Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan Acquired immune deficiency syndrom (AIDS) adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem keebalan tubuh

dan bukaan penyakit bawaan etapi didapati dari hasil penularan. Penyakit ini disababkan oleh human immunodeficiency virus (HIV). Penyakit ini telah menjadi masalah internasional karena dalam jangka waktu yang relatif singkat terjadi peningkatan jumlah pasien dan semakin melanda banyak negara. Sampai saat ini masih belum bisa ditemukan vaksin tau obat yang relatif efektif untik AIDS sehingga menumbulkan keresahan di dunia. Sejarah tentang HIV/AIDS dimulai ketika tahun 1979 di amerika serikat ditemukan seorang gay muda dengan pneumocystis dan dua orang gay muda dengan scarcoma kaposi. Pada tahun 1981 ditemukan seorang gay muda dengan kerusakan sitem kekebalan tubuh. Pada tahun 1980 WHO mengadakan pertemuan yang pertama tentang AIDS. Penelitian mengenai AIDS telah dilakukan secara intensif, dan informasi mengenai AIDS sudah menyebar dan bertambah dengan cepat. Selain berdampak negatif pada bidang medis, AIDS juga berdampak pada bidang lainnya seperti ekonomi, politik, etika, dan moral. Epidemiologi UNAIDS memperkirakan pada tahun 1993 jumlah penderita HIV di dunia sebanyak 12 juta orang dan pada akhir tahun 2000 sebanyak 20 juta orang. Prevalensi AIDS pada tahun 1993 sebesar 900.000, sedangkan pada akhir tahun 2000 sebesar 2 juta. Pada tahun 2001 insidensi infeksi HIV-baru pada anak sebanyak 800.000 dengan 580.000 kematian akibat HIV/AIDS. Dari 800.000 anak, 65.000 kasus diperkirakan terjadi di asia selatan dan asia tenggara. Di indonesia, HIV pertama kali dilaporkan di bali pada bulan april 1987 (terjadi pada orang belanda). Pada tahun 1999 di indonesia terdapat 635 kasus HIV dan 183 kasus baru AIDS. Mulai tahun 2000 sampai dengan tahun 2005 terhadi peningkatan kasus HIV dan AIDS secara signifikan di indonesia. Kasus AIDS tahun 2000 tercatat 255 orang, meningkat menjadi 316 orang pada tahun 2003, dan meningkat cepat menjadi 2638 orang pada tahun 2005. Dri jumlah tersebut, DKI jakarta memiliki kontribusi terbesar, diikiti jatim, papua, jabar, dan bali. Peningkatan ini terutama disebabkan karena semakin membaiknya sistem pencatatan dan pelaporan kasus dansemakin bertambahnya sarana pelayanan diagnostis kasus dengan klinik volountary counselling and testing (VTC). Dibandingkan dengan negara negara lainnya di asia tenggara, angka kasus HIV/AIDS di indonesia termasuk rendah. Alasan yang paling mungkin adalahakibat kelemahan dalam sistem pencatatan dan pelaporan, terbatasnya peralatan laboratorium penunjang, dan rendahnya kemampuan diagnosis. Etiologi Pada tahun 1983, ilmuan perancis montagnier (institute pasteur, paris) mengisolasi virus dari pasien dengan gejala limfadenopati dan mememukan virus HIV, sehingga virus ini dinamakan lhymphadhenopathy associated virus (LAV). Pada tahun 1984 gallo (national institute of health, USA) menemukan virus human T lhymphotropic virus (HTLV-III) yang juga menyebabkan AIDS.

