spesies yang menempati suatu habitat yang menggunakan sumberdaya dengan cara yang sama dan dipengaruhi oleh faktor-faktor alam. Kepadatan (densitas) populasi : jumlah individu suatu spesies per satuan luas atau volume. Berubah-ubahnya jumlah ikan tertentu sepanjang waktu dan ruang yang ada
Tujuan :
Memberikan saran tentang pemanfaatan
yang optimum sumberdaya hayati perairan seperti udang dan ikan. Manfaat Dinamika Populasi a. Dapat mengetahui kepadatan populasi ikan pada waktu tertentu b. Dapat ditetapkan intensitas penangkapan (fishing rate) atau derajat penangkapan yang ditetapkan. c. Upaya pencarian tingkat pemanfaatan yang dalam jangka panjang memberikan hasil tangkapan tertinggi ( MSY:
Konsep Stok
Sub
gugus dari suatu species yang mempunyai parameter pertumbuhan dan mortalitas yang sama dan menghuni suatu wilayah tertentu, umumnya dianggap sebagai unit taksonomi dasar. Menurut Cushing (1968), Ikan yang memiliki daerah pemijahan tunggal dimana hewan dewasanya akan kembali dari tahun ke tahun.
yang memiliki kumpulan gen yang sama, cukup terpisah yang menjamin pertimbangan sebagai sistem mandiri yang kekal. Prasyarat untuk identifikasi stok adalah : kemampuan memisahkan species yang berbeda. Karena banyaknya spesies apabila tidak dikuasai akan menimbulkan masalah.
Konsep Stok berkaitan erat dengan konsep parameter pertumbuhan dan mortalitas. Parameter Pertumbuhan Nilai numerik dalam persamaan dimana kita dapat memprediksi ukuran badan ikan setelah umur tertentu. Parameter Mortalitas a.Laju kematian hewan atau jumlah kematian per unit waktu. b.Mortalitas penangkapan kematian akibat penangkapan. c. Mortalitas alami kematian karena pemangsaan, penyakit dan tua.
SUB WILAYAH A
SUB WILAYAH B
Parameter Pertumbuhan dan Mortalitas di Sub wilayah A dan B harus sama atau dengan kata lain : Hewan di Sub wilayah A harus mempunyai laju pertumbuhan yang sama dengan hewan yang ada di Sub wilayah B. Hewan di Sub wilayah A harus mempunyai peluang kematian yang sama dengan hewan yang ada di Sub wilayah B.
Eksploitasi Perairan
Penangkapan optimal. Penangkapan kurang atau penangkapan lebih tidak kita inginkan, tetapi penangkapan ideal atau penangkapan yang optimal.
Faktor yang mempengaruhi penangkapan optimal:
Besarnya populasi ikan. Persentase ikan baru yang catchable (recuits)
Tiap populasi ikan mempunyai derajat intensitas penangkapannya yang optimal, sedang menaikkan atau menurunkan derjat intensitas akan memberikan hasil yang lebih kecil.
Dalam
mengusahakan kegiatan perikanan kita butuh keseimbangan (equilibrium). Jadi tidak perlu menambah : a. luas daerah penangkapan b. tenaga c. peralatan
Alat tangkap yang digunakan adalah jala yang sangat selektif, sehingga yang tertangkap betul-betul ikan tertentu dan yang kecil akan lolos.
Rumus yang digunakan Russell : W1 = W0 + (A + G) - (V + M) Dimana : W1 = Bobot total seluruh popolasi ikan pada akhir tahun W0 = Bobot semua ikan yang dapat tertangkap permulaan tahun A = Bobot total yang hidup dan bertambah berat karena pertumbuhan G = Bobot total pertumbuhan semua ikan yang tahun itu tidak tertangkap. V = Bobot total ikan yang sudah tertangkap pada tahun itu. M = Bobot total ikan yang mati karena alami.
Apabila (A+G)>(V+M), maka pada akhir tahun akan terdapat
ikan yang banyak, kalau (A + G) < (V + M), maka akhir tahun akan lebih kecil. Kalau (A+G) = (V+M) pada akhir tahun sama banyaknya
Prediksi besarnya penangkapan dan mortalitas Dilakukan dengan cara tagging pada sample ikan dengan klasifikasi catchable sebelum musim penangkapan. Setelah dilepaskan pada akhir musim penangkapan dilakukan pengangkapan lagi dan dihitung berapa jumlah ikan yang ditangkap lagi.
