Bagian / SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK. U.J / RSU Dr. Soebandi JEMBER
1
PENDAHULUAN
URETRITIS (PRIA)
URETRITIS GO
URETRITIS NON GO
URETRITIS SPESIFIK
Tanda uretritis
Subjektif: Objektif:
Nyeri kencing ringan-berat Keluar cairan jernih nanah Riwayat kontak seksual MUE udem, erithema Ektropion Tampak sekret sromukous-purulent Basah lekosit > 10 400x Gram lekosit >4 1000x
Laboratorium
Wanita
Cervicitis. Infeksi Saluran Genital Bawah. Peradangan Rongga Panggul Infeksi Genital Non Spesifik Infeksi mula asimptomatik Keluhan bila ada komplikasi Faktor resiko
Pasangan mempunyai IMS Berganti pasangan Pernah menderita IMS PSK Usia Seksual aktif
FLUOR ALBUS
Fluor albus adalah cairan kental keputihan yang keluar dari vagina dan rongga uterus. Sinonim : leukorrhea
PATOFISIOLOGI
Tidak semua fluor albus bersifat patologis. Sekret vagina normal (fisiologis) bersifat :
encer tidak kental, tidak berwarna tidak berbau biasanya terdapat pada forniks posterior dipengaruhi kadar hormon
PATOFISIOLOGI
Lingkungan vagina normal Hubungan dinamis antara Lactobacillus acidophilus dengan flora endogen lain, estrogen, glikogen, pH vagina, hasil metabolit lain Lacobacillus menghasilkan hidrogen peroksida Toksik terhadap bakteri patogen pH optimal : 3,8 4,2
7
PATOFISIOLOGI
Sekret vagina abnormal Terjadi perubahan warna dan jumlah, misalnya :
Keputihan disertai rasa gatal Sekret vagina yang bertambah banyak Rasa panas saat kencing Sekret vagina putih dan menngumpal Berwarna putih keabuan atau kuning dengan bau menusuk
INFEKSI
2.
IRITASI
Bakteri : Chlamydia,Bakterial Vaginosis dan Gonokokus Jamur : Candida Protozoa : Trichomonas vaginalis Virus : virus Herpes dan Human Papilloma virus Sperma, pelicin, kondom Sabun cuci, pelembut pakaian Deodoran, sabun Cairan antiseptik untuk mandi Pembersih vagina Celana ketat Tissue toilet berwawarna
3. 4.
Tanda Infeksi
Subjektif:
Nyeri kencing ringan-berat Keluar cairan jernih nanah Riwayat kontak seksual Cerviks udem, erithema Ektropion Tampak sekret seromukous-purulent Gram lekosit >15 1000x Kuman spesifik
10
Objektif:
Laboratorium
Bambang Suhariyanto
Bagian / SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK. UJ/ RSD Dr. Soebandi Jember
11
GONORE MENYERANG
PRIA
URETRA KEL TYSON KEL COWPER KEL PARAURETRA PROSTAT EPIDIDIMIS TESTIS
WANITA
12
13
DEFINISI
Semua penyakit disebabkan Neisseria gonorrhoeae, suatu diplokokus gram negatif Umumnya mengenai : Uretra Endoserviks Rektum Faring Konjungtiva Penyebaran hematogen : DIG (Disseminated Gonococcal Infection)
14
EPIDEMIOLOGI
350 juta penduduk setiap tahun terinfeksi Gonore 60 % Infeksi campuran Negara maju Chlamydia > Gonore Cofaktor HIV/ AIDS. Yang mendapat pengobatan dan sembuh sekitar 10 %
15
ETIOLOGI
GRAM NEGATIF INTRASELULER DIPLOKOKUS
16
STRAIN RESISTENSI.
