Pengertian Lansia
Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh setiap individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya.
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008).
Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis.
3 PERSPEKTIF PENUAAN
1. Usia biologis
kapasitas fungsi sistem organ
kapasitas perilaku adaptasi perubahan peran & perilaku sesuai usia manusia
Batasan lansia
DEPKES RI: o kelompok menjelang usia lanjut (45 54 th) sebagai masa VIRILITAS o kelompok usia lanjut (55 64 th) sebagai masa PRESENIUM o kelompok usia lanjut (65 th > ) sebagai masa SENIUM
Batasan lansia
UU No. 13 Tahun 1998: Lansia : > 60 tahun
WHO : o Usia lanjut : 60 74 tahun o Usia Tua : 75 89 tahun o Usia sangat lanjut : > 90 tahun
Prof. Dr.Ny.Sumiati AhmadMohamad guru besar UGM o 0-1 tahun masa bayi o 1-6 tahun masa prasekolah o 6-10 tahun masa sekolah o 10-20 tahun masa pubertas o 40-65 tahun masa setengah umur o 65 tahun ke atas masa lanjut usia
Jumlah lansia yang ada di Indonesia mencapai 18,7 juta orang (8,5 %) dari jumlah penduduk Indonesia (Dwijo, 2005).
Diestimasikan jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2020 sekitar 35 juta jiwa
Meningkatnya umur harapan hidup dipengaruhi oleh : 1. Majunya pelayanan kesehatan 2. Menurunnya angka kematian bayi& anak 3. Perbaikan gizi dan sanitasi 4. Meningkatnya pengawasa thdp penykit infeksi
Respon terhadap pengobatan berkurang Daya tangkal lebih rendah karena proses ketuaan sehingga seorang lansia lebuh mudah terkena penyakit Lansia kurang tahan terhadap tekanan mental, lingkungan dan fisik.
Tipologi lansia
1. Tipe arif bijaksana Kaya dgn hikmah pengalaman Menyesuaikan diri dgn perubahan zaman Mempuyai kesibukan Bersikap ramah Rendah hati, sederhana, dermawan Memenuhi undangan dan menjadi panutan
2. Tipe mandiri Mengganti kegiatan2 yg hilang dgn kegiatan yg baru Selective dalam mencari pekerjaan, teman, pergaulan, serta memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas Komplik lahir lahir batin menentang proses ketuaan.
4. Tipe pasrah Menerima dan menunggu nasib baik Mempunyai konsep habis gelap terbitlah terang Mengikuti kegiatan beribadah Ringan kaki Pekerjaan apa saja dilakukan
5. Tipe bigung Kaget Kehilangan kepribadian Mengasingkan diri Minder Acuh tak acuh Dll
2. Mitos kemunduran lanjut usia pada umunnya: Tidak kreatif Menolak inovasi Berorientasi kemasa silam Merindukan masa lalu Kembali kemasa anak- anak Keras kepala dan cerewet
3. Mitos berpenyakitan Lanjut usia dipandang sbg masa degereneratif biologis yg disertai oleh bebrbagai penderitaan akibat bermacan penyakit yg menyertai proses menua ( lansia dipandang sbg masa kemunduran dan berpenyakitan)
Kenyataan memang proses penuaan disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh shg rawan thd penyakit, ttp banyak penyakit skrg dapat disembuhkan.
4. Mitos sneliss lanjut usia dipandang sbg orang yg pikun disebadkan oleh kerusakan otak banyak juga yg cara utk menyesuaikan diri
5. Mitos tidak jatuh cinta Jatuh cinta dan gairah thd lawan jenis tidak ada lagi
Kenyataan Perasaan cinta dan emosi setiap orang berubah2 Perasaan cinta tdk hanya berhenti karena lanjut usia
6. Mitos aseksual Hubungan sek menurun Minat, gairah dan daya sek berkurang Kenyataannya Menunjukan bahwa gairah sek pada lansia normal Frek hub menurun sejalan dgn meningkatnya usia tetapi masih tetap tinggi.
