Anda di halaman 1dari 35

Pengolahan Air

? Bahan organik
? Bahan anorganik
? W a r n a
? Turbiditas
? Mikroorganisme
Batas yang
diterima oleh
peraturan
Mengurangi
kandungan
TUJUAN
Pre Treatment 1. Penyaringan
2. Penampungan
(waktu retensi 10 15 hari)
3. Aerasi

Treatment 1. Koagulasi
2. Filtrasi
3. Filtrasi dengan karbon
4. Mengurangi kesadahan air
5. Khlorinasi
Tahapan-tahapan
Fisika
Unit Standar
Bau
Total Dissolved Solid
Turbidity
Taste
Temperature
Colour
-
mg/L
NTU
-
oC
TCU
Odorless
1000
5
Tasteless
Suhu udara 3 point
15
Kimia
Alumunium
Arsenic
Iron
Fluorida
Cadmium
Total hardness as CaCO3
Chloride ion
Chromium (VI)
Manganese
Nitrate
Nitrite
Selenium
Zink
Cyanide
Sulphate
Free Chlorine
Ammonia
Copper
mg/L 0.20
0.01
0.30
1.50
0.003
500
250
0.05
0.10
50
3
0.01
3
0.07
250
0.06 0.10
1.5
1.0
Microbiology
E. Coli
Total coliform
/100ml
/100 ml
0
0
pH - 6.5 8.5
Standar Air Layak Minum
Std PerMenKes
No.: 907/Menkes/SK/VII/2002
Chlorine Fluorida
(A)
Aerator
Tangki
kontak
Filter
Chlorine atau K-
permanganat
Chlorine dan fluorida
(B)
S
u
m
b
e
r

A
i
r


t
a
n
a
h

a
t
a
u


s
u
m
u
r

S
i
s
t
e
m

d
i
s
t
r
i
b
u
s
i

a
i
r

Aerator
Pencampu
ran cepat
Flokkulator
Tangki
pengendapan
Rekarbonatasi
Filter
Chlorine dan
fluorida
CO
2

(C)
Air
kapur
Soda
abu
Sistem pengolahan air tanah

a. Disinfeksi dan fluoridasi
b. Pengurangan zat besi dan Mn
c. Melunakkan kesadahan air
Rapid
mix
Flokkulator
Pengendapan
awal
Air
sungai
Tangki
pengendapan
Chlorine

Koagulan dan/atau bahan
kimia lain
Sistem Pengolahan Air Permukaan
<
Rapid
mix
Flokkulator
Tangki
pengendapan
Penyaringa
n
Koagulan dan/atau bahan
kimia lain
Karbon aktif
Chlorine dan fluorida
ke sistem
distribusi
Tangki
pengendapan
Penyaringan
Air danau
atau
waduk
Chlorine

Koagulan
Karbon aktif
Chlorine dan fluorida
Rapid
mix
Flokkulator
ke sistem
distribusi
Kesadahan Air
Air sadah (hardness) adalah air yang mengandung garam-garam calsium
dan magnesium
Kesadahan yang bersifat sementara : Ca bicarbonat ,Mg bicarbonat
Kesadahan yang bersifat permanen : CaCl
2
, CaSO
4
, MgCl
2
dan MgSO
4
Air lunak mempunyai kadar Ca carbonat : kurang dari 60 mg/L
Air keras mempunyai kadar Ca carbonat sampai 300 mg/L
Kesadahan sementara bila air didihkan maka terbentuk Ca atau Mg
carbonat
Ca(HCO
3
)
2
CaCO
3
+ + CO
2
+ H
2
O
Kesadahan permanen apabila bereaksi dengan NaOH dapat menghasilkan
deposit mineral (scale pada peralatan)
2 NaOH + CaCl
2
Ca(OH)
2
+ + 2 NaCl

Penambahan lime (Ca(OH)
2
) kedalam air akan mengurangi kesadahan
temporer
Ca(HCO
3
)
2
+ Ca(OH)
2
CaCO
3
+ + 2 H
2
O
Mg(HCO
3
)
2
+ 2Ca(OH)
2
2CaCO
3
+ + Mg(OH)
2
+ + 2 H
2
O
Penambahan lime pada air dengan kesadahan permanen karena Mg
akan mengubah kesadahan menjadi permanen karena Ca
MgCl
2
+ Ca(OH)
2
Mg(OH)
2
+ + CaCl
2
MgSO
4
+ Ca(OH)
2
Mg(OH)
2
+ + CaSO
4


Lime tidak berpengaruh pada kesadahan permanen karena Ca
Penambahan Na carbonate, Na
2
CO
3
akan mengurangi kesadahan
permanen karena Ca dengan mengendapkan menjadi calsium
carbonate
CaSO
4
+ Na
2
CO
3
CaCO
3
+ + Na
2
SO
4
CaCl
2
+ Na
2
CO
3
CaCO
3
+ + 2NaCl