NGPP (Neisseria Gonorhoeae penghasil penisilinase) TRNG QRNG ARNG
17
PATOGENESIS
PERLEKATAN (pili dan protein permukaan) SEL EPITEL MENEMBUS JARINGAN. PMNL MIKRO ABSES PENYEBARAN
KLINIS
inkubasi Pria
: 2-5 hari
18
GEJALA KLINIK
INFEKSI PADA PRIA URETRA PARS ANTERIOR Tes Thompson KELUHAN DISURI, URETRAL DISCHARGE LENDIR KEKERUHAN SAMPAI NANAH
PEMERIKSAAN. MUE : UDEMA, ERITEMA, ECTROPION, DISCHARGE PURULEN
19
20
DIAGNOSIS
Anamnesis, klinis, laboratoris LABORATORIUM
Cat Gram duh tubuh Kultur : Thayer martin/modifikasi TM Tes definitif ( tes Oksidase, Fermentase) Tes NGPP (Beta laktamase, Yodometri, Penisilin discdifusion, Tes Thomson ELISA
Pria : bahan dari duh tubuh uretra/sed.urine/sekret massage prostat Wanita : bahan dari uretra, srviks, muara kel.bartholin, rektum
21
KOMPLIKASI
PRIA Tisonitis Parauretritis Cowperitis : sakit pada perineum, disuri Infeksi uretra pars post vesica urinaria : polakisuri, hematuri Prostatitis : nyeri hebat pd perineum, nyeri saat BAB, febris Vesikulitis Funikulitis Epididimitis : febris, edema, kulit skrotum tanda radang (+) Infertilitas
22
KOMPLIKASI WANITA Bartholinitis : edema labium mayus (tu. 1/3 bagian bawah), tanda radang akut PRP jaringan parut, tuba infertilitas Salpingitis Diseminata : Arthritis, myocarditis, endocarditis, pericarditis, Meningitis dan dermatitis
23
TERAPI
Pertimbangkan, efektivitas, dosis tunggal, efek samping, tempat infeksi, resistensi, kemungkinan infeksi C. trachomatis bersamaan
25
TERAPI
Infeksi Anogenital, komplikasi (-)
ANJURAN Siprofloksasin* Tiamfenikol* Ofloksasin* Kanamisin Spektinomisin 500mg/oral dosis tunggal 3,5g /oral dosis tunggal 400mg /oral dosis tunggal 2g intramuskuler dosis tunggal 2g intra muskuler dosis tungga 250mg intramuskuler dosis tunggal 400mg /oral dosis tunggal
26
TERAPI
Infeksi Anogenital, komplikasi (+)
Dosis tunggal, kemudian dosis berganda selama 7 hari Miningitis, endocarditis dosis sama, 4 minggu
27
TERAPI
Konjungtivitis GO pada Dewasa
ANJURAN Seftriakson Spektinomisin Siprofloksasin Ofloksasin 250mg intramuskuler dosis tunggal 2g intra muskuler dosis tunggal 500mg/oral dosis tunggal 400mg /oral dosis tunggal
28
TERAPI
Konjungtivitis GO pada Neonatus
ANJURAN Seftriakson 50-100mg/KgBB, intramuskuler s/d max. 125mg
PILIHAN Kanamisin 25mg/KgBB intramuskuler s/d max. 75mg Spektinomisin 25mg/KgBB intramuskuler s/d max. 75mg Pantau dalam 48 jam PENCEGAHAN : Sesudah lahir mata dibersihkan tetesi Nitras argensi 1% atau salep tetrasiklin 1% Ibu Go (+) bayi beri Seftriakson 50mg/KgBB, intramuskuler s/d max. 125mg Pilihan : Kanamisin Spektromisin
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
Bambang Suhariyanto
Lab / SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK. UJ / RSD Dr. Soebandi Jember
43
44
SPESIFIK Chlamydia trachomatis. Ureaplasma urealyticum Trichomonas vaginalis Jamur Herpes Simplex Adenovirus Haemophilus sp Bacteriodes urealyticum NON SPESIFIK
PENYEBAB:
45
Bambang Suhariyanto
Lab / SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK. UJ / RSD Dr. Soebandi Jember
46
PENDAHULUAN
Chlamydia trachomatis terdiri dari 15 serovars : A, B, Ba, C : penyebab trachoma D, E, F, G, H, I, J, K : penyebab infeksi saluran genital,conjungtivitis, pneumonia infantile L1, L2, L3, penyebab LGV (Limfogranuloma venereum)
47
EPIDEMIOLOGI
Th. 1997 : > 500.000 kasus (200/100.000 penduduk) Amerika Serikat : 3-4 juta kasus/tahun WHO: 90 juta kasus
48
PENYEBAB
Chlamydia trachomatis serovar D,E,F,G,H,I,J Mempunyai dinding sel dan membran sel Sitoplasma mengandung DNA & RNA Multiplikasi hanya pada sel (intraseluler obligat) Membentuk inklusi dalam sitoplasma Antigen : MOMP (mayor outer membrane protein), lipopolisakarida, HSP (heat shock protein) Menyebabkan respon imun : pembentukan antibodi dan imunitas seluler
49
CHLAMYDIA TRACHOMATIS.
