Anda di halaman 1dari 69

LOGO

Presentasi makalah

KASUS LOG BOOK PENDIDIKAN GIGI DAN MULUT


OLEH : SOFINA KUSNADI G9911112132

PEMBIMBING : Dr. PRADIPTO SUBIYANTORO, drg., Sp.BM


KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2013

KELAINAN GENETIK DAN KONGENITAL

ANODONTIA
DEFINISI
Kelainan kongenital di mana semua benih gigi tidak terbentuk

KLASIFIKASI
Anodontia Vera : kelainan yang secara umum digambarkan dengan keadaan tidak tumbuhnya semua gigi, dan sangat jarang terjadi dalam bentuk kelainan tunggal tanpa abnormalitas lain Anodontia Parsial : Hipodontia : kelainan genetik yang melibatkan absennya 1 hingga 6 gigi. Oligodontia :kondisi di mana lebih dari 6 gigi hilang/ tidak tumbuh.

KELAINAN GENETIK DAN KONGENITAL

ANODONTIA
Lingkungan : infeksi (misal: rubella, osteomielitis), trauma, obat-obatan (misal: thalidomide), kemoterapi atau radioterapi. : mutasi beberapa gen

ETIOLOGI
Genetik

DIAGNOSIS 3

Membutuhkan pemeriksaan radiografik untuk memastikan memang semua benih gigi benar-benar tidak terbentuk

3 TERAPI

Pembuatan dan pemasangan gigi prostetik.

KELAINAN GENETIK DAN KONGENITAL

Visualisasi
A

Anodontia

Hipodontia

Oligodontia

KELAINAN GENETIK DAN KONGENITAL

IMPACTED TEETH
Menurut Grace : gigi yang mempunyai waktu erupsi yang terlambat dan tidak menunjukkan tanda-tanda untuk erupsi secara klinis dan radiografis
Menurut Londhe : keadaan dimana terhambatnya erupsi gigi yang disebabkan karena terhambatnya jalan erupsi atau posisi ektopik dari gigi tersebut Menurut Sid Kirchheimer : gigi yang tidak dapat erupsi seluruhnya atau sebagian karena tertutup oleh tulang, jaringan lunak atau kedua-duanya.

Etiologi

Kausa Umur

Kausa Lokal

Kausa prenatal

Kausa Postnatal

Kelainan Pertumbuhan

Posisi gigi abnormal

Penebalan Kekurangan Tulang Tempat

KELAINAN GENETIK DAN KONGENITAL

Klasifikasi Menurut Pell & Gregory


Berdasarkan hubungan antara molar ketiga dengan batas depan ramus mandibula dan molar kedua:

,
Kelas I : Ukuran mesio-distal molar ketiga lebih kecil dibandingkan jarak antara distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula. Kelas II: Ukuran mesio-distal molar ketiga lebih besar dibandingkan jarak antara distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula. Kelas III: tidak terdapat jarak antara distal gigi molar kedua dengan ramu mandibula sehingga kurangnya ruang yang absolut

KELAINAN GENETIK DAN KONGENITAL

Klasifikasi Menurut George Winter


Berdasarkan kedalaman molar ketiga di dalam rahang:
Posisi A: Permukaan oclusal gigi molar ketiga berada setinggi molar kedua. Posisi B: Permukaan oclusal gigi molar ketiga berada diantara garis oklusal dan garis servikal molar kedua. Posisi C: Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada dibawah garis servikal molar kedua

KELAINAN GENETIK DAN KONGENITAL

Klasifikasi Menurut Archer dan Kruger


Berdasarkan posisi gigi molar ketiga terhadap gigi molar kedua:

1. Mesioangular 2. Distoangular 3. Vertical 4. Horizontal 5. Buccoangular 6. Linguoangular 7. Inverted

KELAINAN GENETIK DAN KONGENITAL

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan radiografik

Terapi

pencabutan gigi dengan pembedahan (odontektomi)

KELAINAN GENETIK DAN KONGENITAL

RADIOGRAFI PANORAMIK IMPACTED GIGI

KELAINAN GENETIK DAN KONGENITAL

MALOKLUSI
Oklusi berkontaknya facies oklusal gigi rahang atas dan rahang bawah saat kedua rahang menutup

Maloklusi merupakan bentuk oklusi yang menyimpang berupa kelainan susunan gigi geligi rahang atas dan bawah yang berhubungan saat kedua rahang menutup
Faktor luar : Herediter, kelainan kongenital, perkembangan atau pertumbuhan yang salah pada masa prenatal dan postnatal, trauma,

Etiologi
Faktor dalam : anomali jumlah gigi seperti adanya gigi berlebihan (dens supernumeralis) atau tidak adanya gigi (anodontis), anomali ukuran dan bentuk gigi

KELAINAN GENETIK DAN KONGENITAL

Klasifikasi menurut edward angel


Title
Kelas I. Neutroklusi Mesiobukal gigi molar pertama tetap rahang atas berada pada buccal groove dari molar pertama tetap rahang bawah. Crowding atau spacing mungkin terlihat Kelas II. Distlokusi mesiobukal gigi molar pertama tetap rahang atas letaknya lebih ke anterior daripada buccal groove gigi molar pertama tetap rahang bawah.

Kelas III. Mesioklusi mesiobukal gigi molar pertama tetap rahang atas letaknya lebih ke posterior dari buccal groove gigi molar pertama tetap rahang bawah.

Terapi : alat cekat, bedah orthognatik.

KELAINAN GENETIK DAN KONGENITAL

MICRONAGTHIA
Istilah untuk menyebut rahang yang lebih kecil dari ukuran normal. Terapi :

operasi orthognathic untuk memperluas maksila dan mandibula.

KELAINAN GENETIK DAN KONGENITAL

MACRONAGTHIA
Kondisi di mana ukuran rahang lebih

besar dari normal. Etiologi: gigantisme pituitari Pagets disease pada tulang akromegali beberapa bentuk displasia fibrosa. Terapi : operasi orthognathic untuk mengecilkan maksila dan mandibula.

KELAINAN GENETIK DAN KONGENITAL

LABIAL DAN PALATAL CLEFT


Bibir sumbing (labial cleft) adalah kelainan berupa celah pada bibir atas yang didapatkan seseorang sejak lahir. Bila celah berada pada bagian langit-langit rongga mulut (palate), maka kelainan ini disebut

cleft palate.

Etiologi :
genetik lingkungan
1 -> 4% 2 -> 17% Defisiensi suplemen gizi Zat teratogenik

KELAINAN GENETIK DAN KONGENITAL

TERAPI
Terapi : operasi untuk menutup celah di bibir dan langitlangit mulut
Operasi untuk menutup celah di bibir: bayi berusia lebih dari 10 minggu berat badan minimal 4,5 kg (10 pound) Hb sekurang-kurangnya 10 mg/dl. Operasi untuk menutup celah pada langitlangit rongga mulut : >6 bulan atau sebelum anak mulai bicara untuk mencegah terganggunya perkembangan bicara. Paling banyak dilakukan saat usia 8-12 bulan Saat anak bertambah dewasa, operasi operasi lain mungkin diperlukan untuk memperbaiki penampilan dari bibir dan hidung serta fungsi dari langit-langit rongga mulut. Untuk memperbaiki kesulitan dalam berbicara, anak nantinya dapat menjalani terapi bicara

dengan ahli terapi bicara

FOKUS INFEKSI

DEBRIS
Materi lunak yang terdapat pada gigi yang terdiri dari biofilm, materi alba, dan sisa makanan. Klasifikasi : Food retention food impaction. Terapi : menjaga kebersihan gigi.

Company Logo

www.themegallery.com

PLAQUE
Deposit lunak terakumulasi pada gigi. Plak yang mengalami kalsifikasi akan membentuk kalkulus. Plak yang tidak dibersihkan dapat menyebabkan cavitas (caries) atau gangguan periodontal seperti ginggivitis dan periodontitis.
Company Logo

www.themegallery.com

Pembentukan plak : pembentukan pelikel kolonisasi awal pada permukaan gigi kolonisasi sekunder dan pematangan plak Diagnosis : Skor plak gigi (Loe and Silness, 1964): 0-3 Kategori skor plak Loe and Silness: 0 : sangat baik 0,1 - 0,9 : baik 1,0 - 1,9 : sedang 2,0 - 3,0 : buruk Terapi : sikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung flouride dan mengatur pola makan.
Company Logo

www.themegallery.com

CALCULUS
Karang gigi adalah lapisan kerak berwarna kuning yang menempel pada gigi dan terasa kasar, yang dapat menyebabkan masalah pada gigi. Kalkulus terbentuk dari dental plak yang mengeras pada gigi dan menetap dalam waktu yang lama
Company Logo

www.themegallery.com

Etiologi: streptococcus dan anaerob Diagnosis : Calculus Index Simplified (0-3) Kriteria CI sebagai berikut : 0,0-0,6 = Baik 0,7-1,8 = Sedang 1,9-3,0 = Buruk Terapi : Scalling dan root planning

Company Logo

www.themegallery.com

DENTAL DECAY
suatu proses kronis regresif

pembentukan asam microbial dari substrat keseimbangan antara email dan sekelilingnya terganggu

larutnya mineral email

destruksi komponen komponen organik yang akhirnya terjadi kavitas


Company Logo

www.themegallery.com

Etiologi:
komponen gigi dan saliva Mikroorganisme Makanan waktu.

Terapi :
Penambalan perawatan saluran akar ektraksi gigi.

Company Logo

www.themegallery.com

PULPITIS
Peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri. Etiologi :
Pembusukan gigi, trauma gigi, pengeboran gigi selama proses perawatan gigi. Paparan cairan yang men-demineralisasi gigi, pemutih gigi, asam pada makanan dan minuman. Infeksi, baik yang menyerang ruang pulpa maupun infeksi yang berasal dari abses gigi.

Company Logo

www.themegallery.com

Klasifikasi:
Pulitis reversibel yaitu peradangan pulpa awal sampai sedang akibat rangsangan. Pulpitis irreversibel yaitu radang pulpa yang dicirikan oleh kepekaan berkepajangan terhadap dingin / panas.

Terapi : 1). Pulpitis reversibel : penambalan 2). Pulpitis ireversibel : menghilangkan rasa sakit dan perawatan saluran akar.
Company Logo

www.themegallery.com

PERIODONTITIS
Peradangan atau infeksi pada jaringan penyangga gigi (jaringan periodontium). Tanda periodontitis:
1. 2. 3. 4. gusi berdarah saat menggosok gigi, gusi berwarna merah, bengkak dan lunak, terlihat adanya bagian gusi yang turun dan menjauhi gigi, terdapat nanah diantara gigi dan gusi, gigi goyang.

5.

Company Logo

www.themegallery.com

Root planing dan kuretase, yaitu pengangkatan plak dan jaringan yang rusak dan mengalami peradangan di dalam poket dengan menggunakan kuret. Bila dengan kuretase tidak berhasil, maka perlu dilakukan gingivectomy. Operasi dengan teknik flap, yaitu prosedur pembukaan jaringan gusi, menghilangkan kotoran dan jaringan yang meradang di bawahnya. Antibiotik untuk menghentikan infeksi pada gusi dan jaringan di bawahnya.
Company Logo

www.themegallery.com

GINGGIVITIS

Proses inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi (ginggiva) tanpa adanya kerusakan tulang

Company Logo

www.themegallery.com

Diagnosis:
warna merah atau merah keunguan bagian tepinya bengkak ada eksudat mudah berdarah saat sikat gigi gusi bengkak konsistensinya empuk/ lunak kadang nyeri nafas bau tampak timbunan plak pada gigi.

Terapi : mengatasi kondisi yang menyebabkan dan memperburuk gingivitis plak dibersihkan dan menjaga kebersihan mulut
Company Logo

www.themegallery.com

CANDIDIASIS ORAL
Penyakit pada rongga mulut berupa lesi

merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Kandida sp, dimana Kandida albikan merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab utama.
Etiologi : faktor lokal : perubahan epitel barier

