Penggantian Material (Mencampur) Compaction paling ekonomis Pra pembebanan untuk mereduksi settlement & menambah kekuatan geser Drainasi untuk mempercepat setlement dibawah pra pembebanan, menambah kekuatan geser (sand blankets & sand drain) Stabilisasi (mekanis, kimiawi) Prewetting Grouting Penggunaan Geosynthetics (geotextile, geomembrane, geogrid, dll)
Stabilisasi Tanah
-
Lapisan Tanah yang Lunak Lempung / Silt dengan N < 4 Tanah Organis (gambut) dengan kadar air alamiah sangat tinggi Lapisan tanah berpasir dalam keadaan lepas dan N < 10
Tanah Lempung (dilihat dari mineral pembentuknya): - Lempung Expansive (Mineral lempung terjadi perubahan kadar air Kembang susut) - Lempung non Expansive
Stabilisasi tanah pada prinsipnya untuk: - Perbaikan mutu tanah yang tidak baik - Meningkatkan mutu dari tanah yang sebenarnya sudah tergolong baik
2 Jenis Stabilisasi tanah yang populer sejak dulu: A. Stabilisasi Mekanis B. Stabilisasi Kimiawi A. Stabilisasi Mekanis - Bertujuan untuk mendapatkan tanah yang bergradasi baik (well Graded) sehingga dapat memenuhi specifikasi yang diinginkan
Ciri-ciri khas untuk pemilihan perbaikan mutu tanah dengan stabilisasi mekanis (mencampur berbagai jenis tanah):
-
Jenis tanah yang dipakai terdapat berdekatan satu dengan lainnya, apabila satu dari jenis tanah yang dimaksud harus diambil dari tempat yang jauh tidak ekonomis dan harus dicarikan metode lain Apabila Specifikasi telah ditetapkan dan ditetapkan proporsi dari masing-masing bahan campuran yang akan dicampur pencampuran dilakukan dibawah pengamatan yang ketat sehingga dapat dijamin homogenitas dari hasil tsb
Proporsi masing-masing bagian dapat dihitung secara analitis ataupun grafis berdasarkan hasil analisa butir dari masing-masing jenis tanah tsb
Analitis
Salah satu Rumus yang dipakai:
aA + b B = T..(1)
A, B = persentase untuk masing-masing A dan B a, b = nilai analysa saringan (dalam decimal), bisa dalam total percent passing, total percent retained, percent tertahan pada masingmasing saringan (ap, bp; ar, br; ai, bi) T = nilai analysa saringan dari gradasi campuran
Percent Passing Sieve Size Total ap A A = 51% ap.A 1/2 in No.4 No.10 No.40 No.80 No.200 100.0 36.0 7.0 3.0 1.0 0.4 51.0 18.4 3.6 1.5 0.5 0.2 100.0 100.0 89.2 56.0 34.1 14.0 Total bp B B = 49% bp.B 49.0 49.0 43.7 27.4 16.7 6.9 Gradasi Camp T 100.0 67.4 47.3 28.9 17.2 7.1 9.0 67.5 47.5 27.5 17.0 7.5 90 - 100 60 - 75 40 - 55 20 - 35 12 - 22 5 - 10 Spec Ratarata Spec
Penyelesaian
1. - Semua material tertahan (retained) pada saringan no.4 berasal dari A - Total percent retained pada spec rata-rata: (100-67.5)= 32.5% (Tr) - Apabila pers (1) dipakai untuk percent retained, maka br (Total percent retained) = 0 (100% passing = 0% retained), sehingga: br.B = 0 A = Tr / ar(2) A = 32.5 / 0.64 = 51% B = 100% - 51% 49%
2. Hampir semua material passing saringan no.200 dalam gradasi campuran adalah dari agregat B Maka bisa dianggap: ap = 0, bp = 0.14, Tp = 7.5 Sehingga: B = Tp / bp = 7.5 / 0.14 = 53.5% Jadi: B = 53.5% A = 46.5% Ternyata hasil coba-coba pertama ini juga mendekati harga optimum dari spec campuran
3. Masing-masing fraksi tertahan pada saringan No.200 (No.80 - No.200), untuk A hanya 0.6% Sedang B = 20.1%, dimana spec rata-rata = 9.5% Kira-kira jumlah B yang diperlukan: B = Ti / bi = 9.5 / 0.201 = 47% Jadi B = 47% A = 53% Ternyata cara coba-coba pertama ini juga hasilnya mendekati harga optimum dari spec campuran
Percent Passing
19 Sieve mm 3/4"
Spec
12.5 mm
1/2"
9.5 mm
3/8"
4.75 mm
No.4
2.36 mm
No.8
600 m
300 m
13-23
150 m
8-16
75 m
4-10
A
B
100
100
90
100
59
100
16
96
3.2
82
1.1
51
0
36
0
21
0
9.2
100 100 90 80
90
80
Percent of Aggregate B 30 40 60 50 70
20
10
0 100 90 80
12.5 mm (1/2)
9.5 mm (3/8)
70
60 50 40 30 20 150m (#100) 75m (#200) 600m (#30) 4.75 mm (#4) 2.36 mm (#8)
70 60 50
300m (#50)
40
30 20
10 0 0
10 0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Percent of Aggregate A
B. Stabilisasi Kimia
- Di tanah air kita lebih banyak didapatkan tanahtanah kohesip (tanah liat) - Tanah liat tsb tidak dapat distabilkan dengan cara stabilisasi mekanis - Untuk dapat memanfaatkan tanah liat tsb secara ekonomis, dipakailah stabilizing agent - Stabilizing agent untuk tanah liat antara lain Portland Cement, hydrated lime, bitumen, fly ash dll.