Proses masuk kedsalam sel : 1. Elementari Bodi melekat dalam sel 2. Masuk kedalam sel 3. Berfubah menjadi retikulate bodi (bertumbuh dan berkembang biak) 4. Berubah menjadi Elementari bodi 5. Dilepaskan untuk menginfeksi.
50
52
53
54
55
CERVICITIS
Menyerang epitel silindris serviks Sulit dibedakan dengan proses inflammasi lain pada serviks Gejala : discharge mukopurulent hypertrophic ectopia postcoital bleeding spotting Kriteria dugaan cervicitis : hapusan serviks PMN > 15 plp eritema, edema, mudah bleeding C. trachomatis serotype G bisa berkembang menjadi squamous cell carcinoma (SCC)
57
58
59
63
64
Bambang Suhariyanto
Lab / SMF Ilmu kesehatan Kulit dan Kelamin FK. UJ / RSD Dr. Soebandi Jember
65
66
PENYEBAB
4 bakteri vagina :
Gardnerella vaginalis Bacteroides sp. Mobiluncus sp. Mycoplasma hominis
67
PATOGENESA
TERJADI PERGANTIAN NORMAL FLORA (LACTO BACILUS SPP) TERGANGGUNYA EKOSISTEM. H2O MENGHILANG SUSANA ANEROB. PERUBAHAN PH MENJADI ALKALI. PRODUKSI AMINE WHIFF TEST (KOH 10 %)
68
69
70
Laboratorium :
Sekret vagina berbau amis jika diteteskan KOH 10% (whiff test / tes amin positif) pH duh tubuh vagina > 4,5 (4,7-5,7) Mikroskopis : sediaan apus dengan pewarnaan gram atau sediaan basah clue cells clue cells 20% pada sel epitel leukosit normal < 15/lp.
71
72
Diagnosis
Didapatkan 3 dari 4 tanda-tanda berikut (Amsel, 1983) : Cairan vagina homogen,putih / keabu-abuan pH duh tubuh vagina > 4,5 Duh tubuh vagina berbau seperti ikan sebelum atau sesudah penembahan KOH 10% (Whiff test +) Clue cells
73
Komplikasi
WANITA HAMIL : Ketuban pecah dini Lahir prematur Bayi berat lahir rendah
74
Penatalaksanaan
Metronidazol 400 atau 500 mg 2 x 1 (7hari) Metronidazol 2 gram po dosis tunggal Klindamisin 300 mg po 2 x 1 (7hari) Metronidazol gel 0,75% - 1 aplikator (5 gr) intravaginal (2 kali sehari selama 5 hari) Klindamisin krim 2% - 1 aplikator (5 gr) intravaginal (sebelum tidur selama 7 hari)
75
Bambang Suhariyanto
Lab / SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK. UJ/ RSD Dr. Soebandi Jember
76
TRICHOMONIASIS DEFINISI INFEKSI YANG DISEBABKAN OLEH TRICHOMONAS VAGINALIS. Trichomonas vaginalis Berbentuk ovoid ukuran 10-20 mmikron mempunyai 4 flagella dengah pergerakannya Melakukan perlekatan pada selaput lendir Bersifat anaerobik.
77
PATOGENESIS INFEKSI YANG PALING BANYAK PADA SALURAN GENITO URINARI. WANITA TERBANYAK PADA VAGINA. BISA PADA URETRA DAN KEL SKENE. ISOLASI PADA KANDUNG KENCING PRIA BANYAK DI-URETRA. GEJALA BISA ASIMPTOMATIS, GEJALA RINGAN, SAMPAI AKUT DAN PERADANGAN HEBAT. SEKRESI BANYAK MENGANDUNG PMNL BAU KHAS SEPERTI IKAN AMIS.
78
Wanita > Pria (asimptomatis) Penularan Sexual dan Non Seksual Transmisi non venereal pada bayi Bertahan selama 45 menit di Toilet, bak air.