mukosa, kondisi saliva, penurunan sistem fagosit, morfogenesis mikroorganisme


faktor sistemik : imunokompromised,

defisiensi
iatrogenik : antibiotik, kortikosteroid,

kemoterapi, merokok
Company Logo

www.themegallery.com

Klasifikasi : PRIMER Candidosis pseudomembran akut Berupa lesi putih pada mukosa oral yang dapat diangkat dengan kerokan halus dan meninggalkan mukosa yg eritematous Sering pada gizi kurang dan immunocompromized Candidosis eritematous akut Disebabkan karena penggunaan antibiotik spektrum luas Lesi kemerahan di dorsum lidah dan palatum Nyeri terus menerus Candidosis eritematous kronis Lesi atrofik sering dikaitkan dengan keilitis angular Sering pada HIV atau AIDS Candidosis hiperplastik kronis (candidal leukoplakia) Lesi homogen atau putih nodular yang tidak hilang dengan kerokan Berhubungan dengan perubahan ke arah keganasan
Company Logo

www.themegallery.com

Gambaran klinis bentuk primer candidosis oral: candidosis pseudomembranous akut (kiri atas), candidosis eritematous kronik (kanan atas), candidosis eritematous akut (kiri bawah) dan candidosis hiperplastik kronik (kanan bawah). Company Logo

www.themegallery.com

SEKUNDER Keilitis angular Lesi timbul pada sudut mulut Sering terjadi pada pasien kandidiasis oral dimana jumlah candida meningkat

Median rhomboid glossitis Kondisi kronik berupa lesi kristal di posterior midline dorsum lidah Sering pada penggunaan steroid inhaler atau perokok

Company Logo

www.themegallery.com

Diagnosis
Anamnesa
Keluhan pada rongga mulut : rasa tidak nyaman, rasa terbakar, sakit, pedih. Pemeriksaan fisik Gambaran klinis lesi

Terapi : antifungal

Company Logo

www.themegallery.com

TEMUAN KASUS BANGSAL Nama Umur Alamat : Tn. S : 66 tahun : Durenrejo, Sempu Andong, Boyolali, Jawa Tengah Bangsal : Melati 1 Masuk Rumah Sakit : 9 Januari 2013 Tanggal pemeriksaan : 10 januari 2013
Company Logo

www.themegallery.com

Company Logo

www.themegallery.com

ANAMNESIS
Keluhan Utama Bercak putih di mulut Riwayat Penyakit Sekarang Pasien merupakan rujukan dari RS Boyolali dengan suspek B20. Pasien saat ini dirawat di bagian penyakit dalam RSDM dengan diagnosis B 20. Pasien mengeluh sariawan yang tidak sembuhsembuh 1 bulan ini. Sariawan makin lama makin banyak. Kurang lebih 1 minggu ini pada rongga mulut pasien dan sebagian bibirnya terdapat bercak putih tebal yang sulit hilang. Pasien juga mengalami kesulitan menelan. Selain itu, pasien mengalami diare 3-4 kali per hari. Dalam satu bulan terakhir pasien mengalami penurunan berat badan lebih dari 5 kg. Pasien sering merasakan lemas saat beraktifitas yang membaik dengan beristirahat. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat hipertensi, jantung, diabetes mellitus, alergi

: (-)

Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat penyakit serupa, hipertensi, jantung, diabetes mellitus, alergi : (-) Riwayat Kebiasaan Riwayat seks bebas Riwayat penggunaan narkoba : (-)

: (+)
Company Logo

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum Kesadaran Gizi Vital sign Kulit Kepala Mata Telinga Hidung Mulut Tenggorokan Leher Thorax Jantung Paru Abdomen Extremitas

www.themegallery.com

: lemah : compos mentis : kesan kurang : Tekanan darah : 100/70 mmHg Nadi : 85 x/menit oC Frekuensi napas : 20 x/menit Suhu : 36,0 : warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), patechie (-), venectasi (-), spider nevi (-), turgor baik (+) : bentuk mesocephal, luka (-), rambut warna hitam : cekung (-/-), conjungtiva pucat(-/-), sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm), oedem palpebra (-/-) : sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-) : napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-) : bibir kering(-), sianosis (-), mukosa pucat(-), gusi berdarah (-), oral thrush (+), mouth ulcer (-), stomatitis (+) : tonsil hiperemis (-), faring hiperemis (-) : simetris, trakea di tengah, KGB servikal membesar (-), : normochest, simetris, retraksi supraternal (-), spider nevi (-), pernapasan tipe thoraco-abdominal, : HR 88 x/menit, reguler, BJ I-II intensitas normal, bising (-) : SDV (+/+), RBK (-/-) : supel, nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba :oedem (-/-), akral dingin (-/-), luka (-/-)

