BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Mycobakkterium tuberculosis telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia pada tahun 1993, WHO mencanangkan kedaruratan global penyakit TB, karena sebagian besar di Negara di dunia, penyakit TB tidak terkendali, ini disebabkan banyaknya penderita yang tidak berhasil disembuhkan, terutama penderita menular (BTA Positif). Diperkirakan pada tahun 1995 setiap tahunnya terjadi sekita 9 Juta, penderita baru TB dengan kematian 3 juta orang. Sedangkan dari data Dinas kesehatan Propinsi Bengkulu dan berbagai data dan seluruh kabupaten angka kesakitan TB dari jumlah penduduk masyarakat propinsi Bengkulu 1.763.871 didapatkan +TB 708 Kasus atau mencapai 26,3% dan target yang ingin dicapai
1.2. Rumusan Masalah Perbedaan prevalensi Dan Virulensi Pasien Tb Menular menurut golongan umur Pada Penderita Tb Yang Berobat Di Puskesmas Sukamerindu Tahun 2009
1.3. Tujuan Penelitian Untuk mempelajari kajian virulensi pasien TB menular pada penderita TB yang berobat di Puskesmas Sukamerindu tahun 2009
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Puskesmas 1.4.2. Bagi Akademik 1.4.3. Bagi Peneliti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Tuberkulosis 2.1.1. Pengertian Tuberkulosis (TB) adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis sistemis sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Arief Mansjoer, 2000). 2.1.2. Kuman Tuberkulosis Kuman golongan Mycobacterium berbentuk batang yang agak sulit diwarnai, tetapi sekali berhasil diwarnai, sulit untuk dihapus dengan zat asam. Oleh karena itu disebut juga kuman batang tahan asam (BTA). Kuman batang tahan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 m, ukuran ini lebih kecil dan satu sel darah merah
2.1.3. Cara Penularan Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). 2.1.4. Riwayat Terjadinya TB 1. Infeksi primer 2. Infeksi post primer 2.1.5. Gejala TB Batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih, Dahak bercampur darah, Sesak nafas, Badan lemas, Nafsu makan menurun, Berat badan menurun, Malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, Demam meriang lebih dari satu bulan.
2.6. Hipotesis N Definisi Cara Variabel o Operasional Ukur 1 Virulensi Kemampuan Melihat penularan melalui dokumen droplet dinilai dari jumlah kuman persediaan
2 Golongan Umur produktif Dokumen Cek umur dan umur lansia list
Nominal
2.5. Hipotesis Ho : Tidak ada perbedaan antara virulensi pasien TB menular menurut golongan umur pada penderita TB yang berobat di Puskesmas Tahun 2009 Ha : Ada perbedaan antara virulensi pasien TB menular menurut golongan umur pada penderita TB yang berobat di Puskesmas Tahun 2009.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat, Waktu dan Objek Penelitian Lokasi : Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu Waktu : Juli sampai dengan Agustus 2010 3.2. Desain Penelitian : Cross Sectional 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi : seluruh pasien yang berobat di puskesmas Sukamerindu tahun 2009 yang menderita TB menular dan BTA+ yang berjumlah 46 orang. 3.3.2. Sampel : Total sampling (84 orang) 3.4. Teknik Pengumpulan Data : Data Sekunder 3.5. Teknik Pengolahan Data : Editing, Coding, Tabulating, Entry, Cleaning 3.6. Teknik Analisa Data 3.6.1. Analisa Univariat 3.6.2. Analisa Bivariat
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi virulensi pasien TB menular pada penderita TB yang berobat di Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu
No 1 2 ++ + Jumlah
Virulensi
Frekuensi 8 38 46
Tabel 4.3 Kajian virulensi pasien TB menular menurut golongan umur pada penderita TB yang berobat di Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu
Jumlah f 14 32 46
4.2. Pembahasan
Berdasarkan analisis bivariat diketahui hasil uji Exact Fisher's didapat nilai p=0,006. Karena nilai p<0,05 berarti signifikan maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan yang signifikan antara virulensi pasien TB menular menurut golongan umur pada penderita TB yang berobat di Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu. Berdasarkan hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa di usia tidak produktif sebagian besar lansia kurang beraktifitas dan hidup dalam keadaan monoton atau vakum, hal ini sangat mempermudah proses penuaan diri, sehingga secara tidak langsung daya tahan tubuh sudah mulai berkurang, dan sangat rentan terserang atau tertular oleh penyakit TB. Penyakit TB bisa menyerang siapa saja, tidak mengenal usia baik anak-anak sampai dengan rang tua, hal ini disebabkan oleh penularan kuman Mycobacterium tuberculosis melalui udara yang tertularkan mengenai hampir keseluruh tubuh namun sebagian besar menyerang bagian paru, penyakit TB paru banyak menyerang hampir 38% menyerang pada usia pruduktif 20-40 tahun hal ini disebabkan perilaku yang kurang sehat, lingkungan yang kumuh, dan factor ekonomi yang rendah, sehingga factor ini mempermudah proses penularan. (Arief Mansjoer, 2000).
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Gambaran penderita TB menular menurut golongan umur pada penderita TB yang berobat di Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu tahun 2009 sebagian besar umur produktif yaitu sebanyak 32 orang pasien (69,6%). 2. Gambaran virulensi pasien TB menular yang berobat di Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu tahun 2009 sebagian besar virulensi + yaitu sebanyak 38 orang pasien (82,6%). 3. Ada hubungan yang signifikan antara virulensi pasien TB menular menurut golongan umur pada penderita TB yang berobat di Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu dengan kategori hubungan sedang
5.2. Saran
Bagi Puskesmas Bagi tenaga kesehatan terutama pegawai puskesmas dapat dijadikan masukan untuk dapat lebih meningkatkan pelayanan kesehatan kepada penderita TB dan dapat memberikan informasi penting tentang kaitan antara virulensi pasien TB menular menurut golongan umur. Bagi Akademik Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan referensi yang dapat bermanfaat khususnya tentang kajian virulensi pasien TB menular menurut golongan umur. Bagi peneliti lain Dapat melakukan penelitian atau kajian tentang variabel lain yang berhubungan dengan virulensi pasien TB