79
Pada WANITA
Masa inkubasi : 5 28 hari Keluhan dan Gejala Simptom (20%-50%). keluhan dan gejala :
sekret vagina sedikit sampai banyak encer kuning / kehijauan berbusa (10% - 30%) klasik berbau. Vulvitis dan vaginitis. bila jumlah kuman banyak sekali strawberry cervix (2%) rasa tidak enak di perut bagian bawah.
80
Pada PRIA
Keluhan dan Gejala : sering asimtomatik. sebagai pasangan seksual wanita yang terinfeksi keluhan dan gejala :
+ duh tubuh uretra (50% - 60%) : jarang purulen jumlah sedikit atau sedang Uretritis (disuria, iritasi uretra, sering miksi) Prostatitis Epididimitis Tidak ada gejala sama sekali / gambaran klinis ringan
81
82
83
Strawberry Cervix
84
Laboratorium
Pada wanita :
pH sekret vagina > 5 Tes amin / whiff test dapat positif Mikroskopis (sediaan basah) : tampak Trichomonas vaginalis dengan pergerakan flagela yang khas Dapat ditemukan clue cells karena biasa didapatkan bersamaan dengan BV
Pada pria :
Sedimen urin : Trichomonas vaginalis Scraping dinding uretra
85
86
87
Penatalaksanaan :
Metronidazol 2 x 500 mg po (7 hari) atau 2 gram po dosis tunggal Pasangan seksual harus diobati Pada kehamilan : Seluruh masa kehamilan : Metronidazol 2g po dosis tunggal
88
Komplikasi
Wanita hamil : Partus prematur Bayi Berat Lahir Rendah
89
Bambang Suhariyanto
Lab / SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK. UJ / RSD Dr. Soebandi Jember
90
KVV :
Infeksi oportunistik >>> penderita immunocompromise >>> mulut, kolon, kuku, vagina, anorektal Faktor predisposisi / faktor risiko : Hormonal kadar karbohidrat (DM) Pemakaian antibiotika jangka panjang suhu dan kelembaban Imunosupresi Iritasi / trauma
92
94
Balanitis
95
96
97
98
Laboratorium
PH duh tubuh vagina 4,5 Tes amin / Whiff test : negatif Mikroskopis (pengecatan gram dan KOH 10%) : bentuk ragi : blastospora bentuk lonjong pseudohifa seperti sosis panjang bersambung hifa asli bersepta (kadang-kadang)
99
100
101
Penatalaksanaan
Medikamentosa :
Mikonazol atau Klotrimazol 200 mg intravaginal, setiap hari selama 3 hari Atau Klotrimazol 500 mg intravaginal dosis tunggal Atau Flukonazol 150 mg po dosis tunggal Atau Itrakonazol 200 mg po 2 kali sehari selama 1 hari Atau Nistatin 100.000 IU intravaginal setiap hari selama 14 hari
102
Penatalaksanaan
Non medikamentosa :
Hindari bahan iritan lokal (misal : produk berparfum) Hindari pakaian ketat atau dari bahan sintetis Hilangkan faktor predisposisi
103
104
DEFINISI
Ulkus mole : penyakit infeksi genital akut, setempat , auto-inoculable , disebabkan Haemophilus ducreyi, dengan gejala klinis khas ulkus pada tempat masuk, seringkali disertai supurasi KGB regional.
105
ETIOLOGI
H. ducreyi merupakan bakteri gram negatif, anaerobik fakultatif, bentuk batang pendek , ujung bulat, tidak bergerak, tidak membentuk spora memerlukan hemin untuk pertumbuhannya.
106
PATOGENESIS
Trauma / abrasi
Kuman menginfeksi
GAMBARAN KLINIS
Masa inkubasi 1- 5 hari. Awal : makula atau papul pustula pecah ulkus yang khas. Sifat ulkus : multipel, lunak, nyeri tekan, dasarnya kotor dan mudah berdarah, tepi ulkus menggaung, kulit sekitar ulkus berwarna merah
108
PREDILEKSI
pria : di daerah preputium, glans penis, batang penis, frenulum dan anus wanita : vulva, klitoris, serviks dan anus. Pembesaran kelenjar limfe inguinal tidak multipel, terjadi pada 30% kasus yang disertai radang akut. Kelenjar melunak pecah sinus (sangat nyeri disertai febris).
