Anda di halaman 1dari 20

POLIP NASI.

Yi : massa lunak bwarna putih keabuan (gelatinous) yg tdapat di rongga hidung. Berasal dr pbengkakan mukosa hidung yg berisi banyak cairan Interseluler, kemudian tdorong ke dlm rongga hidung o/ faktor gaya berat. Paling sering berasal dr sinus etmoid & biasanya multipel. Polip antrokoanal : polip nasi yg berasal dr sinus maksila masuk ke rongga hidung & mbesar di koana. Etiologi : tbentuk sbg akibat reaksi hipersensitif a/ reaksi alergi pd mukosa hidung.

Rhinologi/TH/2008

Gbr. Massa polip dalam kavum nasi


Rhinologi/TH/2008 2

Rhinologi/TH/2008

Patogenesis :
Tahap awal ditemukan edem mukosa yg meatus medius. Kemudian stroma terisi cairan interseluler mukosa yg sembab menjadi polipoid. Bl proses terus blanjut mukosa yg sembab mbesar & turun ke rongga hidung sambil mbentuk tangkai polip.
Gambaran Klinis: Sumbat hidung menetap, makin lama makin berat. Sumbatan yg hebat dpt timbul hiposmia a/ anosmia. Bl polip menyumbat ostium SPN sinusitis dgn keluhan nyeri kepala & rinorhea. Bl etiologi alergi gejala utama bersin & iritasi hidung.

Rhinologi/TH/2008

Pemeriksaan Fisik: Rinoskopi anterior bedakan dgn konka. Polip btangkai, mudah digerakkan, lunak, tdk nyeri tekan & tdk mudah bdarah. Pemakaian vasokonstriktor tdk mengecil. Sebaliknya dgn konka. Terapi: Polip yg masih kecil konservatif dgn steroid (sistemik, lokal & nasal spray) polipektomi medikamentosa. Polip besar polipektomi.

Rhinologi/TH/2008

KELAINAN SEPTUM : 1. Deviasi septum 2. Hematom Septum 3. Abses Septum 1. Deviasi Septum. Etiologi : - Yg paling sering trauma : waktu partus & dewasa. - Ketidakseimbangan pertumbuhan tulang rawan septum. Bentuk deformitas : - deviasi bentuk huruf C atau S - dislokasi bag. bawah kartil. septum keluar dr krista maksila & masuk ke dalam rongga hidung. - penonjolan tulang a/ tl.rawan septum : Krista : bl memanjang dr depan ke belakang. Spina : bl sangat runcing dan pipih.
Rhinologi/TH/2008 6

Gbr. Septum deviasi


Rhinologi/TH/2008 7

Rhinologi/TH/2008

- sinekia : bl deviasi a/ krista septum melekat dgn konka di hadapannya. Gambaran Klinis : - sumbat hidung (paling sering) unilateral/ bilateral timbul mekanisme kompensasi konka << / >>. - nyeri kepala a/ sekitar mata, penciuman tganggu. - bl menyumbat ostium sinus sinusitis. Terapi : Operatif : - Reseksi submukosa (mukoperikondrium & mukoperiosteum kedua sisi dilepaskan dr tl.rawan & tl. septum), bagian tulang a/ tl.rawan septum diangkat. - Septoplasti tulang rawan yg bengkok direposisi,hanya bagian yg blebihan yg dikeluarkan.
Rhinologi/TH/2008 9

2. Hematom Septum.
Akibat trauma, pbuluh darah submukosa pecah & darah bkumpul di antara perikondrium & tl.rawan septum mbentuk hematom pd septum. Gambaran Klinis : - sumbat hidung & nyeri. - rinoskopi anterior : pbengkakan unilateral a/ bilateral pd septum bag.depan bbentuk bulat, licin & bwarna merah. pbengkakan dpt meluas smp ke dinding lateral hidung obstruksi total. Terapi : - punksi insisi drainase hematom. Komplikasi : - abses septum & deformitas hidung (sadle nose).
Rhinologi/TH/2008 10

Rhinologi/TH/2008

Gbr.Hematom septum

11

Gbr.Hematom setum
Rhinologi/TH/2008 12

3. Abses Septum. Sebagian besar disebabkan o/ trauma yg tdk disadari o/ Os. Sering didahului o/ hematom septum yg disertai infeksi o/ kuman abses. Gambaran Klinis : - hidung sumbat progresif & nyeri berat di puncak hidung, - demam & sakit kepala. - rinoskopi anterior : pbengkakan septum yg bbentuk bulat dgn permukaan yg licin. Terapi : - insisi drainase abses + antibiotik dosis tinggi. Komplikasi : - destruksi tl. rawan septum perforasi septum a/ sadle nose. - bisa ke intra kranial a/ septikemia.
Rhinologi/TH/2008 13

Rhinologi/TH/2008

14

5.PENYAKIT HIDUNG KARENA KELAINAN DEGENERATIF


Wageners Granulomatosis.

Adalah suatu vaskulitis spesifik yg bpotensi fatal dgn etiologi yg belum diketahui diduga akbt pros.otoimun. Menyerang pria dan wanita. Ciri khas: 1. lesi granulomatosa,nekrosis fokal pd sal. nafas. 2. nekrosis fokal vaskuler sisitemik. 3. glomerulonefritis nekrotisasi fokal. Gambaran Klinis: - flu yg blangsung lama & bloody rhinorrhea. - sinusitis bulang, krusta pd hidung & hidung pelana. - epistaksis - sumbatan hidung progresif & OMSK. Rhinologi/TH/2008 15

Labotarorium: - tdk ada uji lab yg bsifat diagnostik - tdp anemia ringan dgn LED yg meningkat. - kelainan urin bl mengenai organ ginjal. Diagnosis: - bdasarkan biopsi jaringan granuloma nekrotisasi & vaskulitis yg luas. Terapi: steroid & siklofosfamid

Rhinologi/TH/2008

16

6. KELAINAN HIDUNG KONGENITAL. Choanal Atresia / Stenosis. Etiologi akbt kegagalan resorpsi dr membrana nasobukal. Kejadian 1 per 5000 kelahiran hidup. Laki-laki : Wanita = 2 : 1. Unilateral : bilateral = 2 : 1. 50 % penderita mempunyai kelainan kongenital lain. Atresia bisa berupa: - tulang - bony-membranous atau membranous - sebagian besar bony-membranous Berhubungan dgn CHRGE :
-C -H -R -G Rhinologi/TH/2008 -E : coloboma retina : heart defects : retardation of growth & development & CNS anomalies : genitourinary anomalies : ear abnormalities including hearing loss

17

Cyclical cyanosis: With airway obstruction & cyanosis at rest & resolution with crying & agitation (when child is in open mouth position) Tipikal anak dgn atresia koana bilateral. Atresia unilateral bhubungan dgn obstruksi & rinorhea puruLen unilateral. Diagnosis: classic clinical finding kateter 8 Fr tdk bisa masuk Nasofaringoskopi fiber optik visualisasi koana. CT Scan koana.

Rhinologi/TH/2008

18

Management: Oral airway may be helpful in maintaining a patent airway while the infant is an obligate nose breather. Early surgical repair for bilateral choanal atresia is advocated. Unilateral atresia can be repaired later in childhood, usually prior to starting to school. Surgical approach: - endoscopic - transpalatal - transnasal - transseptal

Rhinologi/TH/2008

19

Rhinologi/TH/2008

20

Anda mungkin juga menyukai