Anda di halaman 1dari 32

AGGRESSIVE PERIODONTITIS

Mardiana Suriamihardja Laboratorium Periodontologi FKG UNHAS

I. PENDAHULUAN
Aggressive periodontitis secara umum ditentukan berasal dari periodontitis kronis yang berkaitan dengan usia saat pertama diserang, perkembangan penyakit, sifat alami, dan komposisi dari mikroflora subgingival, gangguan dalam respon imun penderita, dan aggregasi familial dari penyakit seseorang.

Beberapa gejala sekunder aggressive periodontitis secara umum sama seperti gejala periodontitis, tetapi tidak secara keseluruhan, yaitu :
1. Kerusakan jaringan periodontal yang parah dengan jumlah deposit bakteri yang tidak tetap. 2. Hilangnya tulang dan attachment secara progresif dan dapat terjadi dengan sendirinya.4

II. TINJAUAN PUSTAKA


Aggressive periodontitis dibagi menjadi bentuk lokal dan general, yang dikenal dengan istilah localized aggressive periodontitis dan generalized aggressive periodontitis

Localized Aggressive Periodontitis


merupakan penyakit destruktif pada rongga mulut yang biasa terjadi pada gigi molar satu dan gigi insisivus sentralis anak-anak dan dewasa muda yang dapat menyebabkan kerusakan tulang dalam jangka waktu yang sangat cepat dan kehilangan gigi geligi.

Penyakit ini sering dihubungkan dengan bakteri A. actinomycetemcomitans dan abnormalitas fungsi neutrofil

Page dkk menyatakan bahwa aggressive periodontitis berhubungan dengan abnormalnya fungsi kemotaksis leukosit, dan memberi kesan bahwa localized aggressive periodontitis disebabkan oleh terhambatnya kemotaksis dari PMNs atau monosit.

Contreras 1998 (Yapar Mehmet, 2003) menyatakan bahwa ada kemungkinan keterlibatan virus herpes dan faktor virulensi bakteri yang bekerja sama merusak daya tahan penderita dan mengakibatkan kerusakan jaringan pada localized aggressive periodontitis.

Prevalensi localized aggressive periodontitis pada orang dewasa muda (remaja) yang diperkirakan berkisar di bawah 1 %. Di AS, suatu penelitian nasional pada remaja berusia 14 hingga 17 tahun yang dilaporkan menderita localized aggressive periodontitis ditemukan sebesar 0,53 %. Individu kulit hitam memiliki resiko menderita localized aggressive periodontitis lebih tinggi. Pria kulit hitam beresiko 2,9 kali lebih besar terserang penyakit ini dibandingkan wanita kulit hitam. Wanita kulit putih lebih cenderung terserang penyakit ini dibandingkan pria kulit putih.

Karakteristik klinis Localized Aggressive Periodontitis


secara klinis merupakan penyakit yang dijumpai pada gigi molar satu atau gigi insisivus dengan hilangnya perlekatan pada daerah interproksimal paling sedikit dua gigi, salah satunya adalah gigi molar satu dan melibatkan tidak lebih dari dua gigi lain selain gigi molar satu dan gigi insisivus

Localized aggressive periodontitis ditandai dengan berkurangnya inflamasi secara klinis disamping ditemukannya poket periodontal yang dalam. Pada kebanyakan kasus jumlah plak yang mempengaruhi gigi minimal, sehingga cenderung tidak konsisten dengan jumlah kerusakan periodontal yang ditemukan. Plak yang berbentuk lapisan biofilm pada gigi dan sangat jarang termineralisasi membentuk kalkulus. Walaupun jumlah plak dapat dibatasi, namun plak biasanya mengandung A actinomycetemcomitans dalam jumlah yang besar, dan pada beberapa pasien ditemukan bakteri P. gingivalis.3

Penyakit localized aggressive periodontitis berkembang dengan cepat. Bukti-bukti yang beredar menujukkan bahwa ratarata kerusakan tulang pada aggressive periodontitis tiga sampai empat kali lebih cepat dibandingkan periodontitis kronis. Gambaran klinis lain penyakit localized aggressive periodontitis termasuk migrasi distolabial gigi insisivus maksillaris serta pembentukan diastema secara berkala, peningkatan mobilitas gigi molar satu, sensivitas dari permukaan akar gigi yang terbuka terhadap suhu dan stimulasi taktil, rasa tumpul, rasa tajam, dan rasa sakit yang menyebar selama mastikasi, kemungkinan disebabkan oleh iritasi dari jaringan pendukung gigi akibat gigi tersebut goyang dan terjadi impaksi makanan. Abses periodontal dapat terbentuk pada tahap ini dan terjadi pembesaran pada kelenjar limfe regional.3

bar dari aspek lingual molar kiri mandibula pada pasien dengan localized aggress y, RJ, Karen F. Novak, Aggressive Periodontitis. 9th ed. Philadelphia : WB. Zaun 1999; hal. 409-13.3

daerah yang sama setelah dilakukan pembukaan flap mukoperiostea tulang hebat yang terlokalisir pada gigi molar satu mandibula. n F Novak. Aggressive Periodontitis. 9th ed. Philadelphia : WB Saun 13.3

Gambaran Radiografi
Kehilangan tulang alveolar disekitar molar satu dan insisivus pada usia- pubertas, keadaan ini merupakan gambaran klasik dari localized aggressive periodontitis. Gambaran radiografis dapat terlihat "suatu bentuk kehilangan tulang alveolar yang meluas dari permukaan distal gigi premolar dua hingga permukaan mesial dari gigi molar dua" Kerusakan tulang dalam arah vertikal lebih sering dijumpai pada daerah gigi molar sebab tulang interdental di daerah ini lebih luas (mesiodistal) dibandingkan di daerah insisivus

Gambar 3 : Gambaran radiografis localized aggressive periodontitis L, You M. Deindre. Chano Laura. Autogenious tooth transplantation : 001 : 67 : 92-6 Available at http://www.cda-adc.ca/jcda/vol-67/ issue-2 1 Maret 2004.9

Generalized aggressive periodontitis


adalah suatu penyakit yang umumnya terjadi pada orang dewasa, pada usia dibawah 30 tahun atau lebih. Penyakit ini ditandai dengan hilangnya attachment interproximal secara keseluruhan yang mempengaruhi tiga gigi permanen lainnya selain gigi molar dan insisivus. Kehilangan perlekatan terjadi secara episodik, selama berlangsungnya periode pengrusakan. Penyakit ini seringkali dihubungkan dengan bakteri patogen periodontal yaitu A. actinomycetemcomitans dan P. gingivalis serta kelainan fungsi neutrofil. Kurang baiknya respon serum antibodi terhadap agent infeksi lebih sering dapat dideteksi

generalized aggressive periodontitis menghasilkan respon antibodi yang buruk terhadap patogen yang ada. Hasil Survey Nasional yang dilakukan di AS terhadap masyarakat yang berusia antara 14 sampai dengan 17 tahun (dewasa muda) dijumpai sebanyak 0,13 % menderita generalized aggressive periodontitis. Selain itu dilaporkan bahwa individu kulit hitam lebih sering terjangkit dari semua bentuk aggressive periodontitis, dibandingkan individu kulit putih dan pria kulit hitam lebih cenderung terserang generalized aggressive periodontitis dibandingkan wanita kulit hitam.

Karakteristik klinis
Pasien dengan generalized aggressive periodontitis, umumnya memiliki jumlah kecil plak bakterial yang berhubungan dengan gigi yang terlibat. Secara kuantitatif, jumlah plak cenderung tidak seimbang dengan kerusakan periodontal yang terjadi. Secara kualitatif, P. gingivalis, A. actinomycetemcomitans dan Bacteroides forsythus ditemukan pada plak gigi penderita

Gambar 4 : Gambaran klinis generalized aggressive periodontitis : Nogy, RJ, Karen F Novak. Aggressive Periodontitis. 9th ed. Philade Saunders Company 1999;hal. 409-13.3

Pada kasus generalized aggressive periodontitis dijumpai dua bentuk respon jaringan gingival. Pada jaringan inflamasi akut, biasa terjadi proliferasi, ulser dan berwarna merah terang. Perdarahan dapat terjadi secara spontan atau melalui stimulasi ringan. Supurasi dapat menjadi gambaran klinis yang penting. Respon jaringan terjadi pada tahap destruktif dimana perlekatan dan tulang mengalami kerusakan aktif. Pada kasus lainnya, jaringan gingiva cenderung berwarna merah muda, bebas inflamasi dan terkadang terjadi stippling, walaupun akhirnya tidak ditemukan lagi. Disamping gambaran klinis yang ringan, poket yang dalam dapat ditemukan melalui probing

Respon jaringan telah dijabarkan oleh Page dan Schroeder untuk menyesuaikan antara periode dengan banyaknya/jumlah tulang yang tersisa. Beberapa pasien generalized aggressive periodontitis mengalami kondisi sistemik seperti kehilangan berat badan, depresi mental dan malaise. Pasien yang didiagnosa menderita generalized aggressive periodontitis harus memiliki catatan riwayat kesehatan yang terbaru dan selalu direvisi. Pasien ini harus menerima pemeriksaan medis untuk mengatasi gangguan sistemik.

Gambaran Radiografis
Gambaran radiografis generalized aggressive periodontitis dapat ditemukan dari bentuk kerusakan tulang yang parah dengan jumlah gigi yang minimal, seperti yang digambarkan sebelumnya, dimana kehilangan tulang lebih lanjut mempengaruhi gigi geligi. Secara umum perbandingan gambaran radiografis yang diambil pada waktu yang berbeda menunjukkan perjalanan penyakit ini.