109
110
Ulkus mole gangrenosum : varian yang disebabkan super infeksi dengan bakteri fusosprikhetosis, menimbulkan ulkus fagedenik. Dapat menyebabkan destruksi jaringan yang cepat dan dalam. Ulkus mole folikularis (follicularis chancroid) : pada folikel rambut, terdiri atas ulkus kecil multipel. Dapat terjadi di vulva atau pada daerah genitalia yang berambut. Lesi ini sangat superfisial. Ulkus mole papular (ulcus molle elevatum) : papul berulserasi dan granulomatosa. DD/ : donovanosis atau kondiloma lata sifilis stadium II.
111
LABORATORIUM
Pemeriksaan langsung bahan ulkus pewarnaan gram. Positif jika ditemukan kelompok basil yang tersusun seperti barisan ikan.
Kultur pada media agar coklat, agar Muller Hinton atau media yang mengandung serum dengan vancomysin. Positif bila kuman tumbuh dalam waktu 2-4 hari (dapat sampai 7 hari).
112
Tes serologi Ito-Reenstierna ( 0,1 ml antigen disuntikan intradermal pd kulit lengan bawah ) Positif bila setelah 24 jam atau lebih timbul indurasi yang berdiameter 5 mm.
113
DIAGNOSA
Anamnesa
Gejala klinik yang khas Pemeriksaan langsung bahan ulkus
114
DIAGNOSA BANDING
Sifilis I
Ulkus mikstum Herpes genitalis Aphthae Skabies
Pedikulosis pubis
Tuberkulosis kutis Amobeasis kutis Dermatitis EEM
Piodermi
Epidermoid Ca
115
PENYULIT
Adenitis inguinal
Fimosis atau Parafimosis
Fistel uretra
Fistel rektovagina
116
PENATALAKSANAAN
Pengobatan sistemik Azithromycin 1 gr, oral, single dose Seftriakson 250 mg dosis tunggal, injeksi intra muscular Siprofloksasin 2 x 500 mg selama 3 hari Eritromisin 4 x 500 mg selama 7 hari Amoksisilin + asam klavunat 3 x 125 mg selama 7 hari Streptomisin 1gr sehari selama 10 hari Kotrimoksazol 2 x 2 tablet selama 7 hari
117
PENATALAKSANAAN
Pengobatan lokal
Kompres dengan larutan normal salin ,
118
Kondiloma Akuminata
Lab / SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Unej- RSD Dr Soebandi Jember
Bambang Suhariyanto
119
Difinisi
Kelaina kulit berupa vegetasi bertangkai dengan permukaan berjonjot yang disebabkan oleh virus HPV (Human Papiloma Virus) Bersifat jinak ,superfisial terutama didaerah genital.
120
Etiologi
HPV gol Papova Virus virus DNA Telah dikenal 80 tipe. Tipe yang menyebabkan kondiloma: 6,11,16,18,30,31,33,35,39,41,42,44,51,52 dan 56 Tipe 16 dan 18 erat hubungannya dengan Ca servik Penularan: secara langsunghub. Seks tidak langsung: kolam renang
121
Epidemiologi
Penyebaran bersifat kosmopolit higiene memegang peranan Lingkungan lembab dan basah mempermudah timbulnya penyakit ini. Biasanya diikuti infeksi penyakit lain: trikomoniasis, kandidiasis, dan infeksi genetal non spesifik. Laki-laki= Wanita (insiden tinggi pada seksual aktif, usia 17-33 th)
122
Patogenesis
HPV replikasinya tergantung pada adanya diferensiasi epitel skuamosa virus pada lapisan terbawah, protein kapsid dan virus infeksius pada lapisan superfisial sel yangberdiferensiasi. Lap. Basalis tempat yang diinvasi mikroabrasi mukosa Fase laten: tanpa gejala sebulan setahun Inkubasi: 3 minggu- 8 bulan
123
Predileksi
Terutama didaerah lipatan Laki-laki: perineum dan sekitar anus, sulcul coronarius, glan penis, muara urethra eksterna,korpus dan pangkal penis. Wanita : vulva dan sekitarnya, introitus vagina, kadang porsio uteri.
