Tujuan Presentasi
1. Menjabarkan konsep kebersihan diri pada lansia. 2. Menjabarkan konsep penuaan terkait integritas kulit. 3. Menjabarkan konsep penuaan terkait sistem penglihatan. 4. Menjabarkan Asuhan Keperawatan terkait Kasus Nenek X.
OUTLINE
Kebersihan Diri
Kebersihan Diri
Suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan mental (Potter & Perry, 2005)
Tujuan :
- Meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan kesehatan individu. - Meminimalkan risiko lansia terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit. - Mewujudkan kesehatan diri. - Berpenampilan menarik, rapi, wangi.
Kebersihan Rambut
Kebersihan Berpakaian
Katarak
Kekeruhan (bayangan seperti awan) pada lensa tanpa nyeri akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi akibat kedua-duanya yang dapat menyebabkan perubahan bayangan gambar dalam retina sehingga secara berangsur-angsur penglihatan kabur dan akhirnya tidak dapat menerima cahaya.
Manifestasi Klinis
Cahaya yang terang ketika ingin membaca Tidak dapat membedakan warna Pandangan cenderung kabur dan gelap dan sensitif terhadap cahaya yang terlalu terang (silau).
Menjaga kebersihan mata sangatlah mudah tidak diperlukan perawatan yang khusus:
Pembersihan mata dapat dilakukan selama mandi dengan menggunakan waslap pembersih yang dilembabkan kedalam air Bersihkan mata dari arah ke luar ke dalam (bersihkan kotoran mata yang menempel pada sudut kelopak mata
Cara Pembersihan
Bersihakan telinga secara rutin yaitu satu kali setiap satu atau dua minggu dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan alat yang bersih dan aman. Daun telingan dibersihkan pada saat mandi kemundian dikeringkan dengan handuk atau kapas bersih. Tidak diperbolehkan menggunakan alat yang tajam seperti peniti untuk membersihkan serumen yang ada pada telinga
Kebersihan Kulit
Perawatan kulit pada lansia bertujuan untuk mempertahankan kesehatan kulit, pemenuhan kebutuhan diri, dan menghindari terpapar sinar matahari secara langsung Secara struktural, kulit adalah suatu organ kompleks yang terdiri dari epidermis, dermis, dan subkutan.
Hal yang dikaitkan dengan penuaaan adalah perubahan yang terlihat pada kulit seperti atropi, keriput, dan kulit yang kendur.
Perubahan ini terjadi karena hubungan antara penuaan intrinsik (alami) dan penuaan ekstrinsik (lingkungan). Kulit mampu untuk melakukan sensasi, melindungi tubuh dari cedera dan serangan tiba-tiba yang ditimbulkan dari lingkungan.
Kulit berperan dalam termoregulasi dan adaptasi terhadap lingkungan, serta berperan sebagai organ ekskresi, sekresi, absorpsi, dan akumulasi.
Kuku bisa menjadi lembek terutama kuku kaki akan menjadi lebih tebal dan kaku serta sering ujung kuku kiri dan kanan menusuk masuk ke jaringan disekitarnya (ungus incarnatus).
Pengguntingan dilakukansetelah kuku direndam dalam air hangat selama 5-10 menit karena pemanasanmembuat kuku menjadi lembek dan mudah digunting
Perawatannya:
Mencuci kaki setiap hari atau menggunakan air hangat untuk membantu melembabkan. Gunakan pelembab setelah direndam. Usahakan untuk berjalan menggunakan alas kaki yang nymana, tertutup, tidak sempit, dan meminimalkan risiko jatuh.
Kebersihan Rambut
Rambut Bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Rambut itu berlemak dan kotoran debu mudah melekat pada rambut. Lemak dan kotoran pada rambut membusuk dalam waktu 24 jam Harus mencuci rambut dan kulit kepala atau keramas setiap kali kita mandi Kerontokan rambut sering terjadi pada lanjut usia
Pada lansia, rambut di permukaan badan dan ekstrimitas lambat laun menghilang. Rambut membutuhkan perawatan yang baik dan teratur, terutama pada wanita.
Agar tidak mengalami banyak kerontokan, kurangnya sanitasi atau adanya infeksi jamur yang lazim disebut ketombe Rata-rata 50-100 helai rambut dapar rontok dalam masa sehari rambut sebaikbaiknya perlu dicuci dengan shampoo yang mengandung anti-ketombe yang cocok & Cuci rambut sebaiknya dilakukan tiap 2 atau 3 hari dan minimal sekali seminggu
Kebersihan Berpakaian
Pakaian banyak menyerap keringat, lemak dan kotoran yang dikeluarkan badan Akan berbau busuk dan memuakkan. Pakaian yang rapi, bersih, dan cocok dengan lansia dapat memberikan kepercayaan diri bagi yang mengenakannya. Saat tidur hendaknya lansia mengenakan pakaian yang khusus untuk tidur dan bukannya pakaian yang sudah dikenakan sehari-hari yang sudah kotor.
