Gejala
Gejala awalnya sering hanya menangis dan tidak mau makan. Seringkali anak tidak bisa menjelaskan rasa nyerinya. Beberapa jam kemudian akan terjadi muntah- muntah dan anak menjadi lemah dan letargik. Karena ketidakjelasan gejala ini, sering apendisitis diketahui setelah perforasi. Begitupun pada bayi, 80-90 % apendisitis baru diketahui setelah terjadi perforasi.
Demam subfebril, bervariasi antara 37,8 sampai 38, 4 C, atau mungkin tanpa demam pada awal perjalanan penyakit. Demam yang sangat tinggi menunjukkan adanya perforasi apendiks, disertai peritonitis, atau adanya enteritis bakteri yang bersamaan, terutama jika disertai diare. Anak biasanya gelisah dan terlipat (dengan paha dalam posisi fleksi ) atau berjalan membungkuk, sering memegang sisi kanan.
Patologi
Pada sebagian besar anak, pangkal apendiks terletak di bawah titik Mc Burney, sehingga kalau meradang akan merangsang peritoneum setempat. Pada keadaan malrotasi usus, apendiks dapat ditemukan di tempat lain dalam rongga peritoneum sesuai dengan letak sekum yang tidak mencapai fosa iliaka dekstra. Apendiks pada anak lebih panjang dan lebih halus dibandingkan pada orang dewasa, karena itu mudah terjadi perforasi. . Pada anak-anak omentum belum berkembang dengan sempurna, sehingga kurang efektif untuk mengatasi infeksi, hal ini akan mengakibatkan apendiks cepat mengalami komplikasi .
Omentum mayus pendek dan tipis sehingga tidak menjadi pertahanan yang baik kalau terjadi perforasi. Perforasi pada apendiks anak akan segera diikuti dengan peritonitis generalisata. Terjadinya apendisitis dimulai dengan penyumbatan lumen apendiks. Penyumbatan ini menyebabkan edema, bendungan vena dan meningkatnya tekanan dalam lumen apendiks. Kemudian terjadi invasi kuman pada selaput lendir apendiks sehingga terjadi ulkus yang disusul perforasi. Pada neonatus apendisitis terjadi karena obstruksi pada bagian distal kolon yang diteruskan ke dalam lumen apendiks
Terjadi ulserasi mukosa sampai kerusakan seluruh lapisan dinding apendiks , lebih lanjut akan terjadi perpindahan kuman dari lumen masuk ke dalam submukosa. Dengan adanya kuman dalam submukosa maka tubuh akan bereaksi berupa peradangan supurativa yang menghasilkan pus, keluarnya pus dari dinding yang masuk ke dalam lumen apendiks akan mengakibatkan tekanan intraluminer semakin meningkat, sehingga desakan pada dinding apendiks
Adanya sakit perut yang menjadi gejala utama pada apendisitis akut dan bermula di daerah sekitar umbilikus yang kemudian setelah beberapa jam akan berpindah ke daerah perut kanan bawah. Biasanya diikuti dengan muntah muntah,dan kalau sudah terjadi ileus paralitik maka biasanya muntah muntahnya mengandung empedu. Suhu tubuh meningkat secara berangsur angsur tergantung dari lamanya penyakit.
Iritabilitas, muntah dan distensi abdomen , Sering dengan kelebihan leukosit di dalam urin namun bentuk penting pada beberapa bayi adalah edema dinding abdomen, Sering terlokalisasi di flank kanan, kadang kadang dengan eritema.
Perforasi apendiks paling sering terjadi di distal obstruksi lumen apendiks sepanjang tepi antimesenterium Pada 2-6% penderita dengan apendisitis menunjukkan adanya massa di kuadran kanan bawah pada pemeriksaan fisik. Hal ini menunjukkan adanya inflamasi abses yang terfiksasi dan berbatasan dengan apendiks yang mengalami inflamasi
Diagnosis banding
Diagnosis banding meliputi : adenitis mesentrika, pielitis, sistitis, pneumonitis, gastroenteritis, peritonitis, konstipasi, divertikulitis Meckeli, dan awitan mendadak penyakit usus inflamasi ( terutama ileitis, ileokolitis crohn).
Kesalahan membuat diagnosis dapat terjadi karena : Kadang apendiks terletak pada tempat yang bukan tempat biasanya pada daerah perut kanan bawah, Pada anak prasekolah anak punya anamnesa yang tidak karakteristik dan sukar diperiksa. Kesalahan lain sering terjadi karena diagnosis dibuat per telepon tanpa memeriksa penderita.
Penderita anak perlu cairan parenteral untuk mengoreksi dehidrasi yang ringan. Pipa nasogastrik dipasang untuk mengosongkan lambung untuk mengurangi bahaya muntah pada waktu induksi anastesi. Pembedahannya adalah dengan apendoktomi. Apendoktomi dapat dicapai dengan membuka perut melalui insisi Mc Burney.
Pipa nasogastrik dipasang untuk mengosongkan lambung agar mengurangi perut kembung dan mencegah muntah. Kalau anak dalam keadaan syok hipovalemik maka diberikan cairan ringer laktat 20 ml/ kg BB dalam larutan glukosa 5% secara bolus, kemudian diikuti dengan pemberian plasma atau darah sesuai indikasi.setelah pemberian bolus cairan sebaiknya dievaluasi kembali kebutuhan dan kekurangan cairan. Antibiotika berspektrum luas diberikan secepatnya sebelum ada biakan kuman. Pada kasus ini apendoktomi dapat dicapai melalui laparotomi