperbaiki handskunnya akibat kebesaran sehingga menyita waktu d. Perawat tidak dapat melaksanakan tugas sesuai waktu yang di tentukan, contoh pada pasien yang Terkena HIV/AIDS tanpa adanya handskun perawat tidak dapat melakukan injeksi karna penyakitnya dapat menular pada perawat sendiri. 4. TONGKAT Penggunaan tongkat yang tidak ergonomis akan mengganggu aktivitas perawat maupun pasien sehingga perawat mendapatkan kerugian seperti: a. Saat perawat melatih pasien berjalan atau terapi akan berlangsung lama karena tongkat terlalu besar. b. Tongkat terlalu besar sehingga menyita waktu untuk menyesuaikan alat tersebut dan mengakibatkan kelelahan pada perawat dan pasien sendiri. Misalnya, pada bagian metacarpal, ulna, radius dan bagian kaki seperti femur dan patella. Sebaliknya jika penggunaan dan penyediaan alat yang sudah ergonomis akan menguntungkan perawat ataupun pasien seperti: a. Terhindarnya cidera atau kelelahan pada perawat dan pasien karena tongkatnya tidak terlalu berat b. Pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat tanpa adanya kendala

c. Dan akan menunjang kesembuhan pasien.

ERGONOMI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS


D I S U S U N OLEH ELVIN PUTRI M. ZENDRATO DEA ANGGITA DELA PUTRAWAN

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas segala kasih karunianya kami dari kelompok IV dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan tugas. Adapun judul yang kami bahas yaitu ERGONOMI DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS Kami dari kelompok IV mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing kami yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga dapat melengkapi nilai tugas serta agar kami lebih kreatif lagi dalam penyusunan makalah yang berikutnya. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari Dosen dan teman-teman kami sekalian.

Medan, maret 2012

KELOMPOK IV

Anda mungkin juga menyukai