Anda di halaman 1dari 38

PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI DAN INTEGRITAS KULIT PADA LANSIA

Tujuan Presentasi
1. Menjabarkan konsep kebersihan diri pada lansia. 2. Menjabarkan konsep penuaan terkait integritas kulit. 3. Menjabarkan konsep penuaan terkait sistem penglihatan. 4. Menjabarkan Asuhan Keperawatan terkait Kasus Nenek X.

OUTLINE

Kebersihan Diri

Penuaan Terkait Sistem Integumen


Penuaan Terkait Sistem Penglihatan

Kebersihan Diri
Suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan mental (Potter & Perry, 2005)

Tujuan :
- Meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan kesehatan individu. - Meminimalkan risiko lansia terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit. - Mewujudkan kesehatan diri. - Berpenampilan menarik, rapi, wangi.

Jenis Kebersihan Diri


Kebersihan Mulut dan Gigi Kebersihan Mata dan Telinga Kebersihan Kulit Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku

Kebersihan Rambut
Kebersihan Berpakaian

Kebersihan Mulut dan Gigi


Mayoritas lansia mengalami gigi tanggal yang menyebabkan banyak lansia kurang menjaga kebersihan mulut Perkembangan fisiologi mulut pada lansia Gigi yang menjadi rapuh, lebih kering, dan berwarna lebih gelap Perkembangan fisiologi mulut pada lansia Gigi yang menjadi rapuh, lebih kering, dan berwarna lebih gelap Gigi menjadi patah setelah bertahun-tahun digosok, gusi kehilangan vaskularitas dan elastisitas jaringan menyebabkan gigi palsu kurang pas Kebiasaan makan sering berubah dan malnutrisi masalah terjadi penurunan sensitivitas rasa

Kebersihan Mulut dan Gigi


Kebersihan mulut dan gigi harus tetap dijaga dengan menyikat gigi dan kumur secaara teratur
Menyikat gigi bertujuan untuk menghilangkan plak yang dapat menyebabkan gigi berlubang (caries) dan menyebabkan sakit gigi Lansia sudah ompong bagi yang masih aktif dan masih masih mempunyai gigi agak lengkap dapat menyikat giginya 2 kali dalam sehari, pagi bangun tidur dan malam sebelum tidur Bagi lansia yang menggunakan gigi palsu dapat dipelihara seperti berikut: Gigi palsu dikeluarkan dari mulut mennggunakan kain bersih atau saputangan yang bersih. Gigi palsu kemudian disikat perlahan lahan dibawah air mengalir sampai bersih. Bila perlu dapat digunakan pasta gigi. Pada waktu tidur, gigi palsu tidak perlu dipakai dan direndam di dalam air bersih

Kebersihan Mata dan Telinga


MATA
Elastisitas lensa mata pada lansia berkurang akibatnya tulisan kecil terlihat kabur pada jarak normal, sedangkan pada jarak jauh akan terlihat terang. Terkait dengan kesehatan mata, gangguan yang paling sering dialami oleh lansia adalah katarak.

Katarak
Kekeruhan (bayangan seperti awan) pada lensa tanpa nyeri akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi akibat kedua-duanya yang dapat menyebabkan perubahan bayangan gambar dalam retina sehingga secara berangsur-angsur penglihatan kabur dan akhirnya tidak dapat menerima cahaya.

Manifestasi Klinis
Cahaya yang terang ketika ingin membaca Tidak dapat membedakan warna Pandangan cenderung kabur dan gelap dan sensitif terhadap cahaya yang terlalu terang (silau).

Menjaga kebersihan mata sangatlah mudah tidak diperlukan perawatan yang khusus:
Pembersihan mata dapat dilakukan selama mandi dengan menggunakan waslap pembersih yang dilembabkan kedalam air Bersihkan mata dari arah ke luar ke dalam (bersihkan kotoran mata yang menempel pada sudut kelopak mata

Kebersihan Mata dan Telinga


TELINGA
Telinga merupakan organ yang sangat berperan dalam ketajaman pendegaran Proses penuaan seringkali membuat lansia mengalami gangguan pedengaran tuli Lansia sering mengalami terganggu telinga Terdapat substansi lilin atau benda asing berkumpul di kanal telinga, yang mengakibatkan inflamasi lokal atau nyeri yang dapat mempengaruhi pendengaran lansia