Kenyataan Banyak lansia yg mencapai kemantangan , kemantapan dan produktifitas mental dan material
AGIENG PROSES
AGIENG PROSES
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho, 2000)
Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap hidup manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia.
2. Teori Genetik Clock Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik utk spesies spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yg terprogram oleh melekul-melekul DNA dan tiap sel pd saatnya akan mengalami mutasi
3. Teori Sintesa Protein akibat penuaan, protein tubuh terutama kolagen dan elastin menjadi kurang fleksibel dan kurang elastis
4. Keracunan Oksigen Teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel didalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi.
5. Sistem Imun Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan.
Teori Psikologis 1. Teori pelepasan Teori pelepasan memberikan pandangan bahwa penyesuaian diri lansia merupakan suatu proses yang secara berangsur-angsur sengaja dilakukan oleh mereka, untuk melepaskan diri dari masyarakat.
2. Teori aktivitas Teori aktivitas berpandangan bahwa walaupun lansia pasti terbebas dari aktivitas, tetapi mereka secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan melakukan aktivitas lain sebagai kompensasi dan penyusuauian.
d. Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati. e. Jumlah sel otak menurun. f. Terganggunya mekanisme perbaikan sel. g. Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 510%.
2. Sistem Persarafan. a. Berat otak menurun 10-20%. b. Cepatnya menurun hubungan persarafan. c. Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres. d. Mengecilnya saraf panca indra. e. Kurang sensitif terhadap sentuhan.
3. Sistem pendengaran a. Gangguan pendengaran b. Membran timpani menjadi atropi c. Terjadinya pengumpulan serumen d. Pendengaran bertambah menurun pd lansia
4. Sistem penglihatan a. Hilangnya respon terhadap sinar b. Kornea lebih berbentuk sferis(bola) c. Lensa lebih suram d. Hilangnya daya akomodasi e. Menurunnya lapangan pandang f. Menurunnya daya membedakan warna
5. Sistem kardiovaskuler a. Elastis dinding aorta menurun b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku c. Kemampuan jantung memompa menurun d. TD meningkat
6. Sistem pengaturan temperatur tubuh a. Temp menurun akibat metabolisme yg menurun b. Reflek menggigil terbatas&tdk dpt memproduksi panas
7. Sistem respirasi a. Hilangnya kekuatan otot pernapasan b. Menurunya aktifitas silia c. Paru kehilangan elastisitas d. Melebarnya ukuran alvioli& jumlahnya berkurang e. Kemampuan utk batuk berkurang
8. Sistem gastrointestinal a. Kehilangan gigi b. Indra pengecap menurun c. Esofagus melebar d. Lambung:rasa lapar menurun e. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi f. Fungsi absorsi melemah g. Liver(hati)makin mengecil
8. Sistem reproduksi a. Pada laki-laki penurunan produksi sperma b. Pd wanita menciutnya ovarium dan uterus c. Atrofi payudara d. Selaput lendir vagina menurun
9. Sistem endokrin a. Produksi hampir semua hormon menurun b. Fungsi paratiroid dan sekresinya tdk berubah c. Menurunya produksi aldosteron d. Menurunnya sekresi hormon kelamin
10.Sistem kulit a. Kulit mengerut/keriput b. Permukaan kulit kasar dan bersisik c. Kulit kepala menipis d. Rambut dlm hidung&telinga menebal e. Pertumbuhan kuku lebih lambat f. Kuku jari keras dan rapuh g. Kelenjar keringat berkurang h. Kuku menjadi pudar&tdk bercahaya
11.Sistem Muskuloskeletal a. Tulang kehilangan denfisy(cairan)&makin rapuh b. Kifosis c. Persendian membesar d. Tendon mengerut dan mengalami slerosis e. Atrofi serabut otot
12.Sistem genitourinaria a. Vesika burinaria menjadi lemah: otot2 menjadi lemah ,kapasietas menajdi turun s/d 200ml atau menyebabkan frek BAK menajdi meningkat b. Pembesaran prostat
B. Perubahan Mental Fakt Faktor2 yg mpengaruhi pubahan mental Perubahan fisik, khususnya organ perasa Kesehatan umum Tingkat pendidikan Herediter Lingkungan
SEKIAN