TITRASI PENGENDAPAN
KIMIA ANALITIK TANAH
PENGERTIAN
Titrasi pengendapan : Golongan titrasi di mana hasil reaksi titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dasarnya : Reaksi pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran, tidak ada pengotor yang mengganggu, dan diperlukan indikator untuk melihat titik akhir titrasi.
Metode penentuan Cl-, Br-, dan I- dengan menggunakan Ag(I) juga sangat penting (metode argentometri). Kelemahannya : 1.Sulit memperoleh indikator yang sesuai untuk menentukan titik akhir titrasi. 2. Komposisi endapan tidak selalu diketahui.
Jawaban :
a. Pada waktu mula-mula titrasi : b. Setelah penambahan 10 ml (VT) pada 50 ml (VR) kita dapatkan :
[Cl-] = 0,1 M sehingga log [Cl] = pCl = 1,00
[Cl-] = VRMR VTMT = (50x0,1) - (10x0,1) (VR + VT) (50 + 10) = 0,067 pCl = 1,17
C. Setelah penambahan 49,9 ml AgNO3 : [Cl-] = (50x0,1) (49,9x0,1) = 1 x 10-4 (50 + 49,9) pCl = 4,0 d. Pada titik ekivalen : [Ag+] = [Cl-] = [Cl-] [Cl-] = [Cl-]2 [Cl-]2 = [1x1010] sehingga [Cl-] = 10-5 pCl = 5
e. Setelah penambahan 60 ml AgNO3, konsentrasi dari ion Ag+ adalah : [Ag+] = VTMT - VRMR = (60x0,1) (50x0,1) (VT + VR ) (60 + 50) = 9,1 x 10-3 M pAg = 2,104 karena pCl + pAg = 10 ; pCl + 2,04 = 10 pCl = 7,96
Kelarutan bertambah dengan naiknya temperatur. b. Sifat pelarut : Garam-garam anorganik lebih larut dalam air. (Berkurangnya kelarutan pada pelarut organik dapat digunakna sebagai dasar pemisahan dua zat).
c. Efek ion sejenis : Kelarutan endapan dalam air berkurang jika larutan tersebut mengandung satu dari ionion penyusun endapan, sebab pembatasan Ksp (konstanta hasil kali kelarutan). d. Efek ion-ion lain : Beberapa endapan bertambah kelarutannya bila dalam larutan terdapat garam-garam yang berbeda dgn endapan.
e. Pengaruh pH : Kelarutan garam dari asam lemah tergantung pada pH larutan, misal : oksalat ; ion H+ bergabung dgn ion C2O42- membentuk H2C2O4 sehingga menambah kelarutan garamnya. f. Pengaruh hidrolisis : Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air, akan menghasilkan perubahan (H+). (Kation dari spesies garam mengalami hidrolisis).
g. Pengaruh kompleks : Kelarutan garam yang sedikit larut merupakan fungsi konsentrasi zat lain yang membentuk kompleks dgn kation garam.
METODE VOLHARD
Metode Volhard : Pembentukan zat berwarna di dalam larutan. Contoh : Titrasi Ag dengan NH4SCN dengan garam Fe(III) sebagai indikator. Selama titrasi Ag(SCN) terbentuk sedangkan titik akhir tercapai bila NH4SCN yang berlebih bereaksi dgn Fe(III) membentuk warna merah gelap [FeSCN]++.
Jumlah tiosianat yang menghasilkan warna harus sangat kecil, (larutan harus dikocok kuat pada titik akhir agar Ag yg teradsorpsi pada endapan dapat didesorpsi). Untuk penentuan ion klorida
METODE MOHR
Pada metode ini, titrasi halida dgn AgNO3 dilakukan dgn indikator Na2CrO4. Pada titrasi akan terbentuk endapan baru yang berwarna. (Pada titik akhir titrasi ion (berwarna merah bata)). Larutan harus bersifat basa (tetapi tdk boleh terlalu basa karena Ag akan diendapkan sebagai Ag(OH)2) atau netral.
Pada larutan terlalu asam, titik akhir titrasi tdk terlihat sebab konsentrasi CrO42- berkurang, yaitu dgn terjadinya reaksi H+ + CrO42HCrO42 Pada kondisi yg cocok, metode ini cukup akurat dan dapat digunakan pada konsentrasi klorida yang rendah. Pada jenis titrasi ini, endapan indikator berwarna harus lebih larut dibanding endapan utama yang terbentuk selama titrasi.
Pereaksi organik yang biasa digunakan Narhodizonat dan garam Na-hidroksikuinon. (biasanya digunakan pada titrasi sulfat dengan BaCl2, dengan titik akhir titrasi ditentukan dengan terbentuknya endapan garam Ba berwarna merah).
Dengan indikator anion, reaksi tersebut : Jika Cl- yang berlebih : (AgCl) Cl- + FL tidak bereaksi (jika FL = C20H11O5 yaitu zat berpendapat fluor). Jika Ag yang berlebih (AgCl) Ag+ + FL (AgCl)(AgFL) adsorpsi. Dengan indikator kation : Jika Cl yang berlebihan : (AgCl)Cl- (MV)+ (AgCl)(Cl-MV+) Adsorpsi Jika ag yang berlebih : (AgCl) Ag+ + (MV)+ tidak bereaksi (MV = metil ungu)
Selain indikator adsorpsi tersebut di atas, terdapat pula indikator-indikator adsorpsi yang digunakan dalam titrasi pengendapan, yaitu turunan krisodin (p-etoksikrisodin). Indikator tersebut merupakan indikator asam-basa dan indikator redoks, dan memberikan perubahan warna yang reversibel dengan brom. Indikator ini berwarna merah pada suasana asam, dan kuning pada suasana basa.
Contoh Soal
Berat sampel yang mengandung BaCl2 adalah 0,5 g. 50 ml 0,21 N AgNO3 ditambahkan sehingga terbentuk endapan AgCl. AgNO3 yang berlebih dititrasi dengan 0,28 N KSCN dan titik akhir tercapai pada 25,5 ml. Hitung persen BaCl2 pada sampel!
Jawab :
meq AgNO3 yang ditambahkan = 0,21 x 50 = 10,50 meq KSCN yang diperlukan = 0,28 x 25,5 = 7,14 Jadi, total meq yang diperlukan untuk pengendapan adalah : (10,5 7,14) = 3,36 ml Jumlah BaCl2 = 3,36 x (BaCl2/2000) x 100% 0,50 = 3,36 x 0,104 x 100% = 69,88% 0,50