Company Logo

www.themegallery.com

STATUS ORAL
Ekstra oral : Mandibula Maksila Lips : simetris : simetris : terdapat bercak putih di mukosa labial atas dan bawah bagian dalam

Intra oral

: Lingua Left buccal Right buccal Upper ginggiva Lower ginggiva Palatum

: Leukoplakia : Leukoplakia : Leukoplakia : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : Leukoplakia

Oral hygiene : Buruk

Company Logo

www.themegallery.com

DIAGNOSIS
1. B 20 stadium III dengan - Oral thrush - PPE - TB paru BTA (-) lesi luas kasus baru dalam terapi OAT minggu ke-2 2. Anemia mikrositik hipokromik et causa defisiensi Fe 3. Hipoalbumin 4. Hiponatremia berat 5. Hipokalsemia 6. Compensated cordis dengan hipotensi (perbaikan) 7. Peningkatan enzim transaminase dd non viral, suspek DIH viral

Company Logo

www.themegallery.com

TERAPI
Bed rest tidak total O2 3 lpm Diet TKTP extra putih telur 3xII, lunak Infus NaCl 0,9% 20 tpm Injeksi Ceftiaxone 2 gr/ 24 jam Inj Ranitidin 50 mg/ 12 jam Cotrimoxazole 960 mg 2x1 Nystatin drop 3x1 Vitamin B complex 3 x 1 CaCO3 3x1 Sulfas ferrous 3x200 mg Curcuma 3x1

Company Logo

www.themegallery.com

MOUTH ULCER

Merupakan luka terbuka ( berupa ulkus) pada mukosa atau epitel bibir atau sekitar mulut. Ulkus adalah defek lokal atau ekskavasasi permukaan jaringan atau organ, yang lebih dalam dari jaringan epitel.

Company Logo

www.themegallery.com

ETIOLOGI
Trauma Luka fisik Luka akibat zat kimia Smoking cessation
Infeksi Virus (herpes simplex) Bakteri Fungi Protozoa

Sistem imun
Imunodefisiensi (kemotherapi, HIV) Autoimun Alergi

Diet
Defisiensi vitamin C

Company Logo

www.themegallery.com

Klasifikasi : Ulkus akibat reaksi obat (stomatitis medikamentosa) : Berbagai macam obat dapat menyebabkan timbulnya ulkus di mukosa mulut Aphta : ulkus kecil berbentuk oval atau bulat, yang dilapisi eksudat abu-abu dan dikelilingi halo berwarna merah, yang merupakan karakteristik dari stomatitis aphtosa rekuren. Minor aphta Mayor aphta Ulkus herpetiformis : multipel dengan ukuran pin point yang nantinya membesar dengan bentuk irregular Sindroma brechets : ulkus berulang Eritema multiformis : Riwayat ulkus berulang pada bibir yang diawali dengan makula eritematosa berisi cairan yang saat pecah bentuknya ireguler, meluas, dan nyeri dengan adanya cairan eksudat serosanguinosa yang nantinya menjadi krusta Terapi : Lesi oral spesifik Lesi oral non spesifik

Company Logo

www.themegallery.com

Stomatitis medikamentosa

Aphta minor

Aphta mayor

Ulkus herpetiformis

Sindroma behcets

Eritema multiformis
Company Logo

www.themegallery.com

TEMUAN KASUS BANGSAL Nama Umur Alamat : Tn. P : 33 tahun : Mertaudan RT 7/9 Mojosongo, Jebres, Surakarta, Jateng Bangsal : Melati 1 Masuk rumah sakit : 17 januari 2013 Tanggal pemeriksaan : 21 Januari 2013
Company Logo

