Anda di halaman 1dari 32

GRAVIMETRI

Analisis Gravimetri adalah analisa kuantitatif dimana kadar komponen zat uji ditetapkan berdasarkan penimbangan-penimbangan sebelum dan sesudah zat uji mengalami proses pemisahan. Prinsip-prinsip umum dalam analisa gravimetrik yaitu - perhitungan stoikiometri, - pembentukan - sifat-sifat endapan.

Theodore W. Richards (1868 - 1928) and his graduate students at Harvard developed or refined many of the techniques of gravimetric analysis of silver and chlorin

These techniques were used to determine the atomic weights of 25 of the elements by preparing pure samples of the chlorides of the elements, decomposing known weights of the compounds, and determining the chloride content by gravimetric methods. From this work Richards became the first American to receive the Nobel Prize in Chemistry

PRINSIP UMUM ANALISA GRAVIMETRI


Metoda Analisa Gravimetri, reaksinya :

Aa + Rr

AaRr

Dimana : a molekul analit A bereaksi dengan r molekul reagen R. Produksinya AaRr, biasanya suatu subtansi yang sedikit larut, biasanya ditimbang setelah pengeringan atau dibakar menjadi senyawa lain yang komposisinya diketahui untuk kemudian ditimbang.

Sebagai contoh :
Kalsium dapat ditetapkan secara gravimetri melalui

pengendapan kalsium oksalat dan pembakaran oksalat menjadi kalsium oksida. Reaksinya :
Ca2+ + C2O42CaC2O4(s) CaC2O4 (s) CaO (s) + CO2 (g) + CO (g)

Biasanya reagen R berlebih untuk menekan kelarutan endapan.

Persyaratan Metoda Gravimetri agar berhasil : - Proses pemindahan hendaknya cukup sempurna sehingga kuantitas analit yang tak terendapkan secara analitis tak dapat dideteksi. - Zat yang ditimbang hendaknya mempunyai susunan yang pasti dan hendaknya murni atau sangat hampir murni. Sifat endapan endapan diharapkan: - kelarutannya rendah - mudah disaring - tidak reaktif Ukuran partikel dan ketersaringan: - Ion-ion dalam larutan a. ukuran 10-8 mm b. larutan sejati c. tidak dapat disaring

-Susupensi koloidal a. ukuran : 10-6 10-4 mm b. cenderung tidak mengendap c. sukar atau tdk memungkinkan untuk disaring - Suspensi kristalin a. Ukuran : > 10-4 b. Mengendap secara spontan c. Mudah disaring d. Kemurnian lebih tinggi dari koloid Berdasarkan proses pemisahan ada empat macam metoda penetapan gravimetrik : 1. Metoda Pengendapan 2. Metoda Evolusi 3. Metoda Penyarian/Ekstraksi 4. Metoda Elektrogravimetri

METODA PENGENDAPAN
Zat uji (ditimbang)
dilarutkan

Komponen Larutan Endapan (yang akan ditetapkan) + pereaksi disaring


Larutan Endapan

1. dimungkinkan
Dengan pencucian

2. pengeringan/ 3. ditimbang
pemanasan (% kadar)

Contoh : NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Endapan AgCl disaring, dicuci, dikeringkan hingga berat tetap. Dari berat AgCl diperoleh maka berat zat uji (campuran NaCl dan AgNO3) kadar (%) NaCl dalam campuran dapat dihitung.

METODA EVOLUSI Didasarkan pada penguapan komponen zat uji dengan cara pemanasan. Berat komponen yang menguap adalah perbedaan dari berat penimbangan zat uji sebelum dan sesudah penguapan.

Misalkan : 1. NaCl ditetapkan dengan mengeringkan sejumlah zat uji dalam oven pada 1050 C sehingga diperoleh bobot tetap. 2. Penyerapan/ pelarut komponen yang menguap (H2O2CO2) menggunakan penyerap yang cocok. Berat dari komponen yang menguap adalah pertambahan dari penyerap.

METODA PENYARIAN/EKSTRAKSI Zat uji disaring dengan pelarut yang spesifik. Hasil saringan yang diperoleh kemudian diuapkan hingga bobot tetap. Cara ini cocok apabila teknik isolasi sederhana dimana konsentrasi zat aktif yang diperoleh harus murni. Contoh : penetapan alkohol atau zat aktif dari sediaan farmasi yaitu penetapan kadar Luminal Natrium atau penentuan kafein dari teh. METODA ELEKTROMAGNETIK Metoda ini didasarkan atas pelapisan zat pada sebuah elektroda melalui proses elektrolisa. Berat lapisan yang merupakan komponen zat uji ditetapkan adalah selisih dari penimbangan elektroda (kering) sebelum dan setelah elektrolisa

STOIKIOMETRI REAKSI GRAVIMETRI Dalam prosedur gravimetri yang lazim, sesuatu endapan ditimbang dan darinya nilai analit dalam sampel dihitung. Maka presentase analit A adalah :
%A= Berat A x 100

Berat sampel

SOAL : Penetapan besi dalam sampel bijih besi. Sampel bijih besi seberat 0,4852 gram dilarutkan dalam asam dan besi dioksidasi ke dalam oksidasi +3, dan selanjutnya diendapkan sebagai oksidasi hidrous Fe2O3. X H2O. Endapan tersebut disaring, dicuci dan dibakar menjadi Fe2O3 yang diketahui beratnya 0,2481 gram. Hitung persentase besi (Fe) dalam sampel tersebut ? Ambil gram sebagai jumlah gram dalam endapan tersebut. Reaksinya adalah : 2Fe3+ Fe2O3. X H2O Fe2O3 (s) Karena 2 mol 2Fe3+ menghasilkan 1 mol Fe2O3

Maka : Mol Fe = 2 x mol Fe2O3 Berat Fe = berat Fe2O3 BM Fe BM Fe2O3 Berat Fe = 0,2481 x 2 55,85 159,69 Berat Fe = 0,2481 x 2 x 55,85 159,69 = 0, 1735 gram faktor gravimetrik % Fe = Berat Fe x 100 Berat sampel = 0,1735 x 100 0,4582 = 35,76 %

Penetapan berat endapan (w) : W x berat sampel = Berat zat BM sampel BM zat SOAL : Beberapa jumlah sampel yang mengandung 12% klorin harus diambil untuk analisis jika kimiawan tersebut ingin memperoleh suatu endapan AgCl yang beratnya 0,5 gram ? Reaksi : Ag+ + ClAgCl (s) Mol Cl- = mol AgCl Jika w = gram sampel, maka : W x 0,120 = 0,5 35,45 143,32 w = 1,03 gram

Penentuan faktor gravimetrik 1. Berat molekuler (BM) analit merupakan pembilang, berat zat yang ditimbang merupakan penyebut atau pembagi. 2. Jumlah molekul atau atom dalam pembilang penyebut harus secara kimia ekivalen. Daftar Beberapa Faktor Gravimetrik Zat yang dihitung Zat yang dicari Faktor AgCl Cl Cl/AgCl BaSO4 S S/BaSO BaSO4 SO3 SO3 /BaSO4 Fe2O3 Fe 2Fe/ Fe2O3 Fe2O3 FeO 2FeO/Fe2O3 Fe2O3 Fe3O4 Fe3O4/Fe3O4 Mg2P2O7 MgO 2MgO/ Mg2P2O7 Mg2P2O7 P2O5 P2O5/ Mg2P2O7

Contoh Fosfor dalam sebuah sampel batu fosfat seberat 0,5428 g diendapkan sebagai MgNH4PO7.6H20 dan dibakar beratnya 0,2234 g. Hitung a. persentasi P2O5 dalam sampel b. berat endapan MgNH4PO7.6H2O a. Persentasi P2O5 berjumlah % P2O5 = berat endapan x (P2O5/Mg2PO7) x 100 berat sampel = 0,2234 x (141,95/222,55) x100 = 26,25 0,5428
b. Karena 2 mol MgNH4PO7.6H20 menghasilkan 1 mol Mg2PO7, maka : g MgNH4PO7.6H20 = 0,2234 x 2 (245,40) / 222,55 = 0,4927

Latihan 1. Hitung faktor gravimetrik untuk yang berikut. Zat yang ditimbang ditulis
dimuka, yang kemudian adalah zat yang ditentukan a. AgCl, KClO4 b. BaSO4, FeS2 2. Sebuah sampel garam klorida seberat 0,6025 g telah dilarutkan dalam air dan kloridanya diendapkan dengan perak nitrat berlebih. Endapan perak klorida disaring, dicuci, dikeringkan, dan diketahui beratnya 0,7134. Hitung presentasi klorida (Cl) di dalam sampel.

3. Sebuah sampel seberat 0,7168 g yang mengandung klorida dilarutkan dan kloridanya mengendap sebagai AgCl. Endapan dicuci, dikeringkan, dan ternyata beratnya 0,3964 g. Hitung presentasi klorida di dalam sampel.