Bahan kimia yang digunakan dalam proses koagulasi
Bahan kimia Rumus kimia Berat molekul
Alum
Ferrous sulfate
Lime
Ferric chloride
Ferric sulfate
Al
2
(SO)
4
.18H
2
O
FeSO
4
.7H
2
O
Ca(OH)
2
FeCl
3
Fe
2
(SO
4
)
3
666,7
278,0
56 as CaO
162,1
400
Reaksi-reaksi presipitasi
Alum :
Bila alum ditambahkan kedalam air (limbah cair) yang mengandung
Ca atau Mg bikarbonat akan bereaksi sbb.:

Al
2
(SO)
4
.18H
2
O + 3Ca(HCO
3
)
2

3CaSO
4
+ 2Al(OH)
3
+ 6CO
2
+ 18H
2
O

Pada reaksi tersebut terbentuk Al-hidroksida yang berwujud
gelatinous floc (alum floc) yang akan mengendap sambil membawa
partikel atau padatan yang ada dalam limbah cair. Reaksi yang sama
juga terjadi bila terdapat Mg-carbonat

Lime :
Bila lime ditambahkan kedalam air (limbah cair), prinsip penjernihan
terjadi karena reaksi sbb.:

Ca(OH)
2
+ H
2
CO
3
CaCO
3
+ 2H
2
O
Ca(OH)
2
+ Ca(HCO
3
)
2
2CaCO
3
+ 2H
2
O
Lime yang cukup jumlahnya ditambahkan untuk bereaksi dengan
asam karbonat bikarbonat untk menghasilkan Ca-carbonat yang
berperan sebagai koagulant.
Bila alum yang ditambahkan 10 mg/L, maka alkali (sbg CaCO
3
)yang
ditambahkan adalah :
10,0 mg/L x
3 x 100 g/mol CaCO
3
666,7 g/mol Al-sulfat
= 4,5 mg/L
Bila alkalinitas kurang dari 4,5 mg/L maka perlu penambahan
Ferrous sulfate and lime

FeSO
4
.7H
2
O + Ca(HCO
3
)
2
Fe(HCO
3
)
2
+ CaSO
4
+ 7H
2
O

Bila lime dalam bentuk Ca(OH)
2
sekarang ditambahkan maka terjadi
reaksi sbb.

Fe(HCO
3
)
2
+ 2Ca(OH)
2
Fe(OH)
2
+ 2CaCO
3
+ 2H
2
O

Ferro hidroksida kemudian dioksidasi menjadi ferri hiroksida

4Fe(OH)
2
+ O
2
+ 2H
2
O 4Fe(OH)
3

Ferri-hidroksida yang terbentuk bersifat bulky , gelatinous floc
seperti alum floc yang berperan dalam proses flokulasi selanjutnya
mengendap.
Ferric chloride

FeCl
3
+ 3H
2
O Fe(OH)
3
+ 3H
+
+ 3Cl



Ferric chloride and lime

2FeCl
3
+ 3Ca(OH)
2
3CaCl
2
+ 2 Fe(OH)
3


Ferric sulfate and lime

Fe
2
(SO
4
)
3
+ 3Ca(OH)
2
3CaSO
4
+ 2 Fe(OH)
3

Disinfeksi dengan chlorine
C 25 suhu pada ,
2
o 4
10 4,5
] [Cl
] [Cl ] [H ] HOCl [
K

~
+
=
C 25 suhu ,
o 8
10 2,9
] [HOCl
] [OCl ] [H
i
K

=
+
=
Reaksi dalam air
Bila gas chlorine diaplikasikan dalam air ada dua reaksi :

Hidrolisa : Cl
2
+ H
2
O HOCl + H
+
+ Cl

selanjutnya HOCl akan terionisasi :

Ionisasi : HOCl H
+
+ OCl


0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
4 5 6 7 8 9 10
Nilai , pH
H
O
C
l
,

%

Suhu, C K
i
x 10
-8
, mol/L
0
5
10
15
20
25
1,49
1,75
3,03
2,32
2,62
2,92
Jumlah HOCl dan OCl yang terdapat dalam air disebut sebagai free available
chlorine, distribusi relatif kedua senyawa tersebut sangat penting sebab effisiensi
mematikan untuk HOCl adalah 40 80 kali lebih besar dibandingkan OCl.
Proporsi HOCl pada berbagai suhu dapat dihitung dengan rumus berikut atau
dapat dilihat pada gambar.
) (H / K 1
1
(HOCl) / ) (OCl 1
1
) (OCl (HOCl)
(HOCl)
i
+
+
=