www.themegallery.com

Company Logo

www.themegallery.com

ANAMNESIS
Keluhan Utama Rasa terbakar di bibir bawah disertai luka Riwayat Penyakit Sekarang Pasien dirawat di bagian penyakit dalam RSDM dengan diagnosis B 20. Selama 6 bulan ini pasien mendapatkan pengobatan ARV. Kurang lebih 5 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh demam terus-menerus. Demam berkurang jika pasien minum obat penurun panas. Demam kembali dirasakan pasien jika efek obatnya hilang. Demam disertai dengan keluhan nyeri telan dan batuk, tetapi tidak pilek. Kurang lebih 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien merasakan rasa terbakar di bibir bawahnya yang diikuti munculnya luka berbentuk bulat berwarna putih dengan tepi kemerahan dan bertambah lebar. Pasien merasakan perih, panas, dan rasa terbakar pada luka tersebut. Sejak luka tersebut muncul, nafsu makan pasien makin menurun. Pasien mengaku tidak pernah tergigit di daerah bibirnya sebelumnya. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat sakit serupa : (+) Riwayat hipertensi, alergi, diabetes mellitus : (-) Riwayat pengobatan VCT : 6 bulan Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat penyakit serupa, hipertensi, diabetes mellitus, alergi : (-) Riwayat Kebiasaan Riwayat seks bebas : (+) Riwayat narkoba : (-)

Company Logo

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum Kesadaran Gizi Vital sign Kulit Kepala Mata Telinga Hidung Mulut Tenggorokan Leher Thorax Jantung Paru Abdomen Extremitas

www.themegallery.com

: lemah : compos mentis : kesan kurang : Tekanan darah : 120/70 mmHg Nadi : 88 x/menit oC Frekuensi napas : 20 x/menit Suhu : 37,4 : warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), patechie (-), venectasi (-), spider nevi (-), turgor baik (+) : bentuk mesocephal, luka (-), rambut warna hitam : cekung (-/-), conjungtiva pucat(-/-), sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm), oedem palpebra (-/-) : sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-) : napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-) : bibir kering(-), sianosis (-), mukosa pucat(-), gusi berdarah (-), oral thrush (-), mouth ulcer (+) : tonsil hiperemis (-), faring hiperemis (-) : simetris, trakea di tengah, KGB servikal membesar (-), : pigeonchest, simetris, retraksi supraternal (-), spider nevi (-), pernapasan tipe thoraco-abdominal, : HR 88 x/menit, reguler, BJ I-II intensitas normal, bising (-) : SDV (+/+), RBK (-/-) : supel, nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba :oedem (-/-), akral dingin (-/-), luka (-/-), PPE (+/+)

Company Logo

www.themegallery.com

STATUS ORAL
Ekstra oral : Mandibula : simetris Maksila : simetris Lips : terdapat mouth ulcer di mukosa labial bawah diameter kurang lebih 10 mm : Lingua Left buccal Right buccal Upper ginggiva Lower ginggiva Palatum : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan

Intra oral

Oral hygiene : sedang

Company Logo

www.themegallery.com

DIAGNOSIS 1. B 20 dalam terapi ARV dengan - PPE (+) - Penurunan berat badan - Diare (+) 6 bulan 2. Febris 5 hari dd ISPA, ISK 3. Anemia sedang 4. Hipoalbumin

Company Logo

www.themegallery.com

TERAPI Bedrest tidak total Diet TKTP Infus NaCl 0,9% 20 tpm Nystatin drop 3x2 tetes Nevirol 2x1 Duviral 2x1 Cotrimoxazol 960 mg 2x1

Company Logo

www.themegallery.com

GLOSITIS
Suatu peradangan pada lidah. Glossitis

bisa terjadi akut atau kronis. Etiologi: lokal sistemik. Pemeriksaan: lidah bengkak (atau patch pembengkakan) Para nodul pada permukaan lidah (papila) mungkin tidak ada Tes darah bisa mengkonfirmasi sistemik penyebab gangguan tersebut. Terapi : mengurangi peradangan.
Company Logo

www.themegallery.com

TEMUAN KASUS BANGSAL Nama Umur Alamat : Tn. T : 61 tahun : Sanggrahan RT 1 RW 6 Wonogiri, Jawa Tengah Bangsal : Melati 1 Masuk rumah sakit : 3 januari 2013 Tanggal pemeriksaan : 10 Januari 2013
Company Logo

