Tatang H. Soerawidjaja
Staf Pengajar, Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung, dan Anggota Dewan Riset Nasional, Komisi Sumber Daya Energi Baru dan Terbarukan.
Seminar Nasional Badan Koordinasi Kegiatan Mahasiswa Teknik Kimia Indonesia (BKKMTKI)
Sumber2 terbarukan : Sinar matahari. Biomassa. Tenaga air. Panas bumi. Tenaga angin. Tenaga arus laut. Energi ombak. Energi termal samudra. Tenaga nuklir.
4
Mengapa minyak bumi dan bahan bakar minyak (BBM) sangat mendominasi perekonomian energi dunia ?
Karena barang-barang itu adalah bahan-bahan bakar cair (mentah dan siap-pakai)
Di antara semua bentuk energi final komersial (listrik dan berbagai macam bahan bakar), bahan bakar cair adalah yang paling berharga (& paling strategis) !. Dapat disimpan secara mudah dan aman untuk jangka waktu lama ( jadi sediaan siaga utk keadaan darurat). Portabel, mudah diangkut dan dikirim jauh. Memiliki kerapatan energi besar. Relatif mudah dinyalakan, tapi tak mudah meledak. Dapat dengan mudah dikonversi menjadi listrik. Amat sangat penting (kritikal) bagi sektor transportasi. 6
Hingga tahun 2035 : Motor bakar (internal combustion engine) masih akan mendominasi. Gasoline hybrid-electric vehicle (HEV) dan Plug-in hybrid-electric vehicle (PHEV) akan bervolume pasar lebih besar daripada Fuel-cell vehicle (FEV) maupun Battery electric vehicle (BEV). Jadi, hingga tahun 2035 sekalipun sektor transportasi masih tetap akan sangat bergantung 8 pada bahan bakar cair !.
Indonesia kini sudah jadi negara pengimpor minyak bumi (atau BBM)
Dibutuhkan bahan-bahan bakar cair alternatif yang bisa diproduksi di dalam negeri !.
10
Biomassa satu-satunya sumber energi terbarukan yang dapat menghasilkan, atau mudah dikonversi menjadi, bahan bakar (cair) : Bahan-bahan bakar nabati (BBN, biofuels) !. Ini menunjukkan bahwa : Pengembangan dan pemanfaatan komersial BBN adalah keharusan dan, karenanya, tak bisa dihindari.
11
Motor pesawat terbang jet Motor diesel Biodiesel otomotif Motor diesel putaran Oil / Straight Vegetable Oil * *) Pure Plant PPO/SVO rendah & )
Bahan lignoselulo sa
Minyak-lemak
12
Bioalkohol generasi 1
Bahan mentah : tetes (produk samping industri gula pasir); nira-nira tebu, sorgum manis, aren, dan nipah; dan luluhan/lumatan/ tepung umbi singkong, umbi ubi jalar, empulur sagu, dan biji sorgum. Produk klasik : bioetanol kering (kadar air 0,5 %-vol). Teknologi klasik : sakarifikasi (untuk bahan berpati), fermentasi (glukosa ke etanol), pemisahan dan pengeringan etanol. Tantangan bagi bangsa Indonesia : Teknologi merah-putih yang terbukti mampu diterapkan pada skala 10 ribu ton/tahun bioetanol kering.
13
Kriteria minyak bahan mentah yang baik untuk pembuatan PPO dan biodiesel
Parameter kualitas Batasan Angka asam, mg-KOH/g 1 Kadar air, %-berat 0,5 Kadar bahan tak tersabunkan, %-berat 2 Angka iodium, g-I2/g 115 ( 80) Angka penyabunan, mg-KOH/g 180 265 Kekentalan Seperti minyak goreng [viskositas kinematik pada 40 oC, cSt] [24 42]
Jika minyak mentah tak memenuhi syarat ini, pengolahan menjadi biodiesel menjadi lebih sulit !. Minyak mentah akan 15
16
Biodiesel generasi 1 = biodiesel FAME (fatty acids methyl ester). Dibuat dari PPO atau minyak-lemak mentah tapi netral via transesterifikasi dgn metanol. Biodiesel yang dibuat dari minyak-minyak andalan Indonesia, yaitu minyak sawit dan minyak kelapa, memiliki angka setan dan kestabilan oksidatif tinggi, tetapi kurang sesuai untuk digunakan di daerah sub-tropik dan dingin, karena bertitik awan (cloud point) relatif tinggi. Tantangan bagi bangsa Indonesia : Pengembangan aneka tumbuhan sumber potensial minyak-lemak non pangan; Teknologi merah-putih untuk produksi biodiesel yang terbukti mampu diterapkan pada skala 30 ribu ton/tahun.