Cara Pembersihan
Bersihakan telinga secara rutin yaitu satu kali setiap satu atau dua minggu dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan alat yang bersih dan aman. Daun telingan dibersihkan pada saat mandi kemundian dikeringkan dengan handuk atau kapas bersih. Tidak diperbolehkan menggunakan alat yang tajam seperti peniti untuk membersihkan serumen yang ada pada telinga

Kebersihan Kulit
Perawatan kulit pada lansia bertujuan untuk mempertahankan kesehatan kulit, pemenuhan kebutuhan diri, dan menghindari terpapar sinar matahari secara langsung Secara struktural, kulit adalah suatu organ kompleks yang terdiri dari epidermis, dermis, dan subkutan.

Hal yang dikaitkan dengan penuaaan adalah perubahan yang terlihat pada kulit seperti atropi, keriput, dan kulit yang kendur.

Perubahan ini terjadi karena hubungan antara penuaan intrinsik (alami) dan penuaan ekstrinsik (lingkungan). Kulit mampu untuk melakukan sensasi, melindungi tubuh dari cedera dan serangan tiba-tiba yang ditimbulkan dari lingkungan.

Kulit berperan dalam termoregulasi dan adaptasi terhadap lingkungan, serta berperan sebagai organ ekskresi, sekresi, absorpsi, dan akumulasi.

Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku


Tangan, kaki, dan kuku perlu mendapatkan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Lansia perlu membersihkan tangan dan kaki minimal dua kali dalam sehari atau setiap kotor.

Masalah yang terjadi pada kaki yang tidak dibersihkan:


Infeksi jamur dan bakteri Kallus atau kapalan yang disebabkan oleh iritasi kronis dan gesekan dari alas kaki corns Disebabkan karena gesekan dan tekanan pada kulit dapat mengakibatkan terganggunya kemampuan berjalan dan menggunakan alas kaki

Proses penuaan memberi perubahan pada kuku


Pertumbuhan kuku menjadi lebih lambat, permukaan tidak mengilat tetapi menjadi bergaris dan mudah pecah karena agak keropos.

Warnanya bisa berubahmenjadi kuning atau opaque.

Kuku bisa menjadi lembek terutama kuku kaki akan menjadi lebih tebal dan kaku serta sering ujung kuku kiri dan kanan menusuk masuk ke jaringan disekitarnya (ungus incarnatus).

Pengguntingan dilakukansetelah kuku direndam dalam air hangat selama 5-10 menit karena pemanasanmembuat kuku menjadi lembek dan mudah digunting

Perawatannya:
Mencuci kaki setiap hari atau menggunakan air hangat untuk membantu melembabkan. Gunakan pelembab setelah direndam. Usahakan untuk berjalan menggunakan alas kaki yang nymana, tertutup, tidak sempit, dan meminimalkan risiko jatuh.

Menjaga kebersihan kuku tangan


Memotong kuku sekali dalam seminggu atau saat panjang menggunakan gunting kuku dan setelah itu dihaluskan atau dikikir Merendam tangan di dalam air hangat selama satu sampai dua menit Menyikat kuku yang kotor dengan sikat tangan dan sabun Bilas dengan air hangat dan mengeringkan dengan handuk

Menjaga kebersihan kuku kaki


Memotong kuku kaki setelah mandi pada saat kuku lunak Merendam kuku setelah dipotong selama 20 sampai 30 menit Memijat kaki setelah kuku dipotong dengan lembut dan menggunakan lotion

Kebersihan Rambut
Rambut Bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Rambut itu berlemak dan kotoran debu mudah melekat pada rambut. Lemak dan kotoran pada rambut membusuk dalam waktu 24 jam Harus mencuci rambut dan kulit kepala atau keramas setiap kali kita mandi Kerontokan rambut sering terjadi pada lanjut usia

Pada lansia, rambut di permukaan badan dan ekstrimitas lambat laun menghilang. Rambut membutuhkan perawatan yang baik dan teratur, terutama pada wanita.
Agar tidak mengalami banyak kerontokan, kurangnya sanitasi atau adanya infeksi jamur yang lazim disebut ketombe Rata-rata 50-100 helai rambut dapar rontok dalam masa sehari rambut sebaikbaiknya perlu dicuci dengan shampoo yang mengandung anti-ketombe yang cocok & Cuci rambut sebaiknya dilakukan tiap 2 atau 3 hari dan minimal sekali seminggu

Kebersihan Berpakaian
Pakaian banyak menyerap keringat, lemak dan kotoran yang dikeluarkan badan Akan berbau busuk dan memuakkan. Pakaian yang rapi, bersih, dan cocok dengan lansia dapat memberikan kepercayaan diri bagi yang mengenakannya. Saat tidur hendaknya lansia mengenakan pakaian yang khusus untuk tidur dan bukannya pakaian yang sudah dikenakan sehari-hari yang sudah kotor.

