Psikologi Kesehatan telah diakui oleh APA sebagai salah satu bidang dalam psikologi klinis pada tahun 1978. Permasalahannya adalah bahwa terdapat berbagai gangguan kesehatan fisik yang ternyata disebabkan oleh kebiasaan dan prilaku umumnya yang salah dari banyak orang ketika melakukan memenuhi kebutuhankebutuhannya.
Terdapat 4 bidang kehidupan terkenal dengan istilah 4F ialah food, fashion, fun, dan fund. Kegiatan-kegiatan gersebut jelas mengandung unsur utama yang bersifat fisik, tetapi juga jelas tidak lepas dari latar belakang psikologis
Pada tahun 1967 Holmes dan Rahe melakukan penelitian mengenai besarnya pengaruh stress dalam kejadian kehidupan terhadap kesehatan, dan masalah tipe kepribadian A yang bercirikan hostilitas, kompetitif dan dorongan waktu. Hal diatas merupakan informasi yang diberikan oleh gerakan kesehatan. Namun pada saat ini psikologi kesehatan telah memasuki tahap kedua, ialah bagaimana orang yang sudah mengetahui pola dan gaya hidup yang berpengaruh buruk pada kesehatan, dapat benar-benar menjauhi kebiasaan itu dalam perilaku nyata dalam sehar-hari. Jadi tugas psikolog saat ini adalah membangun kemauan untuk melakukan gaya hidup sehat, bukan lagi memberikan keterangan untuk dipahami masyarakat.
Psikologi kesehatan menurut Brannon dan Feist,2004 menyatakan psikologi kesehatan meliputi sumbangan psikologi bagi pengembangan kesehatan, prevensi dan penanganan penyakit, identifikasi faktor resiko kesehatan, pengembangan sistem pemeliharaan kesehatan, dan penajaman pendapat masyarakat menghargai kesehatan.
Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk intervensi dalam rangka psikologi kesehatan dan pengobatan prilaku, terutama metode-metode responden, metode-metode operan, metode-metode kognitifbehavioral, dan biofeedback. Beberapa konsep yang dikenal dalam metode responden, antara lain extinction, sistematik desensitization, dan relaxation. Adapaun dalam metode operan terdapat konsep-konsep penting antara lain penguatan dan contingency contracting. Intervensi kognitif behavioral berupaya untuk mengubah kognisi dan persepsi yang diyakini memiliki hubungan dengan masalah pasien. Biofeedback berupaya membuat pasien dapat belajar untuk mengubah atau mengendalikan proses-proses faali, seperti detak jantung, tekanan darah, dan gelombang otak.
Berdasarkan definisi menurut Brannon dan Feist bahwa yang juga perlu diperhatikan adalah hubungan antara stress dan kesehatan. Stress adalah proses yang melibatkan kejadian-kejadian dilingkungan (stressor), penilaian individual terhadapnya, berbagai respon organisme baik faali, emosional, kognitif maupun keperilakuan, dan reevaluasi yang muncul sebagai akibat dari perubahan dan respon dalam stressor. Sedangkan hubungan perilaku dan kesehatan merupakan masalah yang cukup populer yaitu perilaku, kebiasaan, dan gaya hidup dapat berpengaruh pada kesehatan ataupun kesakitan. Prilaku yang menimbulkan sakit antara lain merokok, minumminuman beralkohol, makan berlebihan atau juga diet terlalu ketat.