124
Gambaran Klinis
Awal : papul jarum pentul papilomatosa seperti bunga kol Jika mendapat tekanal bilateral pipih seperti jengger ayam. Disertai Fluor albus Hamil estrogen tinggi kelembaban tinggi dan vaskularisasi meningkat pertumbuhan cepat Kadang disertai: panas, gatal, nyeri dan mudah berdarah
125
Pemeriksaan Penunjang
Tes Asam Asetat (acetowhite)sensitifitasnya tinggi terutama untuk C.acuminata dan infeksi HPV subklinis. Cara: As. Asetat 3-5% dioleskan pada lesi dengan lidi kapas tunggu 5-10 menit perubahan warna putih. Pemeriksaan Histopatologi
126
Diagnosis Banding
Veruka vulgaris: vegetasi tidak bertangkai, kering berwarna abu-abu atau sama dengan kulit. Kondiloma lata: sifilis std II plakat erosif, banyak spirochaeta pallidum permukaan lebih halus, bentuk lebih bulat. Karsinoma sel skuamosa: vegetasi seperti kembang kol, mudah berdarah dan berbau.
127
Penatalaksanaan
Penatalaksaan Umum: Jaga kebersihan , berhubungan seks dengan memakai kondom Penatalaksanaan khusus Kemoterapi: podofilin 25%, TCA 50%, %Fluorourasil 1-5% Imunoterapi: Interferon, Imiquimod krim 5%. Pembedahan: bedah scalpel, bedah beku, Bedah laser.
128
Komplikasi
Perubahan displasia terhadap daerah sekitarnya Transformasi kearah malignansi genitourinaria Penularan ke janin atau pasangan seksual
129
Prognosis
Sering residif tapi prognosisnya baik Pada wanita dengan sistem imun yang kurang persisten kondiloma, dapat juga menjadi displasia vulva, vagina, atau serviks.
130
Sinonim
LGV dikenal juga sebagai: 1. Limfogranuloma inguinale 2. Limfogranuloma tropikum 3. Limfopatia venereum 4. Tropical bubo 5. Climatic bubo 6. Strumous bubo 7. Paradenitis inguinalis 8. Durand Nicolas Favre disease
131
EPIDEMIOLOGI
Bersifat sporadis tropik dan sub-tropik Sering dijumpai didaerah rural sosial ekonomi rendah Dijumpai di usia 20-40 th Laki-laki : Wanita = 5:1 Lesi primer laki-laki penis kel. Limfe inguinal Wanita : intravaginal/servikal intrapelvik, anus atau rektal.
132
GEJALA KLINIS Ada 2 stadium yaitu : 1. Stadium dini lesi primer di genital sindrom inguinal 2. Stadium lanjut Sindroma anorektal Esthiomen (elefantiasis genetal)
133
Lesi primer
Setelah masa inkubasi 3-12 hari, tidak khas (erosi, papul, ulkus dangkal tdk sakit sembuh sendiri, tanpa jaringan parut) Lokasi (pria): sulcus coronarius frenulum preputium batang penis uretra scrotum, dapat disertai limfangitis dan abses-abses kecil bag dorsal penis bubonuli Lokasi (wanita): dindind post vagina porsio post servik vulva Lesi ekstragenital terjadi pada mulut, jari, anus dan rektum.
