Anda di halaman 1dari 16

Ketuban Pecah Dini

Disusun Oleh : Hasnan Setyo Guntoro Herwin Asmarawati Idayati Ikasari Isya Ryan Setiawan

Pengertian
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput

ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan. (Mansjoer, 2001: 310). Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban pada setiap saat sebelum permulaan persalinan tanpa memandang apakah pecahnya selaput ketuban terjadi pada kehamilan 24 minggu atau 44 minggu. (Indriyani Dewi, 2008 : 1).

Etiologi
Menurut Mansjoer (2001: 310), etiologi ketuban pecah dini belum diketahui, tetapi faktor predisposisi ketuban pecah dini itu sendiri ialah infeksi genetalia, servik inkompeten, gemeli, hidramnion, kehamilan preterm, disproporsi sefalopelvik.

Faktor Resiko
1. 2.

3.
4. 5.

6.
7.

8.

Inkompetensi serviks (leher rahim) Polihidramnion (cairan ketuban berlebih) Riwayat KPD sebelumya Kelainan atau kerusakan selaput ketuban Kehamilan kembar Trauma Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu Infeksi pada kehamilan seperti bakterial vaginosis

Pathofisiologi
Skema 1.1 Patofisiologi Ketuban Pecah Dini Infeksi inflamasi Terjadi peningkatan aktifitas iL 1 dan prostaglandin Kolagenase jaringan Depolimerasi kolagen pada selaput korion atau amion Ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan Ketuban Pecah Dini (Maria, 2009 : 2)

Manifestasi Klinik
1.

2. 3. 4. 5.

Keluarnya air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning atau kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak. Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi. Janin mudah diraba. Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah bersih. Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering.(Menurut Mansjoer, 2001 )

Penatalaksanaan
Menurut Achadiat, 2004 dan saifudin, 2002 : 1. Konservatif a. Pasien dirawat dirumah sakit b. Bila KPD > 6 jam, diberikan antibiotic ( golongan penisilin seperti ampisilin atau ammoksilin, atau eritrosin jika tidak tahan terhadap penisilian). c. Pada usia kehamilan <32-34 minggu, pasien dirawat selama air ketuban masih keluar atau sampai air krtuban tidak keluar lagi d. Pada usia kehamilan 32-34 minggu, pasien dirawat selama air ketubanmasih keluar atau sampai air ketuban tifak keluar lagi e. Pada usia kehamilan 32-34 minggu dimana air ketuban masih tetap keluar,maka dapat dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan pada usia 35 minggu (suhu, angka, leukosit/WBC,air ketuban keruh berbau)

Cont
2. Aktif a. Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesaria. Dapat pula diberikan misoprostol 50 mg intravaginal tip 6 jam maksimal 4 kali. b. Bila tanda-tanda infeksi, berikan antibiotic dosis tinggi, dan persalinan diakhiri:
o Bila skor pelvic < 5, lakukan pematangan serviks,

kemudian induksi, jika tidak berhasil akhiri persalinan dangan seksio sesarea. o Bila skor pelvic > 5, induksi persalinan, partus pervagina.

Komplikasi
1. Pada Anak a. IUFD b. Asfiksia c. Prematuritas 2. Pada Ibu a. Partus lama dan infeksi b. Atonia uteri c. Perdarahan postpartum atau infeksi nifas

Diagnosa Keperawatan
1.

2. 3. 4. 5.

Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, pecah ketuban, kerusakan kulit, penurunan hemoglobin, pemajanan pada pathogen Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan terjadi nya ketegangan otot rahim Ansietas berhubungan dengan kurang nya pengetahuan atau informasi tentang penyakit Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan adanya nyeri, peningkatan HIS Intoleransi aktifitas b.d. kelemahan fisik

Intervensi
No
1

Diagnosa Keperawatan
Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, pecah ketuban, kerusakan kulit, penurunan hemoglobin, pemajanan pada pathogen

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

Tujuan : 1. Tinjau ulang kondisi/faktor Infeksi tidak terjadi pada ibu risiko yang ada Kriteria hasil : sebelumnya. Pencapaian tepat waktu 2. Catat waktu pecah pada pemulihan luka tanpa ketuban. komplikasi 3. Kaji terhadap tanda dan gejala infeksi (misalnya: peningkatan suhu, nadi, jumlah sel darah putih, atau bau/warna rabas vagina). 4. Berikan perawatan perineal sedikitnya setiap 4 jam bila ketuban telah pecah

No 2

Diagnosa Keperawatan Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan terjadi nya ketegangan otot rahim

Tujuan dan Kriteria Hasil Tujuan : Rasa nyeri berkurang Kriteria hasil : Klien tampak tenang Klien tampak nyaman

Intervensi 1. Monitor tanda tanda vital : TD, pernafasan, nadi dan suhu 2. Ajarkan klien teknik relaksasi 3. Atur posisi klien 4. Berikan lingkungan yang nyaman dan batasi pengunjung 1. Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan 2. Dorong periode istirahat yang adekuat dengan aktifitas terjadwal 3. Berikan pelayanan kesehatan mengenai penyakit nya. 4. Jelaskan kepada klien apa yg terjadi, berikan kesempatan untuk bertanya dan berikan jawaban yang terbuka

Ansietas berhubungan dengan kurang nya pengetahuan atau informasi tentang penyakit

Tujuan : Klien pengetahuan klien bertambah setelah diberikan informasi mengenai penyakit nya Kriteria hasil : Klien tidak resah lagi dengan peyakit nya menunjukkan pemahaman akan proses penyakit dan prognosis

No 4

Diagnosa Keperawatan Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan adanya nyeri, peningkatan HIS

Tujuan dan Kriteria Hasil Tujuan : Kebutuhan istirahat tidur klien terpenuhi Kriteria hasil : Klien dapat tidur dengan tenang dan tidak gelisah Klien menunjukkan pola tidur yang adekuat Tujuan: Aktivitas kembali sesuai kemampuan pasien. Kriteria hasil: Pasien bisa beraktivitas seperti biasa

Intervensi 1. Lakukan pengkajian terhadap gangguan kebutuhan tidur 2. Motivasi klien agar mengalihkan perhatian 3. Monitor kebutuhan tidur 4. Ciptakan suasana nyaman 1. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seminimal mungkin. 2. Beri posisi nyaman 3. Anjurkan menghemat energy hindari kegiatan yang melelahkan.

Intoleransi aktifitas b.d. kelemahan fisik

Anda mungkin juga menyukai