Anda di halaman 1dari 22

Modul Susah Buang Air Besar

Sistem Gastroenterohepatologi
Oleh

Kelompok 7 A
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Makassar 2013

Kelompok 7 A
Eka S. Nur Rahman Widya Hafsari Anita Oktaviani Lestary Fadiah Fathaniah Mustamin Ria Resky Khaerany Mohamad Fadel Maulana Al Qadri A. Sry Rahayu Muhammad Isya Ansyari Ananda Asmara Wahyu Andi Widana Iswara 110 211 0005 110 211 0017 110 211 0023 110 211 0060 110 211 0069 110 211 0076 110 211 0092 110 211 0103 110 211 0126 110 211 0130 110 211 0147

Skenario
Seorang ibu umur 55 tahun datang ke dokter dengan keluhan susah buang air besar selama 1 tahun terakhir, pasien selalu bantu mengeluarkan feses menggunakan tangannya. Kadang feses keras, kadang lunak disertai lendir dan darah. Pasien sering mengeluhkan nyeri perut yang melilit jika buang air besar . Nafsu makan kurang dan penurunan berat badan, pasien terlihat lemas dan pucat

Kata / Kalimat Kunci


Wanita 55 tahun Susah buang air besar selama 1 tahun terakhir Bantu mengeluarkan feses dengan tangan Feses kadang keras, kadang lunak disertai lendir dan darah Nyeri perut yang melilit jika akan buang air besar Nafsu makan kurang Berat badan menurun Lemas dan pucat

Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rectum


Ketika gelombang peristaltik mendorong feces kedalam colon dan rectum, Saraf sensorik dalam rectum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap sensasi ingin defek. Defek biasanya dimulai oleh 2 refluks : a. Intrinsik b. Parasimpatis

Tinja terdorong ke arah rectum Kontraksi otot kolon

Makanan masuk ke kolon

Rectum menegang

Refleks defekasi Sfingter ani interna relaksasi dan rectum serta colon sigmoid berkontraksi kuat

Defekasi

Sfingter ani internus relaksasi

Saraf (@rectum)

Spinal cord (sakral 24)

Kembali ke colob descendens, sigmoid dan rectum

Golombang peristaltik meningkat

Sphinter ani eksternal tenang

Duduk (@toilet)

Refleks defekasi intrinsik

Sphinter ani interna lemah

Kontraksi otot-otot
Perut & diaphragma Tekanan abdominal meningkat

Kontraksi muskulus levator ani di dasar panggul

2. Tuliskan patomekanisme konstipasi !


Makanan masuk ke kolon Kontraksi otot kolon Tinja terdorong ke arah rectum Rectum menegang Merangsang reseptor regang pada dinding rectum Refleks defekasi
Ketidakpekaan rectum merasakan adanya feses

Kontraksi colon terlalu perlahan dan malas Tinja kearah colon terllalu lama Penyerapan air pada colon berlebihan

Sfingter ani interna relaksasi dan rectum serta colon sigmoid berkontraksi kuat Sfingter ani internus relaksasi Defekasi

Tinja keras dan kering

Feses menumpuk dan mengeras

Konstipasi

Konstipasi

Nafsu makan menurun: Psikologis pasien Berat badan menurun : Nafsu makan asupan KH, Lemak, Protein zat gizi sumber energi pembakaran dari dalam tubuh BB

Lemas dan pucat : Nafsu makan Asupan zat besi & Vit B12 Anemia Eritrosit pucat Hb O2 ke jaringan metabolisme anaerob ATP / energi << tubuh pasien menjadi lemas

Konstipasi: - peningkatan absorpsi cairan di kolon dgn transit normal - melambatnya transit dengan absorpsi normal - gangguan defekasi dimana peristaltik kolon non fungsional Tekanan pada feses yang berlebihan menyebabkan timbulnya kongesti vena hemoroidalis interna dan eksterna Daerah anorektal sering merupakan tempat terjadinya abses dan fistula. Kanker kolon dan rectum merupakan kanker saluran cerna yang paling sering terjadi.

Perdarahan dapat berupa : hematokezia, melena, darah samar. Pada perdarahan yang ditandai dengan nyeri abdomen, penurunan berat badan dan anoreksia, limfadenopati atau massa yang teraba berkaitan dengan keganasan.

PERUT MELILIT(RASA SAKIT ATAU NYERI DI BAG. PERUT SAJA)


PENYEBAB

Usaha tubuh untuk mengeluarkan feses secara maksimal Mengedan sekuat mungkin Menekan organ intra abdomen Menekan reseptor nyeri pada abdomen Perut melilit

Ukuran perut meningkat dari dalam


Mengurangi ruang bebas di dalam perut

Perut terasa penuh

Menekan reseptor nyeri

Pengurangan respon motorik sigmoid

Menurunnya kekuatan otot polos

Pengurangan rangsangan saraf

Lansia

Menurunnya tous sfingter

Meningkatnya kadar plasma beta-endorfin

Konstipasi dapat menimbulkan beberapa penyakit : hemoroid fisura ani prolaps rektal ulkus sterkoral gangguan fungsi serebrovaskuler dan jantung Megacolon Imfaksi fekal Hipertensi arterial