PEMBENTUKAN DAN SIFAT ENDAPAN


Analisis gravimetrik adalah pembentukan endapan yang murni dan dapat disaring. Pengendapan terjadi karena : 1. Partikel-partikel berubah menjadi gumpalan-gumpalan yang cukup besar untuk memisahkan dari larutan atau memisahkan satu zat dari zat lainnya. 2. Proses pemisahan komponen zat uji, untuk diproses lebih lanjut misalnya dengan penyaringan. Bentuk endapan yang ideal adalah endapan yang sangat sukar larut dalam medium yang digunakan murni dan merupakan kristal yang kasar. Endapan juga harus sudah dikeringkan, dipijar atau diubah menjadi bentuk timbang (senyawa yang diperoleh setelah diubah menjadi senyawa lain yang tidak dipengaruhi oleh uap air, CO2 dan O2 dari udara).

Mengontrol Ukuran Partikel ( Weimam) Kelewat jenuh relatif : RSS = Q - S Q


Q = Konsentrasi larutan total (konsentrasi lewat jenuh) S = Kelarutan RSS besar cenderung membentuk koloid RSS kecil cenderung membentuk endapan kristalin Untuk mendapatkan harga RSS kecil : Menurunkan Q - Menggunakan larutan dan reagen encer - Penambahan reagen pengendap sedikit demi sedikit, - Pengadukan larutan Menaikan S - Pemanasan larutan - Pengaturan pH

Contoh : - Garam-garam dari asam lemah seperti CaC2O4 dan ZnS lebih baik diendapkan dalam larutan asam lemah daripada larutan alkali. - BaSO4 lebih baik diendapkan dalam 0,01-0,05 M larutan asam hidroksida karena kelarutan akan naik melalui pembentukan ion bisulfit.

KOLOID - Kisaran koloid partikel-partikel dengan diameter 10-7 10-4 (11000 nm) disebut koloid. - Umumnya partikel koloid terlalu kecil untuk dapat dipisahkan dengan saringan biasa (kertas saring) Misalnya: 1. Susu segar, yang terdiri dari butir-butir halus dari lemak mentega yang terdisfersi dalam fase air yang juga mengandung kafein dan beberapa zat lain. 2. Pengendapan AgCl (perak klorida) yang dimulai dengan ion-ion Ag+ dan Cl- dalam larutan ion-ion tersebut memiliki ukuran partikel beberapa angstrom (10-8). Ketika hasil kali kelarutan terlampaui ion-ion Ag+ dan Cl- mulai mengikat kuat bersama-sama membentuk partikel-partikel yang disebut nuklea kemudian berkembang cukup besar untuk tenggelam kedasar wadah oleh gaya gravitasi.

MUATAN PERMUKAAN KOLOID

Partikel-partikel koloid bermuatan listrik karena adsorpsi atau penyerapan ion-ion kepermukaan mereka.
Ketika partikel-partikel AgCl berukuran koloid, muncul ion-ion Ag+ dan Cl-

diatas permukaan. Disini larutan tersebut mengandung ion-ion Na+, Cldan NO3- (H+ dan OH-), Ion-ion Ag+ permukaan menarik NO3- dan Cl- dan ion-ion Cl- menarik ion-ion Na+. Ion klorida (Cl-) ialah ion yang teradsorpsi paling kuat dalam larutan. Dengan demikian permukaan partikel membutuhkan suatu lapisan ion klorida dan partikel bermuatan negatif. Ion-ion Cl- membentuk suatu lapisan primer dan ion-ion Na+ membutuhkan lapisan sekunder.

Karena ion perak terikat lebih kuat kelapisan primer ion klorida daripada lapisan sekunder ion-ion Na+ mereka menggantikan lapisan sekunder kemudian menetralisir muatan negatif (Cl-) yang disumbangkan lapisan primer. Melalui pentisiran muatan mereka, partikel-partikel tersebut segera merapat dan membentuk kumpulan-kumpulan material yang cukup besar untuk mengendap.

PROSES PENGENDAPAN DAN UKURAN PARTIKEL NUKLEASI DAN PERTUMBUHAN PARTIKEL Ketika terjadi pengendapan, ukuran partikel endapan ditentukan oleh 2 proses yaitu : 1. Pembentukan inti (nuclei) yang disebut nukleasi. 2. Pertumbuhan inti-inti untuk membentuk partikel-partikel yang cukup besar untuk mengendap.