Pada tahun 1986 di afrika ditemukan bebrapa tipe HIV, yaitu HIV-I yang sering menyerang manusia dan HIV-II yang ditemukan di afrika barat. Virus HIV termasuk subfamili lentivirinae dari famili retroviridae. Asam nuklerat dari famili retrovirus adalah RNA yang mampu membentuk DNA dari RNA. Enzim transkriptase reversi menggunakan RNA virus sebagai cetakan untuk membentuk DNA. DNA ini bergabung dengan kromoson induk (sel limfosit T4 dan sel makrofag) yang berfungsi sebagai pengganda virus HIV. Secara sederhana sel HIV terdiri dari : Inti RNA dan enzim transkriptase reversi (polimerase), protease, dan integrase. Kapsid antigen p24 Sampul (antigen p17) dan tonjolan glikoprotein (gp120 dan gp41)

Patogenesis HIV menempel pada limfosit sel induk melelui gp120 sehingga akan terjadi fusi membran HIV dengan sel induk. Inti HIV kemudian masuk ke dalam sitoplasma sel induk. Di dalam sel induk, HIV akan membentuk DNA HIV dari RNA HIV melalui enzim polimerase. Enzim integrasi kemudian akan membantu DNA HIV untuk berintegrasi dengan DNA sel induk. DNA virus yang dianggap oleh tubuh sebagai DNA sel induk akan membentuk RNA dengan fasilitas sel induk, sedangkan mRNA dalam sitoplasma akan diubah oleh enzim protease menjadi partikel HIV. Partikel itu selanjutnya mengambil selubung dari sel induk untuk dilepas sebagai virus HIV lainnya. Mekanisme penekanan pada sistem imun (imunosupresi) ini akan menyebabkan pengurangan dan tergantungnya jumlah dan fungsi sel limfosit T. Penularan Penyakit ini menular melalui berbagai cara, antara lain melalui cairan tubuh seperti darah cairan genitalia dan asi. Virus terdapat juga dalam saliva air mata, dan urin (sangat endah). HIV tidak dilaporkan terdapat dalam air mata dan keringat. Pria yang sudah di sunat memiliki resiko HIV yang lebih rendah di bandingkan dengan pria yang tidak di sunat. Selain melalui cairan tubuh, HIV juga ditularkan melalui : 1. Ibu hamil a. Secara intrateurin, intrapartum, dan postpartum (ASI) b. Angka transmisi mencapai 20 50 % c. Angka transmisi melaluiASI dilaporkan lebih dari sepertiga d. Laporan lain menyatakan risiko penularan melalui ASI adalah 11 29 % e. Sebuah study meta analisis prospektif yang melibatkan penelitian pada dua kelompok ibu, yaitu kelompok ibu yang menyusui sejak awal kelahiran bayi dan kelompok ibu yang menysui setelah beberapa saat usia bayinya, melaporkan bahwa angka penularan HIV pada bayi yang belum di susui adalah 14 % (yang diperoleh dari penularan melalui mekanisme

kehamilan dan persalinan), dan angka penularan HIV meningkat menjadi 29 % setelah bayinya di susui. Bayi normal dengan ibu HIV bisa memperoleh antibodi HIV dari ibunya selama 6 15 bulan. 2. Jarum suntik a. Prevalensi 5 10 % b. Penularan HIV pada anak dan remaja biasanya melalui jarum suntik karena penyalah gunaan obat c. Diantara tahaan (tersangka atau terdakwa tindak pidana) dewasa, penggunaan obat suntik di jakarta sebanyak 40 % terinfeksi HIV, di bogor 25%bdan di bali 53 % 3. Transfusi darah a. Resiko penularan sebesar 90 % b. Prevalensi 3 5% 4. Hubungan seksual a. Prevalensi 70 80 % b. Kemungkinan tertular adalah 1 dari 200 kali hubungan intim c. Model penularan ini adalah yang tersering didunia. Akhir akhir ini dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan kondom, maka penularan melalui jalur ini cenderung menurun dan digantikan oleh penularan melelui penasun (penggunaan narkoba suntik). Gejala klinis a. Masa inkuasi 6 bulan 5 tahun b. Window period selama 6 8 minggu, adalah waktu saat tubuh sudah terinveksi HIV tetapi belum terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium c. Seseorang dengan HIV dapat bertahan sampai 5 tahun. Jika tidak diobati, maka virus ini akan bermanifestasi menjadi AIDS d. Gejala klinis muncul sebagai penyakit yang tidak khas seperti : 1) Diare kronis 2) Kandidiasis mulut yang luas 3) Pneumocystis carinii 4) Ensefalopati kronik

Anda mungkin juga menyukai