Contoh. Ikan yang ditandai : 1.000 ekor Ditangkap lagi : 800 ekor Pada saat musim ditangkap : 40.000 ekor Derajat penangkapan : 800 X 100% = 80 % 1000 Populasi ikan saat itu : 1000 X 40.000 ekor = 50.000
ekor 800
Untuk menghitung mortalitas penangkapan (V) =
= 20%
Mortalitas alami (M) = Mortalitas total mortalitas penangkapan Contoh : Mortalitas Total Pada tahun 1999 ikan ditandai sebanyak p Pada tahun 2001 ikan ditandai sebanyak q Pada akhir musim 2001 berapa ikan yang ditangkap kembali? Ikan p pada akhir tahun 2000 ditangkap sebanyak a.
Sedang pada akhir musim 2001 ikan yang ditangkap kembali sebanyak b. Maka pada permulaan tahun 2001 jumlah ikan yang ditandai masih ada q atau q kali jumlah yang ditangkap akhir tahun b
Kelompok ikan p pada tahun 2000 pun demikian pula keadaannya Pada permulaan tahun 2001 mereka ada q kalinya, jumlah pada akhir tahun 2001 b Jadi ada q x a. inilah ikan sisa dari jumlah p pada tahun 2001 yg ditandai. b
Peluang hidup Mortalitas Total m = 1 - qa bp
Contoh: Pada tahun 2002 sebelum musim penangkapan ikan ditandai 230 ekor (p). Setelah akhir musim penangkapan tahun 2003 ditangkap kembali 14 ekor (a) Pada tahun 2003 sebelum musi penangkapan ada ikan yang ditandai sebanyak 93 ekor (q).Dan setelah akhir musim pengkapan tahun 2003 ditangkap lagi 14 ekor (b)
Mortalitas Total
( 1 - qa ) jadi 1 93 x 14
= 137
X 100% = 60 %
Populasi
Individu (spesies)
POPULASI
Komunitas
Ekosistem
Lingkungan Populasi :
Kumpulan semua individu ikan dari spesies tertentu, penerusan generatif, atau kesempatan meneruskan gene di dalam seluruh populasi.
Ciri populasi :
berkembang biak (laju kelahiran), angka kematian (laju kematian), sistem reproduksi, struktur umur, distribusi dan struktur sosial.
Odum (1996) :Dasar-dasar Ekologi Kelompok kolektif organisme-organisme dari spesies yang sama (atau kelompok-kelompok lain di dalam mana individu-individu dapat bertukar informasi genetiknya) yang menduduki ruang atau tempat tertentu, memiliki berbagai ciri atau sifat yang merupakan milik unik dari kelompok dan tidak merupakan milik individu di dalam kelompok itu.
Bagian dari populasi yang di dalamnya secara genetis berdiri sendiri. meskipun ada perbedaan perbedaan kecil diantara sub populasi, perbedaan itu diturunkan kepada anaknya atau generasi berikutnya.
Cara Membedakan SUB POPULASI 1. Cara Anatomi, 2. Cara Physiologi, 3. Cara Biokimia, 4. Cara Sejarah hidup, 5. Dengan Metode Pemberian tanda
Cara ANATOMI
Cara anatomi terbagi menjadi : 1. Morphometrik : a)Bentuk-bentuk luar dari bagian tubuh b) struktur bagian dalam tubuh, 2. Meristik: sebagai dasar pembandingan adalah jumlah tertentu dari bagianbagian luar atau dalam tubuhnya jumlah jari-jari sirip lemah, sirip keras, sisik linea lateralis (garis sisi), tulang punggung, dlsb
Cara Physiology
dasar pembandingan adalah sifat-sifat pertumbuhan,
Biokimia
dasar pembandingan adalah antara lain sifat-sifat
darah dengan komponennya, sifat-sifat asam amino yang terdapat dalam urat daging
Sejarah hidup
Yang dipergunakan sebagai dasar pembandingan
adalah perbedaan waktu berpijah dan tempat berpijah Yang dipergunakan sebagai dasar pembandingan adalah perbedaan waktu berpijah dan tempat berpijah
Grup :
bagian dari populasi dengan sifat yang sangat berbeda, dimana keadaan dari perbedaan itu (phenotype/genotypenya) belum dapat ditentukan,kekurangan keterangan untuk itu.
Stock
Bagian dari populasi, dimana semua
anggotanya dikarakteristikkan oleh persamaanpersamaan yang tidak dapat diturunkan tapi dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Perjanjian internasional : kelompok ikan yang dapat dengan bebas dieksploitasi dan dikelola. Royce (1972) : populasi tunggal yang interbreed
Parameter
Parameter individu 1. Ukuran 2. Morfologi 3. Pertumbuhan dlm.panj/brt. 4. Natalitas 5. Mortalitas Parameter Populasi 1.Density(abudance) 2.Pola distribusi,struktur umur 3.Pertumbuhan jumlah/biomassa 4. Kecepatan/laju natalitas 5.Kecepatan/Laju mortalitas
volume. Kepadatan mutlak.250 kg per ha. Kepadatan nisbi. Membandingkan kepadatan ikan pada habitat yang berbeda. Kepadatan dipengaruhi oleh : Imigrasi Natalitas Emigrasi Mortalitas
yang melibatkan perhitungan dan penimbangan organisme di dalam petak contoh atau transek. 3. Metode menandai dan menangkap kembali (untuk hewan yang bergerak).
