Anda di halaman 1dari 32

SISTEM INTEGUMEN

Etika Emaliyawati, M.Kep Sub Bagian Keperawatan Medikal Bedah & Keperawatan Gawat Darurat/Kritis

Integumen
Pd orang dewasa: luas=1,6-1,9 m2; tebal=0,05-0,3cm, dengan berat 15% berat badan Merupakan organ tertipis, terluar, dan terpenting Mampu memperbaiki sendiri dan mekanisme pertahanan tubuh pertama Komponen kulit

Epidermis
Stratum korneum (lapisan tanduk) Stratum lusidum tanpa inti Stratum granulosum (keratohialin) mukosa tidak mempunyai lapisan ini Stratum spinosum pd protoplasma byk mengandung glikogen Stratum basale bermitosis

Dermis
Terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa elemen seluler dan folikel rambut Bagian pars papilare menonjol ke epidermis ujung serabut saraf dan pembuluh darah Bagian Pars retikulare menonjol ke sub kutan serabut kolagen, elastin dan retikulin

dermis
1.Terdapat kelenjar kulit: - Kelenjar keringat seluruh permukaan kulit (telapak tangan, kaki, dahi, dan aksila) - Kelenjar palit 2. Kuku 3. Rambut

Sub Kutis
Jaringan ikat longgar lemak di dalamnya Sel lemak panikulus adiposa Terdapat ujung saraf tepi, pembuluh darah, kelenjar getah bening

Fungsi sistem Integumen


Pelindung Penerima sensasi Pengatur suhu Fungsi metabolik Ekskresi dan sekresi Pembentukan pigmen Pembentukan vit d 7 dihidroksi kolesterol + sinar matahari

Gatal/pruritus
Pruritus adalah sensasi yang menimbulkan keinginan kuat untuk melakukan penggarukan Hal itu bisa menyebabkan kemerahan dan goresan dalam pada kulit. Penggarukan bisa juga mengiritasi kulit dan menyebabkan bertambahnya rasa gatal Dalam jangka panjang bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut dan penebalan kulit.

Ithcing/Gatal/pruritus
Keluhan umum Etiologi : - Penyakit sistemik termanifestasikan ke kulit Endokrin, Imunologi, Vaskular, renal, liver - Riwayat imunisasi - Riwayat alergi - Riwayat pengobatan - Pola hidup: penggunaan produk (sabun, bedak, lotion), waktu membersihkan kulit - Umur

Menurut Twcross, jenis penyebab pruritus dapat digolongkan menjadi: (1)pruritoseptif ; (2)neuropati; (3)neurogenik; dan (4)psikogenik.

Gatal pruritoseptif adalah gatal yang berasal dari kulit dan terjadi akibat adanya pruritogen, seperti kulit yang kering, terjadi inflamasi, serta terjadi kerusakan kulit. Gatal neuropatik adalah gatal yang terjadi akibat terdapat lesi di jaras aferen penghantaran impuls, seperti neuralgia dan gangguan serebrovaskuler.

Gatal neurogenik adalah gatal yang berasal dari pusat (sentral) tanpa disertai keadaan patologis. Contohnya adalah sumbatan kantung empedu yang akan meningkatkan kadar senyawa opioid yang akan memicu timbulnya pruritus. Gatal psikogenik adalah gatal yang cenderung ditimbulkan akibat aktivitas psikologis dan kebiasaan berulang. Misalnya, ketakutan terhadap parasit (parasitofobia) dapat menyebabkan sensasi gatal.

Peranan mediator kimia


Mediator Gatal Pruritoseptif Histamin. Histamin merupakan produk degranulasi sel mast dan basofil, selain dapat dihasilkan oleh makrofag dan limfosit. Histamin (H1) banyak dilepaskan setelah terjadi cidera yang melibatkan dermal. Reseptor H3 terlibat dalam modulasi gatal, danbekerja antagonis dengan H1. H4juga dapat menyebabkan gatal.

Peranan mediator kimia


Serotonin Gatal nuerogenik terutama terlibat dalam gatal pusat, dan mungkin berperan dalam gatal neurogenik pada pasien uremia(gagal ginjal).

Peranan mediator kimia


Asetilkolin, bekerja melalui reseptor muskarinik gatal di individu atopik sensasi terbakar di individu non-atopik. Pada penderita dermatitis atopik, ACh yang dihasilkan oleh keratinosit akibat inflamasi dapat mencetuskan rasa gatal. Eikosanoid dilepaskan oleh infiltrat leukosit dan sel mast, dan bekerja dengan mengaktifkan TRPV1 dan TRPV4. Prostaglandin mengurangi ambang rasa gatal akibat eikosanoid (memudahkan timbulnya gatal).

Peranan mediator kimia


Pengaktifan TRPV1 mempengaruhi kanal ion kalsium terutama di sel neuron dan non-neuronal (termasuk keratinosit),sehingga meningkatkan kecenderungan untuk gatal. Aktivasi TRPV1 keratinosit menyebabkan pelepasan mediator pruritogenik.

