Gambar Uvea
Iridosiklitik
Iritis adalah peradangan yang terbatas pada bilik mata
depan. Iritis yang disertai dengan peradangan pada badan siliar = uveitis anterior (iridosiklitis)
Epidemiologi
Menurut American Optometric Association (AOA), Di
Amerika Serikat ditemukan angka kejadian uveitis anterior adalah 8-12 orang dari 100.000 penduduk per tahun. Insidennya meningkat pada usia 20-50 tahun dan paling banyak pada usia sekitar 30-an.
Etiologi
Autoimun (juvenil reumatoid artitis, spondilitis
ankilosa, sindrom reiter, sarkoidosis) Infeksi (sipilis, herpes zoster, herpes simpleks, adenovirus) Keganasan (retinoblastoma, leukimia, limfoma)
Klasifikasi
Berdasarkan secara klinis: Uveitis anterior akut : mendadak dan timbul kurang dari 5 minggu Uveitis anterior kronik: mulainya berangsur angsur dan timbul > 5 minggu Berdasarkan patologi anatomi : Tipe granulomatosa : terdiri dari sel epiteloid dan makrofag Tipe non granulomata : terdiri dari sel plasma dan limfosit
Perisipitat keratik
Pupil Nodus iris Tempat Perjalanan rekurens Synechia posterior
Putih halus
Kecil dan tak teratur Kadang-kadang Uvea anterior akut sering Kadang-kadang
Kelabu besar
Kecil dan tak teratur (bervariasi) Kadang-kadang Uvea posterior kronis Kadang-kadang Kadang-kadang
Patofisiologi
Peradangan uvea unilateral => infeksi/ fenomena alergi( Rx hipersensitifitas) dilatasi pembuluh darah kecil , hiperemi perikorneal (pericorneal vascular injection) Permeabilitas pembuluh darah eksudasi, iris edema, pucat, pupil reflex sampai dgn hilang,pupil miosis Migrasi sel-sel radang dan fibrin ke COA, COA keruh, flare (+) Sel radang menumpuk di COA, hipopion (bila proses akut) Migrasi eritrosit ke COA, hifema (bila proses akut) Sel-sel radang melekat pada endotel kornea (keratic precipitate)
Sel-sel radang, fibrin, fibroblast menyebabkan iris melekat pada kapsul lensa anterior (sinekia posterior) dan pada endotel kornea (sinekia anterior) Sel-sel radang, fibrin, fibroblas menutup pupil (seklusio pupil / oklusio pupil) Gangguan aliran aquous humor dan peningkatan tekanan intra okuler dan terjadi glaukoma sekunder Gangguan metabolisme pada lensa, lensa jadi keruh, katarak komplikata Peradangan menyebar bisa menjadi endoftalmitis dan panoftalmitis
MANISFESTASI KLINIS
1. Gejala subjektif:
Sakit mata : nyeri terutama di bulbus okuli,sakitnya spontan atau pada penekanan di daerah badan siliar. terjadi ketika sedang melihat objek dekat, misal membaca dari jarak dekat Sakit kepala di kening menjalar ke temporal Mata capek dan lelah Mata merah Fotophobia dan lakrimasi Penglihatan kabur
2. Riwayat yang berhubungan dengan uveitis adalah usia, kelamin, suku bangsa penting untuk di catat karena dapat memberikan petunjuk ke arah diagnosis uveitis tertentu. 3. Riwayat pribadi, hubungan seks diluar nikah, penggunaan obat-obatan
Diagnosis
Anamnesis
Mata sakit, merah, sekret (-), silau, pandangan kabur/penurunan tajam penglihatan Perlu ditanyakan mengenai riwayat penyakit sekarang karena dapat menjadi faktor penyebab Pemeriksaan Oftalmologi - visus - perubahan TIO - injeksi silier - keratik presipitat pada kornea - flare pada COA
kreatik presipitat
Pemeriksaan penunjang
Untuk mencari etiologi penyebabnya apabila diagnosis uveitis anterior sudah dapat ditegakkan. Contoh : skin test, foto rontgen, ANA dan lain-lain.
UVEITIS ANTERIOR
KOMPLIKASI
Komplikasi
Katarak subcapsular posterior
Glukoma sekunder Band keratopathi Edema kistoid makuler
PENATALAKSANAAN
Ada 2 tujuan utama penanganan uveitis anterior yaitu; menekan peradangan dan mengistirahatkan iris, badan siliaris untuk mengurangi nyeri serta mencegah memburuknya kondisi 1. Kortikosteroid untuk menekan peradangan 2. Sikloplegik untuk mencegah sinekia,meredakan rasa sakit 3. Terapi spesifik seperti antibiotik/antimikroba: diberikan apabila mikroorganismenya diketahui. Pasien memerlukan tindak lanjut yang baik, dimana pemberian steroid dikurangi perlahan sesuai penurunan reaksi radang hingga tercapai dosis efektif. Jika kondisi membaik, siklopegik dapat dihentikan
Prognosis
Perjalanan penyakit dan prognosis uveitis tergantung
pada banyak hal, sepeti derajat keparahan, lokasi, dan penyebab peradangan. Secara umum, peradangan yang berat perlu waktu lebih lama untuk sembuh serta sering menyebabkan kerusakan intraokuler dan kehilangan penglihatan dibanding peradangan ringan atau sedang. Keterlibatan retina, koroid, atau nervus opticus cenderung memberi prognosis buruk.