ARDY MOEFTY
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran /RS. Hasan Sadikin Bandung
Gagal Jantung
ketidakmampuan jantung untuk memompakan
darah dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau keduaduanya
Shah RV. Fifer MA. Heart Failure. In: Lilly LS, editor. Pathophysiology of Heart Disease A Collaborative Project of Medical Students and Faculty. 4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2007; p. 225-251.
PENDAHULUAN
Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian
maternal non-obstetrik yang cukup penting Angka kejadian : 0,4-4,1% (AS) Indonesia (2005-2006) : 1,2% Perubahan sistem kardiovaskular dan hematologis selama kehamilan Mempersulit penegakan diagnosis Memperberat kelainan tersebut Penanganan Konseling pra-konsepsi yang baik Manajemen pendekatan multidisiplin
EPIDEMIOLOGI
Penyakit Jantung hipertensi pada kehamilan : 6- 8 % kehamilan Di Negara Barat : Congenital heart disease selama kehamilan (7582%), Gangguan shunt (2065%). Luar Eropah dan Amerika Utara : Congenital heart disease 919% Negara Non Barat: Rheumatic valvular disease mendominasi penyakit jantung pada kehamilan 5689%
ESC 2011
kanan meningkat Darah cenderung hiperkoagulasi Perubahan ECG LAD 15o Low voltage QRS Inversi T pada Lead III Gel. Q pada Lead III dan aVF Denyut prematur atrial dan ventrikel Murmur: dapat dikatakan normal --
INTRAPARTUM
CO meningkat 20-30% Tiap kontraksi melepaskan 300-500 ml
darah dari uterus ke sirkulasi sistemik BP meningkat 10-20 mmHg tiap kontraksi Posisi terlentang menurunkan CO 30% Konsumsi oksigen meningkat 100%
POSTPARTUM
CO meningkat 10-20% pada awal periode
post partum Venous return meningkat Reflek bradikardia Menetap 1-2 minggu postpartum
KLASIFIKASI ETIOLOGIS
Penyakit Jantung Kongenital Penyakit Jantung Didapat
Penyakit Jantung Reumatik Penyakit Jantung Koroner Penyakit Jantung Hipertensi Penyakit Jantung Spesifik Kehamilan (Peripartum cardiomyopathy)
Cardiomyopathy lainnya
Abnormal
Sinkop PND Takikardi >120x/menit Aritmia terus menerus Nafas memendek saat istirahat Distensi vena leher
Kriteria Framingham untuk Gagal Jantung Kriteria Mayor: Dispnea nokturnal paroksismal atau ortopnea Distensi vena leher Rales paru Kardiomegali pada hasil rontgen Edema paru akut S3 gallop Peningkatan tekanan vena pusat > 16 cmH2O pada atrium kanan Hepatojugular reflux Penurunan berat badan 4,5 kg dalam kurun waktu 5 hari sebagai respon pengobatan gagal jantung Kriteria Minor: Edema pergelangan kaki bilateral Batuk pada malam hari Dyspnea on ordinary exertion Hepatomegali Efusi pleura Takikardi 120x/menit
Tabel 1.1. Klasifikasi gagal jantung berdasarkan kelainan struktural (ACC/AHA) atau berdasarkan gejala, berdasarkan kelas fungsionalnya (NYHA)
Stage A
Memiliki risiko tinggi mengembangkan gagal jantung. Tidak ditemukan kelainan struktural atau fungsional, tidak terdapat tanda/gejala.
Secara struktural terdapat kelainan jantung yang dihubungkan dengan gagal jantung, tapi tanpa tanda/gejala gagal jantung.
Kelas I
Aktivitas fisik tidak terganggu, aktivitas yang umum dilakukan tidak menyebabkan kelelahan, palpitasi, atau sesak nafas.
Aktivitas fisik sedikit terbatasi. Saat istirahat tidak ada keluhan. Tapi aktivitas fisik yang umum dilakukan mengakibatkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas. Aktivitas fisik sangat terbatasi. Saat istirahat tidak ada keluhan. Tapi aktivitas ringan menimbulkan rasa lelah, palpitasi, atau sesak nafas. Tidak dapat beraktivitas tanpa menimbulkan keluhan. Saat istirahat bergejala. Jika melakukan aktivitas fisik, keluhan bertambah berat.
Stage B
Kelas II
Gagal jantung bergejala dengan kelainan struktural jantung. Stage C Kelas III
Stage D
Secara struktural jantung telah mengalami kelainan berat, gejala gagal jantung terasa saat istirahat walau telah mendapatkan pengobatan.
Kelas IV
Tindakan pengobatan yang harus dilakukan apabila ibu hamil dengan penyakit jantung
Pengobatan Kelas I
Tidak perlu memerlukan pengobatan tambahan Kelas II Biasanya tidak memerlukan pengobatan tambahan, mengurangi kerja terutama antara kehamilan 28-36 minggu Kelas III Memerlukan digitalisasi / obat lainnya, sebaiknya di rawat di Rumah Sakit sejak kehamilan 28-30 minggu Kelas IV Harus di rawat di Rumah Sakit dan diberikan pengobatan bekerjasama dengan ahli penyakit dalam / kardiolo
Penatalaksanaan
ANC yang lebih sering Istirahat cukup Diet tidak berlebihan, rendah garam jika ada hipertensi Oksigenisasi Diuretik Beta Bloker Digoksin Deteksi infeksi pencetus gagal jantung /memperberat gagal jantung
PERIPARTUM CARDIOMIOPATHY
ACE INHIBITOR/ARB LOOP DIURETIC dosis serendah mungkin Vasodilator: Hidralazin dan nitrat Beta bloker? jika sebelum PPCM sudah ada maka dapat dilanjutkan Spironolakton: gagal jantung dg ejeksi fraksi <40%, ES:antiandrogenic, hiperkalemi Pencegahan tromboemboli Heparin Kontra Indikasi:Warfarin Aritmia tidak boleh diberikan amiodarone
Persalinan
Persalinan pervaginam dapat dilakukan jika pasien
dengan hemodinamik stabil, dan tidak ada indikasi Sectio Caesar. Pemantauan hemodinamik selama persalinan Pemberian analgesik epidural disarankan ESC Guidelines 2011 .
Persalinan
SC gagal jantung berat dengan hemodinamik
tidak stabil, gawat janin Anestesi: Spinal dan epidural
ESC Guidelines 2011