Peranan mediator kimia


Sitokin, seperti IL-2 dan IL-31 terlibat dalam pruritus. IL-2 terutama adalah penginduksi yang poten IL-31 ditemukan menyebabkan pruritus di individu atopik yang overekspresi IL-31

PATOFISIOLOGI
Zat-zat kimia dan rangsangan fisik (mekanik) memicu terjadi pruritus. Stimulasi terhadap ujung saraf bebas yang terletak di dekat junction dermo epidermal bertanggung jawab untuk sensasi ini. Sinaps terjadi di akar dorsal korda spinalis (substansia grisea), bersinaps dengan neuron kedua yang menyeberang ke tengah, lalu menuju traktus spinotalamikus kontralateral thalamus. Dari thalamus, terdapat neuron ketiga yang meneruskan rangsang hingga ke pusat persepsi dikorteks serebri.

Saraf yang menghantarkan sensasi gatal (dan geli,tickling sensation) merupakan saraf yang sama seperti yang digunakan untuk menghantarkan rangsang nyeri. Serabut saraf yang khusus menghantarkan rangsang pruritus, baik di sistem saraf perifer, maupun di sistem saraf pusat adalah serabut saraf tipe C tak termielinasi

sekitar 80% serabut saraf tipeC adalah nosiseptor polimodal (merespons stimulus mekanik, panas, dan kimiawi) 20% sisanya merupakan nosiseptor mekanoinsensitif,yang tidak dirangsang oleh stimulus mekanik namun oleh stimulus kimiawi. Dari 20% serabut saraf ini, 15% tidak merangsang gatal (disebut denganhistamin negatif) hanya 5% yang histamine positif dan merangsang gatal

Trauma pada kulit


1. Perlukaan - Luka tajam (V.schisum) - Luka laserasi (V. laceratum) - Luka tusuk (stab wound) - Luka gigitan hewan (V.morsum) - Luka peluru (V.schlopetorum) 2. Luka bakar (api, ari panas, kimia, listrik)

Normal wound healing


1.Acute inflamatory phase/lag phase Reaksi seluler dan vaskuler Aktivasi faktor hageman (XII) pembekuan darah Vasokontriksi (vasoaktive madiator) setelah bbrp menit Pembentukan mediator kimia prostaglandin, bradykinin, histamin sbg akibat vasodilatasi krn reaksi lokal

Neutropils: perlindungan thd infeksi - Phagocytizing & killing microorganism - Tjd lisis jaringan yang mati, bbrp jam kmd tjd kematian netropils wound exudates Lympocytes Macrophage mengambil alih peran netropils dan melepaskan cytokines Fase ini berlangsung 0 5 hari

Angiogenesis - pembentukan pembuluh darah baru - Dibutuhkan untuk suplai darah yang cukup - Hari ke 4 post trauma - Angiogenic factor disekresikan oleh macrophage

Epitelisasi - Dimulai bbrp jam setelah luka - Sel epitel tumbuh menyebrangi luka (setelah aktivasi growth factor) - Proses epitelisasi bergantung pada ukuran defek, suply nutrisi, jumlah sel basal yang masih ada, dan lingkungan luka

2. Proliferation Phase
Proliferasi fibroblas sel predominan pada akhir minggu pertama proses wound healing tergantung suply oxigen lokal sintesa kolagen

Matrix formation
Kolagen - Wound strength Stimulus: - Kadar lactat jaringan yang tinggi - Oxygen level & growth factor - Fundamental polymerized collagen is tropocllagen : proline & lysine - Required: oxygen, alpha ketoglutarat, iron, vit c - Rate collagen synthesis, maximally first 2 week - Deposite maximally wittin 3 4 week

Fibronectin
- Diprodeuksi oleh fibroblast, endothelial cells, platelets Fungsi: - media for migration and in growth of cells - Binding macro mollecules (collagen, fibrin, heparin) - Act as template for collagen deposition role in matrix formation

3. Maturation Phase
Collagen remodeling ; (the last phase of the repair process) - Dimulai kurang lebih 3 minggu setelah trauma - Dpt berlangsung bulanan sampai satu tahun - Serabut kolagen baru

Remodeling luka adalah hasil dari peningkatan cross lingking colagen Penghancuran kelebihan kolagen oleh aktifitas enzym collagenase dan regresi pembuluh darah di daerah luka Sumber kolagen adalah makrofage dan fibroblast Terjadinya keseimbangan antara deposit kolagen dengan aktifitas kolagenase

Wound Contraction
Melibatkan adanya jaringan tepi luka, dan bukan pembentukan jaringan baru Disebabkan oleh pemendekan jaringan kolagen Diperantarai oleh pergerakan fibroblast sepanjang jaringan ikat kolagen Bila berlangsung terus akan menimbulkan kontraktur patologis

Wound strength
3

Anda mungkin juga menyukai