Dibuat oleh Eccha Bee

e

Side2Side Annisa Dacosta AM.Ke Makalah Abortus Inkompletus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan penjelasan hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. sampai saat ini janin yang terkecil, yang di laporkan dapat hidup di luar kandungan, mempunyai BB 297 gram waktu lahir. Akan tetapi, karena jarangnya janin yang di lahirkan dengan BB di bawah 500 gram dapat hidup luas, maka abortus di tentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan di sebut abortus spontan. Abortus tindakan ialah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan. Sedangkan, abortus terapeutik ialah abortus buatan yang di lakukan atas indikasi medik. Secara klinik abortus spontan di bagi menjadi tujuh bagian. Salah satu di antaranya akan di kaji pada makalah ini, yaitu abortus inkompletus. Oleh karena itu, pelayanan/asuhan merupakan cara paling efektif untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu dengan abortus inkompletus serta mengetahui secara dini bila adanya perdarahan, penyimpangan/kelainan lain yang ditemukan dengan tujuan agar ibu dapat sehat kembali dan bias menghasilkan keturunan kembali. BAB II TINJAUAN MATERI 2.1. Konsep Dasar Abortus Pengertian abortus Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi, dimana usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat bayi kurang dari 500gram. Klasifikasi Abortus Abortus dapat di bagi atas 2 golongan, yaitu: a. .Abortus Spontan Adalah abortus yang terjadi dengan tidak di dahului faktor – faktor mekanis ataupun medisinalis, semata-mata di sebabkan oleh factor-faktor alamiah. Macam-macam Abortus Spontan dan tanda gejalanya: 1. Abortus imminens (Keguguran Membakat) Adalah abortus tingkat permulaan dimana terjadi perdarahan pervaginam sedangkan ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik di dalam kavum uteri.Abortus ini masih dapat di cegah dengan memberikan obat-obatan. Gejala dan tanda Abortus Imminens : 1. Perdarahan pervaginam 2. Besar uterus sesuai dengan lamanya amenore 3. Serviks belum membuka 2. Abortus insipiens Adalah abortus yang sedang berjalan dimana ostium uteri telah terbuka tetapi hasil konsepsi masih utuh di dalam kavum. Gejala dan tanda Abortus Insipiens : 1. Perdarahan pervaginam 2. Terdapat dilatasi serviks 3. Hasil konsepsi masih utuh di dalam kavum uteri 3. Abortus inkomplit Adalah sebagian hasil konsepsi masih ada yang tertinggal dalam kavum uteri dan sebagian pula yang di keluarkan. Yang tertinggal adalah desidua dan plasenta. Gejala dan tanda Abortus Inkomplit : 1. Amenorhea 2. Perdarahan pervaginam banyak 3. Sakit perut dan mulas-mulas 4. Uterus lebih kecil dari kehamilan seharusnya 5.Perdarahan Abortus inkompletus dapat banyak sekali, sehingga menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan. 6. Hasil konsepsi sudah keluar sebagian 7.Pada pemeriksaan dalam didapatkan dilatasi servik, jaringan sisa konsepsi dapat terlihat di ostium uteri eksternum atau melalui perabaan 4. Abortus komplit Adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar(desidua dan fetus) dari kavum uteri dan ostium uteri telah tertutup.sehingga kavum uteri kosong. Gejala dan tanda Abortus Komplit : 1. Ukuran uterus lebih kecil dari usia kehamilan 2. Ostium uteri tertutup, perdarahan pervaginam sedikit 3. Semua hasil konsepsi telah keluar 5. Missed abortion Adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak di keluarkan selama 2 bulan atau lebih. Gejala dan tanda Missed Abortion : 1. Dimulai dengan abortus imminens 2. Uterus tidak tumbuh malah mengecil pada pemeriksaan berkala 3. Pada pemeriksaan USG, janin mati dengan ukuran janin lebih kecil dari usia kehamilan 6. Abortus habitualis Adalah keadaan dimana penderita menjalani keguguran berulang berturut-turut 3 kali atau lebih. 