Imigrasi
Natalitas Mortalitas
Kepadatan
Emigrasi
Pola Distribusi Populasi tingkah laku individuindividu di dalam populasi terhadap faktor lingkungan
Vektoral : distribusi karena faktor lingkungan, contoh
daerah dengan salinitas tertentu akan dihuni oleh ikan yang tahan terhadap salinitas tersebut Reproduktif : berhubungan dengan reproduksi, baik sebelum, selama dan sesudah pemijahan. Acak (random atau stochastic): menyebar rata karena lingkungan uniform. Contagious: individu berkelompok, dinamakan pula underdispersion yang sinonim dengan superdispersion. Overdispersion: kelompok kecil hampir uniform dalam pembagian ruang, lebih jarang dari distribusi acak, Co-active : hasil dari kompetisi dua spesies yang
BIOLOGI PERIKANAN
KARTIKA WIDIA
Struktur Umur
Pengukur waktu untuk umur tahun Kelompok umur yang sama disebut Kohort
3. Postreproduksi
Status reproduktif ; 1. Populasi yang cepat muda2 2. Populasi yang stasioner merata 3. Populasi menurun tua-tua
menyusun data dalam bentuk suatu poligon atau piramida umur. 1. Piramida dengan dasar yang lebar muda > tua 2. Piramida bentuk genta . Muda = Tua 3. Piramida bentuk kendi .. Muda<Tua
Pertumbuhan Populasi
Arti : Pertambahan jumlah ikan dalam populasi
pemijahan telah terisi Terbatasnya tempat berpijah yg baik Persaingan yang terjadi pada larva Mati kelaparan krn persaingan makanan Terjadinya kanibalisme Ikan besar kurang mjd mangsa krn berukuran kecil Induk mudah terserang penyakit Waste product mempengaruhi tekanan reproduksi.
Hubungan antara karakteristik dan proses individu dengan karakteristik dan proses populasi disajikan sbb :
Karakteristik Individu Umur Fase Ukuran Jenis Kelamin Perilaku Proses Individu Pertumbuhan Perkembangan Makan Memakan Perbiakan Kematian
Ekologi Populasi Ekologi Populasi
Karakteristik Populasi Padat Populasi Sebaran Umur Nisbah Jenis Kelamin Sebaran dalam Ruang
Proses Populasi Pertumbuhan Populasi Pertumbuhan Populasi dalam Kompetisi Pertumbuhan Populasi Predator/Parasitoid
Individu-individu yang menyusun suatu populasi diasumsikan ekivalen secara ekologis yang berarti bahwa:
sama, 2) Semua individu pada fase tertentu dalam daur hidup populasi melakukan proses ekologis yang sama, 3) Dalam lingkungan yang sama, proses ekologis yang dilakukan oleh individu mempunyai laju yang sama.
kepadatan populasi (population density) yang diukur sebagai padat populasi. Menurut Southwood dan Henderson (2000), kepadatan populasi dapat dinyatakan sebagai kepadatan populasi mutlak, kepadatan populasi nisbi, dan indeks populasi. Kepadatan populasi mutlak menyatakan jumlah individu per satuan luas areal, misalnya jumlah individu per hektar lahan, atau jumlah individu per satuan habitat tertentu, misalnya jumlah individu per lembar daun. Kepadatan populasi yang dinyatakan per satuan habitat disebut pula intensitas populasi (population intensity). Kepadatan populasi nisbi menyatakan jumlah
diduga berdasarkan jumlah produk yang dihasilkan oleh individu yang bersangkutan, misalkan jumlah kotoran, kerusakan tanaman, dan sebagainya. Perubahan kepadatan populasi menyebabkan populasi bersifat dinamis dalam kaitan dengan waktu maupun ruang. Dinamika populasi (population dynamics) merupakan kajian mengenai perubahan kepadatan populasi yang terjadi, karena interaksi antar berbagai komponen dalam suatu sistem populasi. Pertumbuhan populasi merupakan proses populasi yang sangat penting dalam pengendalian hayati. Pertumbuhan populasi terjadi sebagai hasil interaksi antar berbagai komponen sistem populasi.
