(Amir, 2006)
KEMATIAN
1. 2. 3. 4.
DEFINISI
(Sampurna, 2004)
ASFIKSIA
Suatu keadaan halangan atau hambatan dalam pertukaran gas di saluran nafas atau di paruparu, sehingga terdapat peningkatan kadar CO2 disertai penurunan kadar O2 dalam tubuh. Disebut asfiksia mekanik apabila penyebabnya adalah sumbatan mekanik pada saluran pernafasan.
MEKANISME ASFIKSIA
XXX CO Emboli, DIC Cyanida
Udara (O2)
Traktus Respiratorius
Darah / Hb (HbO2)
Distribusi O2
Jaringan / Sel
Hipoksia anemik
Hipoksia stagnan
Hipoksia histotoksik
Darah encer
Fibrinolisis
Asfiksia
Relaksasi sfingter
Tidak sadar
Dilatasi kapiler
Bendungan kapiler
Kongesti visceral
Patofisiologi Asfiksia
Asfikisa
Dilatasi kapiler
Stasis kapiler
Pelebaran kapiler
FASE ASFIKSIA
Dispneu (4 menit pertama) reversibel Konvulsi (2 menit kedua) 1 menit pertama reversibel (5 menit dari awal Golden Period) Apneu (1 menit terakhir) paralisis susunan saraf pusat
ETIOLOGI ASFIKSIA
1. Penyakit: pneumonia, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). 2. Keracunan: barbiturat, sianida. 3. Trauma fisik: kesetrum listrik. 4. Trauma mekanik: sumbatan jalan nafas.
a.
b.
Intraluminer: sumbatan orofaring (gagging), sumbatan laringofaring (chocking). Ekstraluminer: bekap (smothering), cekik (manual strangulation/throttling), jerat (ligature strangulation), gantung (hanging), fiksasi dada (traumatic asphyxia).
Tipe kering. Tipe basah.
5. Tenggelam (drowning):
a. b.
CARA KEMATIAN
1. WAJAR:
a. Penyakit b. Kecelakaan
2. TIDAK WAJAR:
a. Pembunuhan b. Bunuh diri c. Kecelakaan
GAGGING - CHOCKING
Sumbatan/benda di dalam saluran nafas GAGGING OROFARING CHOCKING LARYNGOFARING Sebab kematian: 1. Asfiksia 2. Vagal refleks
SMOTHERING
Tanda-tanda kekerasan, tergantung dari jenis benda dan kekuatannya. Luka lecet geser atau lecet tekan (misalnya jejas kuku jari tangan) pada hidung, pipi, bibir, dagu. Luka memar pada kepala bagian belakang, daerah wajah, mulut, gusi bagian dalam. Sebab kematian asfiksia.
MANUAL STRANGULATION/THROTTLING
Luka lecet ukuran kecil-kecil berbentuk bulan sabit pada leher. Luka memar pada kulit dan otot leher. Patah tulang lidah. Patah tulang rawan gondok. Kongesti pada kepala dan leher. Sebab kematian:
1. Asfiksia 2. Vagal refleks
LIGATURE STRANGULATION
JERAT Jejas jerat & simpul tali. JEJAS = Luka lecet tekan:
1. Mendatar, bisa melingkar seluruh leher. 2. Letak rendah di bawah rawan gondok. 3. Simpul mati.
Sebab kematian:
1. Asfiksia. 2. Vagal refleks.
HANGING
Luka lecet tekan pada leher:
1. Tekstur. 2. Kedalaman. 3. Letak.
DROWNING
2 jenis mati tenggelam:
Tipe kering mati sebelum air masuk ke dalam paru-paru. Tipe basah air masuk ke dalam paru-paru.
DROWNING
Pemeriksaan luar:
Pakaian basah. Cutis anserina. Washer s woman hand. Cadaveric spasm. Buih halus dari mulut dan hidung biasanya berwarna putih.
DROWNING
Pemeriksaan dalam:
Trakea dan bronkus terdapat buih. Emphysema aquosum. Lambung terdapat air, pasir, benda lain. Benda air (diatome) pada paru-paru, darah, ginjal, tulang.
KEPUSTAKAAN
Leonardo, Nasution, GB. 2008. Asfiksia Forensik, http://www.pewartakabarindonesia.blogspot.com/, diunduh 13 Desember 2010. Sampurna, B., Samsul, Z. 2004. Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum, Departemen Kedokteran Forensik & Mediko Legal, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Soularto, D.S. 2008. Aspek Forensik Asfiksia, Departemen Kedokteran Forensik & Mediko Legal, Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadyah Yogyakarta, Yogyakarta. Knight, B., 2001. Simpsons Forensic Medicine, 11th ed., Oxford University Press Inc., USA. Charles, S., Hirsch, R., Crawford, M., Alan, R., Moritz, 1979. HANDBOOK OF LEGAL MEDICINE. 5TH ed. The C.V. Mosby Company, USA. Dix, J., 2000, COLOR ATLAS of FORENSIC PATHOLOGY, CRC Press, Boca Raton London New York Washington, D.C.