1. Abortus Infeksiosus dan Abortus Septik Adalah Abortus yang diselesaikan infeksi genital, abortus septik adalah Abortus septik adalah abortus yang mengalami komplikasi berupa infeksi-sepsis dapat berasal dari infeksi jika organisme penyebab naik dari saluran kemih bawah setelah abortus spontan atau abortus tidak aman. Sepsis cenderung akan terjadi jika terdapat sisa hasil konsepsi atau terjadi penundaan dalam pengeluaran hasil konsepsi. Sepsis merupakan komplikasi yang sering terjadi pada abortus tidak aman dengan menggunakan peralatan. b. Abortus Provokatus Adalah Abortus yang di sengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat.Abortus ini di bagi menjadi dua, yaitu: 1. Abortus Medisinalis Adalah abortus dengan alasan, bila kehamilan di lanjutkan akan membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis) 2. Abortus Kriminalis Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan yang tidak legal atau berdasarkan indikasi medis. 2.2 Etiologi Faktor-faktor yang menyebabkan kematian janin adalah factor ovum sendiri, factor ibu dan faktor bapak. a. Kelainan Ovum Pada ovum abnormal 6% diantaranya terdapat diagnose hidatid villi, abortus spontan yang di sebabkan oleh kelainan ovum berkurang kemungkinannya kalau kehamilan saatnya terjadi abortus semakin besar, kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum (50%-80%). b. Kelainan Genetalia Ibu Yaitu pada ibu yang menderita hipoplasia uteri, uterus bikornis, kelainan letak uterus seperti retrofleksi, uteri fixate tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi ovum yang sudah di buahi seperti kurangnya progesterone atau estrogen endo metritis, moima submukosa. c. Gangguan Sirkulasi Plasenta Yaitu di jumpai pada ibu yang menderita nefritis hipertensi toxemia gravidarum. d. Penyakit Ibu Yaitu penyakit yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, pielitis, rubella. Ibu yang asfiksia seperti pada decompensasi cordis, penyakit paru berat dan anemia gravis juga pada ibu yang malnutrisi, hipitiroid kurang vitamin A, C, dan E dan DM. e. Antagonismus Rhesus Yaitu darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus. f. Terlalu cepatnya corpus luteum menjadi atropi atau factor serviks yaitu inkompetensi serviks, servicitis. g. Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi umpamanya terkejut, ketakutan, obat-obatan uterotonika. h. Penyakit Bapak Yaitu penyakit kronis seperti TBC, Anemia, Sifilis. 2.3. Patologi Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya di keluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi koriales menembus desisua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. 2.4.Diagnosis Abortus harus di duga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang perdarahan pervaginam setelah mengalami haid terlambat,sering terdapat juga rasa mules. Kecurigaan tersebut di perkuat dengan di tentukannya kehamilan muda pada pemeriksaan bimanual dan dengan tes kehamilan secara biologis atau imunologik bilamana hal itu di kerjakan. Sebagai kemungkinan diagnosis lain harus difikirkan seperti: 1. KET 2. Mola hidatidosa 3. Kehamilan dengan kelainan pada serviks Pemeriksaan Penunjang : 1. Pemeriksaan doppler (DJJ) 2. Pemeriksaan USG jika DJJ sulit / tidak didapat, curiga blighted ovum, kematian mudigah, IUFD, mola 3. Pada missed abortion atau IUFD, sebelum evakuasi dilakukan pemeriksaan darah rutin dan factor- faktor pembekuan darah. 2.5 Komplikasi Komplikasi yang berbahaya pada abortus a. Perdarahan Dapat di atasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfuse darah, kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak di berikan pada waktunya. b. Perforasi uterus Dapat terjadi perforasi pada kerokan terutama pada uterus dalam posisi retrofleksi, jika terjadi perforasi harus segera di lakukan laparatomi. c. Infeksi Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus. Lebih sering di temukan pada abortus inkompletus dan abortus buatan yang tanpa memperhatikan aseptik dan aniseptik. d. Syok Keadaan syok dapat di timbulkan oleh bermacam-macam sebab yang terbanyak adalah syok hipovolemik yaitu adanya kekurangan volume darah yang beredar akibat perdarahan atau dehidrasi. 