Anda di halaman 1dari 73

Presentasi Kasus Laki-laki 66 tahun dengan Keluhan Buang Air Besar Encer sejak 2 hari SMRS

Pembimbing: Dr. Suryantini, Sp.PD Dr.Indraka P., Sp.PD Penyusun: Anita Yolaningtyas 030.07.024

Identitas
Nama No. RM
Tn. M 02 15 84 Laki-laki 66 tahun Jl. Bahagia VIII Blok S no. 10, Bekasi Pensiunan PNS gol. IIB menikah SMA Islam Jawa

Jenis kelamin
Usia Alamat Pekerjaan Status pernikahan Pendidikan terakhir

Agama
Suku Tanggal Masuk

12 Desember 2012 di ruang Garuda

Anamnesis
Autoanamnesis , pada hari Jumat, 14 Desember

2012, pukul 15.30 WIB.

Keluhan Utama
Buang air besar encer sejak 2 hari SMRS

Keluhan Tambahan
Lemas, mual

Riwayat Penyakit Sekarang


Buang air besar encer sejak 2 hari sebelum

masuk rumah sakit. lebih dari 10 kali, cair, darah (-), lendir(-) Sebelum buang air besar, OS mengaku hanya makan makanan biasa, tidak terlalu pedas maupun berbumbu Sebelum buang air besar, dirasakan perut seperti sedikit mulas. Saat buang air besar tidak ada nyeri pada anus.

lemas, demam (-), mual(+), muntah (-), batuk

maupun pilek (-). Makanan masih dapat masuk, dan OS merasa ingin minum lebih banyak Buang air kecil normal, warna kuning, darah (-), nyeri saat buang air kecil (-)

Riwayat Penyakit Dahulu


2009 dan 1 bulan SMRS
dirawat di rumah sakit dengan keluhan yang sama menyangkal pernah melakukan operasi perut sebelumnya, atau pun pergi ke luar negri sebelum timbulnya gejala diare Operasi katarak mata kiri

2008

riwayat penyakit hipertensi, CHF, CAD ISDN 5 mg, Telmisartan 1-0-0, Furosemide 2-0-0, warfarin 0-0-1. dirawat di RS dengan MCI

2005

riwayat penyakit DM dirawat di RS dengan diagnosis hiperglikemia pada tahun 2005, 2006, dan awal tahun 2012 Metformin 1-1-1, Gliquidone 1-1-1, Fenofibrate 300 mg 1x1, Allopurinol 3x1, Aspirin 1x1, dextromethorphan 1x1.

menyangkal adanya anggota keluarga yang

mengalami radang usus, keganasan, maupun batu empedu. OS menyangkal adanya alergi makanan maupun obat, penyakit paru.

Riwayat Kebiasaan
OS merokok sejak kurang lebih 30 tahun yang

lalu, namun mengaku sudah berhenti satu tahun belakangan.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum

Tampak sakit sedang, compos mentis, GCS 15, kulit kuning langsat, postur tubuh cenderung piknikus

Tanda vital

Tekanan darah : 100/80 mmHg Nadi : 80x / menit, reguler, ekualitas normal RR : 18x/ menit, reguler Suhu : 36,2 C BB= 70 kg TB= 167 cm BMI= 25,1 (overweight)

Kepala

Normocephali, rambut tipis beruban dengan distribusi tidak merata, Alis mata lengkap, kelopak mata normal, mata agak cekung, konjunctiva tidak pucat, sclera tidak ikterik, pupil mata bulat, isokor, RCL/RCTL +/+, lensa mata kanan keruh Telinga normal, hidung normal

Leher

Tiroid tidak teraba membesar Kelenjar getah bening tidak teraba membesar JVP 5+3 cmH20