Menurut Berryman (1981), sistem populasi terdiri atas komponen utama sebagai berikut:
1) Populasi
itu sendiri, yang dapat dipilahkan berdasarkan kelompok umur, fase pertumbuhan, jenis kelamin, dsb. 2) Sumberdaya, yang dapat berupa makanan, tempat berlindung, tempat bersarang, ruang gerak, dsb. 3) Musuh alami, yang dapat berupa predator, parasitoid, patogen, antagonis, dsb. 4) Lingkungan fisik, yang dapat berupa
individu yang bersaing berasal dari populasi yang sama (spesies yang sama) 2) Kompetisi interspesifik bila individuindividu yang bersaing berasal dari populasi yang berbeda (spesies yang berbeda)
competition) bila individu-individu yang berkompetisi tidak mampu saling mengalahkan, sehingga sumberdaya yang ada digunakan dalam keadaan kekurangan secara bersama 2) Kompetisi kalah menang (contest competition) bila individu-individu tertentu mengalahkan yang lainnya untuk menggunakan sumberdaya yang dipersaingkan secara berkecukupan
Dinamika Populasi
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam perubahan
kepadatan populasi suatu mahluk hidupdapat dikaji melalui dua pendekatan: 1) Pendekatan faktor-proses bahwa faktor lingkungan tidak berpengaruh secara langsung terhadap kepadatan populasi melainkan berbagai proses populasi yang menentukan kepadatan populasi. Keuntungan dari pendekatan ini adalah dapat digunakan untuk menjelaskan dinamika populasi yang kompleks menyangkut interaksi antar berbagai komponen, termasuk waktu tunda serta umpan balik positif dan negatif. Kelemahannya adalah tidak dapat dijelaskan sebab-akibat yang langsung berkaitan dengan
2) Pendekatan
faktor-akibat bahwa perubahan kepadatan populasi merupakan akibat dari perubahan faktor lingkungan. Kelebihan dari pendekatan ini adalah dapat diberikan penjelasan sebab-akibat terhadap perubahan kepadatan populasi yang terjadi. Kelemahannya adalah menjadi sangat rumit jika hubungan sebab-akibat berlangsung beberapa tahap atau bila hubungan sebab-akibat mengalami penundaan
Dinamika
suatu sistem populasi harus dilihat sebagai rangkaian dari sejumlah keadaan (sequence of states). Keadaan harus dipandang sebagai abstraksi yang bermanfaat untuk membantu memahami dinamika. Mengingat suatu sistem populasi terdiri atas komponen-komponen maka suatu keadaan merupakan representasi dari kombinasi keadaan setiap komponen populasi. Misalnya keadaan sistem interaksi predator-mangsa ditentukan oleh keadaan kepadatan populasi pemangsa dan keadaan kepadatan populasi predator. Keadaan suatu sistem populasi dapat digambarkan dalam ruang dua dimensi dengan koordinat yang
Menduga Populasi
Memonitor perubahan parameter populasi seperti
kepadatan populasi dalam waktu tertentu merupakan dasar dari dinamika populasi, produksi dan pengelolaan perikanan yang rasional. Pendugaan populasi dapat dilakukan dengan dua cara : a. Pendugaan populasi dengan tanda. b.Pendugaan populasi dengan akustik
yang sebelah kanan yang sebelah kiri. Ada juga yang memotong sirip lainnya. Yang harus diperhatikan di mengerjakan pekerjaan ini ialah penjagaan agar akibat dari pemotongan itu jangan sampai menjadi tumbuh lagi, sehingga sukar mengenal sirip yang telah dipotong apabila ikan itu tertangkap lagi. Atau kalau tumbuh lagi bagian sirip yang dipotong hendaknya mudah di bagian yang tumbuh baru itu. Juga akibat dari pemotongan itu jangan berpengaruh besar ke tingkah laku ikan sehingga ikan itu tidak wajar atau mudah ditangkap oleh mangsanya. Pemberian lubang yang berbentuk bundar atau segi tiga dapat dilakukan pada tutup insang dengan menggunakan gegep kecil yang diatur khusus untuk keperluan itu. Tetapi hasilnya, adakalanya lubang yang telah dibuat tertutup kembali dengan baik. Ikan yang berlendir pada tutup insangnya seperti ikan bandeng, mungkin sedikit susah menerapkan metode ini.
b. Tagging pemberian tanda kepada tubuh ikan dengan membubuhkan benda-benda. Benda yang digunakan ialah benda-benda yang tidak mudah berkarat seperti perak, aluminium, nikel, plastik, ebonik, selluloid, dan lain-lain. Pada tag ini dapat diberi tanggal, nomor seri kode lainnya yang dapat memberi keterangan atau pesanan kepada yang menemukan yang mempunyai tag tersebut. Hal ini merupakan salah satu keuntungan dibanding marking sehingga memudahkan identifikasi individu yang telah diberi tag.
Bagian tubuh ikan yang biasa diberi tag ialah : Bagian kepala : tulang rahang bawah tutup insang Bagian tubuh : bagian depan sirip punggung bagian belakang sirip punggung bagian dalam tubuh bagian sirip lemak (adipose fin) batang ekor.