134
Sindrom inguinale
Timbul beberapa hari sampai beberapa minggu setelah lesi primer menghilang. Kelenjar limfe inguinal membesar, padat dan nyeri berlekatan dengan sekitarnya (bentukan paket memanjang). Pembesaran kelenjar diatas dan dibawah lig inguinal pauparti celah sign of groove. Pembesaran kelenjar femoral, inguinal superfisial dan profundus menyebabkan bentuk seperti tangga ettage bubo. Laki-laki > sering, pada wanita lesi primer umumnya terletak lebih dalam drainase kearah kelenjar limfe di daerah pelvis. Menyebabkan terjadinya fistel di inguinal sembuh parut
135
Pemeriksaan penunjang
Pengecatan Giemsa badan inklusi Chlamydia Tes Serologi : Kultur jaringan yolk sac embrio ayam
CFT (Complement Fixation Test) RIP (Radio Isotop Presipitation)
136
137
138
139
140
HERPES GENITALIS
Bambang Suhariyanto
Lab / SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK. UJ / RSD Dr. Soebandi Jember
141
Definisi
Infeksi pada genital dan sekitarnya Herpes simplex virus (HSV) Vesikel / erosi / ulkus dangkal berkelompok diatas dasar eritematosa Sering kambuh
142
143
Etiologi
Herpes simplex virus (HSV) Unna (1883) , penyakit menular melalui hubungan seksual Sharlitt (1940), membedakan HSV1 dan HSV 2 Sebagian besar penyebab adalah HSV 2, bisa juga HSV 1 (16,1%) karena hubungan seksual orogenital, penularan melalui tangan
144
HSV 2:
Kontak seksual 5-95% populasi dewasa 80% genital, 20% orolabial Periode seksual aktif
145
Epidemiologi
Peningkatan insiden herpes genitalis
Patogenesis
146
Asymptomatic infection
LATENCY
LATENCY
Reactivation
147
148
149
Infeksi rekuren
Faktor pencetus + Virus mengalami reaktivasi dan multiplikasi kembali infeksi rekuren Antibodi spesifik + Kelainan tidak berat
150
Faktor pencetus
Trauma Koitus berlebihan Demam Gangguan pencernaan Stres emosi Kelelahan Makanan yang merangsang Alkohol Obat-obatan ( imunosupresif, kortikosteroid)
151
Infeksi rekuren
Pendapat terjadinya :
Faktor pencetus reaktivasi virus dalam ganglion. Virus turun melalui akson saraf perifer ke sel epitel kulit yang disarafinya, mengalami replikasi, multiplikasi lesi Virus terus menerus dilepaskan ke sel-sel epitel. Pencetus + kelemahan setempat lesi rekuren
152
Gejala klinis
Masa inkubasi berkisar 3-7 hari , lebih lama. Manifestasi klinis dipengaruhi :
Faktor hospes Pajanan terdahulu dengan HSV Episode terdahulu Tipe virus
Gejala dapat berat dapat asimtomatik, penelitian retrospektif 70% infeksi HSV 2 asimtomatik
153
Gejala klinis
Rasa terbakar, gatal daerah lesi (beberapa jam sebelum lesi +) Setelah lesi timbul, gejala konstitusi (malaise, demam, nyeri otot) Vesikel berkelompok, mudah pecah erosi multipel, dasar eritem Infeksi sekunder sembuh 5-7 hari, jaringan parut -
154
Gejala klinis
Infeksi inisial
Lebih berat, lebih lama Kelenjar limfe regional membesar,nyeri Penyembuhan lama -> 2-4 minggu, serangan berikut lebih cepat Dapat terjadi disuria ( lesi di daerah uretra, periuretra), dapat retensi urin Infeksi di servix -> perubahan difus, ulkus multipel, ulkus besar dan nekrotik. Dapat tanpa gejala.
155
Gejala klinis
Infeksi rekuren
Dapat terjadi cepat atau lambat Gejala lebih ringan Nyeri, gatal +, gejala prodromal + Lesi bersifat lokal Penyembuhan lebih cepat 2minggu Antibodi spesifik +
156
Gejala klinis
Tempat predileksi:
Pria :
Preputium, glans penis,batang penis, uretra, daerah anal. Daerah skrotum jarang Labia mayor/minor, klitoris, introitus vagina, servix Perianal, bokong, mons pubis jarang
Wanita:
157
Gejala klinis
Herpes genitalis atipikal
Wanita:
Manifestasi yang tidak khas, bentuk fisura, furunkel, ekskoriasi, eritema vulva nonspesifik Rasa gatal, nyeri +
Pria:
Fisura liniar pada preputium, bercak merah di glans penis
Lesi ektragenital : paha, bokong, sela paha sering pada wanita daripada pria.