Thoraks
Simetris, anterior posterior berbanding latero lateral = 5:7 Agak kifosis, kulit berwarna kuning langsat Tulang iga normal, tulang dada sternum tidak cekung, tidak cembung Sela iga tidak dapat dinilai Tidak tampak pulsasi abnormal Mamae simetris, sejajar tidak ada sekret yang keluar dr putting susu, tidak ada ulcus, tidak ada ginekomastia. Gerak dada saat bernapas tampak simetris, tidak ada yang tertinggal Tipe pernafasan abdomino thorakal

gerak dinding dada saat bernapas simetris, tidak ada yang tertinggal. Vokal fremitus kanan, kiri, depan, belakang sama kuat Tidak teraba thrill pada keempat katup jantung Angulus subcostae 90 derajat

Perkusi

Sonor pada dinding dada kanan, kiri, depan, belakang Batas paru hepar terdapat pada ICS 5, garis mid clavicularis kanan, terdengar redup Peranjakan sebesar 2 jari pemeriksa, 3 cm di bawah arcus costae kanan Batas kanan jantung terdapat pada ICS 3 Sampai ICS 5 garis sternalis kanan terdengar redup Batas paru dengan lambung terdapat pada ICS 7 garis axilaris anterior kiri terdengar timpani Batas kiri jantung terdapat pada ICS 5, 1cm kearah lateral dari Garis mid clavicularis kiri, terdengar redup Batas atas jantung terdapat pada ICS 3 garis parasternal Kiri.

Auskultasi

Paru-paru Suara nafas vesikuler, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing Jantung Bunyi Jantung I-II reguler, tidak ada murmur, tidak ada gallop

Abdomen
Inspeksi buncit, tidak ada smiling umbilicus, warna kulit kuning langsat, tidak ada efloresensi pergerakan perut saat bernafas simetris, tidak tampak gerak peristaltik Auskultasi Bising usus meningkat, tidak ada arterial bruit, tidak ada venous hump

Palpasi Supel, ada nyeri tekan epigastrium Hepar, lien tidak teraba

Perkusi Tymphani, shifting dullness negatif, tidak ada nyeri ketuk CVA

Ekstremitas
Akral hangat, tidak ada oedem, turgor kulit

menurun

Pemeriksaan Penunjang
EKG
Saat masuk IGD

EKG 13 Desember 2012

Lab darah rutin (12/12/12)


Hb Leukosit 10 g/dL (13,2-17,3) Ureum 155 mg/dL (10-50)

14.400/mm3 (3.800-10.800) Creatinin 3.04 mg/dL (0.9-1.3) GDN 243 mg/dL (80-100)

Trombosit 315.000/mm3 (150-440rb) Ht 31% (40-52)

Lab darah tgl 13/12/12


Hb Leukosit 11,4 g/dL (13,2-17.3) 15.500/mm3(3.800-10.800) Alkali fosfatase SGOT 71 u/L (<258) 19 u/L (10-50)

Trombosit Ht Bil.tot Bil direk Bil indirek Prot.tot Albumin Globulin

307.000/mm3(150-440rb) 34%(40-52) 0.64mg/dL (0.1-1.2) 0.11 mg/dL (0-0.2) 0.53 mg/dL (0.1-1.0) 7.1 g/dL (6.6-8.7) 4.3 g/dL (3.8-5.1) 2.8 g/dL (2.8-3.6)

SGPT Cholesterol Trigliseride Ureum Creatinin Asam urat GDN

16 u/L (10-50) 151 mg/dL (<200) 274 mg/dL(<200) 157 mg/dL (10-50) 2.64 mg/dL(0.9-1.3) 9.5 mg/dL(3.6-8.2) 159

Rontgen Thoraks PA (18/11/12)

Diagnosis kerja
Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan Overweight dengan DM, hipertensi, CHF,

