Pendahuluan
2-4/100.000
anak dibawah usia 16 tahun setiap tahunnya Terutama menyerang anak-anak usia 2-6 tahun Anak laki-laki : anak perempuan = 3 : 2 Lebih dari 90% kasus sindrom nefrotik adalah idiopatik 80% adalah tipe kelainan minimal
Definisi
Suatu penyakit dengan kumpulan gejala
Proteinuria masif
Hipoalbuminemia
Edema
Hiperlipidemia
Etiologi
Sebab belum pasti diketahui namun akhirakhir ini dianggap sebagai suatu penyakit autoimun. Secara klinis dibagi menjadi 2 golongan :
PATOFISIOLOGI
PROTEINURIA ALBUMIN PLASMA
CAIRAN INTRAVASKULAR
RENIN-ANGIOTENSIN
ALDOSTRERON
Manifestasi Klinis
Edema Gangguan
gastrointestinal : diare Hepatomegali Oliguria Nafsu makan menurun Gangguan pernafasan : sesak Gangguan psikososial
Diagnosis
Anamnesis
Bengkak
di kelopak mata Bengkak di tungkai, skrotum/labia mayora dan perut BAK berkurang Nafsu makan berkurang
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Edema
di kelopak mata (sembab) Edema di abdomen (asites) Edema di tungkai (pitting edema) Edema di skrotum/labia mayora Hipertensi ringan Sesak nafas
Edema palpebra
Asites
Pitting edema
e
Edema anasarka
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
Urinalisis Pemeriksaan darah a. Darah tepi b. Kadar albumin dan kolesterol plasma Kadar ureum/kreatinin Foto thorak histologi
Diagnosis Banding
Glomerulonefritis Gagal
Akut (GNA)
jantung Malnutrisi
Penatalaksanaan
Tirah baring + evaluasi diet Istirahat total disertai dengan evaluasi diet, protein normal 1,5-2g/kgbb/hari, rendah garam 1-2g/hari Furosemid 1-3 mg/kgbb/hari 2x/hari bila diuretik tidak direspon dapat diberikan albumin per infus1 g/kgbb selama 4 jam
Kortikosteriod sesuai dengan ISKDC, yaitu pemberian terapi inisial 4 minggu dan terapi alternatif selama 4 minggu
Diuretik
Imunosupressan
Antibiotik
Kortikosteroid
Tahap II (4 minggu kedua) 40 mg/m2/hr diberikan dengan cara alternate, dosis tunggal.
Bila Relaps 60 mg/m2/hr sampai remisi (max 4 minggu), dilanjutkan tahap II
Levamisol
Siklofosfamid
Alternatif
Siklosporin A
Klorambusil
Komplikasi
Infeksi Hipovolemi Hambatan
Prognosis
SN