Anda di halaman 1dari 23

KARYA TULIS ILMIAH Neuropati Nervus III

Oleh Velsya Sukria Yulanda (1010070100102) Lidia Putri Adelti (1010070100123) M. Ridwan (1010070100213) Pembimbing dr. Jofril Azmi

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat disebutkan bahwa neuropati adalah suatu penyakit dengan gejala klinik yang timbul karena kelainan saraf perifer. Umumnya berupa degenerasi non-inflamasi yang luas dengan gejala yang meliputi kelemahan motorik, gangguan sensorik, gangguan autonom dan melemahnya reflek tendon. Neuropati nervus III adalah gangguan pada nervus III yang disebabkan karena kerusakan pada nervus okulomotorius di sembarangan tempat. Alasan kami membuat karya ilmiah dengan judul neuropati nervus III karena berdasarkan penilitian secara global neuropati nervus III ini dapat mengenai semua umur, terbanyak pada usia remaja dan pertengahan, lebih banyak pada laki-laki dari pada wanita. Oleh karena itu kami ingin mengetahui etiologi, patofisiologi, gejala, diagnosis dan penatalaksanaannya.

1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan menjelaskan semua aspek tentang Neuropati Nervus III 1.2.2 Tujuan Khusus Mengetahui dan memahami definisi neuropati nervus III Mengetahui dan memahami etiologi neuropati nervus III Mengetahui dan memahami patofisiologi neuropati nervus III Mengetahui dan memahami penatalaksanaan neuropati nervus III 1.3 Manfat 1.3.1 Ilmu Pengetahuan 1.3.2 Manfaat bagi penulis 1.3.3 Manfaat bagi pembaca

BAB II TINJAUAN PUSTAKA NEUROPATI NERVUS III (OKULOMOTORIUS)

2.1 DEFINISI
Neuropati adalah gangguan fungsional atau perubahan patologis pada sistem saraf tepi, kadang terbatas hanya pada lesi non-inflamatorik, berlawanan dengan neuritis. Neuropati nervus okulomotorius adalah gangguan pada nervus III yang disebabkan karena kerusakan pada nervus okulomotorius di sembarangan tempat, bisa dari nukleus di dorsal mesencephalon, vesikel di parenkim batang otak, akar nervus di ruangan subarachnoid, atau di sinus cavernosus atau di orbitalis posterior.

2.2 ETIOLOGI
1. Vaskular (pupil tidak terlibat)
Diabetes mellitus Infark vaskular Arteritis vaskular. 2. Tekanan (kompresi), misalnya pada : Herniasi Aneurisma vaskular Tumor Trauma 3. Defisiensi vitamin

2.3 EPIDEMIOLOGI
Kelumpuhan nervus okulomotorius terjadi pada sekitar 30 % dari seluruh kelumpuhan yang mengenai otot-otot pergerakan mata. Penyebab kelumpuhan nervus okulomotorius terisolasi yang lebih umum adalah aneurisma (sekitar 30%), tumor (sekitar 15%). Dan lesi vaskular (termasuk diabetes, sekitar 15-20%). Kelumpuhan nervus okulomotorius dapat terjadi pada semua umur dan lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding wanita.

2.4 PATOGENESA
Vaskular Kompresi

Infark Arteritis Vaskular

DM

Penekanan N III Merusak myelin

Hipoksia Jar. Saraf (N III) Perubahan neuron, sel glia, myelin

Hiperglikemi aktivasi jalur poliolmeningk at Akumulasi sorbitol dan fruktosa dalam sel saraf

Neuropati N III

Gangguan otot bola mata

MANIFESTASI KLINIK
1. Parase okulomotor
Gangguan total pada N III.. gangguan total N III ditandai oleh : M. levator palpebrae lumpuh Paralisis otot m. rectus superior, m. rectus internus, m.rectus inferior, dan m.oblikus inferior. Kelumpuhan saraf parasimpatis Gangguan sebagian N III Pada kelumpuhan parsial nervus okulomotorius, paralisis otot-otot intraokular dan ekstraokular dapat terjadi secara terpisah.

2. Sinkinesis okulomotor (Regenerasi aberan nervus okulomotorius)


Diskinesia kelopak mata pada saat menatap horizontal akibat M. levator palpebra bekerja sewaktu M. rektus medialis bekerja; Aduksi sewaktu berusaha melihat ke atas akibat M. rektus medialis bekerja sewaktu M. rektus superior bekerja; Retraksi sewaktu berusaha melihat ke atas karena kedua rektus, yang bersifat retraktor, bekerja;

3. Kelumpuhan okulomotor siklik


DIAGNOSA
Anamnesa Usia Jenis Jenis deviasi Ptosis Ketajaman penglihatan Riwayat penyakit Pemeriksaan Fisik Yang harus dilakukan : a. Perhatikan posisi kepala b. Perhatikan matanya Perhatikan adanya ptosis Kelumpuhan N III dapat menyebabkan terjadinya ptosis, yaitu kelopak mata terjatuh, mata tertutup, dan tidak dapat dibuka

c. Perhatikan posisi bola mata pada tatapan primer Apakah mata menjadi divergen atau konvergen Apakah mata yang satu terlihat seperti melihat ke atas atau ke bawah.6.8 Kedudukan (posisi) bola mata apakah mata menonjol (eksoftalmus) atau seolah-olah masuk ke dalam (enoftalmus) d. Pupil Midriasi dapat dijumpai pada kelumpuhan nervus III

e. Refleks pupil (reaksi cahaya pupil)


pada kelumpuhan nervus III, reaksi cahaya langsung dan tidak langsung adalah negatif. f. Reflek akomodasi Pada kelumpuhan nervus III reflek ini negatif.8 g. Gerakan bola mata Diplopia (melihat kembar) dijumpai pada kelumpuhan otot penggerak bola mata