www.themegallery.com

Company Logo

www.themegallery.com

ANAMNESIS
Keluhan Utama Lidah bengkak Riwayat Penyakit Sekarang Pasien dirawat di bagian penyakit dalam RSDM dengan diagnosis Congestive Heart Failure NYHA IV. Pasien merupakan rujukan dari RS Wonogiri. Pasien dibawa ke RS karena sesak nafas sejak 20 hari sebelum masuk rumah sakit dan memberat pada 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Sejak 3 hari yang lalu lidah pasien bengkak, berwarna merah gelap, dan nyeri. Pasien kesulitan mengunyah, menelan atau untuk bercakap cakap. Pasien sudah tidak punya gigi sehingga seharihari memakai gigi palsu. Lidah pasien tidak tergigit sebelumnya. Selama di RS, pasien tidak pernah berkumur atau menyikat area rongga mulut. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat hipertensi Riwayat diabetes mellitus Riwayat alergi Riwayat sakit ginjal

: (-) : 13 tahun, tidak kontrol teratur : (-) : tidak diketahui

Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat penyakit serupa, hipertensi, jantung, diabetes mellitus, alergi : (-) Riwayat Kebiasaan Pasien merupakan perokok sejak remaja ( usia 15 tahun)

Company Logo

www.themegallery.com

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum Kesadaran Gizi Vital sign : lemah, tampak sesak : compos mentis : kesan cukup : Tekanan darah : 90/60 mmHg Nadi : 100 x/menit Frekuensi napas : 30 x/menit Suhu : 37,6 oC Kulit : warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), patechie (-), venectasi (-), spider nevi (-), turgor baik (+) Kepala : bentuk mesocephal, luka (-), rambut warna hitam Mata : cekung (-/-), conjungtiva pucat(-/-), sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm), oedem palpebra (-/-) Telinga : sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-) Hidung : napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-) Mulut : bibir kering(-), sianosis (-), mukosa pucat(-), gusi berdarah (-), oral thrush (-), mouth ulcer (-), lidah bengkak (+) Tenggorokan : tonsil hiperemis (-), faring hiperemis (-) Leher : simetris, trakea di tengah, KGB servikal membesar (-), Thorax : normochest, simetris, retraksi supraternal (-), spider nevi (-), pernapasan tipe thoraco-abdominal Jantung : HR 100 x/menit, reguler, BJ I-II intensitas normal, bising (-), batas jantung kesan melebar ke caudolateral Paru : SDV (+/+), RBK (+/+) , fremitus raba melemah di kanan dan kiri Abdomen : supel, nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba Extremitas :oedem - + akral dingin + + -

Company Logo

www.themegallery.com

STATUS ORAL
Ekstra oral : Mandibula Maksila Lips : Lingua Left buccal Right buccal Upper ginggiva Lower ginggiva Palatum : simetris : simetris : tidak ada kelainan : bengkak, hiperemis : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan

Intra oral

Oral hygiene : sedang

Company Logo

www.themegallery.com

DIAGNOSIS CHF NYHA IV Diabetes mellitus tipe II No obese Efusi pleura bilateral Oedem pulmo dd pneumonia Peningkatan enzim transaminase Konstipasi dd ileus paralitik Hernia inguinalis Azotemia dd AKI dd Akut on CKD
Company Logo

www.themegallery.com

TERAPI Bedrest tidak total O2 3 lpm Diet rendah garam 1300 kkal Injeksi Furosemid 1 amp/ 8 jam Injeksi Ceftriaxone 2 gr/ 24 jam Curcuma 3x1 Vitamin B complex 3x1

Company Logo

www.themegallery.com

NON CANCEROUS GROWTH


Pertumbuhan non-kanker

pada rongga mulut. Massa rongga mulut yang biasa terjadi termasuk di dalamnya adalah sariawan. Tipe lain dari massa pada rongga mulut termasuk papiloma, lipoma, dan fibroma.
Company Logo

www.themegallery.com

LEUKOPLAKIA
Lesi putih keratosis berupa

bercak atau plak pada mukosa mulut yang tidak dapat diangkat dari mukosa mulut secara usapan atau kikisan. Etiologi : Faktor lokal : tembakau, alkohol, iritasi mekanis dan kemis, reaksi elektrogalvanik dan kandidiasis. Faktor sistemik : defisiensi vitamin A, vitamin B kompleks, sifilis tertier dan anemia siderofenik.
Company Logo

www.themegallery.com

Klasifikasi: Homogenous leukoplakia

(leukoplakia kompleks) Nodular leukoplakia (bintik-bintik) : Dua pertiga dari kasus menunjukkan tanda-tanda displasia epitel atau karsinoma pada pemeriksaan histopatologik. Verrucous leukoplakia : cenderung berubah menjadi ganas

Company Logo

www.themegallery.com

DIAGNOSIS
Anamnesa
Usia, jenis kelamin, kebiasaan sehari-hari.