Cement (PC) yang ditambahkan ke tanah yang sudah dibuat pulverized (= mawur) Tanah yang akan distabilisasi dengan PC harus dapat dihancurkan dengan baik Tanah liat yang berupa gumpalan-gumpalan basah dan besar sukar dicampr dengan PC (banyak cement tidak sempat bereaksi dengan butir-butir tanah liat dan menyebabkan naiknya kadar cement yang diperlukan)
Untuk membatasai jumlah yang diperlukan, perlu mencampur tanah liat dengan kapur terlebih dahulu agar tanah tsb dapat mudah dimawurkan Termasuk didalam kategori ini adalah tanah liat dengan fraksi No.200 melebihi 50%, LL melebihi 50% dan PI > 25% Batas-batas yang dianjurkan: * Ukuran butir tanah max: 3 * Fraksi lewat ayakan No.4 50% * Fraksi lewat ayakan No.40 15% * Fraksi lewat ayakan No.200 50% * Liquid Limits (LL) 40% * Plasticity Index (PI) 18%
Soil cement ini terutama banyak dipakai pada base dan subbase Faktor yang mempengaruhi Soil Cement adalah: * Type tanah * Kadar Cement * Kondisi pencampuran dan pemadatan * Waktu Curing Faktor utama yang menentukan banyaknya cement adalah type dari pada tanah: * jika kadar cement terlalu sedikit soil improvement * Jika kadar cement cukup besar (Optimum), disamping perbaikan sifat tanah juga diharapkan dapat meningkatkan kekuatan tanah semula
* Ca CO3 ---------- CaO + CO2 (High Calcium Quick Lime) 900C CaO + H2O ------- Ca(OH)2 (Hydrated Lime Calcium = Calcium Hydroxide)
- Keduanya, High Calcium Lime dan Dolomitic Lime telah berhasil dipakai untuk stabilisasi tanah
Pada stabilisasi kapur terdapat 2 macam lime: Quick Lime dan Hydrated Lime Dengan Hydrated Lime, stabilisasi bisa dilaksanakan lebih mudah tetapi hasilnya kurang jika dibandingkan dengan dengan quick lime yang lebih efektif Perubahan fisik yang terjadi akibat stabilisasi dengan kapur pada tanah liat: * Plasticity Index akan berkurang * Plastic Limit akan bertamabah * Liquid Limit akan berkurang (PI = LL PL) * Sifat kembang dan susutnya berkurang * Strength bertambah
Pelaksanaan di lapangan sama dengan stabilisasi cement, hanya disini tidak ada batas waktu karena reaksi antara soil dan lime sangat lambat Banyaknya lime yang digunakan: 2 10 % berat Perbedaan pengaruh curing time pada compressive strength untuk silty clay:
U N C O N F I N E D
C O M P
480 360
12
28
32
36
12
16 20 Age (Days)
24
28
32
36
Aspal adalah suatu material yang bersifat adhesive (mempunyai daya rekat yang kuat) Kalau yang distabilisasi clay (tanah yang cohesive) tanah lebih water proof Kalau yang distabilisasi sand (tanah granular) bitumen akan merupakan bahan pengikat Ada 2 macam campuran: * Sand bitumen * Soil biumen
Sand Bitumen Type sand yang digunakan: well graded yang bebas clay Jika yang distabilisasi clean cohesionless sand maka perlu ditambah fines material untuk menambah angle of internal friction Type bitumen yang digunakan: cut back atau emulsion Soil Bitumen Type bitumen yang digunakan: Cut-back: RC, MC, SC Emulsion: MS, SS
Stabilisasi Tanah dengan Cement & Flay ash Fly ash dapat dibagi menjadi 2 kategori:
1. Fly ash class-C atau Self Hardening
* Fly ash dengan high calcium content * Akan bereaksi dengan air membentuk cementitious product tanpa penambahan lime 2. Fly Ash Class-F * Fly ash dengan low calcium content * Memerlukan penambahan lime dan / atau cement untuk membentuk cementitious product
Keuntungan menggunakan fly ash pada aplikasi geotechnical Engineering, seperti soil improvement untuk konstruksi jalan atau konstruksi embankment adalah dari segi: * ekonomi * lingkungan * selain mengurangi shrinkage-cracking problem pada penggunaan cement saja sebagai bahan stabilisasi