1. Dr. Urap memperhatikan dan membaca dengan seksama kedua hasil pemeriksaan. Alasan:
2. Menjelaskan mengenai prosedur obat hal ini sesuai dengan KODEKI pasal 45 ayat 2 yang sekurang-kurangnya mencakup: a. Diagnosis dan tata cara tindakan medis b. Tujuan tindakan medis yang dilakukan c. Alternatif tindakan lain dan risikonya d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,dan e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
3. dr. Urap merujuk ke puskesmas dekat tempat tinggal pasien. hal ini sesuai dengan KODEKI pasal 45 ayat 2 yang sekurang-kurangnya mencakup: a. Diagnosis dan tata cara tindakan medis b. Tujuan tindakan medis yang dilakukan c. Alternatif tindakan lain dan risikonya d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,dan e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
Terdapat beberapa kewajiban pasien dalma profesi kedokteran yaitu kewajiban utuk meberi jasa kepada dokter bahwa segala jerih payah dokter harus dihargai dengan sepantasnya sejauh keadaan pasien memungkinkan. hak atas imbalan jasa merupakan hak dokter dalam profesinya. Yang perlu ditekankan bahwa besar atau kecilnya imbalan sama sekali tidak boleh mengurangi mutu pelayanan yang diberikan, tetapi jika dokter memutuskan untuk tidak memerima imbalan jasa dari pasien itu sah-sah saja.
Achadiat, Chrisdiono M. 2006. Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran dalam Tantangan Zaman. Jakarta: EGC
tercantum pada KODEKI pasal 3 tentang kewajiban umum Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya seorang dokter tidak boleh dipangaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
7. Dr. Urap izin kepada pasien baru untuk menolong Pak Becak Alasan: Menurut kelompok kami tindakan Dr. Urap sudah baik, karena mengutamakan pasien dalam keadaan gawat dan mebutuhkan pertolongan dengan segera.
Keadaan gawat darurat adalah suatu kondisi klinik yang memerlukan pelayanan medik.(Hanafiah, M. Yusuf dan Amri Amir. 1999. etika kedokteran dan hukum kesehatan. Jakarta: EGC)
Hal ini sesuai dengan pasal 14 dalam KODEKI yang berbunyi Seorang dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas kemanusian, kecuali bila yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya. Dan menurut Permenkes No. 585 tahun 1989, pasal 11 yang berbunyi dalam hal pasien tidak sadar atau pingsan serta tidak didampingi oleh keluarga terdekat dan secara medik berada dalam keadaan gawat, dan atau darurat yang memerlukan tindakan medik segera untuk kepentingannya, tidak diperlukan persetujuan dari siapapun. Hanafiah, M. Yusuf dan Amri Amir. 1999. etika kedokteran dan hukum kesehatan. Jakarta: EGC
8. dr. Urap meminta satpam memanggil taksi untuk membawa Pak Becak ke rumah sakit
9. dr. urap meminta persetujuan kepada Pak Becak alasan: Menurut kelompok kami , inform consent adalah hal yang sangat penting dalam melakukan pemeriksaan.
Hal ini sesuai dengan Permenkes No. 589 tahun 1989 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Persetujuan Tindakan Medik(inform consent) adalah persetujuan yang diberikan pasien atau keluarga atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
Hanafiah, M. Yusuf dan Amri Amir. 1999. etika kedokteran dan hukum kesehatan. Jakarta: EGC
Kontra
1. dr. Urap mempersilakan sambil membaca dengan seksama kartu berobat
hal ini sesuai dengan KODEKI pasal 45 ayat 2 yang sekurang-kurangnya mencakup: a. Diagnosis dan tata cara tindakan medis b. Tujuan tindakan medis yang dilakukan c. Alternatif tindakan lain dan risikonya d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,dan e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
menurut hak pasien dalam Profesi Kedokteran yaitu hak untuk menolak pengobatan atau perawatan serta tindakan medik. Dokter atau rumah sakit tidak boleh memaksa pasien untuk memenrima suatu tindakan medik tertentu, melainkan dokter harus menjelaskan risiko atau kemungkinan yang terjadi bila tindakan medik itu tidak dilakukan. Bila setelah menerima penjalasan, pasiean tetpa menolak, pasein harus menandatangani pernyataan penoloakan itu. Dalam katagori ini, dapat dimasukkan hak pasien untuk menghentikn perwatan , atau pengobatan atas dirinya. Meskipun tidak juga diterapkan secara kaku(misalnya tidak ada lagi uang untuk mebiayai pengobatan tersebut)
5. dr. urap meminta satpam memanggil taksi untuk membawa Pak Becak ke rumah sakit tanpa ada yang menemani.