Pengendapan Koloid Contoh : AgNO3 (aq) +NaCl (aq) AgCl(s) + NaNO3(aq) - Pada konsentrasi perak dan ion penetral (counter ion) besar cenderung terbentuk koloid yang stabil. - Masalah ini juga dapat terjadi bila ion klorida berlebih. Proses pengendapan koloid : koagulasi & peptisasi
Koagulasi koloid dpt dilakukan dengan : a. Pemanasan dan pengadukan: menurunkan jumlah ion yg teradsorpsi & mengurangi lapisan sekunder (counter ion), memudahkan tarik menarik antar partikel. b. Penambahan elektrolit : menetralkan muatan partikel & elektolit yg ditambahkan tdk mengotori hasil pengendapan, digunakan juga sbg pencuci (garam yg relatif lebih mudah menguap)

ISTILAH-ISTILAH
Absorpsi Adsorpsi Penyerapan suatu zat kedalam suatu zat lain. Penyerapan suatu zat pada permukaan suatu zat lain. Banyaknya garam analit dalam 1 gram endapan. Faktor Gravimetri Menyukai air, suatu koloid yang mempunyai afilitas besar terhadap air.

Hidrofilik
Membenci air, suatu koloid yang mempunyai afilitas kecil terhadap air. Hidrofobik Angka banding (rasio) kosentrasi berlebih suatu zat terhadap kelarutan kesetimbangan.

Kelewat Jenuh Relatif

Koagulasi

Tarik menarik partikel-patikel ukuran koloid, untuk membentuk partikel yang lebih besar yang kemudian mengendap.
Partikel dengan garis tengah sekitar 10-4 ke 10-7 cm, yang bermuatan listrik sehingga tolak menolak dan menolak untuk berkoagolasi. Ikut mengendapnya dua atau lebih zat pada waktu yang sama. Lapisan ion yang mengikat pada permukaan suatu partikel koloid secara adsorpsi.

Koloid

Kopresipitasi

Lapisan Primer

Lapisan Sekunder

Lapisan ion-ion yang mengikat secara longgar oleh partikel koloid bermuatan listrik. Suatu neraca yang memungkinkan penimbanga suatu sampel, sementara sampel itu masih berada pada tungku. Ikut mengendapnya kotoran terperangkap dibagian dalam dari partikel endapan. Proses menyebarkan suatu zat yang dapat larut kedalam suatu cairan, dalam bentuk koloid. Ikut mengendapnya kotoran yang terperangkap di bagian dalam dari partikel endapan

Neraca Termo

Pengepungan (oklusi)

Peptisasi

Okulasi

Kopresipitasi Ikut mengendapnya senyawa lain bersama analit


Sumber Kopresipitasi: 1. Adsorpsi permukaan Permukaan endapan mengabsorpsi ion (pada lapisan primer dan lapisan sekunder) 2. Pembentukan Kristal campuran Adanya ion sejenis dapat menggatikan kisi-kisi kristal selama proses pembentukan pengendapan 3. Oklusi Penyisipan pengotor diantara kisi-kisi kristal Terjadi karena pertumbuhan kristal terlalu cepat sehingga ion teradsorpsi tidak sempat lepas dari permukaan 4. Terjerembab secara fisik Terkurungnya larutan karena proses pertumbuhan endapan terlalu cepat

Pengotor Endapan
secara analisa gravimetri diakibatkan : 1. Kopresipitasi(larutan padat, adsorpsi, okulasi) Contoh: penambahan AgNO3 kedalam larutan yang mengandung NaCl dan NaBr akan hasilnya AgCl dan AgBr 2. Pos presipitasi yaitu endapan yang semula dikotori oleh endapan zat lain yang terbentuk kemudian. Pengotoran ini terjadi kontaminan merupakan larutan lewat jenuh. Contoh : pengendapan kalsium sebagai oksalat dari larutan yang mengandung magnesium. Bila kalsium oklsalat tidak segera disaring setelah pengendapan, maka magnesium oksalat akan terserap dan tidak akan larut kembali.

Pengeringan
Setelah penyaringan, endapan harus dikeringkan sampai beratnya konstan Tujuan: 1. Menghilangkan pelarut 2. Menghilangkan spesi yang mudah menguap. Beberapa endapan kehilangan air dpt digunakan di dalam tungku pada suhu 100-1300 C contoh pada AgCl Zat-zat yang dapat menyerap air adalah - Endapan gelatinous yaitu oksida hidrous - Silika hidrous dan alumina

Pemurnian Endapan
Setiap endapan harus dicuci sebelum diubah menjadi bentuk timbang. Larutan pencucian paling tidak harus menghilangkan cairan induk yang membasahi endapan. Endapan diperoleh dengan beberapa cara: penyaringan, sentrifugasi, dekantasi, atau dicuci dengan bersih. Sebagai contoh: Klorida dapat ditentukan secara gravimetri setelah diendapkan sebagai AgCl. Ag+ + ClAgCl Artinya : 1 mol ion klorida bereaksi dengan 1 mol ion perak (Ag+) menghasilkan I mol perak klorida AgCl

Anda mungkin juga menyukai