Anda di halaman 1dari 34

KEHAMILAN DENGAN HIV

Pembimbing Dr. Indrawan Ekomurtomo SpOG

Muh. Dina Tursina Chekmat

PENDAHULUAN

Definisi
HIV/AIDS adalah suatu sindrom defisiensi

imun yang ditandai oleh adanya infeksi oportunistik dan atau keganasan yang tidak disebabkan oleh defisiensi imun primer atau sekunder atau infeksi kongenital melainkan oleh human immunodeficiency virus. Kausa sindrom imunodefisiensi ini adalah retrovirus DNA yaitu HIV-1 dan HIV-2.

KLASIFIKASI

PATOGENESIS

FISIOLOGI SISTEM IMUNITAS


Innate Immunity Kemampuan tubuh menahan segala bentuk invasi organisme Barir alami tubuh: Kulit Substansi toksik: Asam lambung Sel fagosit: Sel darah putih dan makrofag Substansi kimia darah yang dapat menghancurkan organisme yang masuk Acquired Immunity Kemampuan tubuh membentuk suatu respon target terhadap organisme spesifik melalui beberapa fungsi sistem/komponen imunitas Sistem komplemen komplek yang diaktivasi oleh reaksi antigen-antibodi Kekebalan yang melibatkan aktivitas sel limfosit B dan T

Imunitas tubuh merupakan hasil kerja berbagai tipe sel dan substansi biologis yang komplek.

IMUNITAS YANG DIBENTUK OLEH SEL LIMFOSIT


Imunitas Sel

Limfosit - B

Limfosit - T

Sel Memori B

Sel Plasma

Sel Memori T

Sel T Aktivasi

IgA, IgD, IgE, IgG, IgM

Sitotoksik

Supresor

Helper

Kekebalan yang dibentuk oleh sel-sel limfosit berkembang selama periode embrionik pada jaringan hemopoetik janin yang kemudian berdiferensiasi ke berbagai sistem limfatik

klasifikasi HIV/AIDS berdasarkan stadium WHO (2003)


Stadium 1 : asimtomatik,

limfadenopati generalisata Stadium 2


Berat badan turun < 10 % Manifestasi mukokutan minor

Stadium 4
HIV wasting syndrome Pneumonia Pneumocystis carinii Toksoplama serebral Kriptosporodiosis dengan diare > 1 bulan Sitomegalovirus pada organ selain hati, limpa, atau kelenjar getah bening (misalnya retinitis CMV) Infeksi herpes simpleks, mukokutan (> 1 bulan) atau viseral Progressive multifocal leucoencephalopathy Mikosis endemic diseminata Kandidiasis esofagus, trakea, dan bronkus Mikobakteriosis atipik, diseminata atau paru Septikemia salmonela nontifosa Tuberkulosis ekstrapulmoner

(dermatitis seboroik, prurigo, infeksi jamur, kuku, ulkus oral rectum, cheilitis angularis) Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir Infeksi saluran nafas atas rekuren
Stadium 3
Berat badan turun > 10 % Diare yang tidak diketahui

penyebab, > 1 bulan Demam berkepanjangan (intermitten atau konstan), > 1 bulan Kandidiasis oral Oral hairy leucoplakia Tuberculosis paru Infeksi bakteri baru (pneumonia, piomiositis)

Cara Penularan Ibu ke Anak

Beberapa pokok kunci: Status HIV bayi dipengaruhi oleh kesehatan ibunya Status HIV bayi tidak dipengaruhi sama sekali oleh status HIV ayahnya Status HIV bayi tidak dipengaruhi oleh status HIV anak lain dari ibu

Dua faktor utama untuk menjelaskan faktor risiko penularan HIV dari ibu ke bayi
Faktor ibu kadar HIV (viral load) di

Faktor bayi - bayi yang lahir prematur dan memiliki berat badan lahir rendah, melalui ASI yang diberikan pada usia enam bulan pertama bayi, bayi yang meminum ASI dan memiliki luka di mulutnya

darah ibu pada menjelang ataupun saat persalinan kadar HIV di air susu ibu ketika ibu menyusui bayinya

Faktor cara penularan


menular saat persalinan melalui

percampuran darah ibu dan darah bayi, bayi menelan darah ataupun lendir ibu, persalinan yang berlangsung lama, ketuban pecah lebih dari 4 jam penggunaan elektrode pada kepala janin, penggunaan vakum atau forceps, dan tindakan episiotomi bayi yang lebih banyak mengonsumsi makanan campuran daripada ASI

Faktor yang meningkatkan risiko penularan HIV dari ibu ke bayi


Masa kehamilan Ibu baru terifeksi HIV parasit Ibu memiliki infeksi menular seksual Masa persalinan Ibu baru terinfeksi HIV 4 jam sebelum persalinan Masa menyusui Ibu baru terinfeksi HIV yang lama Ibu memiliki infeksi virus, bakteri,Ibu mengalami pecah ketuban lebih dariIbu memberikan ASI dalam periode

Terdapat tindakan medis yang dapatIbu memberikan makanan campuran meningkatkan kontak dengan darah ibu(mixed feeding) untuk bayi atau cairan tubuh ibu (sepert penggunaan elktrode pada kepala janin, penggunaan vakum atau forceps, dan episiotomi

Ibu menderita kekurangan gizi

Bayi merupakan janin pertama dariIbu memiliki masalah pada payudara, suatu kehamilan ganda (karena lebihseperti mastitis, abses, luka di puting dekat dengan leher rahim/serviks) payudara

Ibu memiliki korioamniositis (dan IMSBayi memiliki luka di mulut yang tak diobati atau infeksi lainnya)

