Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN

KELOMPOK 1
Ari Susanti Kasyadi Erlis Selviana Riska Manora Hesti Setiasih Sri Hayati Iyang Sofyan Sauri Yasho Alfrida

DEFINISI

Colits, yaitu ; Peyakit ulseratif dan inflamasi berulang dari lapisan mukosa kolon dan rectum.(Keperawatan Medikal Bedah. Vol 2.2001.1106) Inflamasi usus yang kronis dan hanya mengenai mukosa dan submukosa kolon.
(Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. 2009.321)

Penyakit primer yang didapatkan pada kolon, yang merupakan perluasaan dari rektum. (Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. 1990. 137)

ETIOLOGI
Etiologi colitis ulserativa tidak diketahui. Faktor genetik tampaknya berperan dalam etiologi, karena terdapat hubungan familial. Juga terdapat bukti yang menduga bahwa autoimunnita berperan dalam patogenisis

PATOFISIOLOGI

Colitis liseratif mempengaruhi mukosa superficial kolon dan di karakteristikan dengan adanya ulserasi multiple,inflamasi menyebar,dan deskuamasi atau pengelupasan epithelium kolonik. Perdarahan terjadi akibat dari ulserasi. Lesi berlanjut,yang terjadi satu secara bergiliran,satu lesi diikuti oleh lesi yang lainnya. Proses penyakit mulai pada rectum dan akhirnya dapat mengenai seluruh kolon. Akhirnya usus menyempit,memendek,dan menebal akibat hipertrofi muskuler dan deposit lemak.

MANIFESTASI KLINIS
Gejala meliputi : kram,nyeri abdomen,diare berdarah,demam,dan penurunan berat badan, ketidak seimbangan cairan ,anoreksia. Komplikasinya:obstruksi,dehidrasi,keti akseimbangan cairan zat elektrolit

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Abdominal X-ray CT Scan Endoskopi Pemeriksaan darah lengkap dan feses

PENATALAKSANAAN Tindakan medis untuk colitis ulseratif ditujukan untuk mengurangi inflamasi, menekan respon imun, dan mengistirahatkan usus yang sakit, sehingga penyembuhan dapat terjadi.

Penatalaksanaan secara umum :


Pendidikan terhadap keluarga dan penderita. Menghindari makanan yang mengeksaserbasi diare. Menghindari makanan dingin, dan merokok karena keduanya dapat meningkatkan motilitas usus. Hindari susu karena dapat menyebabkan diare pada individu yang intoleransi lactose.

Terapi obat : Obat- obatan sedatife dan antidiare/ antiperistaltik digunakan untuk mengurangi peristaltic sampai minimum untuk mengistirahatkan usus yang terinflamasi.

Psikoterapi :
Ditujukan untuk menentukan faktor yang menyebabkan stres pada pasien, kemampuan menghadapi faktor- faktor ini, dan upaya untuk mengatasi konflik sehingga mereka tidak berkabung karena kondisi mereka

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
1. Anamnesa Identitas klien Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit terdahulu Riwayat penyakit keluarga Pola diet Pola eliminasi usus

2. Pemeriksaan fisik Sistem integument Turgor kulit menurun Membran mukosa kering Sistem gastroenterologi Diare (konstensi feses cair) Bising usus Anoreksia Penurunan BB

3. Data penunjang Abdominal X-ray CT Scan Endoskopi Pemeriksaan darah lengkap dan feses

DIAGNOSA
1. Diare berhubungan dengan adanya inflamasi,iritasi atau malabsorbsi usus Intervensi Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik, jumlah dan factor pencetus. Identitas makanan dan cairan yang mencetuskan diare. Observasi demam,takikardia,ansietas,dan kelesuan. Rasional Membantu membedahkan penyakit individu dan mengkaji beratnya diare. Menghindari iritan meningkatkan istirahat usus. Tanda bahwa perforasi dan peritonitis akan terjadi/telah terjadi memerlukan intervensi medik segera

Kolaborasi Memberikan obat antikolinergik. Rasional Menurunkan mortilitas/peristaltik GI dan menurunkan sekresi digestif untuk menghilangkan kram dan diare. Implentasi Mengobservasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik, jumlah dan factor pencetus. Mengidentitas makanan dan cairan yang mencetuskan diare. Mengobservasi demam,takikardia,ansietas,dan kelesuan. Evaluasi Melaporkan penurunan frekuensi defekasi, konsistensi kembali normal.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubangan dengan gangguan absorpsi nutrient Intervensi Timbang berat badan tiap hari Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram abdomen, flatus (produk susu) Rasional Memberikan informasi tentang kebutuhan diet/keefektifan terapi Mencegah serangan akut/eksaserbasi gejala. Kolaborasi Pertahankan puasa sesuai indikasi

Rasional Istirahat usus menurunkan peristaltik dan diare dimana menyebabkan malabsorpsi/kehilangan nutrien. Implentasi Menimbang berat badan klien tiap hari Membatasi klien makan makanan yang dapat menyebabkan kram abdomen, flatus (produk susu). Evaluasi Menunjukkan berat badan stabil atau peningkatan berat badan sesuai sasaran dengan nilai laboratorium normal dan tak ada tanda malnutrisi.

3. Nyeri berhubungan dengan diare lama Intervensi Dorong klien untuk melaporkan nyeri Kaji laporan kram abdomen atau nyeri ,catat lokasi,skala nyeri. Izinkan klien untuk memulai posisi yang nyaman. Rasional Mencoba untuk mentoleransi nyeri, daripada meminta analgesik. Nyeri kolik hilang pada penyakit colitis. Nyeri sebelum defekasi sering terjadi pada KU dengan tibatiba, dimana dapat berat dan terus menerus. Menurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan rasa kontrol.

Implementasi Mendorong klien untuk melaporkan nyeri Mengkaji laporan kram abdomen atau nyeri ,catat lokasi,skala nyeri. Mengizinkan klien untuk memulai posisi yang nyaman. Evaluasi Melaporkan nyeri berkurang/hilang dan dapat terkontrol

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan

penyakit colitis Intervensi Tentukan persepsi klien tentang proses penyakit Beri tahu klien tentang penyakit. Rasional Membuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar individu. Menambahkan pengetahuan klien tentang penyakit colitis.

Implentasi Menentukan persepsi klien tentang proses penyakit Memberikan penyuluhan kesehatan tentang penyakit yang dideritanya. Evaluasi Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.

Matur kesuwun .,

Anda mungkin juga menyukai