Citra Tubuh

Variabel Kebudayaan Faktor yang mempengaruhi praktik menjaga kebersihan diri

Praktik Sosial

Pilihan pribadi

Status sosioekonomi

Pengetahuan

Gangguan yang sering terjadi pada lansia terkait pemenuhan kebersihan diri
Banyaknya gigi yang tanggal pada lansia Gangguan penglihatan berupa katarak

Adanya gangguan pendengaran

Penuaan pada kulit: atropi , keriput dan kulit yang kendur

Penuaan normal pada kulit lansia


Startum korneum

Epidermis

Dermis Subkutis
Bagian tambahan kulit: rambut, kuku, korpus pacini, korpus Meissner, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea

Perubahan jaringan pada kulit


Perubahan Pada Epidermis
Perubahan
Waktu penggantian sel meningkat Penurunan melanosit Penurunan sel Langerhans Pendataran rete ridges Kerusakan nukleus keratinosit

Konsekuensi Kulit
Waktu penyembuhan luka lambat Perlindungan dari sinar ultraviolet kurang Respons terhadap pemeriksaan kulit berkurang Kulit mudah terpisah, mengalami kerusakan Kecenderungan ke arah pertumbuhan abnormal seperti keratosis seboroik dan lesi kulit papilomatosa (akrokordon)

Perubahan Pada Dermis


Perubahan
Penurunan elastisitas Kolagen kurang terorganisir Vaskularitas berkurang Penurunan unsur-unsur sel makrofag, fibroblast, dan sel batang

Konsekuensi Klinis
Meningkatnya kekuatan, kurang melentur di bawah tekanan Kelemahan, hilangnya turgor Pucat, hilangnya termoregulasi Respons imun yang lemah

Perubahan Pada Subkutan

Perubahan
Resorpsi lemak tubuh

Konsekuensi Klinis
Peningkatan risiko hipertermia

Redistribusi kembali lemak


tubuh dan ekstremitas ke abdomen

Peningkatan risiko cedera,


perubahan citra tubuh

Perubahan Dalam Bagian Tambahan Pada Kulit


Perubahan
Hilangnya melanosit
Hilangnya folikel rambut Perubahan jenis dan distribusi rambut Pertumbuhan kuku berkurang Penurunan korpus Meissner Penurunan korpus pacini Penurunan kelenjar keringat Penurunan kelenjar apokrin

Konsekuensi Klinis
Rambut beruban
Penipisan rambut pada kepala Pria: Rambut wajah berkurang tetapi rambut di dalam telinga dan hidung meningkat Wanita: Rambut wajah pada bibir atas dan dagu Kuku yang lunak, rapuh, dan kurang berkilau Penurunan sensasi raba Penurunan sensasi tekan Kulit kering, penurunan termoregulasi Penurunan bau badan

Penurunan folikel rambut pada lansia

Perubahan Normal Sistem Integumen Akibat Penuaan


Perubahan Normal Terkait Usia
Waktu perbaikan sel epidermal lebih lambat Penurunan area kontak antara epidermis dan dermis Penipisan lapisan dermal Penutupan dan penyembuhan luka buruk

Implikasi Klinis
Kulit mudah rusak dan lecet Penyembuhan luka lebih lambat

Penurunan vaskularitas

Termoregulasi berkurang, penurunan absorpsi agens topical

Penurunan jumlah korpus Meissner Penurunan sensasi sentuhan dan tekanan dan korpus pacini dengan peningkatan risiko terhadap cedera Penurunan jumlah dan kemampuan Penurunan termoregulasi fungsional kelenjar keringat

Faktor risiko terjadinya gangguan pada integritas kulit (Miller, 2004),

Pengaruh genetik Gaya hidup


Radiasi/ultraviolet Kebiasaan kebersihan diri Keterbatasan fisik

Photoaging / dhermatolisis

Ulkus dekubitus Jenis-jenis gangguan integritas kulit pada lansia (Ebersole, 2005)

