Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DEFINISI
Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami atau wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersbut (Supriatnoko, 2008).
UNSUR-UNSUR
Wilayah, yaitu daerah yang menjadi kekuasaan negara serta menjadi tempat tinggal bagi rakyatnya yang meliputi darat, laut, dan udara. Rakyat, yaitu penduduk yang bertempat tinggal di wilayah suatu negara, tunduk pada kekuasaan negara, dan mendukung negara bersangkutan.
Pemerintah, yaitu suatu organisasi yang bertindak atas nama negara dan menyelenggarakan kekuasaan negara. Pemerintah berwenang untuk merumuskan dan melaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat bagi seluruh penduduk di dalam wilayahnya.
Kedaulatan, yaitu kekuasaan untuk membuat undang-undang dan melaksanakannya dengan cara yang tersedia. Negara memiliki kekuasaan untuk memaksa semua penduduknya menaati undang-undang dan peraturannya baik baik kedalam maupun kedaultan keluar. Untuk itu negara menuntut loyalitas mutlak dari warga negaranya.
Unsur negara dapat dikelompokkan menjadi : Bersifat Konstitutif, yang berarti bahwa di dalam negara tersebut terdapat wilayah, rakyat, dan pemerintahan yang berdaulat. Bersifat Deklaratif, yang ditandai oleh adanya tujuan negara, undangundang dasar, dan pengakuan dari negara lain atau masuk dalam perhimpunan bangsa-bangsa.Makna pengakuan dari negara lain adalah untuk menjamin suatu negara baru dapat menduduki tempat yang sejajar sebagai suatu organisasi politik yang merdeka dan berdaulat di tengan keluarga bangsa-bangsa.
Keempat. Terjadinya negara adalah kehendak seluruh bangsa, bukan sekedar keinginan golongan yang kaya dan yang pandai atau golongan ekonomi lemah yang menentang golongan ekonomi kuat seperti dalam teori kelas. Kelima. Religiusitas yang tampak pada terjadinya negara menunjukkan kepercayaan bangsa Indonesia Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. (Sumarsono. S dkk. : 2005)
FUNGSI
Menjaga ketertiban untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah berbagai bentrokan dalam masyarakat, negara bertindak sebagai stabilisator Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, fungsi ini sangat penting terutama bagi negara-negara sedang berkembang. Mengusahakan pertahanan untuk menangkal kemungkinan serangan dari luar, untuk itu maka negara harus dilengkapi dengan alat-alat pertahanan yang kuat dan canggih. Menegakkan keadilan yang dilaksanakan oleh badanbadan peradilan
TUJUAN
Tujuan negara berhubungan erat dengan organisasi negara yang bersangkutan. Tujuan masing-masing negara sangat dipengaruhi oleh tata nilai sosial budaya, kondisi geografis, sejarah pembentukan negara tersebut, serta pengaruh politik dari penguasa negara yang bersangkutan.
Bagi bangsa Indonesia tujuan itu dituangkan dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-empat, meliputi : Membentuk suatu pemerintahan yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia Memajukan kesejahteraan umum Mencerdaskan kehidupan bangsa Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
SIFAT-SIFAT
Menurut Miriam Budiardjo, mempunyai sifat seperti : pada umumnya setiap Negara
Sifat memaksa artinya Negara mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasan, agar peraturan perundang-undangan ditaati dengan demikian penertiban dalam masyarakat tercapai serta timbulnya anarkhi dicegah. Misalnya : setiap warga Negara harus membayar pajak dan orang yang menghindarinya akan dikenakan denda. Sifat monopoli artinya Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat atau untuk mencapai cita-cita Negara. Misalnya : aliran kepercayaan atau aliran politik dilarang bertentangan dengan tujuan masyarakat. Mencakup semua artinya semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. Misal : keharusan membayar pajak.
