Anda di halaman 1dari 13

HAK-HAK PASIEN DAN PERAWATAN

HAK-HAK PASIEN DAN PERAWAT


DEFINISI HAK : Kekuasaan untuk berbuat sesuatu karena telah ditentukan oleh undangundang atau aturan. (Kamus besar B. Indonesia, 1990 Hak pasien dan perawat pada prinsifnya tidak terlepas pada : A. Hak asasi manusia : menurut sifatnya dibedakan dalam beberapa jenis ; 1. personal rights : hak asasi pribadi

Lanjutan hak pasien dan perawat 2.Property rights : hak asasi untuk memiliki sesuatu. 3.Rights of legal equality : hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dan sederajat dalam hukum pemerintahan. 4.Politikal rights : hak asasi politik 5.Social and culture rights : hak-hak asasi sosial dan kebudayaan 6.Procedural rights : hak memperoleh tata cara peradilan dan jaminan perlindungan, misal dalam hal penggeledahan dan peradilan.

B. Undang-undang dasar 1945 Menjamin bahwa setiap warga memperoleh dan menikmati haknya termasuk hak pasien atas miliknya. Dalam batang tubuh : pasal 27, 28, 29, 31,32,33 dan 34 (Robert, 1995 : 36-37)

C. Undang-undang no. 23 1992 tentang kesehatan yaitu :

1. Pasal 4 bab 3 : setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal. 2. Pasal 5 bab 3 : setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.

D. Undang-undang no. 23 1992 no. 53 yaitu :


Ayat 1 : Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. Ayat 2 : Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.

Pasal 19 UU no. 8 1999 : Ayat 1 : pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan pencenaran dan atau kerugian konsumen akibat konsumsi barang dan jasa yang dihasilkan dan diperdagangkan. Ayat 2 : ganti rugi yang dimaksud pada ayat 1 dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang dan atau jasa yang sejenis dan setara nilainya atas perawatan kesehatan dan atau pemberian santunan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

E.Perlindungan konsumen :

Lanjutan perlindungan konsumen Ayat 3 : Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi. Ayat 4 : pemberian ganti rugi sebagai mana dimaksud ayat 1 dan ayat 2 tidak menghapus kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan. Ayat 5 : Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 & 2 tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut merupakan kesalahan konsumen.

Lanjutan perlindungan konsumen

Perlindungan Pasien dan konsumen : 1. UU no. 8/1999 : Tentang perlindungan konsumen adalah untuk mewujudkan keseimbangan perlindungan kepentingan konsumen dan pelaku usaha sehingga tercipta perekonomian yang sehat. 2. UU no.23/1992 : tentang kesehatan, telah mencantumkan tentang beberapa hak pasien.

Lanjutan perlindungan konsumen

Dilihat kedudukan pasien dan konsumen : 1. Pasien tidak identik dengan konsumen , sebab hubungan yang unik antara dokter/ perawat dan pasien, sangat sulit disamakan antara hubungan konsumen dengan pelaku usaha dibidang ekonomi. 2. Perlindungan pasien tidak dapat diambil dari UU no. 8/1999, sebab selain terlalu umum, juga tidak mewakili kepentingan pasien yang sangat bayak juga unik.

Lanjutan perlindungan konsumen

Dilihat dari tenaga kesehatan :


Tenaga kesehatan tidak dapat diidentikan dengan pelaku usaha di dalam bidang ekonomi sebab pekerjaan yang banyak mengandung unsur sosial.

Lanjutan perlindungan konsumen

Dilihat dari tanggungjawab hukum

Tanggungjawab hukum kesehatan dan tanggungjawan hukum pelaku usaha tidak begitu saja dokter/perawat disamakan dengan pelaku usaha, sebab pelaku usaha dalam hubungannya dengan konsumen pada intinya berbentuk perikatan hasil, sedangkan antara pasien dengan tenaga kesehatan, perikatannya berbentuk perikatan ikhtiar, perlu pengaturan khusus.

Selesai dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai