Oleh kelompok 4
Seorang pasien laki-laki bernama Rinaldo berusia 9 tahun datang ke praktek dokter gigi ingin merawat giginya yang maju dan tidak teratur. Pemeriksaan intra oral: - Gigi mesiodens pada rahang atas. - Kalkulus pada rahang atas & bawah sebelah kiri. - 74 karies oklusal mencapai pulpa dan abses berulang Pemeriksaan model: 1. Rahang atas 11, 21 distolabioversi. 12 mesiopalatotorsiversi. 22 palatoversi. 16 mesioversi 2. Rahang bawah 31 mesiolabiotorsiversi. 32 41 distolabiotorsiversi. 3. Overjet 11/41=5 mm. 21/31=5mm. 4. Overbite 11/41=4mm.21/41=5mm. 5. Relasi M1 permanen kanan = Klas II P dan kiri= Klas I
Hasil analisis ruang: 1. Lebar m-d 11,21=9mm. 12,22=8mm 2. Tempat yang tersedia untuk gigi anterior kanan atas = 18mm. Kiri 18,5mm. 3. Tempat yang tersedia untuk posterior atas kiri=23 mm. kanan 23,5mm. 4. Lebar m-d 31,41=6,5. 32,42=5,5mm. 5. Tempat yang tersedia di anterior kanan 12,5 mm. kiri 11,5mm. 6. Tempat yang tersedia di posterior bawah kanan 22,5mm. Kiri 22,3mm Hasil radiografi 1. Panoramik akar gigi 34 telah terbentuk 2/3 2. Sefalometri SNA = 82, SNB = 80, NaPog = 6, MP:SN=32, NSGn=65, I:SN=106, I:MP=90
Analisis model tanpa oklusi/per rahang Sagital 22 : palatoversi 16 : mesioversi 2. Transversal - 11, 21 : distolabiotorsiversi - 12 : mesiopalatotorsiversi - 31 : mesiolabiotorsiversi - 32, 41 : distolabiotorsiversi 3. Vertikal (tidak ada kelainan)
1. -
Analisis model dalam keadaan oklusi 1. Hub. molar permanen: klas II P subdivisi kiri 2. Overbite 11/41 = 4mm. 21/31= 4mm (normal = 2-4 mm) normal 3. Overjet 11/41 = 5mm. 21/31 = 5mm (normal = 2-4 mm) protrusi
Ukuran m-d gigi anterior RA = 22+21+11+12 = 8+9+9+8 = 34 mm Tempat yg tersedia = 22 s/d 12 = 18,5+18 = 36,5 mm Selisih = 36,5-34 = +2,5 mm Ukuran m-d gigi post RA kanan = 13+14+15 = 22,5 mm Tempat yg tersedia = 23,5 mm Selisih = 23,5-22,5 = +1 mm Ukuran m-d gigi post RA kiri Tempat yg tersedia Selisih = 23+24+25 = 22,5 mm = 23 mm = 23-22,5 = +0,5 mm
Ukuran m-d gigi anterior RB = 42+41+31+32 = 5,5+6,5+6,5+5,5 = 24 mm Tempat yg tersedia = 42 s/d 32 = 12,5+11,5 = 24 mm Selisih = 24-24 = 0 mm
Ukuran m-d gigi post RB kanan = 43+44+45 = 22,3 mm Tempat yg tersedia = 22,5 mm Selisih = 22,5 22,3 = +0,2 mm Ukuran m-d gigi post RB kiri Tempat yg tersedia Selisih = 33+34+35 = 22,3 mm = 22,3 mm 22,3-22,3 = 0 mm
+2
+0,7
+2
-0,5
Keterangan Relasi maksila thdp basis kranii dalam arah anteroposterior normal Relasi mandibula terhadap basis kranii dalam arah anteroposterior normal Relasi mandibula terhadap maksila kelas 1 Konveksitas wajah skeletal cembung Rotasi mandibula normal Pola pertumbuhan wajah skeletal horizontal Inklinasi insisivus atas Proklinasi Inklinasi insisivus bawah Normal
Diagnosis : Kelas II subdivisi kiri dengan crowded anterior rahang atas dan rahang bawah disertai dengan gigi mesiodens Etiologi: Herediter Kebiasaan buruk Anomali jumlah gigi Letak benih yang bermasalah Malnutrisi Premature loss gigi desidui Karies gigi desidui Trauma
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kunjungan pertama: Skeling pada rahang atas dan rahang bawah kiri. Ekstraksi gigi 74
Klamer Adams Labial Bow Aktif Double Cantilever Spring Single Screw Plat Basis
RA:
Klamer Adams Labial Bow Aktif Plat Basis
Rahang atas: Labial bow aktif = 0,7 mm untuk mendorong gigi yang mengalami rotasi dan protrusi sehingga kembali ke posisi normal. Double cantilever spring = 0,6 mm pada gigi 22 (palatoversi) berfungsi untuk mendorong gigi ke labial Klamer Adams = 0,7 mm pada gigi 16 & 26 sebagai retensi Single Screw 16 (mesioversi) untuk distalisasi gigi Z spring = 0,6 mm pada gigi 12 (mesiopalatotorsiversi) untuk mendorong bagian mesial gigi ke posisi normal Plat Basis sebagai rangka dari alat ortodontik lepasan
Rahang bawah: - Labial bow aktif = 0,7 mm untuk mendorong gigi yang mengalami rotasi sehingga kembali ke posisi normal. - Klamer Adams = 0,7 mm pada gigi 36 & 46 sebagai retensi - Plat Basis plat basis terbuat dari akrilik yang dilebihkan pada gigi 74 sebagai space maintainer
Labial bow : o,7 mm. Bertujuan untuk meretraksi gigi anterior RA sehingga tekanan yang dihasilkan light dan continous karena kawat tidak terlalu kaku. Klamer Adams : 0,7 mm agar dapat diatur posisinya setiap kali kontrol karena elastisitas kawat dapat berubah disebabkan oleh seringnya piranti dilepas-pasang Auxilliary Spring (Z spring & Double Cantilever Spring) : 0,6 mm memiliki sifat elastisitas yang lebih baik dibandingkan dengan : 0,7 mm & 0,8 mm.
Setiap kawat memiliki modulus elastisitas yang secara langsung berhubungan dengan kekakuan kawat Semakin tinggi diameter suatu kawat maka elastisitasnya lebih rendah, begitu juga sebaliknya Ukuran kawat yang dipilih adalah 0,7 mm karena sesuai untuk menggerakkan insisivus atas ke palatal Jika kawat yang digunakan 0,6 mm kekakuannya kurang sehingga kekuatan yang dihasilkan untuk menggerakkan insisivus tidak cukup Jika kawat yang digunakan 0,8 mm terlalu kaku. Pergerakan gigi kurang baik.
Terjadi akibat besarnya defleksi pada kawat serta lamanya penggunaan kawat. Stress kawat melewati ultimate strength dan proportional limit deformitas permanen pada kawat
Retainer yang digunakan Hawley retainer, terdiri dari komponen: Labial bow Plat basis Klamer retensi (klamer Adams)
Dengan berdasarkan prinsip ICRP ( International Committee Radiation Protection) ada 3 azas: 1. Azas justifikasi 2. Azas optimasi 3. Azas limitasi
Tidak ada batasan dosis radiasi pada pemeriksaan pasien yang langsung dihubungkan dengan penyakit. Keputusan yang diambil untuk melakukan radiografi berdasarkan: Pemikiran indikasi yang tepat Hasil yang diharapkan Pengaruh terhadap diagnosis dan perawatan pengetahuan dan keahlian dokter gigi yang cukup baik
TERIMA KASIH