Lanjutan hak pasien dan perawat 2.Property rights : hak asasi untuk memiliki sesuatu. 3.Rights of legal equality : hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dan sederajat dalam hukum pemerintahan. 4.Politikal rights : hak asasi politik 5.Social and culture rights : hak-hak asasi sosial dan kebudayaan 6.Procedural rights : hak memperoleh tata cara peradilan dan jaminan perlindungan, misal dalam hal penggeledahan dan peradilan.
B. Undang-undang dasar 1945 Menjamin bahwa setiap warga memperoleh dan menikmati haknya termasuk hak pasien atas miliknya. Dalam batang tubuh : pasal 27, 28, 29, 31,32,33 dan 34 (Robert, 1995 : 36-37)
1. Pasal 4 bab 3 : setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal. 2. Pasal 5 bab 3 : setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.
Pasal 19 UU no. 8 1999 : Ayat 1 : pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan pencenaran dan atau kerugian konsumen akibat konsumsi barang dan jasa yang dihasilkan dan diperdagangkan. Ayat 2 : ganti rugi yang dimaksud pada ayat 1 dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang dan atau jasa yang sejenis dan setara nilainya atas perawatan kesehatan dan atau pemberian santunan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
E.Perlindungan konsumen :
Lanjutan perlindungan konsumen Ayat 3 : Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi. Ayat 4 : pemberian ganti rugi sebagai mana dimaksud ayat 1 dan ayat 2 tidak menghapus kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan. Ayat 5 : Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 & 2 tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut merupakan kesalahan konsumen.
Perlindungan Pasien dan konsumen : 1. UU no. 8/1999 : Tentang perlindungan konsumen adalah untuk mewujudkan keseimbangan perlindungan kepentingan konsumen dan pelaku usaha sehingga tercipta perekonomian yang sehat. 2. UU no.23/1992 : tentang kesehatan, telah mencantumkan tentang beberapa hak pasien.
Dilihat kedudukan pasien dan konsumen : 1. Pasien tidak identik dengan konsumen , sebab hubungan yang unik antara dokter/ perawat dan pasien, sangat sulit disamakan antara hubungan konsumen dengan pelaku usaha dibidang ekonomi. 2. Perlindungan pasien tidak dapat diambil dari UU no. 8/1999, sebab selain terlalu umum, juga tidak mewakili kepentingan pasien yang sangat bayak juga unik.
Tanggungjawab hukum kesehatan dan tanggungjawan hukum pelaku usaha tidak begitu saja dokter/perawat disamakan dengan pelaku usaha, sebab pelaku usaha dalam hubungannya dengan konsumen pada intinya berbentuk perikatan hasil, sedangkan antara pasien dengan tenaga kesehatan, perikatannya berbentuk perikatan ikhtiar, perlu pengaturan khusus.