Citra Tubuh
Praktik Sosial
Pilihan pribadi
Status sosioekonomi
Pengetahuan
Gangguan yang sering terjadi pada lansia terkait pemenuhan kebersihan diri
Banyaknya gigi yang tanggal pada lansia Gangguan penglihatan berupa katarak
Epidermis
Dermis Subkutis
Bagian tambahan kulit: rambut, kuku, korpus pacini, korpus Meissner, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea
Konsekuensi Kulit
Waktu penyembuhan luka lambat Perlindungan dari sinar ultraviolet kurang Respons terhadap pemeriksaan kulit berkurang Kulit mudah terpisah, mengalami kerusakan Kecenderungan ke arah pertumbuhan abnormal seperti keratosis seboroik dan lesi kulit papilomatosa (akrokordon)
Konsekuensi Klinis
Meningkatnya kekuatan, kurang melentur di bawah tekanan Kelemahan, hilangnya turgor Pucat, hilangnya termoregulasi Respons imun yang lemah
Perubahan
Resorpsi lemak tubuh
Konsekuensi Klinis
Peningkatan risiko hipertermia
Konsekuensi Klinis
Rambut beruban
Penipisan rambut pada kepala Pria: Rambut wajah berkurang tetapi rambut di dalam telinga dan hidung meningkat Wanita: Rambut wajah pada bibir atas dan dagu Kuku yang lunak, rapuh, dan kurang berkilau Penurunan sensasi raba Penurunan sensasi tekan Kulit kering, penurunan termoregulasi Penurunan bau badan
Implikasi Klinis
Kulit mudah rusak dan lecet Penyembuhan luka lebih lambat
Penurunan vaskularitas
Penurunan jumlah korpus Meissner Penurunan sensasi sentuhan dan tekanan dan korpus pacini dengan peningkatan risiko terhadap cedera Penurunan jumlah dan kemampuan Penurunan termoregulasi fungsional kelenjar keringat
Photoaging / dhermatolisis
Ulkus dekubitus Jenis-jenis gangguan integritas kulit pada lansia (Ebersole, 2005)
Pruritus
Keratosis
Neoplasia
Kulit kering
Photoaging/ dhermatolisis Kulit terpajan sinar ultraviolet Peningkatan variabilitas pada kepadatan melanosit
Penampilan berbintikbintik pada wajah , leher, lengan dan tangan Kerusakan kulit
Stadium 2
Ulserasi mengenai dermis, epidermis dan meluas ke jaringan adiposa terlihat eritema dan indurasi. Dapat sembuh dalam 10-15 hari.
Stadium 3
Ulserasi meluas sampai ke lapisan lemak subkulit dan otot sudah mulai terganggudengan adanya edema dan inflamasi, infeksi akan hilang struktur fibril. Biasanya sembuh dalam 3-8 minggu.
Stadium 4
Ulserasi dan nekrosis meluas mengenai fasia,otot serta sendi. Dapat sembuh dalam 3-6 bulan.
Tahapan Dekubitus
Pruritus
Neoplasia
Kulit Kering
Pembentukan jaringan baru yang abnormal dan tidak dapat terkontrol oleh tubuh.
Didefinisikan untuk menggambarkan hilangnya atau berkurangnya kadar kelembapan stratum corneum (SC)
Defisit sensoris (misalnya, perubahan penglihatan) dapat merupakan bagian dari penyesuaian berkesinambungan yang datang dalam kehidupan usia lanjut
Implikasi Klinis
Penurunan kemampuan akomodasi Kesukaran dalam membaca hurufhuruf yang kecil Konstriksi pupil senilis Peningkatan kekeruhan lensa menguning Penyempitan lapang pandang Penglihatan yang kabur Penurunan penglihatan pada
malam hari
Kesukaran dengan persepsi kedalaman
Katarak
Perubahan warna (misalnya: menguning) & meningkatnya kekeruhan lensa kristal yang terjadi dari waktu ke waktu dapat menimbulkan katarak (Chylack, 1994 dalam Stanley, 2002).
a. Penglihatan yang kabur seperti terdapat suatu selaput b. Kesukaran dalam memfokuskan penglihatan dan membaca. c. Sensitivitas terhadap cahaya d. Gangguan dalam persepsi kedalaman e. Perubahan dalam persepsi warna
Referensi
Carpenito, L.J. (1998). Diagnosa keperawatan aplikasi pada praktis klinis. Edisi 6. Jakarta : EGC, Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana asuhan keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3. Alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta: EGC. Ebersole, P., Hess, P., Touhy, T., Jett, K. (2005). Gerontological nursing & health aging. 2nd Ed. St. Louis: Mosby, Inc. Ham, J. Richard (2007). Primary care geriatrics: A case based approach. USA: Mosby. Meiner, Sue E. and A.G. Lueckenotte. (2006). Gerontologic nursing. 3rd ed. Missouri : Mosby Elsevier. Miller, C.A. (2004). Nursing for wellness in older adults: Theory and practice. 4th ed. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins. Potter, P.A & Perry, A.G. (2005). Fundamentals of nursing: Concepts, process, and practice. 4th Ed. St.Louis: Mosby Elsevier. Roach, S. (2001). Introductory gerontological nursing. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins. Stanley, S. & Beare, P. G. (2002). Gerontological nursing: A health promotion/protection approach. 2nd Ed. Philadelpia: F.A. Davis Company. Touhy, Thresis., Jett, Kathleen. (2010). Ebersole and HessGerontological Nursing Healthy Aging. 3rd Edition. St.Louis: Mosby Elsevier. Wilkinson. (2006). Buku saku diagnosa keperawatan dengan intervensi NIC dan kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC.
THANK YOU !