Hipertrigliserida, hiperurisemia

Diagnosis banding
Colitis

Malabsorbsi
Keganasan usus

Resume
Seorang pria, 66 tahun datang dengan keluhan utama OS datang dengan keluhan buang air besar encer sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Dalam satu hari, OS mengeluh buang air besar sampai lebih dari 10 kali. Konsistensi dari feses adalah cair. Sebelum buang air besar, dirasakan perut seperti sedikit mulas. OS mengeluh lemas, mual. Pernah dirawat di rumah sakit dengan keluhan yang sama pada tahun 2009 dan juga satu bulan SMRS. OS memiliki riwayat penyakit DM sejak 2005. Pernah dirawat di RS dengan diagnosis hiperglikemia pada tahun 2005, 2006, dan awal tahun 2012. OS memiliki riwayat penyakit hipertensi, CHF, CAD sejak 2008. OS pernah dirawat di RS dengan MCI pada tahun 2008 dan juga dengan chest pain pada awal tahun 2012. OS merokok sejak kurang lebih 30 tahun yang lalu, namun mengaku sudah berhenti satu tahun belakangan. Dari hasil pemeriksaan fisik, OS tampak sakit sedang, BMI= 25, 1 (overweight), mata cekung, lensa mata kanan keruh, JVP meningkat. Dari pemeriksaan thoraks, batas kiri jantung agak melebar. Dari pemeriksaan abdomen, turgor kulit agak turun, terdengar bising usus meningkat, dan ada nyeri tekan epigastrium. Pemeriksaan laboratorium, didapatkan Hb yang menurun, Leukosit meningkat, Ht menurun, TG meningkat, Ureum meningkat, Creatinin meningkat, asam urat meningkat, GDN meningkat.

Penatalaksanaan
Diet bubur kasar Rencana USG abdomen

nonmedikamentosa

medikamentosa

Oralit 3x1 Rehidrasi Infus RL 20 tpm Antidiare attapulgite 3x2 tab Loperamide 3x1 tab Tetracycline 3x500 mg Ondancentron 3x1 tab obat gula dan obat jantung dilanjutkan

Prognosis
Ad vitam
Dubia ad malam

Ad sanationam
Dubia ad malam

Ad fungsionam
Dubia ad malam

Follow up
14/12/12
S

15/12/12

16/12/12

Nyeri perut daerah epigastrium, Diare berkurang, tetapi konsistensi Konsistensi buang air besar masih diare berkurang masih encer encer, sehari 4 kali BAB

110/70, celcius

72x/menit,

36

derajat 100/80, celcius.

78x/menit,

36.4

derajat 120/80, celcius

80x/menit,

36

derajat

Bising usus (+) meningkat, NTE Bising usus meningkat, NTE(+) (+) Periksa USG kesan fatty liver+batu kandung empedu (foto terlampir)
A

Bising usus meningkat, NTE (+)

GEA dengan dehidrasi ringan

GEA dengan dehidrasi ringan

GEA dengan dehidrasi ringan

overweight dengan DM, hipertensi, overweight pada DM, hipertensi, overweight pada DM, hipertensi, CHF, hiperurisemia Hipertrigliserida, CHF, hiperurisemia Hipertrigliserida, CHF, hiperurisemia Hipertrigliserida,

Terapi lanjut, rencana endoskopi Terapi lanjut saluran cerna bagian bawah

Terapi lanjut

17/12/12
S

18/12/12 perut

19/12/12

Nyeri

daerah Nyeri perut (-), BAB mulai Nyeri perut (-), BAB mulai normal

epigastrium (+), BAB encer 3 memadat kali sehari


O

130/80, 74x/menit, 36 derajat 110/70, 80x/menit, 36 derajat 110/70, 84x/menit, 36 derajat Celcius Bising usus meningkat celcius Bising usus normal colitis, Non spesifik colitis, overweight Non spesifik pada colitis, DM, CHF, DM, pada DM, hipertensi, CHF, overweight CHF, Hipertrigliserida, hiperurisemia, hipertensi, hemoroid grade I Hipertrigliserida, hiperurisemia, hemoroid grade I Terapi lanjut Terapi lanjut, boleh pulang spesifik pada celcius

Non

overweight hipertensi,

Hipertrigliserida, hiperurisemia
P

Terapi lanjut

Dilakukan endoskopi SCBB, Tes benzidine (-) didapatkan kesan non specific Tinja Rutin: colitis. Diambil sampel untuk Lemak (+), Leukosit 0-2 pemeriksaan PA. Rencana pemeriksaan tinja, tes benzidine