Pruritus

Keratosis

Neoplasia

Kulit kering

Photoaging/ dhermatolisis Kulit terpajan sinar ultraviolet Peningkatan variabilitas pada kepadatan melanosit

Penampilan berbintikbintik pada wajah , leher, lengan dan tangan Kerusakan kulit

Ulkus Dekubitus Stadium 1


Ulserasi terbatas pada epidermis & dermis dengan eritema pada kulit

Stadium 2
Ulserasi mengenai dermis, epidermis dan meluas ke jaringan adiposa terlihat eritema dan indurasi. Dapat sembuh dalam 10-15 hari.

Stadium 3
Ulserasi meluas sampai ke lapisan lemak subkulit dan otot sudah mulai terganggudengan adanya edema dan inflamasi, infeksi akan hilang struktur fibril. Biasanya sembuh dalam 3-8 minggu.

Stadium 4
Ulserasi dan nekrosis meluas mengenai fasia,otot serta sendi. Dapat sembuh dalam 3-6 bulan.

Tahapan Dekubitus

Pruritus

Neoplasia

Kulit Kering

Sensasi kulit yang iritatif dan menimbulkan rangsangan untuk menggaruk.

Pembentukan jaringan baru yang abnormal dan tidak dapat terkontrol oleh tubuh.

Didefinisikan untuk menggambarkan hilangnya atau berkurangnya kadar kelembapan stratum corneum (SC)

Perubahan penglihatan terkait penuaan

Defisit sensoris (misalnya, perubahan penglihatan) dapat merupakan bagian dari penyesuaian berkesinambungan yang datang dalam kehidupan usia lanjut

Perubahan Pada Indera Penglihatan


Perubahan Sistem Sensoris

(Penglihatan) Terkait Usia

Implikasi Klinis

Penurunan kemampuan akomodasi Kesukaran dalam membaca hurufhuruf yang kecil Konstriksi pupil senilis Peningkatan kekeruhan lensa menguning Penyempitan lapang pandang Penglihatan yang kabur Penurunan penglihatan pada

dengan perubahan warna menjadi Sensitivitas terhadap cahaya

malam hari
Kesukaran dengan persepsi kedalaman

Katarak

Perubahan warna (misalnya: menguning) & meningkatnya kekeruhan lensa kristal yang terjadi dari waktu ke waktu dapat menimbulkan katarak (Chylack, 1994 dalam Stanley, 2002).

Tanda dan gejala katarak

a. Penglihatan yang kabur seperti terdapat suatu selaput b. Kesukaran dalam memfokuskan penglihatan dan membaca. c. Sensitivitas terhadap cahaya d. Gangguan dalam persepsi kedalaman e. Perubahan dalam persepsi warna

Referensi
Carpenito, L.J. (1998). Diagnosa keperawatan aplikasi pada praktis klinis. Edisi 6. Jakarta : EGC, Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana asuhan keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3. Alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta: EGC. Ebersole, P., Hess, P., Touhy, T., Jett, K. (2005). Gerontological nursing & health aging. 2nd Ed. St. Louis: Mosby, Inc. Ham, J. Richard (2007). Primary care geriatrics: A case based approach. USA: Mosby. Meiner, Sue E. and A.G. Lueckenotte. (2006). Gerontologic nursing. 3rd ed. Missouri : Mosby Elsevier. Miller, C.A. (2004). Nursing for wellness in older adults: Theory and practice. 4th ed. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins. Potter, P.A & Perry, A.G. (2005). Fundamentals of nursing: Concepts, process, and practice. 4th Ed. St.Louis: Mosby Elsevier. Roach, S. (2001). Introductory gerontological nursing. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins. Stanley, S. & Beare, P. G. (2002). Gerontological nursing: A health promotion/protection approach. 2nd Ed. Philadelpia: F.A. Davis Company. Touhy, Thresis., Jett, Kathleen. (2010). Ebersole and HessGerontological Nursing Healthy Aging. 3rd Edition. St.Louis: Mosby Elsevier. Wilkinson. (2006). Buku saku diagnosa keperawatan dengan intervensi NIC dan kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC.

THANK YOU !

Anda mungkin juga menyukai