Karakteristik kepribadian dapat mempengaruhi kesehatan dan sakit dalam banyak cara umpan balik menurut Friedman dan Booth-Kewli 1987 yang meliputi : Gambaran kepribadian dapat lahir dari proses-proses penyakit Gambaran kepribadian dapat mengarahkan pada prilaku yang tidak sehat Kepribadian dapat langsung mempengaruhi penyakit melalui mekanisme faali Ketiganya melandasi peubah biologis dapat berhubungan dengan baik kepribadian maupun penyakit Beberapa penyebab dan umpan balik dapat mempengaruhi hubungan antara kepribadian dan penyakit
Pada setiap individu mengalami reaktivitas psikofisiologis yaitu peningkatan detak jantung, tekanan darah dan hormon-hormon yang berhubungan dengan stress dalam berespon terhadap stressor potensial yang diyakini meningkatkan perkembangan penyakit arteri koroner dan simptom-simptom penyakit jantung koroner. Dengan adanya hubungan antar pribadi yang baik dapat menunjang terjadinya kesehatan dan juga dapat membuat orang merasa berada dalam lindungan dan kehangatan sosial. Psikologi kesehatan bermaksud untuk memberikan kontribusi psikologi untuk mempromosikan kesehatan, pencegahan dan treatment pada masalah kesehatan, serta Health care system
NEUROPSIKOLOGIS
Neuropsikologi klinis adalah sub-spesialisasi psikologi klinis yang mengkhususkan diri dalam penilaian diagnostik dan pengobatan pasien dengan cedera otak atau defisit neurokognitif. Neuropsikologi adalah studi mengenai hubungan antara fungsi otak (dan syaraf) dengan perilaku yang meliputi: pemahaman, asessmen dan penanganan perilaku yang maladjustive yang secara langsung berhubungan dengan fungsi otak.
1. 2. 3.
4.
Luka otak dapat memberi banyak efek, termasuk persepsi penglihatan, persepsi pendengaran, persepsi kinestetik, koordinasi, dan pemfungsian visual motor, ingatan, bahasa, perilaku konseptual, pengertian, reaksi-reaksi emosional. Penyebab kerusakan otak, antara lain: Trauma atau luka kepala Kecelakaan Cerebrovascular Tumor Adapun gangguan-gangguan pada otak, antara lain sebagai berikut: Gangguan orientasi Gangguan ingatan Gangguan fungsi intelektual Gangguan penilaian Memiliki afek emosi yang labil Kehilangan daya tahan emosi dan mental Sindrom lobus frontal
Domain dari neuropsychologists diungkapkan fungsi otak: misalnya, penalaran/pemecahan masalah, belajar/proses mengingat, perhatian selektif proses konsentrasi, persepsi, sensasi, proses bahasa, dikontrol/proses gerakan diarahkan. Asesmen, termasuk dalam asesmen neurologis, merupakan suatu kegiatan yang kompleks yang melibatkan banyak masalah. Ada beberapa pendekatan dalam metode asesmen neuropsikologis, yaitu: 1. Pendekatan baterai baku (pendekatan baterai). Keuntungannya: bisa mendapatkan database tentang seluruh taraf fungsi otak dan seluruh area gangguan pada otak. Kelemahan: menyangkut waktu dan biaya, tidak membedakan antara satu individu dengan individu lainnya, termasuk kekuatannya, sehingga penilain ini dinilai tidak fleksibel dengan mengabaikan perbedaan individual.
2. Pendekatan fleksibel (pengetesan hipotesis/hypothesistesting approach) Pengetesan disesuaikan dengan keadaan individu yang dites, dengan pemilihan pengetesan sesuai dengan hipotesisnya. Keuntungan: pemeriksaan dilaksanakan dengan efisien, tertuju pada suatu sasaran tertentu, sehingga hasilnya cukup menyangkut tingkat keparahan gangguan. Kelemahan: hipotesisnya berkemungkinan salah, sehingga pemeriksaan harus diulangi.
A. Prosedur Neurodiagnostik Dalam bidang medis memiliki berbagai prosedur neurodiagnostiik, seperti; EEG, Roengent, potret CAT, dan NMR atau MRI, namun banyak prosedur neurodioagnostik mahal dan melanggar, karena itu bisa digunakan tes neuropsikologis sebagai alat ukur. B. Area pemeriksaan fungsi kognitif Beberapa alat tes yang dapat digunakan untuk mengases fungsi perilaku dan kognitif dalam rentang yang luas, antara lain: 1. Fungsi intelektual Menyangkut usaha mengukur taraf intelektual. Contoh alat ukur; WAIS dan WBIS.