Pemeriksaan klinis Awalnya, lesi tidak teraba saat perabaan, agak bening dan putih keruh Plak meninggi, lesi warna putih kabur Lesi menjadi tebal, berwarna putih, membentuk pengerasan.
Terapi :

Pemberian beta karoten dapat memperlambat perkembangan penyakit

Company Logo

www.themegallery.com

ORAL SQUAMOUS CELL CARSINOMA


Anamnesa
Usia, jenis kelamin, kebiasaan sehari-hari.

Pemeriksaan klinis
Awalnya, lesi tidak teraba saat perabaan, agak bening dan putih keruh Plak meninggi, lesi warna putih kabur Lesi menjadi tebal, berwarna putih, membentuk pengerasan.
Terapi :

Pemberian beta karoten dapat memperlambat perkembangan penyakit


Company Logo

www.themegallery.com

Klasifikasi :

Sistem yang dipakai untuk klasifikasi karsinoma sel skuam osa adalah klasifikasi TMN dari America Joint Committe for Cancer and End Result Reporting (AJCSS).
T tumor primer N metastasis kelenjar N0 : kelenjar positif tidak ada N1 : secara klinis teraba kelenjar limfe servikal homolateral dan tidak melekat, suspek terjadi metastase N2 : secara klinis teraba kelenjar limfe cervical kontralateral atau bilateral dan tidak melekat, suspek terjadi metastase N3 : secara klinis limfonoid teraba dan melekat, suspek terjadi metastase M metastasis jarak jauh M0 : tidak ada metastasis jauh M1 : adanya metastasis jauh

Tls T1 T2
T3 T4

: karsinoma in situ : tumor <2 cm : tumor >2 dan <4 cm : tumor >4 cm : tumor >4 cm dengan invasi jaringan sekitarnya

Company Logo

www.themegallery.com

KELOMPOK STADIUM KEGANASAN


Stadium I II III TNM T1 N0 M0 T2 N0 M0 T3 N0 M0 T1 N1, T2 N1, M0 Keterangan Tumor <2 cm dan tidak ada metastasis kelenjar maupun metastasis jarak jauh Tumor >2 cm dan <4 cm dan tidak ada metastasis kelenjar maupun mestasis jarak jauh tumor >4 cm dan tidak ada metastasis kelenjar maupun metastasis jarak jauh tumor <2cm, metastasis kelenjar dan tidak melekat, tidak ada metastasis jauh tumor >2 cm dan <4 cm, metastasis kelenjar dan tidak melekat, tidak ada metastasis jarak jauh

IV

T4 N0, N1, N2, N3, M0 Setiap M1

tumor >4 cm dengan invasi jaringan sekitarnya, tidak ada metastase kelenjar, tidak ada metastase jarak jauh. tumor >4 cm dengan invasi jaringan sekitarnya, eraba kelenjar limfe servikal homolateral dan tidak melekat, tidak ada metastase jarak jauh. tumor >4 cm dengan invasi jaringan sekitarnya, teraba kelenjar limfe cervical kontralateral atau bilateral dan tidak melekat, tidak ada metastase jarak jauh. tumor >4 cm dengan invasi jaringan sekitarnya, limfonoid teraba dan melekat, tidak ada metastase jarak jauh. Setiap ditemukan metastasis jarak jauh
Company Logo

www.themegallery.com

XEROSTOMIA
Kondisi yang berhubungan dengan penurunan penghasilan saliva dan perubahan dalam komposisi saliva seperti saliva menjadi kental. Etiologi: Obat-obatan Usia Terapi radiasi leher dan kepala Gangguan pada kelenjar saliva Keadaan fisiologis Diagnosis: Rasa tidak enak pada mulut Halitosis Sakit pada lidah Kering dan pecah-pecah pada lidah dan bibir Terapi : mengendalikan faktor penyebab

Company Logo

Anda mungkin juga menyukai