Anda di halaman 1dari 18

Syok Dalam Obstetrik

Tujuan
Umum
mampu untuk mengenali dan menatalaksana kegawatdaruratan medik obstetrik dan neonatal

Khusus
Mampu mengenali dan melaksanakan tindakan medik untuk menatalaksana:
Syok hipovolemik Syok septik Syok neurogenik Perdarahan hebat Trauma intraabdomen Resusitasi Kardiopulmoner

Stabilisasi
Elemen-elemen penting dalam stabilisasi pasien adalah :
Menjamin kelancaran jalan nafas, pemulihan sistem respirasi dan sirkulasi Menghentikan sumber perdarahan atau infeksi Mengganti cairan tubuh yang hilang Mengatasi rasa nyeri atau gelisah

Terapi Cairan
Kondisi gawatdarurat restorasi cairan Larutan isotonik yang dianjurkan:
Ringer Laktat NaCl fisiologis/garam fisiologis (normal saline).

Untuk pemberian cairan infus, perhatikan :


jumlah cairan yang akan diberikan lamanya pemberian per unit cairan ukuran atau diameter jarum (no. 16-18) dan kecepatan tetesan. Jumlah per mililiter tetesan bervariasi antara 10-20 tetes per mililiter.

Transfusi Darah
Transfusi darah untuk restorasi segera terhadap defisit darah akibat perdarahan Dapat menyelamatkan pasien tetapi juga memiliki risiko yang fatal (anafilaktik, hemolisis atau inkompatibilitas) atau risiko transmisi penyakit berbahaya (HPV, HIV/AIDS) Pemberian transfusi darah, harus melalui serangkaian proses yang teliti dan pertimbangan yang matang

Pasien wanita 25 th, HPP Tensi 60, nadi lemah teraba 160 / menit Telapak tangan dingin basah, Hb 6
#4

: HES
#2 #3

: RL

: RL
#5 : Transfusi

#1 Posisi Syok

Jika infusi cairan sudah cukup (Nadi <100, T-sistolik > 90-100) ternyata Hb < 7- 8 g/dl, maka disiapkan transfusi. Jika ternyata Hb 5 g/dl, maka harus segera transfusi

1. Segera atasi sumber perdarahan 2. Bila perlu anestesia, gunakan ketamine


(bila tidak ada kontraindikasi)

Perbandingan komposisi
darah dan cairan pengganti perdarahan
Darah
Eritrosit Albumin Na Koloid Na Na
Plasma Substitutes Larutan Kristaloid (RL/NaCl)

H2O

H2O

H2O

Sunder-Plasman 1968

Transport Oksigen selama anemia

transport O2 normal

Hb 7-15

HANYA ATAS INDIKASI KHUSUS


Ada tanda oxygen-want : tachycardia, tachypnea, kepala-ringan Ada cardiac ischemia, congestive heart failure Ada asidosis metabolik, asidosis laktat

Hb 10 = optimal Hb 7-8 = tolerable


OK

Hb < 5 = critical

Terapi Antibiotika
Tabel 1-2: Antibiotika kasus infeksi penyerta kasus gawatdarurat Antibiotika Ampisilin Benzilpenisilin Kloramfenikol Gentamisin Doksisiklin Tetrasiklin Dosis 1 g IV tiap 4 jam atau 500 mg (oral) tiap 6 jam 10 juta IU IV per 4 jam 1 g IV tiap 6 jam 1,5 kg/kg BB/dosis IV/IM per 8 jam 100 mg tiap 12 jam 500 mg tiap 6 jam (jangan diberikan bersamaan dengan susu atau antasida) 1 g IV atau per rektal tiap 12 jam atau 500 mg oral tiap 6 jam Keterangan Spektrum luas, murah Ada efek samping serius efektif untuk kokus Gram (+) dan GO Baik untuk sepsis, penekanan sum-sum tulang, pantau gambaran darah Efektif untuk Gram (-) dan flora usus Aktif untuk kuman Gram (+), Gram (-) termasuk Klamidia. Sebagai ganti atau kombinasi dengan Ampisilin. Baik dikombinasikan dengan Metronodazol Baik untuk Gram (-) dan Anerob. Dapat dikombinasikan dengan Ampisilin dan Doksisiklin. Alternatif dari klindamisin. Relatif murah dan mudah didapat. Serapan oral mencapai kadar serum yang sama dengan Intravena

Metronidazol

Tetanus
Pasien dengan imunisasi lengkap dalam 5 tahun terakhir dan lukanya tergolong bersih maka tidak perlu diberikan serum anti tetanus. Luka yang terkontaminasi bahan infeksius (risiko tinggi tetanus) harus diberikan 0,5 ml TT dan Imunoglobulin Tetanus (TIG/ATS). Bila riwayat imunisasi tak jelas dan luka dengan risiko tinggi tetanus maka berikan TT dan TIG/ATS (jangan menyuntikkan kedua bahan tersebut dengan jarum/tabung suntik dan pada lokasi suntikan yang sama

SYOK
Tanda-tanda Syok :
nadi cepat dan halus (> 100 X per menit) menurunnya tekanan darah (diastolik < 60 mmHg) pernafasan cepat (respirasi > 32 X per menit) pucat (terutama pada konjungtiva palpebra, telapak tangan , bibir) berkeringat, gelisah, apatis/bingung atau pingsan/tidak sadar

Penanganan Awal
Nilai kegawatan melalui pemeriksaan tanda vital Cegah hipotermia dan miringkan kepala/tubuh pasien untuk mencegah aspirasi muntahan.
Jangan berikan sesuatu melalui mulut untuk mencegah aspirasi.

Bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen melalui slang atau masker dengan kecepatan 6-8 liter per menit Tinggikan tungkai untuk membantu beban kerja jantung.
Bila setelah posisi tersebut ternyata pasien menjadi sesak atau mengalami edema paru maka kembalikan tungkai pada posisi semula dan tinggikan tubuh atas untuk mengurangi tekanan hidrostatik paru

Terapi Definitif
Tentukan penyebab syok dan tentukan tindakan segera untuk mengatasi hal tersebut
Perdarahan hipovolemik Infeksi septik Nyeri hebat kardiogenik/vasovagal

Infus/restorasi cairan Oksigen Antibiotika Agen Vasoaktif

RESUSITASI
upaya pemulihan kesadaran penderita yang secara klinis dan mendadak atau baru mengalami kehilangan tanda-tanda kehidupan atau restorasi fase awal kegagalan fungsi vital, baik sistem pengaturan fungsi vital tunggal maupun majemuk

Tahapan Resusitasi
Dukungan Awal terhadap Fungsi Vital (Basic Lifesupport) Dukungan Lanjut terhadap Fungsi Vital (Advanced Lifesupport) : Airway (Bebaskan jalan nafas) Breathing (Pulihkan napas/ventilasi buatan) Circulation (Perbaiki sirkulasi) : Drugs and Fluid (Obat dan cairan) Electrocardiography (Pemeriksaan Jantung) Fibrilation (Atasi ggn alur impuls jantung) : Gauging (Penilaian dan terapi lanjutan) Human Mentation (Pelihara fungsi normal) Intensive Care (Perawatan Intensif)

Mempertahankan Fungsi Vital (Prolonged Life-support)

Anda mungkin juga menyukai