Pemeriksaan Penunjang
ELISA/EIA WESTERN

BLOT

Parameter Serologi Infeksi 11IV1 Konsentrasi Relatif

Pengaruh kehamilan pada perjalanan penyakit HIV

Tidak secara signifikan mempengaruhi: penurunan CD4 peningkatan kadar HIV progresivitas menjadi AIDS

Pengaruh infeksi HIV pada kehamilan

Di negara maju
Tidak meningkatkan
Prematuritas BBLR Gangguan pertumbuhan intrauterin

Pengaruh infeksi HIV pada kehamilan

Di negara berkembang
Meningkatkan abortus prematuritas BBLR gangguan pertumbuhan kematian janin intrauterin terutama pada stadium lanjut

TRANSMISI
intrauterin intrapartum pascapersalinan

Kriteria: tes kadar HIV bayi positif dalam 48 jam setelah kelahiran diikuti tes kadar HIV positif sesudahnya Mekanisme diduga melalui plasenta

intrauterin

intrapartum

pascapersalinan

Faktor yang mempengaruhi


Kadar HIV ibu jumlah CD4+ ibu malnutrisi defisiensi vitamin A rokok amniosentesis berat badan ibu

TRANSMISI
intrauterin intrapartum pascapersalinan

Kriteria
tes kadar HIV bayi negatif dalam 48 jam setelah kelahiran, 1 minggu kemudian positif, bayi tidak menyusui

intrauterin Faktor yang mem pengaruhi

intrapartum

pascapersalinan

Kadar HIV ibu Kadar HIV cairan servikovaginal cara persalinan ketuban pecah dini > 4 jam persalinan prematur korioamnionitis penyakit ulkus genital aktif episiotomi penggunaan vakum atau forseps anak kembar: risiko anak pertama >>

< 1000 kopi penularan minimal Tidak ada angka pasti

Kadar HIV ibu menjelang persalinan dan risiko transmisi


Women & Infants Transmission Study (WITS)

45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
<1000 100010.000 1000150000 50001100000 >100000

persentase penularan

kadar HIV

intrauterin Faktor yang mem pengaruhi

intrapartum

pascapersalinan

Kadar HIV ibu Kadar HIV cairan servikovaginal 32% cairan cara persalinan serviks, 10% ketuban pecah dini > 4 jam vagina persalinan prematur Duh korioamnionitis abnormal, penyakit ulkus genital aktif CD4+ rendah, episiotomi defisiensi vit penggunaan vakum atau forseps A anak kembar: risiko anak pertama >>

TRANSMISI
intrauterin intrapartum pascapersalinan

o Konsentrasi HIV 1 per 104 sel o Kadar tertinggi: mulai minggu pertama, kolostrum sampai 3 bulan o Masih dapat dideteksi sampai 9 bulan o Risiko penularan tertinggi 6 bulan pertama

Faktor yang mempengaru air susu ibu mastitis abses payudara lesi mukosa mulut bay bayi prematur respons imun bayi

PENCEGAHAN TRANSMISI HIV DARI IBU KE ANAK


1. Manajemen antepartum 2. Manajemen intrapartum 3. Manajemen postpartum

ANTENATAL CARE (ANC),


1. Kunjungan pertama: Anamnesis lengkap, pemeriksaan, suplemen folat dan VCCT 2. Kunjungan kedua : monitoring kemajuan kehamilan, konseling mengenai pmtct dan pilihan menyusui,tetanus toxoid, suplemen besi/folic . 3. Kunjungan ketiga : monitoring kemajuan kehamilan, tekanan darah, Hb dan analisa urine,tetanus toxoid, supplemen besi/folic. Dukungan konseling 4. Kunjungan keempat : sama seperti diatas. Pendaftaran program pmtct , Beri obat antiretroviral

PENCEGAHAN TRANSMISI HIV IBU KE ANAK


1. Prong 1 : Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan usia reproduktif 2. Prong 2 : Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu HIV positif 3. Prong 3 : Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu hamil HIV positif ke bayi yang dikandungnya 4. Prong 4 : Memberikan dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu HIV positif beserta bayi dan keluarganya

Strategi Utama WHO/UNAIDS


VCT Pertahankan HIVnegatif Tidak ingin hamil 1 Menjadi HIV-positif HIV Care
4

Wanita

Tidak hamil Hamil

VCT ARV Pemberian Susu Bayi


3

1 Mencegah infeksi HIV pada wanita 2 Mencegah kehamilan yang tidak dikehendaki 3 Mencegah penularan HIV dari Ibu ke Anak

4 Menyediakan perawatan HIV bagi wanita dgn HIV dan keluarganya

Bayi tak terinfeks i

Program pelayanan PMTCT


Semua perempuan
ANC Penyuluhan HIV HIV testing (VCT) Partner testing Keluarga

Berencana

HIV+ Perempuan

Counseling diagnosis HIV ARV untuk PMTCT Counseling infant feeding Dukungan Psychosocial HIV care Diagnosis HIV untuk bayi

HIV- Perempuan Counseling Pencegahan Couple counseling

Masyarakat Penyuluhan
Penjangkauan

Antiretroviral Dalam Kehamilan


1. Zidovudine

(ZDV) 2. Lamivudine (3TC) 3. Nevirapine

Cara Pemberian Zidovudine PACTG (Pediatric AIDS Clinical Trial Group)

Seksio sesarea

Seksio sesarea direkomendasikan pada Odha dengan HIV RNA minggu ke-36 > 1000 kopi / mL. Seksio sesarea direncanakan pada usia kehamilan 38 minggu, untuk mengurangi kemungkinan ruptur membran. Pada Odha hamil dengan HIV RNA minggu ke-36 < 1000 kopi / mL, kemungkinan transmisi 1 2% dengan persalinan pervaginam. Seksio sesarea dilakukan

Pencegahan Transmisi

Vertikal

Anda mungkin juga menyukai