17
Bioalkohol generasi 2 dibuat dari bahan lignoselulosa dengan rangkaian teknologi pengolahan awal (pretreatment) sakarifikasi fermentasi - pemisahan dan pengeringan. Biodiesel generasi 2 adalah C15-C20 biohidrokarbon, sedang bioavtur generasi 2 adalah C10-C14 biohidrokarbon. Keduanya dibuat dengan kombinasi teknologi gasifikasi dan sintesis Fischer-Tropsch. Pohon-pohon yang perkebunannya bisa sekaligus memasok bahan mentah untuk BBN generasi 1 maupun generasi 2 : Bioalkohol : tebu, sorgum manis, sagu. Biodiesel : sawit, malapari, nimba.
Peran penting pemerintah dalam pengembangan BBN transportasi (biodiesel dan bioetanol) adalah menciptakan pasar awal yang stabil.
Menggelinding sendiri !.
Pengembangan teknik
tanpa dukungan dan insentif, tidak dapat dikomersialkan karena: - biaya tinggi - kompetisi dari produk/teknologi yang sudah ada - belum dikenal masyarakat - butuh pembangunan infrastruktur baru
Perioda ini penting
22
Tonggak penting berikutnya dari kebijakan pemerintah adalah PerMen ESDM No. 32/2008 (26 September)
23
PerMen ESDM 32/2008 juga menetapkan bahwa pasokan BBN harus diutamakan dari dalam negeri !.
24
Di negara-negara yang (sudah) tak mensubsidi harga BBM, dan malah menerapkan stimulus penghematan serta pajak lingkungan yang besar, pengurangan pajak-pajak BBN adalah kebijakan yang tepat untuk diambil. Di negeri yang masih mensubsidi harga BBM ?.
Mensubsidi BBM tanpa juga memberi subsidi pada BBN (& energi terbarukan lain) adalah ibarat terus-terusan memberi beasiswa pada warganegara berumur > 50 tahun (yang hampir habis masa bakti) agar terus dapat bersaing di dunia kerja, tetapi tak memberi beasiswa apapun pada para mereka yang berusia < 25 tahun (yang akan menggantikan generasi tuanya).
Falsafah bangsa yang keliru !. Jika BBM disubsidi, maka seharusnya BBN disubsidi juga.
25
Perkembangan terakhir
Maret 2009 : Komisi VII DPR menyetujui pemberian subsidi pada BBN PSO (Public Service Obligation). Juli 2009 DPR mensahkan pemberian subsidi pada BBN PSO. Nopember 2009 : KepPres ttg kebijakan pemberian subsidi pada BBN PSO. Menteri Keuangan (APBN 2010) memberikan subsidi Rp. 1 triliun ( Rp.2000/liter) kepada BBN. Akhir Januari 2010 : KepMen ESDM tentang pengaturan subsidi. Februari April 2010 : Pertemuan-pertemuan APROBI (Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia) dengan DirJen MIGAS untuk pelaksanaan pengucuran subsidi.
Agustus 2010 : pemerintah membentuk 1 direktorat jenderal baru di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) : Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE). Salah satu di antara 4-5 direktorat yang akan ada di Ditjen EBTKE sudah dipastikan : Direktorat Bioenergi. 20 September 2010 : Rapat Dirjen EBTKE dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) bioenergi untuk membahas program BBN dan mengatasi rintanganrintangan teknis penyerapan subsidi BBN 2010 dan tindak-lanjutnya. Industri BBN di Indonesia tampaknya akan segera menggeliat (lagi) dan tumbuh lancar dan sehat-kuat. SEMOGA DEMIKIAN SETERUSNYA!!
28