PENDAHULUAN
Definisi
HIV/AIDS adalah suatu sindrom defisiensi
imun yang ditandai oleh adanya infeksi oportunistik dan atau keganasan yang tidak disebabkan oleh defisiensi imun primer atau sekunder atau infeksi kongenital melainkan oleh human immunodeficiency virus. Kausa sindrom imunodefisiensi ini adalah retrovirus DNA yaitu HIV-1 dan HIV-2.
KLASIFIKASI
PATOGENESIS
Imunitas tubuh merupakan hasil kerja berbagai tipe sel dan substansi biologis yang komplek.
Limfosit - B
Limfosit - T
Sel Memori B
Sel Plasma
Sel Memori T
Sel T Aktivasi
Sitotoksik
Supresor
Helper
Kekebalan yang dibentuk oleh sel-sel limfosit berkembang selama periode embrionik pada jaringan hemopoetik janin yang kemudian berdiferensiasi ke berbagai sistem limfatik
Stadium 4
HIV wasting syndrome Pneumonia Pneumocystis carinii Toksoplama serebral Kriptosporodiosis dengan diare > 1 bulan Sitomegalovirus pada organ selain hati, limpa, atau kelenjar getah bening (misalnya retinitis CMV) Infeksi herpes simpleks, mukokutan (> 1 bulan) atau viseral Progressive multifocal leucoencephalopathy Mikosis endemic diseminata Kandidiasis esofagus, trakea, dan bronkus Mikobakteriosis atipik, diseminata atau paru Septikemia salmonela nontifosa Tuberkulosis ekstrapulmoner
(dermatitis seboroik, prurigo, infeksi jamur, kuku, ulkus oral rectum, cheilitis angularis) Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir Infeksi saluran nafas atas rekuren
Stadium 3
Berat badan turun > 10 % Diare yang tidak diketahui
penyebab, > 1 bulan Demam berkepanjangan (intermitten atau konstan), > 1 bulan Kandidiasis oral Oral hairy leucoplakia Tuberculosis paru Infeksi bakteri baru (pneumonia, piomiositis)
Beberapa pokok kunci: Status HIV bayi dipengaruhi oleh kesehatan ibunya Status HIV bayi tidak dipengaruhi sama sekali oleh status HIV ayahnya Status HIV bayi tidak dipengaruhi oleh status HIV anak lain dari ibu
Dua faktor utama untuk menjelaskan faktor risiko penularan HIV dari ibu ke bayi
Faktor ibu kadar HIV (viral load) di
Faktor bayi - bayi yang lahir prematur dan memiliki berat badan lahir rendah, melalui ASI yang diberikan pada usia enam bulan pertama bayi, bayi yang meminum ASI dan memiliki luka di mulutnya
darah ibu pada menjelang ataupun saat persalinan kadar HIV di air susu ibu ketika ibu menyusui bayinya
percampuran darah ibu dan darah bayi, bayi menelan darah ataupun lendir ibu, persalinan yang berlangsung lama, ketuban pecah lebih dari 4 jam penggunaan elektrode pada kepala janin, penggunaan vakum atau forceps, dan tindakan episiotomi bayi yang lebih banyak mengonsumsi makanan campuran daripada ASI
Terdapat tindakan medis yang dapatIbu memberikan makanan campuran meningkatkan kontak dengan darah ibu(mixed feeding) untuk bayi atau cairan tubuh ibu (sepert penggunaan elktrode pada kepala janin, penggunaan vakum atau forceps, dan episiotomi
Bayi merupakan janin pertama dariIbu memiliki masalah pada payudara, suatu kehamilan ganda (karena lebihseperti mastitis, abses, luka di puting dekat dengan leher rahim/serviks) payudara
Ibu memiliki korioamniositis (dan IMSBayi memiliki luka di mulut yang tak diobati atau infeksi lainnya)
Pemeriksaan Penunjang
ELISA/EIA WESTERN
BLOT
Tidak secara signifikan mempengaruhi: penurunan CD4 peningkatan kadar HIV progresivitas menjadi AIDS
Di negara maju
Tidak meningkatkan
Prematuritas BBLR Gangguan pertumbuhan intrauterin
Di negara berkembang
Meningkatkan abortus prematuritas BBLR gangguan pertumbuhan kematian janin intrauterin terutama pada stadium lanjut
TRANSMISI
intrauterin intrapartum pascapersalinan
Kriteria: tes kadar HIV bayi positif dalam 48 jam setelah kelahiran diikuti tes kadar HIV positif sesudahnya Mekanisme diduga melalui plasenta
intrauterin
intrapartum
pascapersalinan
TRANSMISI
intrauterin intrapartum pascapersalinan
Kriteria
tes kadar HIV bayi negatif dalam 48 jam setelah kelahiran, 1 minggu kemudian positif, bayi tidak menyusui
intrapartum
pascapersalinan
Kadar HIV ibu Kadar HIV cairan servikovaginal cara persalinan ketuban pecah dini > 4 jam persalinan prematur korioamnionitis penyakit ulkus genital aktif episiotomi penggunaan vakum atau forseps anak kembar: risiko anak pertama >>
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
<1000 100010.000 1000150000 50001100000 >100000
persentase penularan
kadar HIV
intrapartum
pascapersalinan
Kadar HIV ibu Kadar HIV cairan servikovaginal 32% cairan cara persalinan serviks, 10% ketuban pecah dini > 4 jam vagina persalinan prematur Duh korioamnionitis abnormal, penyakit ulkus genital aktif CD4+ rendah, episiotomi defisiensi vit penggunaan vakum atau forseps A anak kembar: risiko anak pertama >>
TRANSMISI
intrauterin intrapartum pascapersalinan
o Konsentrasi HIV 1 per 104 sel o Kadar tertinggi: mulai minggu pertama, kolostrum sampai 3 bulan o Masih dapat dideteksi sampai 9 bulan o Risiko penularan tertinggi 6 bulan pertama
Faktor yang mempengaru air susu ibu mastitis abses payudara lesi mukosa mulut bay bayi prematur respons imun bayi
Wanita
1 Mencegah infeksi HIV pada wanita 2 Mencegah kehamilan yang tidak dikehendaki 3 Mencegah penularan HIV dari Ibu ke Anak
Berencana
HIV+ Perempuan
Counseling diagnosis HIV ARV untuk PMTCT Counseling infant feeding Dukungan Psychosocial HIV care Diagnosis HIV untuk bayi
Masyarakat Penyuluhan
Penjangkauan
Seksio sesarea
Seksio sesarea direkomendasikan pada Odha dengan HIV RNA minggu ke-36 > 1000 kopi / mL. Seksio sesarea direncanakan pada usia kehamilan 38 minggu, untuk mengurangi kemungkinan ruptur membran. Pada Odha hamil dengan HIV RNA minggu ke-36 < 1000 kopi / mL, kemungkinan transmisi 1 2% dengan persalinan pervaginam. Seksio sesarea dilakukan
Pencegahan Transmisi
Vertikal