USG 14/12/12 fatty liver +batu GB

Lampiran
Endoskopi 17 Des 2012

Tinjauan Pustaka
GASTROENTERITIS AKUT

Definisi
inflamasi saluaran pencernaan, yang meliputi lambung,

usus halus, dan usus besar yang biasanaya menyebabkan terjadinya diare, nyeri perut, mual, dan terkadang muntah. Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair >3x sehari, atau frekuensinya lebih dari biasa pada seseorang. Diare akut awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam atau beberapa hari, kurang dari 2 minggu, disertai dengan gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, nyeri perut,kadang disertai demam, darah pada feses serta tenesmus. Diare persisten selama 2-4 minggu. Diare kronik lebih dari 4 minggu

Epidemiologi
Departemen Kesehatan, angka kejadian diare nasional

tahun 2006 masih tinggi 423 per 1.000 penduduk pada semua umur. Kematian karena diare di negara berkembang terjadi terutama pada anak-anak berusia kurang dari 5 tahun, dimana dua pertiga di antaranya tinggal di daerah yang buruk, kumuh dan padat dengan tingkat pendidikan yang rendah, serta kurangnya fasilitas kesehatan. beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi peringkat pertama sampai dengan keempat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakit. Di Amerika Serikat perbaikan sanitasi dan tingkat pendidikan, prevalensi diare karena infeksi berkurang.

Etiologi
Infeksi
Virus (30%-40% diare): Jenis virus yang paling banyak adalah rotavirus,calicivirus, Norwalk virus, astrovirus. Pada non inflamasi, invasi mukosa (-),cairan, lekosit feses (-)

Bakteri Akibat infeksi bakteri di usus halus (vibrio kolera, E. coli), biasanya bersifat non inflamasi, cair, invasi mukosa (-), lekosit feses (-). Bila akibat infeksi bakteri di kolon (salmonella sp., shigella sp.) biasanya terdapat invasi mukosa , bersifat inflamasi, diare berdarah serta lekosit feses (+)

Parasit akibat infeksi parasit di usus halus (Giardia lamblia, Cryptosporidium) biasanya bersifat non inflamasi, invasi mukosa (-), cair, lekosit feses (-). Bila akibat infeksi parasite di kolon (entamoeba histolytica) biasanya bersifat inflamasi, invasi mukosa (+), diare berdarah, lekosit feses (-)

Non infeksi
Keracunan makanan (food poisoning) karena toksin dari

Staphylococcus aureus, Baccillus cereus, Clostridium perfringens, Clostridium botulinum. Dalam keadaanini biasanya bersifat non inflamasi, invasi mukosa (-), cair. Obat-obatan dan toksin (magnesium, kafein, teofilin, opiate, laktulosa) Sindroma usus iritabel Fase akut penyakit usus inflamasi Penyakit usus iskemik Alergi makanan Defisiensi laktosa Penyebab lainnya, seperti vasoaktif intestinal peptidesecreting tumor VIPOMA

Patofisiologi
Sekitar 9-10 liter cairan memasuki saluran cerna

setiap harinyadari luar (diet) dan dari dalam tubuh kita (sekresi cairan lambung, empedu dan sebagainya). Sebagian besar dari jumlah tersebut (75%-85%) akan diresorbsi kembali di usus halus dan sisanya memasuki usus besar. Sejumlah 90% daricairan tersebut di usus besar akan diresorbsitersisa sejumlah 150-250 ml cairan yang akan ikut membentuk tinja.

Diare osmotik
Sejumlah besar bahan makanan yang tidak dapat

diabsorbsi dalam lumen usus hiperosmolaritas intra lumen menimbulkan perpindahan cairan dari plasma ke dalam lumencairan di dalam usus berlebih Terjadi pada keadaan maldigesti (Coeliac disease), penggunaan bahan yang bersifat laksansia. Pada orang normal penggunaan garam magnesium atau vitamin C atau malabsorbsi laktosa Diare ini dapat berhenti bila pasien puasa.

Diare sekretorik
terjadi bila ada gangguan transport elektrolit baik

absorbsi yang berkurang maupun sekresi yang meningkat melalui dinding usus. dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri. pada kasus kolera, pengaruh garam empedu, asam lemak rantai pendek atau penggunaan laksansia non osmotik. Beberapa hormone intestinal sepertigastrin, vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat menyebabkan diaresekretorik. Diare tetap berlangsung walaupun pasien dipuasakan.

Diare Eksudatif
infeksi bakteri ataupun bersifat non infeksi seperti

glutein sensitive enteropati, penyakit usus inflamasi (irritable bowel disease, Crohns disease atau colitis ulseratif) atau akibat radiasi inflamasi/peradangan kerusakan mukosa baik usus halus/usus besarfeses dapat mengandung pus darah atau mukus.

Diare Hiperperistaltik/Hipermotilitas
makanan melalui usus terlalu cepatidak ada

waktu untuk penyerapan dari zat-zat nutrient dan air dari makanan. pada keadaan tirotoksikosis, penyakit usus iritabel, diabetes mellitus dan paska gastrektomi. Diare ini dapat disembuhkan dengan pemberian obat antimotilitas (loperamid).

Diagnosis
anamnesis : bentuk feses, makanan/minuman 6-24 jam terakhir, adakah

orang lain disekitar yang menderitahal serupa, tempat tinggal penderita, riwayat bepergian sebelumnya, dan polakehidupan seksual.
pemeriksaan fisik keadaan umum pasien seperti kesadaran,status gizi, tanda vital

(tekanan darah, nadi, pernapasan dan suhu), derajat dehidrasi,kualitas nyeri perut, colok dubur (pada kasus feses berdarah dan usia >50 tahun), dan identifikasi penyakit komorbid.
Pada pemeriksaan penunjang pemeriksaan feses rutin, darah rutin, kimia darah. Kultur feses

dilakukan pada kasus dengan dehidrasi demam, diare berdarah, atau setelah 3 hari pengobatan tidak ada perbaikan. sigmoidoskopi/kolonoskopi diare berdarah bila pemeriksaan penunjang yang sebelumnya tidak memperlihatkan penyebab yang jelas.

Penatalaksanaan
Terapi suportif
Rehidrasi cairan dan elektrolit Oral diare akut tanpa komplikasi atau dengan dehidrasi ringan komposisi Natrium 75 mmol/L, Klorida 65 mmol/L, glukosa anhidrat 75 mmol/ L, kalium 20 mmol/L, sitrat 10 mmol/L = 245 mmol/L Intravena diare akut dengan komplikasi dehisdrasi sedang-berat dan/atau komplikasi lainnya. Cairan yang digunakan ringer laktat atau ringer asetat.

Rumatan kombinasi elektrolit + nutrisi cairan intravena

Terapi etiologik
antibiotik pada diare dengan infeksi tidak selalu

diindikasikan kecuali memiliki keuntungan secara klinis, efek samping yang kecil, tidak menggangu flora normal usus, dan meningkatkan resistensi terhadap antibiotik. infeksi karena bakteri dan jamur antibiotik dan anti jamur sesuai dengan kuman penyebab diare infeksi virus tidak diberikan antivirus, hanya suportif dan simtomatik. Pada diare non infeksi seperti intoleransi laktosa, alergi dengan makanan tertentu,intoleransi makanan, fase akut sindrom usus iritabel, penyakit usus inflamatorik dantirotosikosis, terapinya secara simptomatis dan menghindari makanan/minuman pencetus diare tersebut

infeksi virus tidak diberikan antivirus, hanya suportif

dan simtomatik. Pada diare non infeksi seperti intoleransi laktosa, alergi dengan makanan tertentu,intoleransi makanan, fase akut sindrom usus iritabel, penyakit usus inflamatorik dantirotosikosis, terapinya secara simptomatis dan menghindari makanan/minuman pencetus diare tersebut