+
=

+
Free chlorine dapat juga diperoleh dengan melarutkan garam hipokhlorit,
dengan reaksi sbb.:
Ca(OCl)
2
+ 2 H
2
O HOCl + Ca(OH)
2


NaOCl + H
2
O HOCl + NaOH

Reaksi Breakpoint
Untuk memperoleh kadar residu chlorine (free + combined) tertentu yang
diperlukan untuk chlorinasi perlu memperhatikan adanya kenyataan
bahwa chlorine sendiri merupakan oksidator kuat, sehingga akan
mengoksidasi semua senyawa yang bisa dioksidasi (reduktor) yang
terdapat dalam air yang akan dikhlorinasi
Air biasanya mengandung ammonia yang mudah bereaksi dengan
chlorine, juga kemungkinan terdapat reduktor-reduktor lain seperti Fe
++
,
Mn
++
, H
2
S dan senyawa organik.
Reaksi chlorine dengan senyawa-senyawa tsb menghasilkan ion chlorida
Fenomena terjadinya reaksi-reaksi chlorine dengan ammonia tersebut
dapat dijelaskan pada kurva proses khlorinasi dengan breakpoint
Reaksi dengan Ammonia
NH
3
+ HOCl NH
2
Cl (mochloramine) + H
2
0

NH
2
Cl + HOCl NH Cl
2
(dichloramine) + H
2
0

NHCl
2
+ HOCl NCl
3
(nitrogen trichlorida) + H
2
0

Break point
NH
2
Cl + NHCl
2
+ HOCl N
2
O + 4 HCl

4NH
2
Cl + 3 Cl
2
+ H2O N
2
+ N
2
O + 10 HCl

2NH
2
Cl

+ HOCl N
2
+ H
2
O + 3 HCl

NH
2
Cl + NHCl
2
N
2
+ 3 HCl

Begitu chlorine ditambahkan kedalam air segera terjadi oksidasi
dengan senyawa senyawa yang mudah dioksidasi sehingga
mengurangi jumlah chlorine yang ditambahkan (lihat titik A)
Setelah reaksi dengan senyawa reduktor selesai tahap berikutnya
adalah reaksi chlorine dengan ammonia yang membentuk chloramine
( terjadi diantara titik A dan B)
Pada mole ratio (chlorine : ammonia) kurang dari 1 maka akan
terbentuk dichloramine
Antara titik B dan breakpoint , chloramine diubah menjadi nitrogen
trichlorida, sisa chloramine teroksidasi menjadi nitrous oxide (N
2
O)
dan nitrogen (N
2
) yang akhirnya chlorine direduksi menjadi ion
chlorida (Cl

)

0.001
0.01
0.1
1
10
1 10 100 1000
Waktu kontak, menit
Monochloramine
Ion hypochlorit
Asam
hypochlor
Gambar Hubungan kadar dan waktu
kontak untuk beberapa disifektan
kelompok chlor seperti monochloramine,
ion hypochlorit dan asam hipochlor pada
disinfeksi untuk mengurangi 99 % E. coli
pada suhu 2 - 6C

T
i
t
r
a
b
l
e

c
h
l
o
r
i
n
e
,

m
g
/
L

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses disinfeksi
0.1
1
10
100
0 5 10 15 20 25
Waktu kontak, menit

E
.

c
o
l
i


y
a
n
g


s
u
r
v
i
v
e
,


%


0
20
40
60
80
100
0 5 10 15 20 25
Waktu kontak, menit
E
.

c
o
l
i


y
a
n
g


s
u
r
v
i
v
e
,



%
A
A
B
B
C
C
0
20
40
60
80
100
0 20 40 60 80 100 120 140
( Waktu kontak )
2
, menit
2

E
.
c
o
l
i


y
a
n
g


s
u
r
v
i
v
e
,



%


0.1
1
10
100
0 20 40 60 80 100 120 140
( Waktu kontak )
2
, menit
2
E
.
c
o
l
i
y
a
n
g


s
u
r
v
i
v
e
,



%
A
A
B
B
C
C
I
II
III
IV
A : 0,14 mg/L Chlorine
B : 0,07 mg/L Chlorine
C : 0,05 mg/L Chlorine
A : 0,14 mg/L Chlorine
B : 0,07 mg/L Chlorine
C : 0,05 mg/L Chlorine
Waktu kontak
dN/dt = - kN
t
N
t
= jumlah bakteri pada saat t
t = waktu
k = konstante, 1/waktu
t k
N
N
ln atau e
N
N
0
t
t k
0
t
= =