2. Penalaran abstrak Contoh alat ukurnya ialah Winconsing Card Sorting Test WCST), penalaran abstrak diukur oleh subtes dimana pasien diminta untuk menempatkan sebuah kartu di bawah kartu yang sesuai. Perumusan penalaran abstrak adalah kemampuan untuk melihat inti berbagai hal atau permasalahan atau inti perbedaannya, bisa juga terlihat dalam kemampuan melihat hubungan kausal antar komponen suatu permasalahan. 3. Daya ingat Luka otak biasanya digejalai hilangnya daya ingat, bahkan sampai kehilangan daya ingat secara menyeluruh. Salah satu alat tes yang terkenal adalah Wechsler Memory Scale WMS). Dalam WMS III dikemukakan 8 jenis fungsi ingatan; auditory immediate, visual immediate, immediate memory, auditory delayed, visual delayed, auditory recognition delayed, general memory, dan working memory.
4. Pemrosesan Visual Perseptual Keterampilan visualspatial dibutuhkan untuk sejumlah besar aktivitas. Dalam WAIS III hal ini didapat dalam subtes blockdesign. Subtes ini mempunyai makna lain untuk penggambaran kecerdasam, kepribadian, neuropsikologis, dan klinis pada umumnya. Subtes ini dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir sintesis analisis dan menggambarkan kekuatan berpikir. 5. Pemfungsian bahasa Berbagai bentuk cedera otak atau trauma dapat berpengaruh baik dalam memproduksi ataupun penguasaan bahasa. Contoh alat tes yang digunakan ialah Receptive Speech Scale. Dengan tes ini, pasien diminta berespon terhadap perintahperintah verbal.
C. Masalah Baterai tes Dalam pemeriksaan neuropsikologi dikenal isttilah baterai tes yaitu penggunaan sejumlah alat tes, kemudian dikenal dengan nama subtes, untuk memeriksa kelainan dalam funsi neuropsikologis atau bisa juga funsi neurologis. Menurut Trull 200) menyebutkan dua baterai yang populer : 1. The HalsteadReitan Battery Dibangun unruk menembus keterbatasan penggunaanpenggunaan alat tes tunggal. Baterai tes ini dapat memberikan informasi mengenali lokasi yang mungkin pada cedera dan apakah cedera itu timbul gradual atau segera dan oprinsipial dan juga memberikan saran mengenai kekurangan psikologis yang spesifik yang dapat memberikan saran kepada terapis untuk melakukan tindakannya. Kelemahan tes ini adalah panjangnya, tidak praktis, dan relative mengabaikan area tertentu.
2. The LuriaNebraska Battery Dapat dianggap sebagai alternatif bagi HalsteadReitan Battery. Tes ini juga dibuat versi anakanaknya. Kelebihan dari LuriaNebraska Battery adalah penggunaannya hanya memerlukan waktu 2, jam. D. Peubah yang Mempengaruhi Prestasi Tes Neuropsikologi Peubahpeubah dari pasien dapat mempengaruhi skor tes neuropsikologis, sebab skor tes berbeda untuk jenis kelamin, usia, dan taraf pendidikan pasien, normanorma yang sesuai yang digunakan jika akan membuat interpretasi. Skor tes juga dipengaruhi oleh kidal/tidak, kemampuan premorbid, kronisitas kondisi neurologis dan kondisi fisik lain di luar neurologis, serta motivasi.
E. Intervensi dan Rehabilitasi Rehabilitasi merupakan usaha untuk memerankan upaya mengkoordinasikan penanganan kognitif dan keperilakuan pasien yang telah memperlihatkan kelemahan kognitif dan keperilakuan sebagai akibat dari disfungsi atau cedera. Menurut Golden, upaya rehabilitasi meliputi : 1. Meliputi kelemahan keterampilan dimana seseorang mencoba untuk mereformulasikan. 2. Terapis mampu untuk mengubah cara, saat pasien mengalami kesukaran dari taraf yang mudah untuk menampilkan prestasi normal. 3. Tugastugasnya dapat dikuantifikasikan sehingga taraf kemajuan dapat dicapai. 4. Tugas sekiranya menyediakan umpan balik yang segera pada pasien. 5. Jumlah kesalahan yang dibuat pasien harus terkendali.