Terapi simptomatik
OBAT ANTI-DIARE

a. derivate opioid misal loparamine, defenoksilatatropin dan tinktur opium. Loperamine paling disukai karena tidak adiktif dan memiliki efek samping paling kecil. b. Obat yang mengeraskan tinja: atapulgite 4 x 2 tab/hari, smectite 3 x 1 saset diberikan tiap diare/BAB encer sampai diare berhenti. c. Obat anti sekretorik atau enkephalinase: Hidrasec 3 x 1 tab/hari

COLITIS

Definisi
peradangan akut atau kronik yang mengenai

kolon. colitis ulseratif adalah penyakit radang kolon non spesifik yang berlangsung lama disertai masa remisi dan eksaserbasi yang berganti-ganti. (5)

Epidemiologi
Awitan puncak penyakit ini adalah antara usia 15

tahun dan 40 tahun, menyerang kedua jenis kelamin sama banyak. Insiden per tahun sekitar 1 per 10.000 orang dewasa kulit putih. Penyakit Chron terjadi pada sekitar seperempat dari colitis ulseratif. Kedua penyakit ini lebih jarang dijumpai pada orang kulit berwarna.(6)

Etiologi
Kolitis infeksi, misalnya : shigelosis, kolitis

tuberkulosa, kolitis amebik, kolitis pseudomembran, kolitis karena virus/bakteri/parasit. Kolitis non-infeksi, misalnya : kolitis ulseratif, penyakit Crohns kolitis radiasi, kolitis iskemik, kolitis mikroskopik, kolitis non-spesifik (simple colitis).

Gejala Klinis
nyeri perut dan diare.

Awitan cenderung perlahan selama berbulan-

bulan hingga bertahun-tahun dan berlangsung selama 1-3 bulan. Pada colitis ulseratif bentuk ringan terjadi diare ringan disertai perdarahan ringan dan intermitten. Pada penyakit yang berat, defekasi terjadi lebih dari enam kali sehari disertai banyak darah dan mukus.

Beberapa gejala lain yang mungkin menyertai adalah Kembung dan peningkatan udara usus. Perdarahan saat gerakan usus. Harus dibedakan

dengan ambeien yang mengalami perdarahan. Tenesmus atau nyeri akibat peregangan pada pergerakan usus. Nyeri perut bisa memberat dan berkurang. Nyeri bertambah saat diare dan kemudian berkurang. Nyeri bisa berlangsung terus menerus Demam, menggigil dan tanda-tanda infeksi lain sesuai dengan penyebab kolitisnya.

Diagnosis
Dijumpai diare disertai darah

sigmoidoskopi memperlihatkan mukosa yang

rapuh dan sangat meradang disertai eksudat. Pada 95% kasus mengenai daerah rektosigmoid kolon. Pemeriksaan radiografi dengan barium pada kolon membantu menentukan luas perubahan pada kolon yang lebih proksimal

Penatalaksanaan
Tujuan terapi adalah untuk mengatasi

peradangan, mempertahankan status gizi penderita, meringankan gejala, serta mencegah infeksi dan komplikasi lain Medikamentosa:
Kortikosteroid
Sulfonamide Diet residu rendah, protein tinggi, tinggi kandungan

vitamin dan mineral dengan pembatasan laktosa Obat antikolinergik

Bedah
kolektomi total dan pembuatan ileostomi permanen.

Komplikasi
anemia abses hati pada kolitis amuba dehidrasi hipoksia

syok

disseminated intravascular coagulation (DIC)

toksik megakolon

peritonitis

perforasi usus

obstruksi

hemolytic uremic syndrome (HUS) merupakan komplikasi penting pada kolitis karena enterohemorrhagic E coli (EHEC) (6)

Pembahasan Kasus

Masalah Buang air besar encer sejak 2 hari SMRS, dalam satu hari bisa lebih dari 10 kali, konsistensi encer, tidak ada lendir, tidak ada darah, perut terasa mual, dari pemeriksaan fisik didapatkan bising usus meningkat

Hipotesis >10x diare. Kemungkinan penyebabnya adalah virus, bakteri, maupun parasit yang menyerang saluran pencernaan. Leuoksit naik proses infeksi. Hb turun hipotesis infeksi bersifat invasive. Dehidrasi ringan penyakit yang bersifat kronis. Maka didiagosis banding dengan penyakit radang usus (colitis), malabsorbsi, dan keganasan.