Page dan rekan-rekannya menggambarkan daerah yang terserang generalized aggressive periodontitis dimana digambarkan terjadinya kerusakan osseus sebesar 25 % hingga 60 % selama periode 9 minggu.3

Gambar 5 : Gambaran radiografis generalized aggressive periodontiti U School of Dentistry. Clinical research center for periodontal disease w.dentistry.vcu.edu/research/crcpd.htm Diakses pada tanggal 1 Mare

PERAWATAN AGGRESSIVE PERIODONTITIS


Metode pengobatan ini meliputi instruksi oral hygiene, penguatan kembali dan evaluasi kontrol plak, scaling supra-sub gingival, root planning hingga pelepasan plak mikroba dan kalkulus, pengontrolan faktor-faktor lokal lainnya, terapi oklusal, bedah periodontal jika dibutuhkan, dan pemeliharaan periodontal.

Selain itu, yang menjadi bahan pertimbangan bagi pasien yang menderita aggressive periodontal adalah : Pemeriksaan medis secara umum dapat menentukan jika penyakit sistemik pada anak-anak dan orang dewasa yang memiliki penyakit periodontal parah terutama aggressive periodontal nampak resisten terhadap terapi. Terapi awal periodontal awal secara tersendiri seringkali tidak efektif, namun demikian pada stadium awal penyakit dapat diberikan terapi tambahan antimikroba yang dikombinasi dengan skeling dan root planning dengan atau tanpa terapi bedah. Identifikasi mikroba dan tes sensitivitas antibiotik dapat dipertimbangkan.

Karena adanya potensi untuk diturunkan (diwariskan) pada aggressive periodontal, maka perlu dilakukan evaluasi dan konseling pada anggota keluarga

Hasil Penilaian
Hasil yang ingin dicapai terapi periodontal pada pasien dengan aggressive periodontal adalah sebagai berikut : Berkurangnya gejala-gejala klinis dan inflamasi gingiva secara signifikan. Berkurangnya kedalaman probing. Stabilisasi atau pulihnya attacthment gingiva. Secara radiografis tampak lesi osseus mengalami penyembuhan. Stabilitas oklusal semakin membaik. Secara klinis terjadi pengurangan plak yang sesuai dengan tingkat

FAKTOR RESIKO TERSERANG AGGRESSIVE PERIODONTITIS

Faktor Mikrobiologik The American Academy of Periodontology telah meninjau kembali klasifikasi penyakit periodontal pada tahun 1999. Berdasarkan laporan kesepakatan mengenai klasifikasi yang terbaru, A. actinomycetamcomitans dinyatakan sebagai bakteri penyebab yang ditandai dengan meningkatnya jumlah mikroorganisme ini pada penderita aggressive periodontitis. Walaupun beberapa mikroorganisme spesifik yang ditemukan pada penderita localized aggressive periodontitis ( Capnocytophaga Sp., Eikenella corrodens, Prevotella intermedia, dan compylobacter rectus), A. actinomycetamcomitans telah ditetapkan sebagai patogen utama yang berhubungan dengan penyakit ini.

Faktor Immunologik Beberapa kerusakan imun telah diketahui dalam patogenesis aggressive periodontitis. Human Leukocyte Antigen (HLA) yang mengaturan respon imun, telah dievaluasi sebagai tanda untuk aggressive periodontitis. Walaupun penemuan terhadap jumlah antigen HLA tidak konsisten namun HLA-A9 dan B-15 telah dipastikan berhubungan dengan aggressive periodontitis.3 Beberapa peneliti menemukan bahwa pasien dengan aggressive periodontitis menderita kerusakan fungsional dari polymorphonuclear leukocytes (PMN), monocyte atau keduanya. Kerusakan tersebut dapat mengganggu salah satu kemotaktik PMN di daerah infeksi atau kemampuan mereka dalam proses fagositosis dan membunuh mikroorganisme. Penelitian saat ini juga telah menunjukkan respon monosit yang berlebihan pada pasien localized aggressive periodontitis dengan respek dari produksi PGE2 yang berespon terhadap lipopolysakarida (LPS). Fenotip hiperresponsif ini dapat mengakibatkan peningkatan jaringan ikat atau kehilangan tulang selama produksi faktor metabolik ini. Selain itu gangguan fungsinal pembentukan monosit FcRH, reseptor antibodi IgG2 manusia, telah ditemukan dalam jumlah yang tidak sesuai pada penderita localized aggressive periodontitis. Kerusakan PMN dan monosit dapat diinduksi oleh infeksi bakteri atau melalui

Anda mungkin juga menyukai