158
160
Komplikasi
Paling ditakuti -> pada bayi baru lahir
Awal kehamilan -> abortus / malformasi kongenital (mikrosefali) Bayi lahir, ibu herpes genitalis -> hepatitis, infeksi berat, ensefalitis, keratokonjuntivitis, erupsi kulit, lahir mati
Meningitis herpetika -> HSV 2 Ensefalitis -> HSV1 Perluasan lokal, penyebaran virus ektragenital
161
Diagnosis
Klinis :
Kelompok vesikel multipel, riwayat lesi yang sama sebelumnya Nyeri Ulkus karena Treponema pallidum, Ulkus karena Haemophylus ducrey Penyebab non infeksi
Diagnosis banding:
162
Tes imunofluoresensi langsung Tes imunoperoksidase ELISA PCR Mikroskop elektron Tes serologi HP/cytology Dapat membedakan HSV1- HSV2 Tidak dapat membedakan Tidak dapat membedakan
163
Diagnosis
Paling sederhana, tes tzank, cat giemsa sel raksasa inti banyak Mikroskop elektron kelompok virus herpes tak dapat dibedakan Kultur jaringan cara paling baik. Titer virus tinggi, hasil positif dalam 24-48 jam. Lama dan mahal Tes mendeteksi antigen HSV lebih cepat
Secara imunologik : imunofluoresen, imunoperoksidase, ELISA
164
Diagnosis
Pemeriksaan ELISA, menentukan adanya antigen HSV. Sensitivitas 95%, sangat spesifik. Waktu 4,5 jam. Dapat untuk deteksi antibodi terhadap HSV dalam serum Imunoperoksidase tak langsung, imunofluoresensi langsung memakai antibodi poliklonal ->hasil positif dan negatif palsu. Antibodi monoklonal pada imunofluoresensi menentukan tipe virus Imunoflouresensi tak langsung kerokan lesi, sensitivitas 78-88%
165
Penatalaksanaan
Tujuan:
Mencegah infeksi ( terapi profilaksis) Memperpendek masa sakit dan kekerapan komplikasi infeksi primer Mencegah terjadi latensi dan rekurensi klinis setelah episode pertama Mencegah rekurensi pada yang asimtomatik Mengurangi transmisi penyakit Eradikasi infeksi laten
Pengobatan profilaksis
Penerangan sifat penyakit, dapat menular bila sedang serangan abstinensia Proteksi individual, digunakan alat perintang dengan busa spermisidal dan kondom . Menghindari faktor pencetus Konsultasi psikiatrik , stres serangan
167
168
Pengobatan spesifik
Infeksi inisial / episode pertama:
Asiklovir 200 mg per oral, 5 kali sehari, selama 7 hari Atau Valasiklovir, 500 mg per oral, 2 kali sehari selama 7 hari Mengurangi pembentukan lesi baru, mengurangi lama nyeri, mengurangi waktu penututupan luka, perkembang biakan virus. Tidak mempengaruhi perjalanan penyakit
169
Pengobatan
Infeksi rekuren
Asiklovir, 200 mg per oral, 5 kali sehari, selama 5 hari Atau Valasiklovir, 500 mg per oral, 2 kali sehari, selama 5 hari Atau keadaan ringan, krim asiklovir. Pengobatan dilakukan sejak masa prodromal atau dalam 1 hari setelah timbul lesi. Pengobatan memperpendek waktu lesi genital
170
Pengobatan
Supresif:
Asiklovir, 400 mg per oral, 2 kali sehari, secara terus menerus. Atau valasiklovir, 500 mg per oral, sekali dalam sehari Pengobatan akan menurunkan frekuensi kambuhan. Pengobatan ini mengurangi tetapi tidak menghentikan perkembang biakan virus yang asimtomatik
171
Pengobatan
Penyakit dengan gejala berat :
Asiklovir, 5-10 mg per kg BB, intravenus berikan setiap 8 jam, selama 5-7 hari atau sampai tercapai perbaikan klinis
172
Pengobatan
Masa kehamilan:
Episode pertama infeksi primer, asiklovir oral Persalinan pervaginam, ibu herpes genital -> resiko tertular herpes neonatal (saat akan dilahirkan) Ibu dengan infeksi rekuren -> bayi resiko tertular rendah Anamnesa, pemeriksaan fisik baik -> indikasi cs Bayi dari ibu dengan ulkus genital aktif/ kultur virus + -> isolasi, observasi cermat. Spesimen dari lesi ibu, lakukan kultur virus 24-48 jam stl lahir Asiklovir, tidak kontraindikasi mutlak untuk wanita hamil
173
Pengobatan
Neonatus:
Asiklovir, 10 mg per kg BB, intravenus 3 kali sehari, selama 10-21 hari
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185