Anda di halaman 1dari 17

APENDISITIS

TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI

Apendiks merupakan organ yang berbentuk tabung panjang dan sempit. Panjangnya kira-kira 10cm (kisaran 315cm) dan berpangkal di sekum dan merupakan pertemuan ketiga taenia coli. Letak apendiks dapat bermacam-macam, yaitu : retroileal, anteileal, retrocaecal intraperitoneal (65%) atau retroperitoneal, antecaecal, dan pelvical. Apendiks dipersarafi oleh persarafan parasimpatis yang berasal dari cabang N. Vagus dan persarafan simpatis yang berasal dari N. Thoracalis X. Perdarahan apendiks berasal dari A. Apendicularis yang merupakan arteri tanpa kolateral, sehingga jika arteri ini tersumbat, apendiks akan mengalami ganggren.

FISIOLOGI

Apendiks menghasilkan lendir 1-2ml per hari. Lendir itu secara normal dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya dialirkan ke sekum. Adanya hambatan dalam pengaliran tersebut, merupakan salah satu penyebab timbulnya apendisitis. Di dalam apendiks juga terdapat immunoglobulin sekretoar yang merupakan zat pelindung efektif terhadap infeksi (berperan dalam sistem imun). Immunoglobulin yang banyak terdapat di dalam apendiks adalah IgA.

ETIOLOGI

Obstruksi yang terjadi pada lumen apendiks akibat

timbunan tinja yang keras (fekalit) (paling sering) hiperplasia jaringan limfoid (paling sering) tumor apendiks Striktur benda asing dalam tubuh cacing askaris

Ulserasi mukosa apendiks oleh parasit E.

histolytica

PATOGENESIS

Obstruksi menyebabkan pengaliran mukus dari lumen apendiks ke sekum menjadi terhambat. Makin lama mukus makin bertambah banyak dan kemudian terbentuklah bendungan mukus di dalam lumen. Karena keterbatasan elastisitas dinding apendiks menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat tersebut akan menyebabkan terhambatnya aliran limfe, sehingga mengakibatkan timbulnya edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa. Keadaan yang berlanjut menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding apendiks. Kemudian aliran arteri terganggu, maka akan terjadi infark dinding apendiks yang disusul dengan terjadinya gangren.

MANIFESTASI KLINIK

Gejala klasik apendisitis adalah nyeri samar (nyeri tumpul) di daerah epigastrium di sekitar umbilikus atau periumbilikus. Biasanya disertai dengan rasa mual, bahkan terkadang muntah, dan pada umumnya nafsu makan menurun. Dalam beberapa jam, nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah, ke titik Mc Burney. Di titik ini nyeri terasa lebih tajam dan jelas letaknya, sehingga merupakan nyeri somatik setempat. Terkadang, tidak dirasakan adanya nyeri di daerah epigastrium, tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita merasa memerlukan obat pencahar. Tindakan ini dianggap berbahaya karena bisa mempermudah terjadinya perforasi. Terkadang apendisitis juga disertai dengan demam derajat rendah sekitar 37,5 -38,5 derajat celcius

PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Fisik

Inspeksi : sering ditemukan adanya abdominal swelling Palpasi : pada daerah perut kanan bawah apabila ditekan akan terasa nyeri. Dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri. Nyeri tekan perut kanan bawah merupakan kunci diagnosis dari apendisitis

Pemeriksaan colok dubur : untuk menentukan letak apendiks, apabila letaknya sulit diketahui
Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator : pemeriksaan ini juga dilakukan untuk mengetahui letak apendiks yang meradang

Pemeriksaan Penunjang Laboratorium : terdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan test protein reaktif (CRP). Pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah leukosit antara10.000-20.000/ml (leukositosis) dan neutrofil diatas 75%, sedangkan pada CRP ditemukan jumlah serum yang meningkat.

Radiologi : terdiri dari pemeriksaan ultrasonografi dan CT-scan. Pada pemeriksaan ultrasonografi ditemukan bagian memanjang pada tempat yang terjadi inflamasi pada apendiks. Sedangkan pada pemeriksaan CT-scan ditemukan bagian yang menyilang dengan apendiks serta perluasan dari apendiks yang mengalami inflamasi serta adanya pelebaran sekum.

DIAGNOSIS BANDING
Kelainan

Gastrointestinal Urologi Obgyn

Kelainan

Kelainan

TATALAKSANA

Bila dari hasil diagnosis positif apendisitis akut, maka tindakan yang paling tepat adalah segera dilakukan apendektomi. Apendektomi dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu cara terbuka dan cara laparoskopi.

KOMPLIKASI

Apendisitis adalah penyakit yang jarang mereda dengan spontan dan mempunyai kecenderungan menjadi progresif dan mengalami perforasi. Karena perforasi jarang terjadi dalam 8 jam pertama, observasi aman untuk dilakukan dalam massa tersebut. Tanda-tanda perforasi meliputi meningkatnya nyeri, spasme otot dinding perut kuadran kanan bawah dengan tanda peritonitis umum atau bebas yang terlokalisasi, ileus, demam, malaise, dan leukositosis semakin jelas. Bila perforasi dengan peritonitis umum atau pembentukan abses telah terjadi sejak pasien pertama kali datang, diagnosis dapat ditegakkan dengan pasti.

PROGNOSIS

Dengan diagnosis yang akurat serta pembedahan, tingkat mortalitas dan morbiditas dari penyakit ini sangat kecil. Keterlambatan diagnosis akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas bila terjadi komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai