Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Juslan Kasmar Pembimbing : dr.Nufrianto Mursad Supervisor : dr. Khoirul Kholis, Sp.U .
Defenisi
Ruptur ginjal merupakan peristiwa
Epidemologi
Jumlah ruptur ginjal kira-kira 3% dari
keseluruhan jenis trauma dan 10% dari pasien tersebut masuk dalam trauma abdominal.
Etiologi
1.
Trauma tumpul (blunt injuries) penyebabnya: Benturan langsung pada daerah ginjal Acceleration atau deceleration dengan kecepatan tinggi Penyebab tersering dari cedera tumpul adalah kecelakaan kendaraan bermotor 2. Trauma tembus (penetrating injuries) Luka tusuk dan luka tembak
Anatomi
Morfologi, Struktur dan Lokasi
1.
Ren terletak di bagian posterior cavum abdominis, retroperitoneal, di sebelah kiri dan kanan columna vertebralis setinggi vertebra lumbalis 1 4 pada posisi berdiri.
Anatomi
Struktur ren : Cortex Renalis Medulla Renalis
Anatomi
Kedua buah ren dibungkus kapsula fibrosa
Anatomi
Vaskularisasi
Arteri renalis berada setinggi discus intervertebral antara vertebra lumbalis I dan II. Di dalam sinus renale arteria renalis bercabang menjadi ramus anterior yang dan ramus posterior . Kemudian arteri interlobaris kemudian arteri arcuata kemudian arteri interlobularis. A.interlobularis berakhir sebagai arteriola glomerularis afferens ( vasa afferens ) dan vasa efferens selanjutnya membentuk plexus arteriosus kemudian vasa rectayang berjalan menuju ke pelvis renalis
Patofisiologi
Goncangan ginjal atau pergerakan ginjal secara tibatiba (decelaration) dalam rongga retroperitoneum dapat menyebabkan regangan pedikel ginjal sehingga dapat menimbulkan robekan tunika intima arteri renalis dan kerusakan ginjal
Klasifikasi
American Association for surgery of Trauma
Grade I
Kontusio ginjal / ekimosis
parenkim. Hematom subkapsuler, terdapat perdarahan ginjal tanpa adanya laserasi parenkim, kerusakan jaringan, kematian jaringan maupun kerusakan kaliks.
Grade II
Hematom subkapsuler atau
perirenal yang tidak meluas. Laserasi korteks kurang dari 1cm tanpa adanya ekstarvasasi urin
Grade III
Grade IIIa :Ruptur parenkim
dan kapsul ginjal dengan laserasi perirenal dengan/tanpa gross hematuri, terdapat perdarahan retroperitoneal
Grade IV
IVa :Total ruptur kapsul ginjal,
parenkim, pelviokaliks. Terdapat gross hematuri, perirenal hematom, dan ektravasasi urine. Trauma vaskuler cabang arteri renalis atau trauma vena berisi hematom atau laserasi sebagian pembuluh darah atau trombosis menyebabkan iskemi parenkim dan nekrosis IV b :Trombosis cabang arteri renalis, iskemia segmental, nekrosis jaringan
Grade V
Trombosis pembuluh darah
utama ginjal, multiple laserasi ginjal yang luas pada beberapa tempat ginjal yang terbelah, hematom retroperitoneal yang meluas, gross hematuri, pasien dalam kondisi pre-syok . Fragmentasi ginjal, laserasi parenkim, kapsul, dan pelviokaliks
Avulsi ginjal. Ruptur
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis
Keluhan : Nyeri abdomen
umumnya ditemukan pada daerah pinggang atau perut bagian atas dengan intensitas nyeri yang bervariasi.serta biasanya pasien datang dengan syok.
Riwayat trauma di daerah
pinggang, punggung, dada sebelah bawah, dan perut bagian atas dengan disertai nyeri atau didapatkan adanya jejas pada daerah itu
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
Pemeriksaan Fisik
Palpasi :
Nyeri tekan dan ketegangan otot pinggang, kadang massa teraba di abdomen. Massa yang cepat meluas disertai tanda kehilangan darah yang banyak merupakan tanda cedera vaskuler Perkusi : Nyeri ketok (+) Auskultasi : (-)
Pemeriksaan penunjang
Urinalisis :
kekeruhan, warna, pH urin, protein, glukosa dan sel-sel. Hematuria makroskopik atau mikroskopik IVP Angiography CT Scan
IVP
Gambar radiografi ruptur
ginjal spontan. (a) psoas line kiri terlihat normal (panah hitam), psoas line kanan tidak terlihat (panah merah). (b,c) IVU diambil pada menit ke-15 dan 45, terlihat ekstravasasi meluas di peripelvis dan perirenal
CT SCAN
Subcapsular
Pengobatan
Konservatif
Tindakan konservatif ditujukan pada trauma minor(Grade I,II). Pada keadaan ini dilakukan observasi :
Tanda-tanda vital (tensi, nadi, suhu tubuh) Tes kemungkinan adanya penambahan massa dipinggang,
adanya pembesaran lingkaran perut penurunan kadar hemoglobin darah dan perubahan warna urine pada pemeriksaan urin. Suportive care dengan bed rest,hidrasi,dan antibiotik merupakan pendekatan awal
Operasi
Operasi ditujukan pada trauma ginjal major (Grade III,IV,V) Tujuan operasi untuk segera menghentikan perdarahan.
Nefrektomi parsial Nefrektomi total karena kerusakan jaringan yang sangat berat.
Indikasi Operasi :
Indikasi absolut
Indikasi absolut adalah adanya perdarahan ginjal persisten ,adanya avulsi vasa renalis.
Indikasi relatif
o o o o o
Jaringan nonviable Ekstravasasi urin Incomplete staging Trombosis Arteri Trauma tembus
Tekhnik operasi
Approach Dilakukan transperitoneal karena dapat mengenali dan menanggulangi trauma intraabdominal lain serta dapat melakukan isolasi pembuluh darah ginjal sebelum melakukan eksplorasi ginjal. Isolasi pembuluh darah ginjal (Prosedur Mc Aninch) Dimaksudkan untuk mengendalikan perdarahan waktu dilakukan eksplorasi ginjal sebelum tamponade hematom retroperitoneal dibuka. Dengan teknik ini di RSCM dapat diturunkan angka nefrektomi dari 63,5 menjadi 36%. Setelah prosedur ini, eksplorasi ginjal dilakukan dengan membuat irisan peritoneum parakolika.
Rekonstruksi Nefrektomi parsial atau total
Komplikasi
Pendarahan Urinoma Abses perirenal Urosepsis Fistula Renokutan Dikemudian hari pasca cedera ginjal dapat
Prognosis
Dengan follow-up yang dilakukan secara hatihati, kebanyakan kasus ruptur ginjal memiliki prognosis yang baik, manajemen yang tepat akan mengurangi penyulit dikemudian hari seperti hidronefrosis, hipertensi .
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3. 4. 5. 6.
7.
8. 9. 10.
11.
12. 13. 14.
15.
16.
Vieira MDS, Nascimento RVL. Surgery. (online) 2011. (cited 2 Februari 2013). Available from: http://www.medstudents.com.br/cirur/cirur4.htm Geehan DM, Santucci RA. Renal trauma-overview. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/440811-overview. Updated Feb 27, 2013 Lynch, D. Guideline On Urological Trauma. European Assocation of Urology. Februari:2003. Hal:10-12 Macfarlane MT. Urology. 4th edition. Kentucky: Lippincott Williams & Wilkins, 2006; p. 58 John R, Simon B, Suzanne B. Oxford handbook of urology. 1st edition. London: Oxford University Press, 2006; p. 416-18 Luhulima JW . Anatomi sistema urogenitalia. Makassar: Bagian Anatomi FK UNHAS, 2004; hal. 13-5 Tanagho, Emil A and Jack W McAninch, eds. Smiths General Urology 17th Edition. USA: McGraw-Hill Companies Inc.; 2008.p.278-87. Purnomo BB. Dasar-dasar urologi. edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto, 2007; hal. 87-8 Daller M, Carpinito G. Genitourinary trauma and emergencies. In: Siroky MB, Oates RD, Babayan RK, editors. Handbook of urology: diagnosis & therapy. 3rd edition. Boston: Lippincott Williams & Wilkins, 2004; p. 166-8 Widjoseno, Gardjito. Saluran kemih dan alat kelamin lelaki. In: De Jong W, Sjamsuhidajat R. Buku Ajar Ilmu Bedah. edisi 2. Jakarta : EGC, 2005; hal. 764-66 Netter FH. Atlas of human anatomy. 4th edition. Philadelphia: Elsevier Saunders, 2006; p. 329-35 Smith JK, Schauberger JS, Kenney P, Dheer AK, Lobera A. Kidney trauma-imaging. Available from : http://emedicine.medscape.com/article/379085-imaging. Updated Feb 27, 2013 Barbaric ZL. Principles of genitourinary radiology. 2nd edition. New York: Theme Medical Publishers, 1994; p. 319,324 Muneer, Asif. Genitourinary Trauma, in: Dawson, Chris, and Hugh N Whitfield, eds. ABC of Urology 2nd Edition. United Kingdom: Blackwell Publishing; 2006.p.44-5. Kabala J, Roobottom C. The kidney and ureters. In: Sutton D, editor. Textbookof radiology and imanging. Vol II. London:Churchill Livingstone, 2003; p. 974-5 Begg, James D, ed. Abdominal X-Rays Made Easy. United Kingdom: Churchill Livingstone; 1999.p.160.