2.6 Penatalaksanaan Abortus Inkomplit : - Perbaikan keadaan umum jika diperlukan - Kuretase - Uterotonika dan antibiotika Penanganan abortus inkomplit : 1. Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16 minggu, evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau misoprostol 400 mcg per oral. 2. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang 16 minggu, evaluasi sisa hasil konsepsi dengan : - Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuas dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia. - Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu). 3. Jika kehamilan lebih 16 minggu : - Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi. - Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg). - Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus. 4. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan. Penyulit : 1. Syok hemoragik à anemia 2. Perforasi uterus 3. Infeksi sebelum /sesudah tindakan kuret Informed Concent : Tertulis untuk tindakan kuretase Lama Perawatan : Pasca kuretase pasien tidak perlu dirawat kecuali ada komplikasi. 2.7 Pemantauan Pasca Abortus Syarat-syarat memulai metode kontrasepsi dalam waktu 7 hari pada kehamilan yang tidak diinginkan: 1. Tidak terdapat komplikasi berat yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. 2. Ibu menerima konseling dan bantuan secukupnya dalam memilih metode kontrasepsi yang paling sesuai. Metode kontrasepsi pasca abortus : 1. Kondom - Waktu aplikasinya segera. - Efektivitasnya tergantung dari tingkat kedisiplinan klien. - Dapat mencegah penyakit menular seksual. 2. Pil kontrasepsi - Waktu aplikasinya segera. - Cukup efektif tetapi perlu ketaatan klien untuk minum pil secara teratur. 3. Suntikan - Waktu aplikasinya segera. - Konseling untuk pilihan hormon tunggal atau kombinasi. 4. Implan - Waktu aplikasinya segera. - Jika pasangan tersebut mempunyai 1 anak atau lebih dan ingin kontrasepsi jangka panjang. 5. Alat kontrasepsi dalam rahim - Waktu aplikasinya segera dan setelah kondisi pasien pulih kembali. - Tunda insersi jika hemoglobin kurang 7 gr/dl (anemia) atau jika dicurigai adanya infeksi. 6. Tubektomi - Waktu aplikasinya segera. - Untuk pasangan yang ingin menghentikan fertilitas. - Jika dicurigai adanya infeksi, tunda prosedur sampai keadaan jelas. Jika hemoglobin kurang 7 gram/dl, tunda sampai anemia telah diperbaiki. - Sediakan metode alternatif (seperti kondom). Beberapa wanita mungkin membutuhkan : 1. Jika klien pernah diimunisasi, berikan booster tetanus toksoid 0,5 ml atau jika dinding vagina atau kanalis servikalis tampak luka terkontaminasi. 2. Jika riwayat imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus 1500 unit intramuskuler diikuti dengan tetanus toksoid 0,5 ml setelah 4 minggu. 3. Penatalaksanaan untuk penyakit menular seksual. 4. Penapisan kanker serviks. BAB III TINJAUAN KASUS MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL I. DATA SUBJEKTIF (S) A. Identitas : Nama : Ny.R Nama : Tn.D Umur : 30 th Umur : 33 th Suku Bangsa : Sunda Suku bangsa : Sunda Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta Alamat Rumah: Jl.Nurul Hidayah RT4/3 Alamat rumah : Jl.Nurul Hidayah Kampung Tengah RT4/3, Kp.Tengah Telp : - Telp : - Alamat Kantor : - Alamat kantor :Jl.R.Bogor No.18 Telp : - Telp : - B. Anamnesa pada tanggal : 7 April 2010 Pukul : 10.40 WIB Oleh : Annisa Rachmi Nur 1. Alasan kunjuan ini: Kunjuan pertama : rutin : Kunjuan ulang : keluhan : Keluar Darah 2. Riwayat kehamilan 2.1 Riwayat menstruasi hari pertama haid terakhir tanggal : 10-2-2010 ,pasti/tidak, lamannya 7 Hari, Banyaknya : 3 kali ganti pembalut, Haid sebelum tanggal : 11-1-2010, lamanya : 7 hari, Banyaknya: 3 kali ganti pembalut Siklus : 28 hari, teratur/tidak teratur Konsistensi : cair dan gumpalan kecil TP: 17-11-2010 UK: 6 minggu 2.2 Tanda- tanda kehamilan (trimester I) Hasil tes kehamilan (jika di lakukan) Tanggal : - Hasil : - 2.3 Pergerakan fetus di rasakan pertama kali : - pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir: - 2.4 keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan) Rasa lelah : Tidak ada Mual dan muntah yang lama : Tidak ada Nyeri perut : Tidak ada Panas menggigil : Tidak ada Sakit kepala berat / terus menerus : Tidak ada Penglihatan kabur : Tidak ada Rasa nyeri / panas waktu BAK : Tidak ada Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya : Tidak ada Pengeluaran cairan darah / pervaginam : Ada Nyeri, Kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak ada Edema : Tidak ada 2.5 Diet/ makan Makan sehari-hari : 2x1 hari (Nasi,sayur, tempe/tahu) Perubahan makanan yang di alami (termasuk ngidam, nafsu makan, dan lain-lain): Tidak ada 2.6 Pola Eliminasi : BAB: 2x1 hari BAK: 4-5x1hari 2.7 Aktifitas sehari-hari Pola istirahat dan tidur : Siang : 1 jam Malam: 8-9 jam Seksualitas : Tidak ada gangguan Peterman/kegiatan sehari-hari : Tidak ada gangguan 2.8 TT₁ tanggal : 28-01-2007, imunisasi TT₂ tanggal : 28-02-2007 2.9 Riwayat kontrasepsi yang pernah di gunakan : Suntik 3 bulan 3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu No. Tgl/th Persalinan Tempat pertolongan Usia kehamilan Jenis Persalinan Penolong Penyulit kehamilan dan persalinan Anak JK BB PB Keadaan 1. 2. 3. 2000 2005 2010 Rumah RS Rujuk RS Aterm - 6 minggu Spontan - Kuretase Dukun Dokter Dokter Tidak ada KET Abortus Inkompletus L 3,1 47 Sehat 4. Riwayat kesehatan 4.1 Riwayat Penyakit yang pernah atau yang sedang di derita Jantung : Tidak ada Tekanan darah tinggi : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada Diabetes Mellitus : Tidak ada Anemia Berat : Tidak ada Penyakit Hubungan seksual dan HIV/AIDS : Tidak ada Campak : Tidak ada Malaria : Tidak ada Tuberkulosis : Tidak ada Gangguan Mental : Tidak ada Operasi : Tidak ada Lain-lain : Tidak ada 4.2 Perilaku Kesehatan Penggunaan alcohol/obat-obatan sejenisnya : Tidak Obat-obatan/ jamu yang sering di gunakan : Tidak Merokok/ makan sirih : Tidak Irigasi vagina/ganti pakaian dalam : Tidak / 2x1 hari 5. Riwayat sosial 5.1 Apakah kehamilan ini di rencanakan / diinginkan : Ya 5.2 Apakah jenis kelamin yang di harapkan : Apa Saja 5.3 Status Perkawinan Jumlah : 1 kali Lamanya : 11 Tahun 5.4 Susunan keluarga yang tinggal serumah No. Jenis kelamin Umur (tahun) Hubungan keluarga pendidikan pekerjaan Keterangan 1 2 Laki-laki Laki-laki 35 10 Suami anak SLTA SD Wiraswasta - Sehat sehat 5.5 Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dam nifas : Memakai bangle dan gunting lipat agar bayi terlindungi dari makhluk halus. 6. Riwayat Kesehatan keluarga (Tanyakan tentang penyakit-penyakit keturunan) : Tidak ada II. DATA OBJEKTIF (O) 1. Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis Keadaan Emosional : Stabil 2. Tanda Vital Tekanan Darah : 120/90 mmHg Denyut nadi : 80x/menit Suhu Tubuh : 36 Pernapasan : 20x/menit 3. Tinggi Badan : 159 cm Berat badan : 54 Kg Kenaikan BB selama hamil : 1 Kg 4. Pemeriksaan Fisik : 4.1 Rambut : Bersih, hitam, tidak berketombe 4.2 Muka : Kelopak mata : Tidak oedema Konjungtiva : Tidak Pucat Sklera : Tidak Ikterik 4.3 Mulut dan gigi : Lidah dan Geraham : Bersih, tidak ada Lubang Gigi : Tidak ada Karies 4.4 Kelenjar Thyroid : Pembesaran kelenjar : Tidak ada 4.5 Kelenjar Getah Bening : Pembesaran : Tidak ada 4.6 Dada : Jantung : Tidak ada Mur-mur Paru :Tidak ada Ronchi dan Wheezing Payudara :Pembesaran : Tidak ada Puting susu : Menonjol Simetris : Kanan dan Kiri simetris Benjolan/Tumor : Tidak ada Pengeluaran : Belum keluar ASI Rasa Nyeri : Tidak ada Lain-lain : Tidak ada 4.7 Punggung dan pinggang Posisi Tulang belakang : Lordosis Pinggang Nyeri : Tidak ada 4.8 Ekstremitas atas dan bawah : Edema : Tidak ada Kekuatan sendi : Kuat Kemerahan : Tidak ada Varises : Tidak ada Refleks : Kanan dan Kiri (+) 4.9 Abdomen : Bekas luka operasi : Tidak ada Pembesaran : ada Konsistensi : Lunak Benjolan : Tidak ada Pembesaran lien/liver : Tidak ada 4.10 Palpasi uterus (Gunakan jari pada Usia kehamilan < 21 minggu, gunakan pita cm pada UK > 24 minggu) ; Leopold I : Belum teraba Tinggi FU : - FU