Anamnesis

Identitas KU sejak kapan, apakah menggunakan alat bantu, sudah di obati, konsistensi tinja, disertai nyeri atau gejala lain Terpimpin Mual muntah, Nyeri abdomen, dll Sistematis Pusing, Demam, Penurunan berat badan, Lemas, dll Riwayat penyakit masa lalu dan Riwayat Keluarga

-Pemeriksaan fisik

Massa intraabdomen, peristaltik usus, tanda Pembedahan sebelumnya, distensi usus, dll

Pemeriksaan laboratorium Diperhatikan warna, bentuk, besarnya dan konsistensi dari masa feses Kimia darah kelainan metabolik Fungsi tiroid Hipotiroid - Pemeriksaan Radiology Foto polos Jumlah tinja, fecal impaction, Obstruksi usus, Fecalith Barium enema - Pemeriksaan lain-lain Rectosigmoidoskopi (pemasukan kamera) Defecography (kelainan defekasi) Manometry (tonus sfingter usus), dll
-

Penyakit Hemoroid

Defenisi kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di daerah anorektal

Etiologi etiologi hemoroid sampai saat ini belum diketahui secara pasti

Gejala Klinis a. Hemoroid internal 1. Prolaps dan keluarnya mukus. 2. Perdarahan. 3. Rasa tak nyaman. 4. Gatal. b. Hemoroid eksternal 1. Rasa terbakar. 2. Nyeri ( jika mengalami trombosis). 3. Gatal.

Patomekanisme sel mast, melalui mediator dan sitokin yang dikeluarkan oleh granul sel mast. Pada vasokonstriksi terjadi peningkatan vasopermeabilita s dan kontraksi otot polos yang diinduksi oleh histamin dan leukotrin. vena submukosal meregang akibat dinding PD pada hemoroid melemah, akan terjadi ekstravasasi sel darah merah dan perdarahan akut.

Penatalaksanaan Konservatif: konsumsi serat, laksatif, menghindari obatobatan yang menyebabkan kostipasi seperti kodein . Kombinasi anestesi lokal, kortikosteroid & antiseptik Observatif: Skleroterapi, Rubber band ligation, Infrared thermocoagulation, dll.

Penyakit Irritable bowel Syndrome

Defenisi Gangguan faal saluran cerna berkitan dengan psikosomatik

Etiologi : factor motilitas saluran cerna, factor psikis atau psikososial, factor sensitivitas visceral, dan factor substansi dalam lumen yang merangsang motilitas kolon. Diduga factor infeksi saluran cerna dapat pula menyebabkan timbulnya SKI. masukan yang tinggi lemak, suatu sejarah keluarga dari kanker kolorektal dan polip-polip, kehadiran dari polip-polip di usus besar, dan radang usus besar karena borok yang kronis

Gejala Klinis Nyeri (kolik/tajam), rasa tdk enak di perut, gangguan pola defekasi (diare/konstipasi), sering kambuh, tidak lampias setelah defekasi, feses +lendir dan darah, distensi abdomen, sering flatus, gejala buruk progresif

Patomekanisme factor motilitas saluran cerna, psikis atau psiko-sosial, sensitivitas visceral, substansi dalam lumen yg rangsang motilitas kolon, infeksi

Penatalaksanaan diet, psikoterapi, dan medikamentosa. Obatobat psikotropik seperti anti ansietas atau anti depresan

Kanker Kolorectal

Kanker kolorektal adalah . Tumortumor usus besar dan rektum adalah pertumbuhanpertumbuhan yang datangnya dari dinding dalam dari usus besar. Tumortumor ramah dari usus besar disebut polippolip (polyps).

kelelahan, kelemahan, sesak napas, perubahanperubahan pada kebiasaankebiasaan usus besar, feces-feces yang sempit (kecil), diare atau sembelit, darah merah atau hitam pada feces, kehilangan berat badan, sakit perut, kejang-kejang, atau kembung

Polip ramah berkembang menjadi sel kanker, merusak jaringan pada organorgan yang berdekatan, sel kanker pecah dan keluar menyebar di bagian tubuh

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Colok dubur (pemeriksaan darah pada feses ) Colonoscopy Sigmoidoscopy Konsulatasi Dan Tes Genetik Diet rendah lemak, tinggi serat pembedahan

Gejala klinik Jenis kelamin


usia Susah BAB 1 tahun terakhir Pengeluaran feses manual Feses keras, lunak, lendir, berdarah Nyeri perut Nafsu makan kurang Bb turun Lemas dan pucat

Hemoroid Blm diketahui


Usia 50-an + Kronik +/Feses keras, berdarah, lendir + + + +

IBS 14-24% wanita dan 5-19% pria


Rata-rata pada umur 35 tahun + kronik + + + + + +

Kanker kolorectal >


Diatas 40 tahun + Kronik +/+, darah samar + + + +

1. Diet secara sehat 2. Cukup minum air dan olahraga

Anda mungkin juga menyukai