m
0
t
t k
N
N
ln =
t log m k log
N
N
ln log
0
t
+ =
|
|
|
.
|

\
|
Kadar dan macam disinfektan
c
n
t
p
= konstant
C = kadar disinfektan
t
p
= lama kontak yang diperlukan untuk mematikan
suatu %-tase tertentu organisme.
n = koefisien pengenceran
0.01
0.1
1
0.1 1 10 100
Waktu kontak untuk mematikan 99 %, menit
"
T
i
t
r
a
b
l
e

c
h
l
o
r
i
n
e
"
,

m
g
/
L
A
B
C
D

A : Adenovirus 3,
c
0,86
t
p
= 0,098

B : E. coli,
c
0,86
t
p
= 0,24

C : Poliomyelitis virus 1 ,
c
0,86
t
p
= 1,2

D : Coxsackie virus A2 ,
c
0,86
t
p
= 6,3

Kadar chlorine (sebagai HOCl) yang diperlukan untuk mematikan 99%
E. coli dan tiga jenis virus enteric pada suhu 2 - 6C
Suhu disinfeksi
( ) ( )
2 1
1 2
2 1
1
T
2
2
1
T T 4,56
T T E
T T R 2,303
T E
t
t
log

=

=
T
2
dan T
1
= suhu absolut ( K)
t
1
dan t
2
= waktu kontak, menit
E = energi aktivasi, J / mol (cal / mol)
R = konstante gas, 8,314 J / mol. K ( 1,99 cal / mol. K)
Tabel 1. Energi aktivasi ( E ) untuk larutan chlorine dan chloramines pada
disinfeksi E. coli dalam air bersih pada suhu normal
Disinfektan pH E, kalori / mol Q
10

Lar. chlorine
7,0
8,5
9,8
10,7

8.200
6.400
12.000
15.000
1,65
1,42
2,13
2,50
Chloramines 7,0
8,5
9,5
12,000
14,000
20,000
2,08
2,28
3,35
Sistem dozing (khlorinasi air)
Latihan Soal
1. Tentukan kadar residu chlorine yang diperlukan pada chlorinasi air untuk menjamin
dapat mematikan 99 % populasi E. coli dalam waktu 10 menit pH = 7,0 dan suhu 20
o
C
2. Untuk melakukan khlorinasi suatu effluent dari unit pengolahan limbah cair telah
dicoba pengujian penggunaan chlorine di laboratorium dengan hasil sbb.:
Coliform/
100 ml
Coliform/
100 ml
Coliform/
100 ml
Dosis chlorine
(mg/L)
15 menit 30 menit 90 menit
1
2
4
6
8
10
10.000
2.000
400
130
60
35
2.000
350
70
32
14
8
475
90
20
8
4
2
a. Ploting data tersebut pada
kertas log-log
b. Hitunglah bilangan pangkat n
dan konstanta pada rumus ( c
n

t
p
= konstant) bila dikehendaki
jumlah coliform dalam efluent
tsb. Menjadi 200per 100 ml
3. Dilakukan pengukuran kadar residu khlorine pada berbagai dosis yang dilakukan
pada limbah cair, hasilnya sbb. :
Dosis, mg/L 0,1 0,5 1,0 1.5 2.0 2.5 3.0
Residu, mg/L 0.0 0.4 0.8 0.6 0.4 0.9 1.4
a. Dosis pada break point
b. Dosis yang diperlukan untuk memperoleh kadar free available chlorine
sebesar 0,75 mg/L
1
10
100
1000
10000
1 10
1
10
10 100
4. Pada suatu uji chlorine demand pada sampel air diperoleh hasil sebagai berikut :
Dari gambar diatas berapa dosis break point ?
Berapa besarnya chlorine demand pada dosis 1,4 mg/L ?
Pada dosis 1,4 mg/L, berapa besarnya free residual chlorine, combined residual chlorine
dan total residual chlorine
Air tersebut akan dikhlorinasi dengan tujuan untuk mengurangi (mematikan) sejumlah bakteri E.
coli sebanyak 99 % dalam waktu 10 menit pada suhu 25C dan pH= 7,0. Setelah dilakukan
perhitungan koreksi diperoleh kadar chlorine yang diperlukan untuk tujuan tersebut adalah 0,6
mg/L.

Untuk chlorinasi tsb. digunakan Ca-Hypochlorite yang mengandung available chlorine sebesar
65 %. Bila jumlah air yang akan dikhlorinasdi adalah 10.000m
3
dan pH = 7,0 , berapa kg Ca(OCl)
2
yang dibutuhkan? Bila diketahui proporsi antara [HOCl] / {[HOCl] +[OCl
-
]} pada pH=7,0 adalah :
70%.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
R
e
s
i
d
u

c
h
l
o
r
i
n
e

s
e
t
e
l
a
h

1
0

m
e
n
i
t
.

m
g
/
L

Dosis Chlorine, mg/L
Hasil Uji "chlorine demand" pada sampel
air

Anda mungkin juga menyukai