Terisi : - Leopold II kiri teraba : - Leopold II kanan teraba : - Leopold III bagian bawah teraba : - Leopold IV : - TBBJ : - Kontraksi : - Frekuensi : - Kekuatan : - Palpasi supra pubik kandung kemih : kosong 5. Pemeriksaan Laboratorium Darah : Hb : 10,9 gr% Golongan darah : b+ Urine : Protein : (-) Reduksi : (-) Pemeriksaan penunjang lain : USG III. INTERPRETASI DATA Identifikasi Diagnosa, Masalah dan kebutuhan Dx Ibu : G₃P₁A₂ Hamil 6 minggu Dengan Abortus Inkompletus Ds : - Ibu mengatakan ini kehamilan ketiga - Ibu Mengatakan pernah melahirkan satu kali - Ibu mengatakan pernah hamil di luar kandungan lalu di kuretase - Ibu mengetahui kehamilan ini abortus dari hasil USG - Ibu mengatakan keluar darah berwarna merah segar dari vagina - HPHT Tanggal 10-2- 2010 Do : Hasil USG : Abortus Inkompletus - Palpasi : Loepold I – Leopold IV: Belum teraba - Auskultasi : DJJ (-) Dx Janin : Janin Tunggal, Mati, Intra uterin, Preskep Do : - DJJ (-) - Hasil USG : Abortus Inkompletus Masalah : Janin Mati dan harus di lakukan tindak lanjut Kebutuhan : - Melakukan Informed Consent untuk tindakan kuretase - Memperbaiki Keadaan umum jika diperlukan - Tindakan kuretase - Pemberian Uterotonika dan antibiotika - Memberikan Support mental - Pemenuhan Pola istirahat - Pemenuhan pentingnya gizi dan nutrisi - Melakukan pemantaunan pasca abortus - Membantu Klien memilih kontrasepsi pasca abortus - Menjelaskan hasil pemeriksaan - Mendokumentasikan hasil pemeriksaan IV. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL Identifikasi Diagnosa dan masalah potensial sesuai dengan diagnose dan masalah yang sudah di identifikasi. Dx : G₃P₁A₂ Hamil 6 minggu dengan Abortus Inkompletus Masalah Potensial : Ibu mengatakan keluar darah berwarna merah segar dari vagina merupakan tanda dari abaortus dan harus di lakukan tindakan segera. V. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk di konsultasikan atau di tanda tangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Berdasarkan Hasil USG ibu harus di rujuk untuk mengeluarkan janinnya ke Rumah bersalin atau Rumah sakit. VI. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH Merencanakan asuhan secara menyeluruh dengan rasional, meliputi : 1. Terapi dan asuhan 2. Pendidikan kesehatan 3. Konseling 4. Kolaborasi (Jika di perlukan) 5. Rujukan (Bila di perlukan) 6. Tindak lanjut 1. Bina Hubungan baik dengan klien 2. Memperbaiki keadaan Umum klien 3. Mempersiapkan surat Rujukan untuk di lakukannya tindakan kuretase. 4. Memberikan obat uterotonika dan antibiotika pasca kuretase 5. Memberikan support mental kepada klien 6. Memberikan penkes bahwa pentingnya Pola istirahat 7. Memberikan penkes tentang pentingnya gizi dan nutrisi 8. Melakukan pemantaunan pasca abortus 9. Menjelaskan dan Membantu Klien memilih kontrasepsi pasca abortus 10. Menjelaskan hasil pemeriksaan 11. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan VII. PELAKSANAAN Melaksanakan rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah di uraikan pada langkah V 1. membina Hubungan baik dengan klien 2. Memperbaiki keadaan Umum klien 3. Memberikan surat Rujukan untuk di lakukannya tindakan kuretase di RB atau di RS. 4. Memberikan obat uterotonika dan antibiotika pasca kuretase seperti ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau misoprostol 400 mcg per oral 5. Memberikan support mental kepada klien agar klien tidak kecewa pasca abortus 6. Menjelaskan bahwa pentingnya Pola istirahat agar kondisi tubuh cepat pulih 7. Menjelaskan tentang pentingnya gizi dan nutrisi seperti mengkonsumsi makanan yang tinggi protein agar tidak terjadi perdarahan pasca abortus. 8. Melakukan pemantaunan pasca abortus seperti pemulihan luka bekas kuretase 9. Menjelaskan dan Membantu Klien memilih kontrasepsi pasca abortus yang paling tepat, aman dan nyaman untuk klien. 10. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada klien. 11. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan VIII. EVALUASI Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah di berikan 1. Hubungan baik dengan klien telah terbina 2. keadaan Umum klien telah di perbaiki, klien stabil 3. surat Rujukan untuk di lakukannya tindakan kuretase di RB atau di RS sudah di berikan kepada klien dan klien akan datang ke tempat rujukan untuk di lakukannya tindakan kuretase. 4. obat sudah di berikan kepada klien dan klien akan meminumnya 5. support mental telah di berikan kepada klien, klien berbesar hati menerimanya dan tidak kecewa. 6. Klien mengerti pentingnya pola istirahat Pasca kuretase agar kesehatannya kembali pulih 7. Klien mengerti pentingnya gizi dan nutrisi seperti mengkonsumsi makanan yang tinggi protein agar tidak terjadi perdarahan pasca abortus dan kuretase. 8. Klien mengntangerti tentang pemantaunan pasca abortus seperti pemulihan luka bekas kuretase dan akan kembali untuk kontrol. 9. Macam-macam kontrasepsi telah di jelaskan kepada klilen, klien mengerti dan memilih menggunakan kontrasepsi Suntik untuk sementara waktu kemudian klien akan memilih kontrasepsi tubektomi atau IUD. 10. hasil pemeriksaan telah di jelaskan kepada klien. 11. hasil pemeriksaan tlah di dokumentasikan. Jakarta, 7 April 2010 Pemeriksa (……………………) Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan (………………………) (……..……………….) BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan abortus di tentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu. Abortus dapat meningkatakan Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia. Di Negara berkembang di tetapkan untuk hal-hal yang mengancam perilaku yang mengarah ke abortus provokatus kecuali ada alas an medis yang dapat membahayakan nyawa si ibu atau dalam upaya penyelamatan nyawa seorang ibu. 4.1 Saran 4.2.1 Bagi Petugas · Seorang petugas harus mengetahui tanda-tanda abortus secara dini dengan pemeriksaan secara teliti dan tepat. · Meningkatkan konseling kepada masyarakat tentang gizi dan nutrisi yang penting bagi ibu hamil. · Mengadakan penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan (ANC). 4.2.2 Bagi Klien · Klien memiliki kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya sesuai jadwal yang di tentukan dan sebagai tenaga kesehatan kita patut menginformasikan hal tersebut kepada klien. · Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gizi dan vitamin agar zat gizi yang di perlukan janin terpenuhi dan janin dapat tumbuh secara optimal. · Mengurani aktivitas yang berlebihan yang dapat membahayakan janin dalam kandungan. · Tetap memperhatikan pola istirahat, kondisi kesehatan tubuh. DAFTAR PUSTAKA 1. Cunningham, Gary. 2006. “Obstetri Williams”.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC 2. Prawirohardjo, Sarwono. 2008. ” Ilmu Kebidanan”. Jakarta : P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 3. Bagus, Gde Manuaba, SpOg, Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi Dan KB, Jakarta, 2001: EGC 4. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta, 2001 : Yayasan Bina Pustaka Diposkan oleh Annisa Dacosta AM.Keb di 22:46 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook 0 komentar: Poskan Komentar Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langgan: Poskan Komentar (Atom) Pengikut Arsip Blog * ▼ 2011 (16) o ▼ Desember (10) + Makalah Post SC Atas Indikasi Letak Sungsang + Makalah Pneumonia + Makalah Atonia Uteri + Macam-Macam Refleks Pada Bayi + Makalah Gemeli + Makalah Solusio Plasenta + Contoh Format ANC (Antenatal Care) + Study Kasus G2P1Ao dengan Anemia Ringan + Makalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) + Makalah Abortus Inkompletus o ► September (6) + MEKANISME PERSALINAN NORMAL + MATERI MAKALAH HIPOGLIKEMI PADA BAYI BARU LAHIR (B... + MATERI MAKALAH HIPOTERMIA PADA BAYI + MATERI MAKALAH ANEMIA DALAM KEHAMILAN + KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI YA... + KTI RENDAHNYA PENGGUNA AKSEPTOR KB IUD DI PUSKESMA... Mengenai Saya Annisa Dacosta AM.Keb Lihat profil lengkapku Template Watermark. Gambar template oleh clintscholz. Diberdayakan oleh Blogger.