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan darah rutin Kimia klinik Serologi Rontgen CT scan Foto kranium CT brain / MRI / angiografi karotis pada kasus-kasus neurologis

Diagnosis Banding
1. Sindrom Horners. 2. Miastenia gravis 3. Pseudoptosis karena trakoma

PENATALAKSANAAN
Pengobatan pada neuropati adalah melakukan koreksi abnormalitas yang terjadi seperti nutrisi, suplementasi vitamin yang kurang, pengobatan sebagainya. Suplementasi vitamin (neurotropik) diabetes mellitus, menghilangkan kompresi dan

Vitamin B1 (Tiamin), Vitamin B6 (piridoksin), Vitamin B12 (Sianokobalamin)


Pengobatan Diabetes Mellitus

TERAPI NON FARMAKOLOGI

TERAPI FARMAKOLOGI 1. Insulin 2. Meglitinide 3. Biguanide Tumor

Penatalaksanaan dengan operasi pembedahan, radioterapi, atau kemoterapi

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan Neuropati adalah kondisi gangguan dan kerusakan saraf yang disebabkan oleh trauma pada saraf tepi, atau karena efek samping dari suatu penyakit sistematik yang mengenai nervus okulomotorius. Neuropati Nervus Okulomotorius (N. III) adalah gangguan fungsi motorik akibat adanya lesi jaringan saraf pada N. III. Neuropati nervus III ini dapat disebabkan adanya kelainan pada vaskular (pupil tidak terlibat) seperti diabetes mellitus, infark vasKular, arteritis vascular, dan dapat karena adanya tekanan (kompresi), misalnya pada herniasi, anerisma vascular, tumor, dan trauma. Karena nervus III mempersarafi otot-otot mata, maka gangguan pada nervus ini dapat menyebabkan timbulnya ptosis, posisi yang abnormal (dari) bola mata yang lumpuh, gerak bola mata yang lumpuh terbatas, kadang terlihat sikap kompensasi pada kepala.

Pengobatan pada neuropati adalah melakukan koreksi abnormalitas yang terjadi seperti nutrisi, suplementasi vitamin yang kurang, pengobatan diabetes mellitus, menghilangkan kompresi dan sebagainya. Jika neuropati diperkirakan sebagai reaksi imun yang terganggu , steroid dapat digunakan. Pengobatan umum selama fase akut dan lanjut meliputi rehat baring, penyanggahan bagian yang paralisis (jika perlu menggunakan splint), analgesic untuk menghilangkan nyeri, pemeliharaan nutrisi yang baik. Setelah fase penyembuhan ahli fisioterapi dapat mengarahkan rehabilitasi penderita.

Daftar Pustaka
Harsono.1996.Buku Ajar Neurologi Klinis.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Lindsay, Kenneth W, Boer, Ian. Neurology and Neurosurgery Illustrated 3rd Ed. Churchill. 1997 Dorland, W.A Newman.2010.Kamus kedokteran Dorland Ed 31. Jakarta: EGC http://usadhaxamthone.com/neuropati/ diunduh tanggal 10 Januari 2013 http://kamuskesehatan.com/arti/neuropati/ diunduh tanggal 10 Januari 2013 Fuller, Geraint. 2006. Panduan praktis pemeriksaan neurologis. Jakarta: EGC Baehr, Mathias. 2010. Diagnosis Topik Neurologi Duus : Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala.Jakarta : EGC Lumbartobing.Sm.1998. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta: FKUI Peter, Duus. 1996. Diagnosis Topik Neurologi Anatomi, Fisiologi, Tanda dan Gejala. Jakarta: EGC Vaughan & Asbury. 2009. Oftamologi Umum. Jakarta: EGC http://www.scribd.com/doc/61312644/Refrat-Parese-N-III diunduh tanggal 15 Januari 2013

http://www.scribd.com/doc/37902580/Ptosis diunduh tanggal 17 Januari 2013 Ilyas,Sidharta.2004.Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: FKUI (hlm 227-228) Ginsberg, lione.2005. Lecture Notes: Neurologi Ed 8. Jakarta: Erlangga Ilyas, Sidarta.2002: Ilmu Penyakit Mata untuk dokter umum dan mahasiswa kedokteran Ed 2.Jakarta: CV Sagung Seto Setiabudy, Rianto.2009. Farmakologi Dan Terapi Ed 5.Jakarta: FKUI http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi29.pdf diunduh tanggal 19 Januari 2013 http://www.news-medical.net/health/Diabetic-Neuropathy-Pathogenesis-(Indonesian).asp Diunduh Tanggal 19 Januari 2013 W.Sudoyo Aru, Setiyohadi Bambang, Alwi Idrus, K Simadibrata Marcellus, Setiati Siti.2007 Buku Ajar: Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-4, Jilid III.Jakarta : Departemen IlmuPenyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia. Hal : 1902-1904 http://faqudin.staff.umm.ac.id/files/2011/09/PEMERIKSAAN-NEUROLOGIS.pdf diunduh tanggal 24 Januari 2013 Salomon, Anthony dan Hugh R Taylor. 2010. Trachoma: Treatment andMedication. eMedicine Ophtalmology. 214: 29-38 Wijana, Nana. 1993.Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Abadi Tega http://www.cancerhelps.com/pengobatan-tumor-otak.htm Dorland, , W.A Newman.1996. Kamus Kedokteran. Ed 26. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai