Hari Prasetyo
prasetyo.jbr2003@gmail.com
Pendahuluan
Upaya peningkatan produksi dan produktifitas pertanian, membawa konsekwensi Penggunaan tanah secara terus-menerus dan penggunaan pupuk kimia (anorganik) yang berlebihan. Akibatnya kandungan bahan organik tanah merosot tajam (< 2%) dan tanah menjadi tidak subur lagi untuk budidaya tanaman Suatu tanah dikatakan subur, dapat dilihat dari 3 aspek yaitu subur secara fisik, biologi dan kimia. Penggunaan pupuk kimia secara berlebihan hanya mampu mendukung kesuburan kimia. Sebaliknya pupuk organik dapat mendukung ketiganya, yaitu kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah
Pendahuluan
Bahan organik adalah bahan yang berasal dari (a) limbah pertanian (jerami, brangkasan dan sisa panen), (b) limbah non pertanian (sampah kota dan limbah pabrik) dan (c) kotoran hewan Hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau an-aerobik disebut Kompos Proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik tersebut sebagai sumber energi disebut Pengomposan
Memperbaiki struktur tanah, menjadi remah/ gembur sehingga perkembangan akar tanaman optimal dan aerasi udara berjalancar Bahan organik memiliki kemampuan mengikat air (water holding capacity) yang tinggi sehingga dapat mengurangi dampak kekeringan bagi tanaman Meningkatkan kemantapan struktur tanah, sehingga dapat mengurangi erosi tanah permukaan (splash erosion) Permeabilitas dan infiltrasi tanah meningkat sehingga menghindari terjadinya genangan dipermukaan tanah pada waktu hujan
Memperbaiki Sifat BiologiTanah Bahan organik merupakan sumber energi bagi organisme tanah, sehingga aktivitas organisme tanah meningkat Meningkatkan populasi organisme saprofit dalam tanah dan menekan pertumbuhan organisme parasit bagi tanaman Mempercepat proses siklus perombahan hara dalam tanah (misalnya siklus hara Nitrogen, siklus Belerang)
Memperbaiki Sifat Kimia Tanah Meningkatkan kadar unsur hara dalam tanah baik unsur makro maupun makro Meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah Meningkatkan daya adsorbsi unsur hara tersedia dalam tanah sehingga tidak mudah tercuci (leaching)
6
0 Waktu (t)
Tan (1993)
Flemingia macrophyla
Mucuna sp.
Daun Bambu
10
Mudah didekomposisi
Sukar didekomposisi
Metode Pengomposan
11
KECEPATAN
Proses Cepat
Gunakan bahan-bahan secara bebas (banyak tersedia di tempat) Tidak perlu memakai Bioaktifator Bahan yang banyak mengandung lignin bisa dipakai
Gunakan bahan-bahan secara bebas (banyak tersedia di tempat) Gunakan Bio-aktifator Hindari Bahan yang banyak mengandung lignin dan selulosa
Gunakan bahan-bahan yang banyak mengandung unsur hara tertentu (misal N, P atau K) Tidak perlu memakai Bioaktifator Bahan yang banyak mengandung lignin bisa dipakai
Gunakan bahan-bahan yang banyak mengandung unsur hara tertentu (misal N, P atau K) Gunakan Bio-aktifator Hindari Bahan yang banyak mengandung lignin dan selulosa
12
Terpal
Timba
Gula Molase
Kapur
Sisa Tanaman
Bak Kompos
13
Pelaksanaan
Tujuannya untuk Cacah/Potong bahan memperbesar luas sisa tanaman menjadi permukaan sehingga ukuran kecil (5-10 cm) dapat dirombak oleh mikroba lebih cepat Penumpukan bahan selang-seling antara hijauan dan kotoran ternak dalam bak pengomposan Kotoran hewan banyak mengandung mikroba sehingga perombakan akan lebih cepat 14
Pelaksanaan
Tambahkan bio aktifator yang telah dicairkan dan ditambah molase/gula Tutup tumpukan dengan plastik sehingga tidak ada udara bebas yang keluar masuk (anaerob) Molase/gula untuk menstimulir pertumbuhan mikroba yang terdapat dalam bio aktifator
Pelaksanaan
Agar proses dekomposisi berjalan merata dan cepat
17