Lemas, mata cekung, turgor kulit yang agak turun Pernah dirawat di rumah sakit dengan keluhan yang sama pada tahun 2009 dan juga satu bulan SMRS

riwayat penyakit DM sejak 2005. Pernah dirawat di RS dengan diagnosis hiperglikemia pada tahun 2005, 2006, dan awal tahun 2012. tampak piknikus, dan dari hasil BMI nya overweight, dari hasil lab didapatkan trigliserida dan juga asam urat yang meningkat

tidak menjaga pola makan dengan baik

riwayat penyakit hipertensi, CHF, CAD sejak 2008. OS pernah dirawat di RS dengan MCI pada tahun 2008 dan juga dengan chest pain pada awal tahun 2012, kardiomegali, JVP meningkat, EKG q wave

Usia, jenis kelamin, dan riwayat merokok pasien factor risiko dari penyakit jantungnya.

Nyeri epigastrium
Lensa mata kanan keruh Hb turun

Dari USG didapati batu GB


katarak Kolitis dari hasil kolonoskopi

Penatalaksanaan
Diet bubur kasar Oralit 3x1, infuse RL 20 tpm
Diare disebabkan karena luka nya permukaan dari usus, maka makan makanan yang lunak mencegah terjadi nya diare yang lebih parah. Rehidrasi pada pasien karena dehidrasi ringan

Antidiare attapulgite 3x2 tab


Loperamide 3x1 tab Tetracycline 3x500 mg Ondancentron 3x1 tab

Untuk mengeraskan feses

Anti motilitas

Ada kemungkinan karena infeksi bakteri

Mengurangi rasa mual dengan menghambat serotonin

Pemeriksaan anjuran
dilakukan pemeriksaan elektrolit, agar tepat dalam

mengoreksi dehidrasi dilakukan pemeriksaan kultur resistensi, agar antibiotic dapat bekerja dengan baik

Prognosis
ad vitam

: dubia ad malam (kemungkinan terburuk adalah keganasan, bisa mengancam jiwa) Ad sanationam : dubia ad malam (kemungkinan untuk berulang akan terjadi apabila penyebab pasti belum diketahui dan pasien tidak menghindari factor risiko) Ad fungtionam : dubia ad malam (penyakit yang bersifat kronis, bisa terjadi keganasan)

Kesimpulan
Pada kasus ini, didapatkan pasien dengan

keluhan buang air besar encer sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Ternyata 3 tahun sebelumnya, dan juga 1 bulan SMRS, pasien juga pernah dirawat dengan keluhan yang sama. Setelah dilakukan kolonoskopi, didapatkan penyakit colitis non spesifik. Telah dilakukan pemeriksaan PA, namun sampai makalah ini selesai dibuat, belum didapatkan hasilnya. Dilakukan pemeriksaan PA, karena komplikasi yang paling ditakutkan adalah keganasan.

Daftar Pustaka
Makmun,D, et.al. Konsensus Penatalaksanaan Diare Akut

pada Dewasa di Indonesia. Jakarta: PGI.2009. Price,S.,et al. Patofisiologi edisi 6 volume 1. Jakarta: EGC. 2006. Andrew, et.al. Differential Diagnosis third edition. Edinburgh: El Sevier. 2010. Sinaga,Yusuf. Gastroenteritis Akut. Diunduh dari www.yusufsinaga.wordpress.com/2009/gastroenteritisakut/ pada tanggal 23 Desember 2012. Aprillia, D. Kolitis. Diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3381/1/08 E00077.pdf pada tanggal 2 Januari 2013. Sullivan, S. Colitis. Diunduh dari www.drmcdougall.com/med_colitis.html pada tanggal 2 Januari 2013.

Anda mungkin juga menyukai