Sistem
Indonesia adalah Negara Berdasarkan Atas Hukum Pemerintahan Berdasarkan Sistem Konstitusional Kekuasaan Negara yang Tertinggi di Tangan Rakyat Presiden ialah Penyelenggara Pemerintahan Negara Tertinggi disamping MPR dan DPR 5. Presiden Tidak Bertanggung Jawab kepada MPR dan DPR 6. Menteri Negara ialah Pembantu Presiden dan Tidak Bertanggung Jawab kepada DPR 7. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas
KELEMBAGAAN NKRI
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Badan Pengawas Keuangan (BPK) Mahkamah Agung (MA) Komisi Yudisial (KY) Mahkamah Konstitusi (MK) Presiden dan Wakil Presiden
DEFINISI
Konstitusi bagi suatu negara adalah keseluruhan sistem aturan yang menetapkan dan mengatur tata kehidupan kenegaraan melalui sistem pemerintahan negara dan tata hubungan secara timbal balik antara pemerintahan negara dan orang-seorang yang berada dibawah pemerintahannya (Supriatnoko : 2008).
Pada hakikatnya konstitusi itu mengandung pokok-pokok sebagai berikut : Adanya jaminan terhadap hak asasi manusia dan warganya Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental.
SIFAT
Bersifat formal, yaitu bahwa prosedur pembuatan konstitusi yang dilakukan harus secara istimewa karena isinya penting, menyangkut nasib negara dan rakyat seluruhnya. Bersifat material, bahwa isi konstitusi menyangkut hal-hal yang bersifat dasar atau pokok bagi rakyat dan negara. Bersifat fleksibel, konstitusi itu mudah mengikuti perkembangan jaman, memuat hal-hal yang pokok, dan untuk mengubahnya tidak memerlukan prosedur yang istimewa, cukup dilakukan oleh badan pembuat Undang-Undang biasa. Bersifat kaku (rigid), jika konstitusi itu tidak mudah mengikuti perkembangan jaman, memuat hal-hal yang pokok dan pembuat konstitusi menetapkan prosedur perubahan yang tidak mudah.
Tuntutan perubahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 pada era reformasi tersebut merupakan merupakan suatu langkah terobosan yang mendasar karena pada era sebelumnya tidak dikehendaki adanya perubahan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Kemudian tuntutan itu diwujudkan secara komprehensif, bertahap, dan sistematis dalam empat kali perubahan pada empat kali sidang MPR sejak tahun 1999 sampai dengan 2002. Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, telah sesuai dengan Pasal 3 dan Pasal 37 yang menyatakan MPR berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar dan untuk mengubah Undang-Undang Dasar sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR harus hadir. Putusan diambil dengan pertsetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir.
Perubahan dilakukan secara bertahap dan sistematis dalam empat kali perubahan yang merupakan satu rangkaian dan satu sistem kesatuan. Perubahan pertama dilakukan pada Sidang Umum MPR tahun 1999, perubahan kedua pada sidang tahunan MPR tahun 2000, perubahan ketiga pada Sidang Tahunan MPR tahun 2001, perubahan keempat pada Sidang Tahunan MPR tahun 2002.
Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan negara secara demokratis dan modern, antara lain melalui pembagian kekuasaan yang lebih tegas, sistem saling mengawasi dan saling mengimbangi yang lebih ketat an transparan, dan pembentukan lembaga-lembaga negara yang baru untuk mengakomodasi perkembangan kebutuhan bangsa dan tantangan zaman menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional dan kewajiban negara mewujudkan kesejahteraan sosial, mencerdaskan kehidupan bangsa, menegakkan etika, moral an solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan dalam perjuangan mewujudkan negara sejahtera. Melengkapi aturan dasar yang sangat penting dalam penyelenggaraan negara bagi eksistnsi negara dan perjuangan negara mewujudkan demokrasi, seperti pengaturan wilayah negara dan pemilihan umum. Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan berbangsa sesuai sesuai dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan, serta kepentingan bangsa dan negara Indonesia dewasa ini sekaligus mengakomodasi kecendrungannya untuk kurun waktu yang akan datang